Anda di halaman 1dari 28

LOG –BOOK DAY1-2

Deep Breathing Cough Exercise (DBCE) dan Fisioterapi dada, RJP

(BLS), Suction, Terapi Oksigen, Pemasangan dan Pelepasan NGT,

Pemberian Makan Melalui NGT

Disusun Oleh:
Rivana Lambani Banjarnahor

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KLABAT
2020
Deep Breathing Cough Exercise (DBCE)

Pengertian Napas dalam dan latihan batuk dapat


Pernapasan dalam dapat meningkatkan oksigenasi
memindahkan udara ke sebagian besar paru- Alat
paru. Batuk dapat menghilangkan sputum.  Pillow
Tujuan  Tissue dan kidney basin
 Cap sputum
No Tindakan Rasional
1. Cuci tangan
2. Identifikasi pasien
3. Jelaskan prosedur
Bantu pasien untuk menemukan tempat yang nyaman dengan Pengaturan posisi mengfasilitasi
5. lutut di fleksikan ekspansi diagfragma
a. Duduk pada pinggir tempat tidur
b. Semi fowler, fowler, high fowler
Deep Breathing Exercise
6. Tempatkan 1 atau 2 tangan pasien pada abdomen tepat dibawah Hal ini memungkinkan pasien
tulang iga. merasakan naik dan turunnya perut
saat bernafas dalam-dalam
7. Minta pasien untuk menarik napas dalam secara perlahan melalui Membantu mencegah hiperventilasi
hidung. atau terengah-engah. Napas yang
lambat dan dalam memungkinkan
ekspansi paru-paru yang lebih lengkap.
8. Minta pasien untuk menahan napas 2 sampai 3 detik, lalu Meningkatkan pengeluaran energi
hembuskan napas secara perlahan-lahan dengan mulut. yang tidak perlu dan tidak mendorong
ekspansi paru penuh.
9. Ulangi breathing exercise 3 sampai 5 kali Pengulangan memperkuat
pembelajaran.
Cough Exercise
10. Minta pasien untuk menarik napas dalam secara perlahan melalui Pernapasan yang dalam memperluas
hidung dan menghembuskan lewat mulut secara perlahan paru-paru sepenuhnya sehingga udara
bergerak di belakang lendir untuk
membantu batuk
11. Tarik napas untuk ketiga kalinya dan tahan napas sampai 3 detik. Pernapasan dalam menggerakkan
Lalu batuk sepenuhnya selama 2 sampai 3 kali. *tampung sputum sekresi di saluran pernapasan untuk
pada cap sputum prn menstimulasi refleks batuk tanpa usaha
sukarela pada bagian pasien
12. Dokumentasi
Chest Physiotherapy

Pengertian punggung dengan tangan dibentuk


Fisioterapi dada merupakan suatu seperti mangkuk.
tindakan keperawatan yang terdiri atas Vibrasi adalah serangkaian getaran
turning, perkusi, vibrasi dan postural kuat yang dihasilkan oleh kedua
drainage. tanggan yang diletakkan diatas dada
1) Turning pasien.
Turning berfungsi untuk Stop jika pasien ingin batuk.
meningkatkan kemampuan Tujuan:
pengembangan (ekspansi) paru. Perkusi: Melepaskan secret yang
Prosedur ini dapat dilakukan sendiri melekat pada dinding bronchus
oleh pasien atau dibantu oleh Vibrasi: meningkatkan turbulensi
pemberi layanan kesehatan. Turning udara yang dihembuskan sehingga
dilakukan dengan cara meninggikan secret terlepas dari dinding bronchus.
bagian atas tempat tidur (bagian
kepala). Alat:
2) Perkusi dan vibrasi  Baju pasien atau handuk kecil
Perkusi disebut juga clapping adalah  Kidney basin dan tisu
menepuk-nepuk kulit dengan tenaga  bantal untuk mengatur posisi
penuh pada dinding dada dan
Prosedur

