Definisi : Apendisitis adalah peradangan dari apendiks
vermivormis, dan merupakan penyebab abdomen akut PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK : Terdiri
yang paling sering. Apendistits sebabkan oleh infeksi Analisa urin bertujuan untuk mendiagnosa batu pada Appendikss karena tersumbatnya lumen oleh ureter dan kemungkinan infeksi saluran kemih fekalith (batu feces), hiperplasi jaringan limfoid, dan sebagai akibat dari nyeri perut bawah. cacing usus. Obstruksi lumen merupakan penyebab Pengukuran enzim hati dan tingkatan amilase utama Apendisitis. membantu mendiagnosa peradangan hati, kandung empedu, dan pankreas. Serum Beta Etiologi : Apendisitis belum ada penyebab yang Human Chorionic Gonadotrophin (B-HCG)
pasti atau spesifik tetapi ada factor prediposisi untuk memeriksa adanya kemungkinan
yaitu: 1. Faktor yang tersering adalah obstruksi kehamilan.
lumen.( Hiperplasia kanker/neoplasma fekalit
PENATALAKSANAAN : Pada benda asing peradangan Infeksi kuman) 2. penatalaksanaan post operasi Bentuk appendiks yang abnormal apendiktomi dibagi menjadi tiga (Brunner & Suddarth, 2010), yaitu: Sebelum operasi Dalam 8-12 jam setelah munculnya MANIFESTASI KLINIS : gejala-gejala keluhan perlu diobservasi ketat karena permulaan pada apendisitis yaitu nyeri atau tanda dan gejala apendisitis belum perasaan tidak enak sekitar umbilikus diikuti jelas. Pasien diminta tirah baring dan anoreksia, nausea dan muntah, ini berlangsung dipuasakan lebih dari 1 atau 2 hari. Dalam beberapa jam nyeri Antibiotik yang menjadi pilihan untuk bergeser ke nyeri pindah ke kanan bawah dan appendicitis adalah antibiotik spektrum menunjukkan tanda rangsangan peritoneum lokal luas yang mencakup bakteri aerob dan di titik Mc. Burney, nyeri rangsangan peritoneum anaerob. tidak langsung, nyeri pada kuadran kanan bawah Operasi saat kuadran kiri bawah ditekan, nyeri pada Operasi / pembedahan untuk kuadran kanan bawah bila peritoneum bergerak mengangkat apendiks yaitu seperti nafas dalam, berjalan, batuk, dan apendiktomi. Apendiktomi harus segera mengedan, nafsu makan menurun, demam yang Defisit nutrisi (D.0019) b/d ketidakmampuan mencerna makanan, ketidakmampuan dilakukan untuk menurunkan resiko tidak terlalu tinggi, biasanya terdapat konstipasi, mengabsorbsi makanan, faktor psikologis perforasi. tetapi kadang-kadang terjadi diare.Tungkai yang (nausea dan muntah) Tujuan : Setelah dilakukan intervensi selama 1 Setelah operasi mengalami DVT terasa hangat x 24 jam, maka status nutrisi pasien Dilakukan observasi tanda-tanda vital membaik. (L.03030) untuk mengetahui terjadinya Kriteria hasil : perdarahan di dalam, hipertermia, syok Nyeri abdomen menurun IMT (indeks massa tubuh) pasien membaik atau gangguan pernafasan. Baringkan Frekuensi makan membaik klien dalam posisi semi fowler. Klien Bising usus membaik Nyeri akut (D.0077) b/d agen pencedera Hipertermi (D.0130) b/d proses penyakit Nafsu makan membaik dikatakan baik apabila dalam 12 jam fisiologis (infeksi appendiks) (infeksi/kanker) Intervensi : tidak terjadi gangguan, selama itu klien Tujuan : Setelah dilakukan intervensi selama 1 x Tujuan : Setelah dilakukan intervensi selama 1 x 3 Manajemen nutrisi (I.08238) 30 menit, maka status tingkat nyeri pasien jam, maka status termoregulasi pasien membaik. Observasi: dipuasakan sampai fungsi usus kembali menurun. (L.08066) (L.14134) 3.1 Identifikasi status nutrisi normal. Kriteria hasil : Kriteria hasil : 3.2 Identifikasi alergi dan intoleransi 1. Frekuensi nadi pasien membaik Suhu tubuh pasien membaik makanan 2. Pola nafas pasien membaik Pasien tidak pucat 3.3 Identifikasi makanan yang disukai 3. Tekanan darah pasien membaik Frekuensi nadi pasien membaik 3.4 Identifikasi kebutuhan nutrisi dan jenis 4. Keluhan nyeri pasien menurun Frekuensi nafas pasien membaik nutrient Intervensi : Intervensi : 3.5 Monitor asupan makanan Manajemen nyeri (I.08238) Manajemen termoregulasi (I.08238) 3.6 Monitor berat badan Observasi: Observasi: Terapeutik: 1.1 Identifikasi lokasi, Karakteristik, durasi, 2.1 Identifikasi penyebab hipertermia (dehidrasi, 3.7 Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi frekuensi, kualitas, intensitas nyeri infeksi) protein 1.2 dentifikasi skala nyeri 2.2 Monitor suhu tubuh Edukasi: 1.3 Identifikasi factor memperberat dan 2.3 Monitor kadar elektrolit pasien 3.8 Anjuran posisi duduk, jika perlu memperingan nyeri 2.4 Monitor haluaran urin 3.9 Ajarkan diet yang diprogramkan Terapeutik: 2.5 Monitor