Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS SISTEM KARDIOVASKULER : ARDS

MUHAMAD FAISAL FIRDAUS

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESINERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) KHARISMA KARAWANG
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN

ARDS

A. Konsep Dasar ARDS

1. Pengertian

Acute respiratory distress syndrome (ARDS) merupakan perlukaan inflamasi paru yang

bersifat akut dan difus, yang mengakibatkan peningkatan permeabilitas vaskular paru,

peningkatan tahanan paru, dan hilangnya jaringan paru yang berisi udara, dengan

hipoksemia dan opasitas bilateral pada pencitraan, yang dihubungkan dengan

peningkatan shunting, peningkatan dead space fisiologis, dan berkurangnya compliance

paru.

Acute Respiratory Distress Sydrome (ARDS) merupakan suatu kondisi kegawat

daruratan di bidang pulmonology yang terjadi karena adanya akumulasi cairan di alveoli

yang menyebabkan terjadinya gangguan pertukaran gas sehingga distribusi oksigen ke

jaringan menjadi berkurang.

2. Etiologi

Penyebab Faktor risiko umum ARDS dibagi menjadi faktor risiko langsung dan tidak

langsung.

Faktor Risiko Langsung Faktor Risiko Tidak Langsung

Pneumonia Sepsis Non-Pulmonal

Aspirasi Isi Lambung Trauma Mayor


Trauma Inhalasi Pankreatitis

Kontusio Paru Luka Bakar Berat

Tenggelam Overdosis Obat

3. Manifestasi Klinis

Manifestasi ARDS bervariasi tergantung pada penyakit predisposisi, derajat injuri paru,

dan ada tidaknya disfungi organ lain selain paru. Gejala yang dikeluhkan berupa sesak

napas, membutuhkan usaha lebih untuk menarik napas, dan hipoksemia. Infiltrat

bilateral pada foto polos toraks menggambarkan edema pulmonal. Multiple organ

dysfunction syndrome (MODS) dapat terjadi karena abnormalitas biokimia sistemik.

4. Patofisiologi

Kerusakan karena inflamasi terjadi di alveoli dan endotel kapiler paru karena

produksi mediator proinflamasi lokal atau yang terdistribusi melalui arteri

pulmonal. Hal ini menyebabkan hilangnya integritas barier alveolar-kapiler

sehingga terjadi transudasi cairan edema yang kaya protein.

ARDS dibagi menjadi 3 fase seperti tampak pada gambar 1 yaitu:

1. Fase akut (hari 1-6) = tahap eksudatif

- Edema interstitial dan alveolar dengan akumulasi neutrofil, makrofag, dan sel darah

merah

- Kerusakan endotel dan epitel alveolus


- Membran hialin yang menebal di alveoli

2. Fase sub-akut (hari 7-14) = tahap fibroproliferatif

- Sebagian edema sudah direabsorpsi

- Proliferasi sel alveolus tipe II sebagai usaha untuk memperbaiki kerusakan

- Infiltrasi fibroblast dengan deposisi kolagen

3. Fase kronis (setelah hari ke-14) = tahap resolusi

- Sel mononuclear dan makrofag banyak ditemukan di alveoli

- Fibrosis dapat terjadi pada fase ini.

5. Pemeriksaan Penunjang dan Hasilnya

Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan untuk mendukung penegakan diagnosis

dan penyebab ards adalah sebagai berikut:

a) Tes Darah : untuk mengukur kadar oksigen dalam darah (AGD).

b) Rongent Dada : untuk melihat lokasi dan banyaknya penumpukan cairan di dalam

paru-paru.

c) CT scan: untuk melihat kondisi paru-paru dan jantung dengan gambaran yang lebih

detail.

d) EKG : untuk melihat aktivitas kelistrikan jantung dan menyingkirkan kemungkinan

gejala disebabkan oleh penyakit jantung.

e) Kultur : atau pemeriksaan sampel dahak, untuk mengetahui bakteri atau


mikroorganisme lain yang menyebabkan infeksi.

f) Biopsi : atau pengambilan sampel jaringan dari paru-paru, untuk menyingkirkan

kemungkinan gejala disebabkan oleh penyakit paru-paru selain ARDS.