No. Steps Rational


Perkusi
1. Jelaskan prosedur
2. Tutup area yang akan dilakukann perkusi dengan handuk atau Untuk mengurangi
pakaian. ketidaknyamanan / menjaga
privasi
3. Anjurkan pasien tarik napas dalam dan lambat Untuk meningkatkan relaksasi
4. Tepuk punggung hingga bahu pasien. Lakukan selama 3-5
menit. Setiap segmen paru diperkusi selama 1-2 menit.
Vibrasi
5. Letakkan tangan, dengan posisi bersisian atau bersilangan pada
area dada yang akan di-drainage.
6. Anjurkan pasien menarik napas dalam dan hembuskan secara
lambat
7. Selama masa ekspirasi, tegangkan seluruh otot tangan dan
lengan, dan gunakan hampir semua tumit tangan. Getarkan
(kejutkan) tangan, gerakkan ke arah bawah. Hentikan getaran
jika pasien melakukan inspirasi
8. Lakukkan berturut-turut selama lima kali hembusan napas
9. Setiap kali vibrasi, anjurkan pasien batuk dan keluarkan secret
ke kidney basin
3) Postural drainage
Postural drainage bertujuan
membantu mengalirkan secret
dengan efektif dari paru-paru ke
saluran pernapasan utama sehingga
dapat dikeluarkan dengan batuk
efektif atau suction.
Hal yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan:
 Batuk dua atau tiga kali
beruruttan setelah setiap kali
berganti posisi.
 Minum air hangat setiap hari
sekitar 2 liter 3. Bronchus lobus anterior kanan dan
 Jika harus menghirup kiri atas dengan klien berbaring datar
bronkodilator, lakukan 15 pada bantal kecil dibawah lutut.
menit sebelum melakukan
postural drainage
 Lakukan latihan napas dan
lain-lain yang dapat
membantu mengencerkan
lendir.
Posisi untuk postural drainage:
1. Bronchus apical lobus anterior kanan
dan kiri atas dengan klien duduk di
kursi, bersandar pada bantal.
4. Bronchus lobus lingual kiri atas
dengan klien berbaring miring ke
kanan dan lengan di ats kepala pada
posisi trendelenberg, dengan kaki
tempat tidur ditinggikan 30 cm.
letakkan bantal dibelakang punggung
dan klien digulingkna seperempat
putaran ke atas bantal.

2. Bronchus apical lobus posterior


kanan dan kiri atas dengan klien
duduk di kursi, menyandar ke depan
pada bantal atau meja.
5. Bronchus lobus kanan tengah klien 8. Bronchus lobus lateral kiri bawah
berbaring miring ke kiri dan klie berbaring miring ke kanan pada
tinggikan kaki tempat tidur 30 m. posis trendelenberg denga kaki
letakkan bantal di belakang tempat tidur ditinggikan 45-50 cm.
punggung dan klien digulingkan
seperempat putaran ke atts bantal.

9. Bronchus lobus superior kanan dan


6. Bronchus lobus anterior kanan dan kiri bawah klien berbaring tengkurap
kiri bawah klien berbaring terlentang dengan bantal di bawah lambung.
dengan posisi trendelemberg, kaki
tempat tidur ditinggikan 45-50cm.
biarkan lutut menekuk di atas bantal.

10. Bronkhus basalis posterior kanan dan


kiri klien berbaring tengkurap dalam
posisi trendelenberg dengan kaki
7. Bronchus lobus lateral kanan bawah tempat tidur ditinggikan 45-50 cm.
kline berbaring miring ke kiri pada
posisi trendelenberg dengan kaki
tempat tidur ditinggikan 45-50 cm.
 Stethoscope
 suction
Alat:  Peralatan untuk oral care
 Bantal 2 atau 3  Tempat sampah
 Papan pengatur posisi atau  Optional : steril specimen
bed pasien container, mechanical
 Tisu wajah ventilator, supplemental
 Kidney basin oxygen
No Steps Rational
.
1. Cuci tangan
2. Identifikasi pasien
3. Jelaskan prosedur
4. Auskultasi paru pasien Untuk menentukkan area yang
tersumbat
5. Baringkan pasien dalam posisi untuk men-drainage area yang
tersumbat
6. Minta pasien mempertahankan posisi tersebut selama 10-15 menit .
lakukan perkusi dan vibrasi dada di atas area yang di-drainage.
7. Setelah drainage pada posisi pertama, minta klien duduk dan batuk.
Bila tidak batuk lakukan suction. Tampung sputum di kidney basin.
8. Minta pasien istirahat sebentar bila perlu.
9. Ulangi sampai semua area tersumbat telah ter- drainage.
10. Sediakan oral hygiene Sekresi yang keluar dapat
menimbulkan aroma yang tidak
sedap
11. Auskultasi paru
12. Cuci tangan
13. Dokumentasi.
TERAPI OKSIGEN

