Nama : M.

Yusuf Ardha Willy WOC Kejang Demam klasifikasi

Nim : 19216091
kejang demam adalah kejang yang terkait dengan gejala demam dan usia, serta tidak
Nama :Muhammad Arief Rahman
Hakim didapatkan infeksi intrakranial ataupun kelainan lain di otak.(Dewanti et al., 2016) 1. Kejang Tonik adalah kejang
ini biasanya terdapat pada
Nim: 19216106 bayi baru lahir dengan berat
Manifetasi klinis badan rendah dengan masa
Infeksi virus
kehamilan kurang dari 3-4
Pengertian 1. Baringkan anak dilantai minggu dan bayi dengan
2. Miringkan posisi tubuh anak
Klasifikasi
komplikasi prenatal berat.
agar muntah atau air liur
Infeksi bakteri 2. Kejang klonik adalah dapat
Penyebab
dapat keluar dari rongga
mulut, serta mencegah berbentuk
Manifestasi klinis lidah menyumbat saluran fokal,unilateral,bilateral
pernapasan. Influenzadan virus yang dengan pemulaan fokal dan
Pemeriksaan penunjang
3. Longgarkan pakaian anak menyebabkan roseola multifokal yang berpindah-
Diagnosa kpeperawatan dan jangan menaruh apa
pindah.
pun pada mulut anak untuk
Diagnosa medis 3. Kejang mioklonik adalah
mencegah tergigitya
pernapasan. gerakan ekstensi dan fleksi
Perjalana penyakit Pemerikasaan penunjang
4. Hitung durasi terjadinya lengan atau keempat
Intervensi keperawatan kejang demam dan 1. Elektroensefalogram (EEG) anggota gerak yang
Daftar pustaka
perhatikan tingkah laku 2. Pemindaian CT berulang dan terjadinya
anak saat kejang. cepat.
3. Magneti resonance imaging (MRI)
4. Pemindain positron emission
Kejang demam
tomography (PET)
5. Uji lobaratorium
Rangsangan mekanikdan
biokimia gangguan
Resiko kejang berulang Daftar pustaka
Infeksi bakteri virus dan keseimbangan cairan elektrolit
parasit Buku sdki slki siki
Pengobatan perawatan persatuan perawat
Perubahan konsentrasi diruang
kondisi,prognosis nasional Indonesia ( PPNI
ekstraseluler
edisi 1)
Reaksi inflamasi
Dewanti, A., Widjaja, J. A.,
Ketidakseimbangan potensial
Kurang informasi, kondisi Tjandrajani, A., & Burhany,
membrane ATP ASE A. A. (2016). Kejang
prognosis/pemgobatan dan
Demam dan Faktor yang
perawatan Mempengaruhi Rekurensi.
Proses demam
Defusi NA” dan K” Sari Pediatri, 14(1), 57.
https://doi.org/10.14238/sp14
.1.2012.57-61
Hipertermia (D.0130 ) Kesiapan peningkatan
Kejang Fuadi, F., Bahtera, T., &
pengetahuan ( D.0113) Wijayahadi, N. (2016).
SLKI ( Termogulasi ) Faktor Risiko Bangkitan
Kejang Demam pada Anak.
Kriteria hasil : Resiko cedera (D.0136) Sari Pediatri, 12(3), 142.
SLKI (Manajemen kesehatan) https://doi.org/10.14238/sp12
-Kejang ( Menurun )
.3.2010.142-9
SLKI ( Tingkat cedera ) Kriteria hasil :
-Suhu tubuh ( Membaik )
-melakukan tindakan untuk mengurangi faktor Ismet, I. (2017). Kejang
Kriteria hasil :
-Tekanan darah ( Membaik ) resiko (cukup meningkat ) Demam. Jurnal Kesehatan
-kejadian cedera (cukup meningkat) Melayu, 1(1), 41.
SIKI ( Manajemen Hiperttermia ) -Menerapkan program perawata ( cukup https://doi.org/10.26891/jkm.
meningkat )
-Luka/lecet (Meningkat) v1i1.13
Observasi :
-Aktivitas hidup sehari – hari efektif memenuhi
-Fraktur (cukup Meningkat ) tujuan kesehatan ( cukup meningkat )
-Identifikasi penyebab hipertermia
SIKI (Pemantaun resiko jatuh) SIKI (Edukasi kesehatan )
-Monitor suhu tubuh
Observasi : Obbservasi :
-Monitor komplikasi akibat hipertermia
-Identifikasi perlaku dan faktor yang -identifikasi kesiapan dan kemampuan informasi
Teurapeutik :
mempernagruhi resiko jatuh
-identikasi faktor-faktor yang
-Sediakan lingkungan yang dingin
-Identikasi riwayat jatuh dapatmeningkatkan dan menurunkan motivasi
perilaku hidup bersih dan sehat
-Basahi dan kipasi permukaan tubuh
-identifikasi defisi kognitif atau fisik pasien yang
dapat meningkatkan potensi jatuh dilingkungan Terapeutik :
-Berikan cairan oral tertentu.
-sediakan materi dan media pendidikan
Edukasi : Terapetik : kesehatan

-Ajurkan tirah baring -Atur interval pemantauan sesuai kondisi pasien -jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan
Kolaborasi : Edukasi :
Edukasi :
-Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit -Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
inravena,jika perlu -jelaskan faktor resiko yang dapat
mempernagruhi kesehatan