Anda di halaman 1dari 8

ANALISA TINDAKAN

Dosen Pengampu : Ns. Lalu M. Panji Azali M.Kep

Oleh :
Nur Aeni Khasanah
NIM SN201184

PROGRAM STUDI PROFESI NERS PROGRAM PROFESI


UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
2020/2021
LAPORAN ANALISIS SINTESIS TINDAKAN
Analisis Sintesis Tindakan Relaksasi Napas Dalam

Hari : Rabu
Tanggal : 13 Januari 2021
Jam : 10.30 wib

A. Keluhan Utama
Klien mengatakan nyeri dikaki sebelah kanan
B. Diagnosis medis
Asam Urat
C. Diagnosis keperawatan
Nyeri Kronis berhubungan dengan kondisi muskuloskeletal dibuktikan
dengan pasien mengeluh nyeri (D.0078)
D. Data yang mendukung diagnosis keperawatan
DS : klien mengatakan nyeri dikaki sebelah kanan
P: klien mengatakan nyeri karena asam urat dan banyak aktivitas
Q: seperti ditusuk-tusuk
R: nyeri di kaki sebelah kanan
S: skala 5
T: hilang timbul
DO : klien tampak meringis menahan sakit
Klien tampak memegang kaki
E. Dasar pemikiran
1) Definisi
Gout Arthritis merupakan salah satu penyakit inflamasi sendi yang
paling sering ditemukan yang ditandai dengan penumpukan Kristal
Monosodium Urat di dalam ataupun di sekitar persendian. Monosodium
Urat ini berasal dari metabolisme Purin. Hal penting yang
mempengaruhi penumpukan Kristal Urat adalah Hiperurisemia dan
supersaturasi jaringan tubuh terhadap Asam Urat. Apabila kadar
Asam Urat di dalam darah terus meningkat dan melebihi batas ambang
saturasi jaringan tubuh, penyakit Gout Arthritis ini akan memiliki
manifestasi berupa penumpukan Kristal Monosodium Urat secara
Mikroskopis maupun Makroskopis berupa Tofi (Zahara, 2013).
Gout Arthritis adalah penyakit sendi yang diakibatkan oleh
tingginya kadar Asam Urat dalam darah. Kadar Asam Urat yang
tinggi dalam darah melebihi batas normal yang menyebabkan
penumpukan Asam Urat di dalam persendian dan organ lainnya
(Susanto, 2013).
2) Etiologi
Secara garis besar penyebab terjadinya Gout Arthritis disebabkan
oleh faktor primer dan faktor sekunder, faktor primer 99% nya belum
diketahui (Idiopatik). Namun, diduga berkaitan dengan kombinasi
faktor genetik dan faktor hormonal yang menyebabkan gangguan
metabolisme yang dapat mengakibatkan peningkatan produksi Asam
Urat atau bisa juga disebabkan oleh kurangnya pengeluaran Asam
Urat dari tubuh. Faktor sekunder, meliputi peningkatan produksi
Asam Urat, terganggunya proses pembuangan Asam Urat dan
kombinasi kedua penyebab tersebut. Umumnya yang terserang Gout
Artritis adalah pria, sedangkan perempuan persentasenya kecil dan baru
muncul setelah Menopause. Gout Artritis lebih umum terjadi pada laki-
laki, terutama yang berusia 40-50 tahun (Susanto, 2013).
Menurut Fitiana (2015) terdapat faktor resiko yang mempengaruhi Gout
Arthritis adalah :
a) Usia
Pada umumnya serangan Gout Arthritis yang terjadi pada
laki-laki mulai dari usia pubertas hingga usia 40-69 tahun,
sedangkan pada wanita serangan Gout Arthritis terjadi pada usia
lebih tua dari pada laki-laki, biasanya terjadi pada saat Menopause.
Karena wanita memiliki hormon estrogen, hormon inilah yang
dapat membantu proses pengeluaran Asam Urat melalui urin
sehingga Asam Urat didalam darah dapat terkontrol.
b) Jenis kelamin
Laki-laki memiliki kadar Asam Urat yang lebih tinggi
dari pada wanita, sebab wanita memiliki hormon ektrogen.
c) Konsumsi Purin yang berlebih
Konsumsi Purin yang berlebih dapat meningkatkan kadar Asam
Urat di dalam darah, serta mengkonsumsi makanan yang
mengandung tinggi Purin.
d) Konsumsi alkohol
e) Obat-obatan
Serum Asam Urat dapat meningkat pula akibat Salisitas dosis
rendah (kurang dari 2-3 g/hari) dan sejumlah obat Diuretik, serta
Antihipertensi.
3) Manifestasi Klinis
Terdapat empat stadium perjalanan klinis Gout Arthritis yang tidak
diobati (Nurarif, 2015) diantaranya:
a) Stadium pertama adalah Hiperurisemia Asimtomatik. Pada stadium
ini Asam Urat serum meningkat dan tanpa gejala selain dari
peningkatan Asam Urat serum.
b) Stadium kedua Gout Arthritis Akut terjadi awitan mendadak
pembengkakan dan nyeri yang luar biasa, biasanya pada sendi ibu
jari kaki dan sendi Metatarsofalangeal.
c) Stadium ketiga setelah serangan Gout Arthritis Akut adalah tahap
Interkritikal. Tidak terdapat gejala-gejala pada tahap ini, yang dapat
berlangsung dari beberapa bulan sampai tahun. Kebanyakan orang
mengalami serangan Gout Arthritis berulang dalam waktu kurang
dari 1 tahun jika tidak diobati.
d) Stadium keempat adalah tahap Gout Arthritis Kronis, dengan
timbunan Asam Urat yang terus meluas selama beberapa tahun jika
pengobatan tidak dimulai. Peradangan Kronis akibat Kristal-kristal
Asam Urat mengakibatkan nyeri, sakit, dan kaku juga pembesaran
dan penonjolan sendi.
F. Prinsip tindakan keperawatan
A. Fase Orientas
1) Memberi salam/menyapa pasien
2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan tujuan tindakan
4) Menjelaskan langkah prosedur tindakan
5) Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
B. Fase Kerja
1) Mencuci tangan
2) Menjaga privacy pasien
3) Mempersiapkan pasien
4) Meminta pasien meletakan satu tangan di dada dan satu tangan
diabdomen
5) Melatih pasien melakukan nafas perut ( menarik napas dalam
melalui hidung hingga 3 hitungan, jaga mulut tetap tertutup)
6) Meminta pasien merasakan mengembangnya abdomen ( cegah
lengkung pada punggung )
7) Meminta pasien menahan nafas sehingga 3 hitungan
8) Meminta menghembuskan nafas perlahan dalam 3 hitungan ( lewat
mulut bibir seperti meniup )
9) Meminta pasien merasakan mengempisnya abdomen dari kontraksi
dari otot
10) Menjelaskan kepada pasien untuk melakukan latihan ini bila
mengalami nyeri
11) Mencuci tangan
C. Fase Terminasi
1) Melakukan evaluasi
2) Menyampaikan rencana tindak lanjut
3) Berpamitan dengan pasien
4) Cuci tangan
G. Analisis tindakan
Teknik relaksasi nafas dalam adalah tindakan asuhan keperawatan,
yang dalam hal ini perawat mendidik pasien bagaimana melakukan teknik
pernapasan dalam, lambat bernapas (tahan inspirasi semaksimal mungkin)
dan cara menghembuskan napas perlahan. Sebagai tambahannya
mengurangi intensitas nyeri, pernapasan dalam teknik relaksasi juga bisa
memperbaiki paru-paru ventilasi dan meningkatkan oksigenasi darah.
Terapi non-farmakologis dalam hal ini teknik relaksasi pernapasan dalam
dapat mengurangi intensitas nyeri. teknik relaksasi sendiri adalah teknik
yang efektif untuk mengontrol rasa tidak nyaman dan nyeri.
H. Bahaya dilakukannya tindakan
Berdasarkan jurnal bahwa terapi ini akan memberikan efek untuk
mengurangi rasa nyeri. Pemberian relaksasi nafas dalam bisa dilakukan
secara mandiri oleh pasien namun pemberian relaksasi nafas dalam yang
diawasi mungkin lebih efektif daripada latihan pernapasan yang diarahkan
sendiri. Sehingga rasa nyaman pasien dan manfaat dari latihan pernapasan
bisa dirasakan secara maksimal.

