Anda di halaman 1dari 9

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

KLIEN DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH

Nama Klien : Marcelina


Tg Perencanaan
No Dx Dx Keperawatan
l Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Harga diri rendah TUM: klien dapat
melakukan
aktivitasnya sehari-
hari
TUK:
1. Klien dapat 1. Ekpresi wajah tidak bersahabat, 1. Bina hubungan saling percaya dengan
membina menunjukkan ekspresi datar, mengungkapkan prinsip komunikasi terapeutik
hubungan saling kontak mata kurang, mau berjabat :
percaya dengan tangan, mau menyebutkan nama,  Sapa klien dengan ramah baik verbal
perawat mau menjawab salam, klien mau maupun non verbal
duduk berdampingan dengan  Perkenalkan diri dengan sopan
perawat, mau mengutarakan  Tanyakan nama lengkap dan nama
masalah yang dihadapi. panggilan yang disukai klien
 Jelaskan tujuan pertemuan
 Jujur dan menepati janji
 Tunjukan sikap empati dan menerima klien
apa adanya
 Beri perhatian kepada dan perhatikan
kebutuhan dasar klien
2. Klien dapat 2. Klien mengidentifikasi kemampuan 2.1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif
mengidentifikasi dan aspek positif yang dimiliki yang dimiliki klien dan buat daftarnya jika klien
kemampuan dan o Kemampuan yang dimiliki klien tidak mampu mengidentifikasi maka dimulai
aspek positif yang o Aspek positif keluarga oleh perawat untuk memberi pujian pada
dimiliki o Aspek positif lingkungan yang aspek positif yang dimiliki klien
dimiliki klien 2.2. Setiap bertemu klien hindarkan memberi
penilaian negative
2.3. Utamakan memberi pujian yang realistis

3. Klien dapat menilai 3. Klien menilai kemampuan yang 3.1. Diskusikan dengan klien kemampuan yang
kemampuan yang dimiliki untuk dilaksanakan masih dapat dilaksanakan selama sakit.
dimiliki untuk 3.2. Diskusikan kemampuan yang dapat
dilaksanakan dilanjutkan pelaksanaannya

4. Klien dapat 4. Klien membuat rencana kegiatan 4.1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang
(menetapkakan) harian dapat dilakukan setiap hari sesuai
merencanakan kemampuang.
kegiatan sesuai  kegiatan mandiri
dengan  kegiatan dengan bantuan sebagian
kemampuan yang  kegiatan yang membutuhkan bantuan total.
dimiliki 4.2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi
kondisi klien.
4.3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang
boleh klien lakukan.
5. Klien dapat 5. Klien melakukan kegiatan sesuai 5.1. Beri kesempatan pada klien untuk mencoba
melakukan kondisi dan kemampuannya. kegiatan yang telah direncanakan.
kegiatan sesuai 5.2. Beri pujian atas keberhasilan klien.
kondisi dan 5.3. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan
kemampuannya kegiatan setelah pulang.
6. Klien dapat 6. Klien memanfaatkan system 6.1. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga
memanfaatkan pendukung yang ada di keluarga. tentang cara merawat klien dengan harga diri
system pendukung rendah.
yang ada 6.2. Bantu keluarga memberikan dukungan
selama klien di rawat.
6.3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di
rumah.
STRATEGI PELAKSANAAN

1. SP-1 Pasien: Harga Diri Rendah Pertemuan Ke-1: Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien, membantu
pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan, membantu pasien memilih/menetapkan  kemampuan yang akan dilatih,
melatih kemampuan yang sudah dipilih dan menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam rencana harian.
A. Orientasi

“Selamat pagi, Perkenalkan saya perawat Lian. Saya Mahasiswa Keperawtan Unklab. Saya yang akan merawat bapak dari jam 8
pagi sampai jam 3 sore nanti ya pak”
“Bagaimana keadaan  Ibu T hari ini?  Ibu T terlihat segar“
”Bagaimana, kalau kita berbincang-bincang tentang kemampuan dan kegiatan yang pernah   Ibu T lakukan? Setelah itu kita akan
nilai kegiatan mana yang masih dapat   Ibu T dilakukan di rumah sakit. Setelah kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan untuk kita
latih. Bagaimana menurut Ibu T?”
”Dimana kita akan berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang tamu saja bu? Berapa lama kira-kira kita akan ngobrol bu?
Apakah cukup 20 menit? Oke cukup ya bu 20 menit”
B. Kerja