Tujuan
1. Mempertahankan tingkat oksigenasi jaringan yang sehat
2. Mencegah atau mengatasi hipoksia
Alat-alat
1. Nasal Canul, catheter nasal, simple mask, rebreathing mask with reservoar, non-
rebreathing mask with reservoir, ventury mask
2. Tabung oksigen lengkap dengan flowmeter dan humidifier
3. Alat pelembab
4. Air steril
PROSEDUR
Tindakan rasional
1. Periksa order untuk terapi oksigen, termasuk metode Pemberian oksigen harus sesuai dengan
pemberian dan laju aliran resep dokter laju aliran yang dinyatakan
yaitu liter permenit (L/menit)
2. Ucapkan salam terapeutik Penerapan komunikasi terapeutik dan
memudahkan kerjasama dengan klien
3. Jelaskan prosedur kepada klien. Penjelasan dapat mengurangi kecemasan
dari klien
4. cuci tangan Mengurangi penularan patogen
4. Mengkaji jika terjadi obstruksi saluran hidung, amati Jika saluran hidung terhambat, pengiriman
pola pernapasan klien oksigen akan menjadi tidak efektif
6. Jaga privasi pasien dengan menutup pintu atau Memberi privasi
screen
7. Atur ketinggian tempat tidur pasien sesuai Meningkatkan kenyamanan pada klien dan
kenyamanan perawat dalam mobilisasinya perawat
8. Pasang selang oksigen (nasal canul, catheter nasal, Membantu memperlancar proses
simple mask, rebreathing mask with reservoar, non- pernapasan pasien
rebreathing mask with reservoir, ventury mask)
sesuai indikasi dan hubungkan ke sumber oksigen
yang sudah dilembabkan
9. Atur kecepatan aliran oksigen sesuai indikasi yang Agar pasien mendapat jumlah oksigen yang
diprogramkan tepat
10 Letakkan ujung selang oksigen pada posisinya Meningkatkan kenyamanan pasien
. dengan tepat dan sesuai kenyamanan pasien;
letakkan selang dibelakang kepala atau bawah dagu
11 Jika menggunakan nasal canula dan catheter nasal Penggunaan devise yang tepat sesuai fungsi
. pada hidung pasien alat meningkatkan effisiensi, mencegah
terjadinya hypoxemia atau hyperoxemia
12 Simple mask, rebreathing mask, non- rebreathing Penggunaan alat yang tepat sesuai fungsi
. mask dan ventury mask pada wajah (menutupi meningkatkan effisiensi, mencegah
hidung dan mulut) pasien terjadinya hypoxemia atau hyperoxemia
13 Periksa selang oksigen dan aliran sesuai program Menjamin keamanan dan kenyamanan
. setiap 8 jam klien
14 Pertahankan sumber oksigen dan air pelembab terisi Untuk menghindari efek samping akibat
. setiap waktu oxygen yang terlalu kering, dan
memberikan kenyaman kepada pasien
15 Observasi hidung, wajah, permukaan superior kedua Oksigen mask dan tubing terbuat dari
. telinga, atau permukaan kulit lainnya yang plastik, karet atau silikon sehingga dapat
berhubungan dengan selang oksigen dari kerusakan menyebabkan iritasi
kulit. Lakukan evaluasi umum pada klien 15-30
menit pertama, bergantung pada kondisi klien
16 Cuci tangan Mencegah penularan patogen
.
17 Dokumentasikan metode pemberian oksigen, Dokumentasi yang lengkap dan tepat waktu
. kecepatan aliran, respon pasien, dan pengkajian mencegah hilangnya data, membantu untuk
pernapasan penganan selanjutnya.
SUCTION

Tujuan: 3. Membantu mempertahankan fungsi


1. Membantu mengeluarkan sekresi atau benda kardiopulmonar yang optimal
asing di saluran nafas pada pasien yang lemah Alat-alat:
2. Menjaga bersihan jalan nafas
1. Portable or wall suction machine, dengan 5. Kateter steril (nasofaring dan nasotracheal)
selang penghubung  Glove sterile
2. Air steril atau nomal salin, baskom steril 6. Kateter Yankauer (orofaring)
3. Kasa tau handuk  Glove unsterile
4. Masker atau penutup mata (goggles)  Y connector
Kateter Yankauer (oral dan orofaring)