I. Tindakan keperawatan lain yang dilakukan


1. Memberikan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri (misal,
hipnosis, akupresure, terapi musik, terapi pijat, aromaterapi, guide
imagery dan kompres hangat/dingin)
2. Menganjurkan untuk istirahat atau tidur
3. Kolaborasi pemberian analgetik
J. Hasil yang didapatkan setelah dilakukan tindakan
S : Klien mengatakan nyeri dikaki sebelah kanan
P : klien mengatakan nyeri karena asam urat dan banyak aktivitas
Q: seperti sakit gigi
R: nyeri dikaki sebelah kanan
S: skala 3
T: hilang timbul
O : Klien tampak meringis
A : masalah nyeri kronis teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
 Memfasilitasi istirahat dan tidur
 Memberikan tindakan nonfarmakologi (guide imagery,
mendengarkan musik, massage, aromaterapi, kompres hangat/
dingin dan hipnoterasi)
K. Evaluasi diri
1) Tindakan ini sudah dilakukan sesuai dengan prosedur yang ada
2) Perlengkapan APD dan menjaga jarak Harus lebih diperhatikan untuk
melindungi diri dimasa pandemi seperti ini
L. Daftar pustaka / referensi
Asman, Aulia dan Yesi maivita. 2019. Effect of Deep Breathing
Relaxation Techniques for Reducing Pain after Hernia Surgery in
Inpatient of Regional Hospital Pariaman West Sumatera
Indonesia. Department of Vocational Nursing, Universitas Negeri
Padang, West Sumatera Indonesia. Vol.6.International Journal of
Research & Review.
Fitriana, Rahmatul. (2015). Cara Cepat Usir Asam Urat. Yogyakarta:
Medika.
Nurarif, Amin Huda, Hardhi Kusuma. (2015). Aplikasi Asuhan
Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA Nic-Noc.
Jilid 2. Yogyakarta: Mediaction.
Susanto,Teguh. (2013). AsamUrat Deteksi, Pencegahan, Pengobatan.
Yogyakarta: Buku Pintar.
Zahara, R. (2013). Artritis Gout Metakarpal dengan Perilaku Makan
Tinggi Purin Diperberat oleh Aktifitas Mekanik Pada Kepala
Keluarga dengan Posisi Menggenggam Statis. Volume 1 nomor
3.
Mengetahui

Mahasisawa praktikan, Pembimbing Klinik/CI

( Nur Aeni Khasanah) (………………….………)

Anda mungkin juga menyukai