“Ibu T, apa saja kemampuan Ibu T dimiliki? Bagus, apa lagi? Saya buat daftarnya ya bu. Apa pula kegiatan rumah tangga yang
biasa Ibu T lakukan? Bagaimana dengan merapihkan kamar? Menyapu ? Mencuci piring? Wah, bagus sekali. Cukup banyak
kemampuan dan kegiatan yang  Ibu T miliki “.
”   Ibu T, dari lima kegiatan/kemampuan ini, yang mana yang masih dapat dikerjakan di rumah sakit? Coba kita lihat, yang pertama
bisakah? yang kedua? sampai 5 (misalnya ada 3 yang masih bisa dilakukan). Bagus sekali ada 3 kegiatan yang masih bisa dikerjakan
di rumah sakit ini”
”Sekarang, coba Ibu T pilih satu kegiatan  yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit ini”.
” Ok, yang nomor satu, merapihkan tempat tidur? Kalau begitu, bagaimana kalau sekarang kita latihan merapihkan tempat tidur
Ibu T? Mari kita lihat tempat tidur Ibu T. Coba lihat, sudah rapihkah tempat tidurnya?”
“Nah kalau kita mau merapihkan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu bantal dan selimutnya. Bagus sekali bu. Sekarang kita
angkat spreinya dan kasurnya kita balik. Nah, sekarang kita pasang lagi spreinya, kita mulai dari arah atas, ya bagus bu T. Sekarang
sebelah kaki, tarik dan masukkan, lalu sebelah pinggir masukkan. Sekarang ambil bantal, rapihkan dan letakkan di sebelah
atas/kepala. Mari kita lipat selimut, nah letakkan sebelah bawah/kaki. Bagus, ibu bisa melakukannya”
” Ibu T sudah bisa merapihkan tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan bedakah dengan sebelum dirapikan? Bagus ”
“ Coba Ibu T lakukan dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri) kalau Ibu T lakukan tanpa disuruh, tulis B (bantuan) jika
diingatkan untuk melakukan dan T (tidak) tidak melakukan”
C. Terminasi

“Bagaimana perasaan  Ibu T setelah berbincang-bincang dan latihan merapihkan tempat tidur? Iya benar bu. Ibu  T ternyata banyak
memiliki kemampuan yang dapat dilakukan di rumah sakit ini. Salah satunya, merapihkan tempat tidur yang sudah Ibu T praktekkan
dengan baik sekali.  Nah, kemampuan ini dapat dilakukan juga di rumah setelah pulang ya bu.”
”Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian. Ibu T mau berapa kali sehari merapihkan tempat tidur? Bagus, dua kali yaitu
pagi-pagi jam berapa ? Lalu sehabis istirahat jam berapa?”
”Besok pagi  kita latihan lagi kemampuan yang kedua. Ibu T masih ingat kegiatan apa lagi yang mampu dilakukan di rumah sakit
selain merapihkan tempat tidur? Ya bagus, cuci piring. Kalau begitu kita akan latihan mencuci piring besok jam 8 pagi di dapur
ruangan ini sehabis makan pagi  selama 20 menit, menurut ibu bagaimana? Oke ibu, Sampai jumpa ya”

2. SP-2 Pasien: Harga Diri Rendah Pertemuan Ke-2: Melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan  kemampuan  pasien.
A. Orientasi

“Selamat pagi, Ibu T masih ingat dengan saya? Iya benar sekali bu, saya perawat Sinta yang akan merawat Ibu dari jam 8 sampai
jam 3 sore nanti ya bu”
“Bagaimana perasaan Ibu T pagi ini? Wah, tampak cerah”
 ”Bagaimana Ibu T, sudah dicoba merapikan tempat tidur sore kemarin/ Tadi pagi? Bagus (kalau sudah dilakukan, kalau belum
bantu lagi, sekarang kita akan latihan kemampuan kedua ya bu?. Masih ingat apa kegiatan itu Ibu T?”
”Ya benar, kita akan latihan mencuci piring di dapur ruangan ini, Waktunya sekitar 20 menit. Bagaimana menurut ibu T?”
B. Kerja:

“Ibu T, sebelum kita mencuci piring kita perlu siapkan dulu perlengkapannya, yaitu sabut/tapes untuk membersihkan piring, sabun
khusus untuk mencuci piring dan air untuk membilas. Ibu T bisa menggunakan air yang mengalir dari kran ini ya? Oh ya jangan
lupa sediakan tempat sampah untuk membuang sisa-makanan”
“Sekarang saya perlihatkan dulu ya caranya”
“Setelah semua perlengkapan tersedia, Ibu T ambil satu piring kotor lalu buang dulu sisa kotoran yang ada di piring tersebut ke
tempat sampah. Kemudian Ibu T bersihkan piring tersebut dengan menggunakan sabut/tapes yang sudah diberikan sabun pencuci
piring.  Setelah selesai disabuni, bilas dengan air bersih sampai tidak ada busa sabun sedikit pun di piring tersebut. Setelah itu   Ibu T
bisa mengeringkan piring yang sudah bersih tadi di rak yang sudah tersedia di dapur. Nah selesai ibu”
“Sekarang coba Ibu T praktekkan kembali seperti yang saya contohkan tadi bu”
“Bagus sekali, Ibu T dapat mempraktekkan cuci pring dengan baik. Sekarang dilap tangannya bu”
C. Terminasi :

”Bagaimana perasaan Ibu T setelah latihan cuci piring?”


 “Bagaimana jika kegiatan cuci piring ini dimasukkan menjadi kegiatan sehari-hari Ibu T? Mau berapa kali Ibu T mencuci
piring? Bagus sekali Ibu T mencuci piring tiga kali setelah makan. “ Coba Ibu T lakukan dan jangan lupa memberi tanda M
(mandiri) kalau Ibu T lakukan tanpa disuruh, tulis B (bantuan) jika diingatkan untuk melakukan dan T (tidak) tidak melakukan”
”Besok kita akan latihan  untuk kemampuan ketiga, setelah merapihkan tempat tidur dan cuci piring. Masih ingat kegiatan apakah
itu? Ya benar kita akan latihan mengepel. Mau jam berapa bu kita melakukan latihan mengepel nya? Oke baik besok jam 9 pagi ya
bu setelah ibu selesai merapikan tempat tidur dan mencuci piring. Dimana kita akan melakukan latihannya bu? Oke baik bu, kita
muali dari ruangan ini saja ya bu. Kalau begitu saya permisi dulu ya bu, Sampai jumpa”

3. SP-3 Keluarga: Harga Diri Rendah Pertemuan Ke-1: Mendiskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien di
rumah, menjelaskan tentang pengertian, tanda dan gejala harga diri rendah, menjelaskan cara merawat pasien dengan harga diri rendah,
mendemonstrasikan cara merawat pasien dengan harga diri rendah, dan memberi kesempatan kepada keluarga untuk mempraktekkan
cara merawat.

A. Orientasi

“Selamat pagi bapak/ibu, perkenalkan saya perawat sinta yang merawat ibu T dari jam 8 pagi ini sampai nanti jam 3 sore”
“Bagaimana keadaan  Bapak/Ibu pagi ini?”
“Bagaimana kalau pagi ini kita bercakap-cakap tentang cara merawat Ibu T? Berapa lama waktu Bapak/Ibu butuhkan? 30 menit
saja? Baik pak/bu. Kita berbincang-bincangnya diruang wawancara saja bagaimana pak/bu? Oke, mari kita keruangan wawancara”
B. Kerja

“Apa yang bapak/Ibu ketahui tentang masalah Ibu T”