PROSEDUR
NO TINDAKAN RASIONAL
1 Mempersiapkan alat-alat Meningkatkan efisiensi tindakan
2 Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan Mengurangi kecemasan dan
meningkatkan kerjasama/kepatuhan
3 Tutup screen Memberi privasi
4 Pastikan pasien berada dalam keadaan normal dan tidak Indikasi status kesehatan
ada kontraindikasi pada pasien
5 Cuci tangan, pakai gloves bersih Infection control
6 Atur ketinggian tempat tidur pasien Sesuai kenyamanan perawat dalam
mobilisasinya
7 Berikan pasien posisi yang benar: Gag reflex mencegah aspirasi. Posisi
kepala menoleh ke satu sisi atau
Tempatkan pasien sadar dengan reflex muntah (gag reflex) hiperekstensi leher memfasilitasi insersi
fungsional untuk penghisapan oral pada posisi semi fowler kateter kedalam orofaring atau
dengan kepala menoleh kesatu sisi. Atau tempatkan klien nasofaring secara berurutan.
tersebut untuk penghisapan nasal pada posisi semi fowler
dengan leher hiperekstensi.
8 Tempatkan klien yang tidak sadar pada posisi berbaring Posisi ini memungkinkan lidah untuk
miring, menghadap perawat. jatuh ke depan sehingga tidak akan
menghambat pemasukan kateter. Posisi
lateral memfasilitasi sekresi drainase
dari pharynx dan mencegah
kemungkinan aspirasi.
9 Tempatkan handuk diatas bantal atau dibawah dagu klien Mencegah linen tempat tidur atau baju
pasien basah dari secret
10 Pilih tekanan penghisap yang tepat untuk klien dan tipe Menjamin tekanan negative yang aman
unit penghisap sesuai usia klien. Tekanan negative yang
berlebihan menimbulkan cedera pada
mukosa
11 Hubungkan satu ujung selang penghubung dengan mesin
penghisap dan ujung lain dengan kateter penghisap
Yankauer. Isi mangkuk dengan air.
12 Periksa apakah peralatan berfungsi dengan baik dengan Memastikan keadaan kateter berfungsi
menghisap sejumlah air dari mangkuk. dengan baik juga membasahi ujung
kateter akan mengurangi friksi
13 Pindahkan masker oksigen, jika terpasang Untuk memudahkan dalam memasukkan
kateter
14 Masukkan kateter ke dalam mulut sepanjang garis gusi ke Mengurangi resiko trauma pada mukosa
faring. Gerakkan kateter mengelilingi lubang mulut oral selama pemasangan kateter
sampai sekresi terangkat
15 Anjurkan klien untuk batuk Memaksimalkan pengeluaran secret
dengan meningkatkan mobilitas secret
ke jalan napas atas, tempat secret dapat
di angkat dengan kateter.
16 Bersihkan kateter dengan air di dalam mangkok atau Membuang secret dari kateter dan
baskom sampai selang penghubung bersih dari sekresi. memungkinkan untuk melakukan
Matikan penghisap penghisapan berikutnya.
17 Kaji kembali status pernapasan klien Menghindari hypoxia
18 Angkat handuk, letakan dikantong kotor untuk dicuci. Mempertahankan aseptic teknik
Lepaskan sarung tangan dan lepas diwadah.
19 Reposisikan pasien; posisi Sim drainase dan harus Menjamin keamanan dan kenyamanan
digunakan jika klien mengalami penurunan tingkat klien
kesadaran
20 Buang air yang tersisa kedalam wadah yang tersedia Mempertahankan aseptik teknik
21 Tempatkan selang penghubung didaerah kering dan bersih Untuk mencegah MO yang timbul
didaerah lembab dan kotor.
22 Catat jumlah, konsistensi, warna, dan bau sekresi dan Mendokumentasikan prosedur yang
respon klien terhadap prosedur; dokumentasikan status telah dilaksanakan. Dokumentasi yang
pernapasan dan setelah penghisapan klien. lengkap memberikan data yang akurat
bagi health care team dalam memberikan
penanganan/terapi selanjutnya

Nasofaring atau Nasotrakea

PROSEDUR
NO TINDAKAN RASIONAL
8 Nyalaka peralatan penghisap dan atur regulator vakum Menjamin tekanan negative yang
pada tekanan negative yang sesuai aman sesuai usis klien. Tekanan
negative yang berlebihan
menimbulkan cedera pada mukosa
9 Jika diindikasikan, tingkatkan oksigen tambahan sampai mencegah hypoxia
100% atau sesuai progam dokter.
10 Sambungkan satu ujung selang penghubung ke mesin Memberi privasi
penghisap dan tempatkan ujung lain dilokasi yang
nyaman
11 Apabila menggunakan peralatan penghisap: Mempertahankan steril tehnik

Buka bungkusan. Apabila terdapat kassa steril, letakkan


kassa tersebut didada pasien atau gunakan handuk

Buka bungkusan kateter penghisap. Jangan biarkan


kateter penghisap menyentuh permukaan selain bagian
dalam bungkusan.