kompikasi hipertermia Kolaborasi: 1.4 Fasilitasi istirahat dan tidur Terapeutik: 3.10 Kolaborasi pemberian medikasi sebelum Edukasi: 2.6 Sediakan lingkungan yang sejuk makan ( missalnya pereda nyeri, 1.5 Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu 2.7 Longgarkan atau lepaskan pakaian antlemetik), jika perlu nyeri 2.8 Berikan oksigen, jika perlu 3.11 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk 1.6 Jelaskan strategi meredakan nyeri Edukasi: menentukan jumlah kalori dan jenis Kolaborasi: 2.9 Anjuran tirah baring nutrien yang dibutuhkan, Jika perlu 1.7 Kolaborasi pemberian farmakologis 2.10 Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit (analgetik) intravena, Jika perlu Resiko ketidakseimbangan cairan (D.0036) b/d Ansietas (D.0080) b/d krisis situasional, Defisit pengetahuan (D.0111) b/d kurang Resiko infeksi (D.0142) b/d efek prosedur invasif disfungsi intestinal kekhawatiran mengalami kegagalan, kurang terpapar informasi Tujuan : Setelah dilakukan intervensi selama 1 Tujuan : Setelah dilakukan intervensi selama 1 x terpapar informasi Tujuan : Setelah dilakukan intervensi selama 1 x 3 x 24 jam, maka tingkat infeksi pasien 24 jam, maka status keseimbangan cairan pasien Tujuan : Setelah dilakukan intervensi selama 1 x 1 jam, maka status tinkat pengetahuan pasien dan menurun. (L.14137) meningkat. (L.05020) jam, maka status tingkat ansietas pasien dan keluarga membaik. (L.12111) Kriteria hasil : Kriteria hasil : keluarga menurun. (L.09093) Kriteria hasil : 1. Demam pasien menurun Tekanan darah pasien membaik Kriteria hasil : 1. Pola tidur pasien membaik 2. Kemerahan pasien menurun Tugor kulit pasien membaik 1. Frekuensi pernapasan pasien membaik 2. Pasien dan keluarga tidak merasa kebingungan 3. Nyeri pasien menurun Keluaran urin dan cairan pasien membaik 2. Frekuensi nadi pasien membaik 3. Pasien dan keluarga tidak merasa khawatir 4. Bengkak pasien menurun Membran mukosa pasien membaik 3. Tekanan darah pasien membaik 4. Pasien dan keluarga tidak merasa gelisah dan 5. Kadar sel darah putih pasien membaik Intervensi : 4. Pola tidur pasien membaik tegang 6. Kebersihan pasien meningkat Manajemen cairan (I.03098) 5. Pasien dan keluarga tidak merasa kebingungan Intervensi : Intervensi : Observasi: 6. Pasien dan keluarga tidak merasa khawatir Edukasi kesehatan (I.12383) Pencegahan infeksi (I.14539) 4.1 Monitor status hidrasi (misal frekuensi nadi, 7. Pasien dan keluarga tidak merasa gelisah dan Observasi: Observasi: kekuatan nadi, akral, pengisian tegang 6.1 Identifikasi kesiapan dan kemampuan 7.1 Monitor tanda dan gejala infeksilokal dan kaliler,kelebapan mukosa, tugor kulit, Intervensi : menerima informasi sistemik tekanan darah) Reduksi ansietas (I.09314) Terapeutik : Terapeutik: 4.2 Monitor hasil pemeriksaan labolatorium Observasi: 6.2 Seduajab materi dan media pendidikan 7.2 Batasi jumblah pengunjung Terapeutik: 5.1 Identifikasi saat tingkat ansieras berubah kesehatan 7.3 Berikan perawatan kulit 4.3 Catat intake-output dan hitung balans cairan 5.2 Identifikasi kemamopuan mengambil 6.3 Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai 7.4 Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak 24 jam keputusan kesepakatan dengan pasien dan lingkungan pasien 4.4 Berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan 5.3 Monitor tanda-tanda ansietas 6.4 Berikan kesempatan untuk bertanya 7.5 Pertahankan teknik aseptik pada pasien 4.5 Berikan cairan intravena jika perlu Terapeutik: Edukasi: beresiko tinggi Kolaborasi 5.4 Ciptakan suasana terapeutik untuk 6.5 Jelaskan faktor resiko yang dapat Edukasi: 4.6 Kolaborasi pemberian diuretik, jika perlu menumbuhkan kepercayaan mempengaruhi kesehatan 7.6 Jelaskan tanda dan gejala infeksi 5.5 Temani pasien untuk mengurangi 7.7 Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar kecemasan, jika perlu 7.8 Ajarkan cara memeriksa kondisi luka dan 5.6 Pahami situasi yang membuat ansietas luka operasi 5.7 Dengarkan dengan penuh perhatian 7.9 Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi dan 5.8 Motivasi mengidentifikasi situasi yang cairan memicu kecemasan Kolaborasi: 5.9 Diskusikan perencanaan realistis tntang 7.10 Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu peristiwa yang akan datang Edukasi: 5.10 Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang akan dialami 5.11 Informasikan secara faktual mengenai diagnosis, pengobatan, dan prognosis 5.12 Amjurkan mngungkapkan perasaan dan pressepsi