“Ya memang benar sekali Pak/Bu, Ibu T itu memang  terlihat tidak percaya diri dan sering menyalahkan dirinya sendiri. Misalnya
pada Ibu T, sering menyalahkan dirinya dan mengatakan dirinya adalah orang paling bodoh sedunia. Dengan kata lain, Ibu T
memiliki masalah harga diri rendah yang ditandai dengan munculnya pikiran-pikiran yang selalu negatif terhadap diri sendiri. Bila
keadaan Ibu T ini terus-menerus seperti itu, Ibu T bisa mengalami masalah yang lebih berat lagi, misalnya Ibu T jadi malu bertemu
dengan orang lain dan memilih mengurung diri”
“Sampai disini, bapak/Ibu mengerti apa yang dimaksud harga diri rendah?”
“Bagus sekali bapak/Ibu sudah mengerti”
“Setelah kita mengerti bahwa masalah Ibu T dapat menjadi masalah serius, maka kita perlu memberikan perawatan yang baik untuk
Ibu T”
”Bpk/Ibu, apa saja kemampuan yang dimiliki Ibu T? Ya benar, dia juga mengatakan hal yang sama (kalau sama dengan kemampuan
yang dikatakan Ibu T)”
” Ibu T itu telah berlatih dua kegiatan yaitu merapihkan tempat tidur dan cuci piring. Serta telah dibuat jadual untuk melakukannya.
Untuk itu, Bapak/Ibu dapat mengingatkan Ibu T untuk melakukan kegiatan tersebut sesuai jadwal. Tolong bantu menyiapkan alat-
alatnya ya Pak/Bu dan jangan lupa memberikan pujian agar harga dirinya meningkat. Ajak pula memberi tanda cek list pada jadwal
kegiatannya”.
”Selain itu, bila Ibu T sudah tidak lagi dirawat di Rumah sakit, bapak/Ibu tetap  perlu memantau perkembangan Ibu T. Jika masalah
harga dirinya kembali muncul dan tidak tertangani lagi, bapak/Ibu dapat membawa Ibu T ke puskesmas”
”Nah, bagaimana kalau sekarang kita praktekkan cara memberikan pujian kepada Ibu T”
”Temui Ibu T dan tanyakan kegiatan yang sudah dia lakukan lalu berikan pujian yang yang mengatakan: Bagus sekali Ibu T, kamu
sudah semakin terampil mencuci piring”
”Coba Bapak/Ibu praktekkan sekarang. Bagus”
C. Terminasi:

”Bagaimana perasaan Bapak/bu setelah percakapan kita ini?”


“Dapatkah Bapak/Ibu jelaskan kembali maasalah yang dihadapi T dan bagaimana cara merawatnya?”
“Bagus sekali bapak/Ibu dapat menjelaskan dengan baik. Nah setiap kali Bapak/Ibu kemari lakukan seperti itu dan di rumah juga
demikian ya pak/bu.”
“Bagaimana kalau kita bertemu lagi dua hari mendatang untuk latihan cara memberi pujian langsung kepada Ibu T. Jam berapa
Bapak/Ibu datang? Baik saya tunggu ya. Sampai jumpa”

4. SP-4 Keluarga: Harga Diri Rendah Pertemuan Ke-2: Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan masalah harga
diri rendah langsung kepada pasien
A. Orientasi
“Selamat pagi Bapak/Ibu?”

” Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini?”


”Bapak/Ibu masih ingat latihan merawat Ibu Bapak/Ibu  seperti yang kita pelajari  dua  hari yang lalu?”
“Baik, hari ini kita akan mampraktekkannya langsung kepada Ibu T, Waktunya 20 menit. Bagaimana menurut bapak/ibu? Oke kalau
begitu, sekarang mari kita temui Ibu T” 
B. Kerja:

”Selamat pagi Ibu T. Bagaimana perasaan Ibu T hari ini?”


”Hari ini saya datang bersama anak Ibu T. Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, anak Ibu T juga ingin merawat Ibu T agar
cepat pulih.”
(kemudian saudara berbicara kepada keluarga sebagai berikut)
”Nah Pak/Bu, sekarang Bapak/Ibu bisa mempraktekkan apa yang sudah kita latihkan beberapa hari lalu yaitu memberikan pujian
terhadap perkembangan orang tua Bapak/Ibu (Perawat mengobservasi keluarga mempraktekkan cara merawat pasien seperti yang
telah dilatihkan pada pertemuan sebelumnya)”
”Bagaimana  perasaan Ibu T setelah berbincang-bincang dengan anak Ibu T?”
”Baiklah,  sekarang saya dan anak Ibu T ke ruang perawat dulu  (Perawat dan keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan
terminasi dengan keluarga)”

C. Terminasi:

“ Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita latihan tadi?”


“Mulai sekarang Bapak/Ibu sudah bisa melakukan cara merawat seperti yang tadi kepada Ibu T ya”.

Anda mungkin juga menyukai