Buka bungkusan baskom steril dan tempatkan dimeja


samping tempat tidur. Hati-hati supaya tidak menyentuh
bagian dalam baskom, isi baskom dengan sekitar
100mlsalin normal steril.
12 Buka pelumas. Tuang dalam bungkusan kateter steril Infection control
yang terbuka tersebut tanpa menyentuh bungkusannya
13 Kenakan masker dan pelindung mata Melindungi perawat dari sekret
14 Pakai sterile gloves Gag reflex mencegah aspirasi. Posisi
kepala menoleh kesatu sisi atau
hiperekstensi leher memfasilitasi
insersi kateter kedalam orofaring
atau nasofaring secara berurutan.
15 Angkat kateter penghisap dengan tangan dominan tanpa Posisi ini memungkinkan lidah untuk
menyentuh permukaan yang tidak steril. Angkat selang jatuh kedepan sehingga tidak akan
penghubung dengan tangan yang tidak dominan. menghambat pemasukan kateter.
Masukan kateter kedalam selang Posisi lateral memfasilitasi sekresi
drainase dari pharynx dan mencagah
kemungkinan aspirasi.
16 Lakukan pengukuran : jarak ini menjamin bahwa kateter
Pada orang dewasa insersikan kateter sekitar 16cm; pada penghisap tetap pada region
anak yang lebih besar, 8-12cm; pada bayi dan anak-anak pharyngea. Insersi kateter pada titik
kecil, 4-8cm. ini menempatkan kateter ditrakea
Aturannya ialah mengisersikan kateter dengan jarak dari
ujung hidung sampai dasar lobus telinga
17 Hisap sejumlah normal salin dari baskom Memastikan apakah peralatan
berfungsi dengan baik
18 Lumasi 6-8cm kateter distal dengan pelumas larut air Mengurangi resiko trauma pada
mukosa oral selama pemasangan
kateter, memudahkan insersi kateter
dan mengurangi friksi.
19 Angkat peralatan pemberi oksigen (jika terasang) Memastikan keadaan kateter
dengan tangan tidak dominan berfungsi dengan baik juga
membasahi ujung kateter akan
menguraksi friksi
20 Introduce the cateter Menghindari turbinasi nasal oleh
Tanpa melakukan penghisapan, dengan perlahan tapi kateter dan masuk lebih mudah
cepat, insersikan kateter dengan ibu jari dan kedalam nasofaring
21 Perform suctioning Beri rotasi yang lembut ketika
melakukan penghisapan untuk
Lakukan penghisapan secara intermiten sampai selama memastikan semua permukaan
5-10 detik dengan lembut dengan gerakan memutar. terjangkau dan mengurangi trauma
pada respirasi area karena proses
penghisapan yang terlalu lama.
Dorong klien untuk batuk.
Tempatkan kembali peralatan
oksigen, jika memungkinkan
22 Penghisapan hanya bisa terjadi tidak boleh lebih dari 15 Melakukan penghisapan lebih dari
detik. Limit proses penghisapan dalam 5 menit in total. 15 detik terlalu lama akan
mengurangi suplai oksigen kedalam
tubuh
Jalan Napas Buatan

Prosedur 1-7 sama dengan yang diatas

PROSEDUR
NO TINDAKAN RASIONAL
8 Nyalakan peralatan pengisap dan ator regulator vakum pada Menjamin tekanan negative yang
tekanan negative yang sesuai aman sesuai usia klien. Tekanan
negative yang berlebihan
menimbulkan cedera pada mukosa
9 Hubunhan satu ujng selang penghubung dengan mesin
penghisap dan tempatkan ujung yang ditempat yang nyaman
10 Apabila menggunkan peralatan penghisap: Mempertahankan steril teknik
Buka bungkus peralatan. Apabila tersedia kasa steril, letakan
didada klien