6. Pathway
C. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Pengkajian primer

a)         Airway: penilaian akan kepatenan jalan napas, meliputi pemeriksaan mengenai

adanya obstruksi jalan napas, adanya benda asing. Pada klien yang dapat berbicara

dapat dianggap jalan napas bersih. Dilakukan pula pengkajian adanya suara napas

tambahan seperti snoring.

b)         Breathing: frekuensi napas, apakah ada penggunaan otot bantu pernapasan, retraksi

dinding dada, adanya sesak napas. Palpasi pengembangan paru, auskultasi suara

napas, kaji adanya suara napas tambahan seperti ronchi, wheezing, dan kaji adanya

trauma pada dada.

c)         Circulation: dilakukan pengkajian tentang volume darah dan cardiac output serta

adanya perdarahan. Pengkajian juga meliputi status hemodinamik, warna kulit, nadi.

d)        Disability: nilai tingkat kesadaran, serta ukuran dan reaksi pupil.

Pengkajian sekunder

       Pengkajian sekunder meliputi anamnesis dan pemeriksaan fisik. Anamnesis dapat

menggunakan format AMPLE (alergi, medikasi, past illness, last meal, dan

environment). Pemeriksaan fisik dimulai dari kepala hingga kaki dan dapat pula

ditambahkan pemeriksaan diagnostik yang lebih spesifik seperti foto thoraks,dll


D. Diagnosa Keperawatan

1. Pola Nafas Tidak Efektif

2. Gangguan Pertukaran Gas

3. Hipovolemi

No Diagnosis Intervensi
1. Pola napas tidak efektif (0005) Manajemen Jalan Napas
Definisi: inspirasi dan/atau ekspirasi Observasi
yang tidak memberikan ventilasi - Monitor pola napas
adekuat. - Monitor bunyi napas tambahan
Gejaladantanda mayor - Monitor sputum
Subjektif: Terapeutik
- Dispnea - Posisikan semi-flower atau flower
Objektif: - Berikan minum hangat
- Penggunaan otot bantu - Berikan fisioterapi dada, jika perlu
pernapasan - Berikan oksigen, jika perlu
- Fase ekspirasi memanjang Edukasi
- Pola napas abnormal - Ajarkan teknik batuk efektif
Gejaladantanda minor Kolaborasi
Subjektif: - Kolaborasi pemberian bronkodilator, mukolitik
- Ortopnea atau ekspektoran, jika perlu
Objektif:
- Pernapasan pursed-lip
- Pernapasan cuping hidung

2. Gangguan Pertukaran Gas (0003) Terapi Oksigen (I.01026) :


Definisi: kelebihan atau kekurangan Observasi
oksigenasi dan/atau eliminasi
- Monitor posisi alat terapi oksigen
karbondioksida pada membran
alveolus-kapiler.
Terapeutik
- Siapkan dan atur peralatan pemberian oksigen

Edukasi
- Ajarkan pasien dan keluarga cara menggunakan
oksigen dirumah
Kolaborasi

- Kolaborasi penentuan dosis oksigen

3. Hipovolemia(D.0023) Manajemen Hipovolemia: (I.14539)


Definisi: penurunan volume cairan Observasi
- Periksa tanda dan gejala hipovolemia
intravaskular, interstisial, dan/atau
- Monitor intake dan output
intraselular.
Terapeutik
- Hitung kebutuhan cairan
- Berikan posisi modified trendelenburg
- Berikan asupan cairan oral

Edukasi
- Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
- Anjurkan menghindari perubahan posisi
mendadak

Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis
- Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis
- Kolaborasi pemberian cairan koloid
- Kolaborasi pemberian produk darah

Anda mungkin juga menyukai