Buka bungkusan kateter pengisap. Jangan biarkan kateter


penghisap menyentuh permukaan yang tidak steril

Baskom steril yang terbuka atau tidak terbungkus letakan


dimeja sisi tempat tidur, isiKn baskom dengan normal salin Membasahi ujung kateter akan
steril kira-kira 100ml mengurangi friksi
11 Kenakan pelindung wajah dan mata Menjaga perawat dari sekret
12 Angkat kateter pengisap dengan tangan yang dominan tanpa Infection control
menyentuh tempat yang tidak steril. Angkat selang penghubung
dengan tangan yang tidak dominan. Masukkan kateter didalam
selang
13 Pastikan alat berfungsi dengan baik dengan cara menghisap Memastikan apakah peralatan
sejumlah normal salin dari baskom berfungsi dengan baik
14 Angkat peralatan kelembaban atau pemberi oksigen dengan Sebelumnya hyperfentilasi pasien
tangan yang tidak dominan sampai oksigen level mencapai
100%
15 Hyperfentilasi atau oksigenasi pasien sebelum melakukan Hyperventilasi pasien untuk
pengisapan, dengan menggunakan kantung resusitasi (ambuh) mencegah hypoxia
atau mekanisme menghela nafas pada ventilator mekanik
16 Tanpa melakukan pengisapan, dengan lembut tetapi cepat Menghindari turbinasi masal oleh
(waktu menginsersi kateter yang paling baik dilakukan adalah kateter dan masuk lebih mudah
pada saat inspirasi) masuk ke dalam jalan nafas
17 Pengisapan trakea: Pada orang dewasa insersi kateter -+12,5 cm Pemberian posisi: Pada beberapa
dan kurang untuk anak-anak. keadaan, menolehkan kepala klien
ke kanan membantu perawat
pengisapan batang utama bronkus
kanan.
18 Masukan kateter sampai jarak yang direkomndasi atau sampai Perawat mungkin mengenai
terasa resistens. Tarik kateter 1cm sebelum melakukan karina. Tarik kateter untuk
pengisapan mencegah kerusakan pada mucous
membranes pada karina
19 Lakukan pengisapan dengan perlahan. Tarik kateter dengan Beri rotasi yang lembut ketika
gerakan memutar. Anjurkan klien untuk batuk melakukan pengisapan untuk
memastikan semua permukaan
terjangkau dan mengurangi
trauma pada respirasi area karena
proses pengisapan terlalu lama
20 Tempatkan kembali peralatan pemberi oksigen. Dorong klien Hyperventilate pasien untuk
untuk melakukan napas dalam. mencegah hypoxia
21 Bilas kateter dan selang penghubung dengan normal seline Membuang secret dari kateter dan
sampai bersih. lakukan pengisapan yang kontinu memungkinkan untuk melakukan
pengisapan berikutnya
22 Ulang langkah 15 – 20 prn. Berikan waktu cukup (minimal 1 Untuk memberikan kesempatan
menit penuh) antara fase pengisapan untuk ventilasi dan reoxygenation pada paru-paru.
reoksigenasi
23 Kaji status kardiopulmonar diantara fase pengisapan Note: Apabila jalan napas buatan
dan pohon trakeabronkial telah
cukup bersih dari sekresi, lakukan
pengisapan faring oral dan nasal
untuk membersihkan jalan napas
atas dari sekresi. Setelah
dilakukan pengisapan ini, maka
kateter terkontaminasi; jangan
menginsersikan kateter kembali ke
dalam selang endotrakea atau
trakeasotomi
24 Lepaskan kateter dari selang penghubung. Gulung kateter Mempertahankan aseptik teknik
mengelilingi jari tangan yang dominan. Lepaskan sarung tangan dan mengurangi penyebaran
dengan menariknya dari dalam ke luar sehingga kateter tetap bakteri dari kateter pengisap
didalam sarung tangan. Tarik sarung tangan yang lain dengan
cara yang sama. Buang kedalam wadah yang sesuai. Matikan
peralatan pengisap
Angkat handuk dan ditempatkan di kantong kotor atau angkat
kassa dan buang di wadah yang tersedia
Atur kembali posisi pasien Beri kenyamanan bagi pasien
Buang sisa normal saline kedalam wadah yang tersedia. Apabila
baskom merupakan baskom yang sekali pakai, buang kedalam
wadah yang tersedia
Lepaskan pelindung wajah dan pelindung mata
Persipakan peralatan untuk pengisapan selanjutnya Untuk meningkatkan efisiensi
tindakan
Observasi klien untuk memastikan tidak adanya sekresi dijalan Melihat adanya gejala respiratory
napas, tidak gelisah, dan tidak ada sekresi oral distress
PROSEDUR PEMASANGAN NGT (Naso Gastric Tube)

Tujuan:
 Untuk memberikan makanan cair atau obat-
obatan cair bagi pasien yang mengalami Mengukur panjang selang:
gangguansaluran gastroinstestinal. 1. Metode tradisional: ukur jarak dari puncak
 Untuk mengeluarkan cairan atau gas yang lubanghidung kedalam telinga bawahdan
terdapat pada lambung (decompresion). dilanjutkan ke prosedur xifoideus
 Untuk mengirigasi lambung akibat adanya 2. Metode Hanson: mula-mula, tanda silang pada
perdarahan atau keracunan. panjang 50 cm, kemudian lakukan pengukuran
 Mencegah mengurangi nausea, vomiting dan dengan metode tradisional. Panjang selang
distensi lambung setelah pembedahan atau yang akan dimasukan adalah pertengahan
trauma. antara tanda 50 cm dan tanda pengukuran
Alat-alat untuk pemasnagan NGT tradisional
 NGT tube ukuran (Dewasa 16-18 Fr, Anak 12-
14 Fr, Bayi 6 Fr) Memastikan selang di lambung:
 Syringe ukuran 10 atau 20 cc 1. Memasnag syringe (spuit) pada ujung NGT
yang terbuka dan meletakan diagdrama
 Jelly
stetoskop pada kuadran kiri atas abdomen
 1 pinset anatomis
klien. Selanjutnya suntikan sekitar 10-20 cc
 1 Kidney basin/bengkok udara bersamaan dengan mengauskultasi
 Handuk dan Tisue abdomen klien.
 Plester 2. Mengaspirasi isi lambung secara perlahan.
 Gunting 3. Memasukan ujung selang NGT yang terbuka
 Stetoskop kedalam mangkuk berisi air. Adanya
 Glove steril gelembung udara menunjukan selang masuk
 Spatel lidah (tounge blade) kedalam paru dan tidak adanya gelembung
 Penlight udara memastikan slang masuk kedalam
 Segelas air putih lambung.
 Klem pastikan slang NGT masuk kedalam lambung
sebelummakanan dimasukan.
PROSEDUR
No Tindakan Rasional
1 Kaji kembali riwayat medis klien untuk mengetahui apakah klien pernah
menjalani operasi hidung atau memiliki riwayat
perdarahan dari hidung.
2 Kaji tingkat kesadaran dan kemampuan memahami Mengurangi kecemasan klien dan
meningkatkan kerjasama
3 Jelaskan Prosedur yang akan dilakukan. Membantu Klien memahami prosedur dan
mengurangi kecemasan serta menignkatkan
kerjasama atau kepatuhan klien.
4 Siapkan perlengkapan, letakan tisue, semangkuk Meningkatkan efisiensi prosedur yang akna
air, dan bengkok ditempat prosedur dilakukan.
5 Siapakan lingkungan, tutup screen, naikan tempat Agar klien merasa aman dengan proseduryang
tidur dan tempatkan klien pada posisi fowler atau akan dilakukan. Posisi diatur sedemikian rupa
semi fowler, kecuali ada kontra indikasi. agar agar memudahkan perawat dalam
melaukan prosedur
6 Tutupi Dada dengan Handuk Antisipasi apabila klien mengalami muntah
agar tidak mengotori baju klien.
7 Cuci Tangan dan Pakai Gloves Prosedur dilakukan dengan teknik Steril
8 Kaji Lubang Hidung dengan penlight, Minta klien Untuk menentukan seberapa panjang selang
membuang discharge dari hidung kemudian NGT yang akan dimasukan
anjurkan klien bernafas sambil menutup hidung
secara bergantian.
9 Dengan NGT, ukur jarak dari batang hidung ke Untuk mementukan seberapa panjang selang
cuping telinga lalu ke xipoid procesus di sternum NGT yang akan dimasukan.
dan tandai jarak ini pada selang dengna sepotong
plester.
10 Lumasi 4 inch (10 cm) dari ujung selang dengan Untuk mempermudah saat selang NGT
pelumas yang larut dalam air. Taruh ujung selang di dimasukan
gelas berisi air
11 Ekstensikan kepala pasien dan masukan selang Mencegah terjadinya Iritasi.
yang telah ditentukan secara perlahan –lahan.
12 Minta klien menundukan kepala kedepan saat Menutupnya glottis mengurangi resiko selang
selang sudah masuk ke nasofaring. Jika klien tetap masuk ke trakea.
terstimulasi untuk muntah, berhenti sebentar.
13 : Dorong selang masuk lagi beberapa inci sambil Denagn menelan akan membantu saat selang
menyuruh klien menelan air/ minum air. NGT dimasukan melewati oropharyx
14 Tarik selang segera mungkin jika ada tanda-tanda Mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut
tekanan pada pernapasan (susah bernapas)
15   Masukan selang sampai pada tanda ikatan plester. Untuk memastikan selang NGT sudah masuk
Cek kembali dengan menggunakan penlight dan sampai kelambung.
meminta klien membuka mulut.
16     Apabila selang tidak dapat masuk pada setiap untuk mengecek posisi selang NGT dan
gerakna menelan, tarik sedikit selang dan inspeksi memastikan selang masuk melalui gerakan
posisi selang dengan menggunakan spatel lidah dan menelan
senter.
17 Pastiakn selang berada ditempat yang benar Untuk memastikan selang NGT telah masuk
dengnan cara: a) Aspirasi cairan lambung sampai kelambung.
b) Auskultasi suara udara yang dimasukan dengna
cara pasang syringe yang telah berisi udara kurang
lebih 10 ml, kemudian pasang stetoskop diatas
epigastrium pasien. Lalu suntikan udara sambil
mendengarkan suara “Blib”.

18 Fiksasi selang NGT dengan memplesternya Mencegah agar Ngt tidak mudah terlepas.
kebatang hidung dengna cara:
a. Gunting plester sepanjang 7,5 cm dan potong
memanjang bagian tengah plester sepanjang 5 cm
dan biarkan 2,5 cm utuh.
b. Tempelkan bagian plester yang utuh pada batang
hidung dan tarik kedua ujung plester kearah bawah,
kemudian mengelilingi sealng dan diletakan
kembali kepangkal hidung.
19 Rapihkan pasien dan atur kembali posisi pasien Agar pasien merasa nyaman dengna
serta rapikan peralatan yang telah digunakan. lingkungan disekitarnya.
20 Evaluasi keadaan pasien setelah tindakan pemasang Untuk memastikan kondisi pasien setelah
NGT prosedur
21 Buka gloves dan cuci tangan. Mencegah penyebaran mikroorganisme.
22 Dokumentasikan Prosedur Dokumentasi yang akurat dan tepat waktu
mencegah hilangnya data serta memberi
informasi untuk penanganan selanjutnya.
PROSEDUR MELEPASKAN NASTROGASTRIK TUBE

Tujuan: Alat-alat
1. Melepaskan selang NGT karena kondisi 1. Gloves bersih
klien membaik (sesuai order dokter) atau 2. Kidney basin
meninggal dunia. 3. Tissue
2. Melepaskan selang NGT sesuai dengna 4. Alkohol sponge
waktu pergantian NGT (7 hari/ sesuai
keterangan produk)
PROSEDUR
No Tindakan Rasional
1 Jelaskan Prosedur Kepada Klien Membantu Klien memahami Prosedur
dan mmengurangi kecemasan serta
meningkatkan kerjasama atau kepatuhan
klien
2 Cuci tangan dan gunakan Gloves Bersih Prosedur dilakukan dengan teknik bersih
3 Tutup screen dan atur posisi nyaman pakai handuk Memberi privasi kepada klien
4 Basahi dengan alkohol Sponge dan buka plester Mempermudah melepaskan plester
secara perlahan
5 Anjurkan klien menarik nafas sambil NGT diatrik Merupakan teknik relaksasi agar klien
secara perlahan dan kontinu (pastikan NGT tidak merasa rileks dan membantu mengurangi
mengenai Klien dan linen nyeri ynag dirasaka.
6 Bersihkan lubang hidung klien dengna Menghindari akumulasi secret pada
menggunakn tissue hidung
7 Buka Gloves, singkirkan bahan-bahan yang sudah Mencegah penyebaran icroorganisme
terkontaminasi pada penampuang yang ditentukan
lalu cuci tangan
8 Tempatkan klien pada posisi yang nyaman Mengembalikan rasa nyaman klien
9 Dokumentasikan Prosedur Dokumentasi yang akurat dan tepat watu
mencegah hilangnya data serta memberi
informasi untuk penanganan selanjutnya
MEMBERI MAKAN MELALUI NGT

Tujuan : 2. (lavine tube feeding) LTF atau makanan cair


1. Memasukkan nutrisi melalui NGT sesuai kebutuhan klien
berdasarkan kebutuhan kalori yang telah 3. Air minum
diorder dokter pada klien dengan gangguan 4. Gelas ukur
saluran pencernaan atas 5. Stetoskop
Alat-alat : 6. Kidney basin
1. Syiringe 50 cc 7. Tissue
8. Gloves bersih
PROSEDUR
Tindakan Rasional
1. Letakkan peralatan dekat dengan klien Memudahkan perawat melakukan
prosedur selanjutya
2. Auskultasi bising usus (bowel sound) Bising usus menandakan adanya
peristaltic dan kemampuan
saluran pencernaan untuk
mencerna nutrient.
3. Jelaskan tujuan pelaksanaan prosedu dan tindakan yang akan Mengurangi ansietas
dilakukan
4. Cuci tangan dan kenakan gloves Mencegah tansmisi
mokroorganisme
5. Pasang perlak atau pengalas di dada klien Mencegah makanan
mengontaminasi tempat tidur atau
pakaian klien
6. Bantu klien memperoeh posisi semi fowler atau tinggikan kepala Menurunkan resiko aspirasi
tempat tidur 30 makanan kedalam paru
7. Sebelum pemberian makanan :
a. Pastikan lokasi NGT tepat dengan mengaspirasi isi lambung
b. Periksa residu dengan mengaspirasi isi lambung secara
perlahan
8. Pasang klem pada pangkal slang nesogastrik
9. Pasang syiringe pada NGT
10. Masukkan air matang ke dalam syiringe. Buka klem dan tinggikan
syiringe 30 cm dari kepala klien. Sebelum air dalam syiringe
habis, jepit kembali NGT.
11. Masukkan makanan cair ke dalam syiringe. Buka klem dan Ketinggian syiringe
tinggkan syiringe 30 cm dari kepala klien. Jepit kembali NGT memungkinkan drainase makanan
sebelum makanan cair dalam syiringe habis. cair yang aman dan kerja gravitasi
yang lambat.
12. Bilas syiringe dan NGT dengan air matang
13. Tutup atau jepit ujung NGT dengan klem
14. Bersihkan sisa makanan yang ada pada slang
15. Evaluasi keadaan klien setelah pemberian makanan cair
16. Bantu klien merapikan diri
17. Rapikan peralatan
18. Lepas gloves dan cuci tangan
19. Dokumentasikan hasil tindakan
Referensi

Taylor, C., Lilis, C., Lemone, P., & Lynn, P. (2011). Fundamentals of nursing the art and science of nursing care.
7th edition. Lippimcott Williams & Wilkins

Fakultas Keperawatan, Universitas Klabat Airmadidi. (2018). Module Fundamental of Nursing Practice II.

Fatimah Aprilia. (2018). Logbook Memberi Makan Melalui NGT . Retrieved form Id.scribd.com

Fakultas Keperawatan, Universitas Klabat. (2018). Buku Ajar Keperawatan Gawat Darurat.

Anda mungkin juga menyukai