Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

GANGGUAN OKSIGENASI

Dosen Pengampu:

Filia Icha Sukamto, M.Kep

Anggota Kelompok:

ANDRE HERDIANSYAH (22613478)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

TAHUN 2024/2025
A. DEFINISI

Gangguan oksigenasi adalah kondisi di mana terjadi ketidak cukupan atau ketidak
mampuan tubuh untuk memenuhi kebutuhan oksigen dalam jaringan-jaringan sel.
Oksigenasi yang memadai penting untuk fungsi normal sel-sel tubuh, dan ganggu
an dalam proses ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk gangguan pe
rnapasan, masalah sirkulasi darah, atau ketidakmampuan sel-sel untuk mengguna
kan oksigen secara efektif.
Dalam situasi gangguan oksigenasi, pasokan oksigen ke sel-sel dapat berkurang,
menyebabkan potensi kerusakan pada jaringan dan organ tubuh. Kondisi ini dapat
bersifat akut atau kronis dan dapat berkaitan dengan berbagai penyakit atau kondi
si medis.

B. ETIOLOGI

1. Gangguan Pernapasan: Penyakit paru-paru seperti pneumonia, asma, atau penyakit


paru obstruktif kronis (PPOK) dapat menyebabkan gangguan pernapasan, menghamb
at masuknya oksigen ke dalam tubuh.

2. Gangguan Kardiovaskular: Penyakit jantung, gagal jantung, atau penyumbatan pe


mbuluh darah dapat mengganggu sirkulasi darah, mengurangi kemampuan tubuh unt
uk mengantarkan oksigen ke sel-sel.

3. Anemia: Kekurangan sel darah merah atau hemoglobin dalam darah dapat mengur
angi kapasitas darah untuk membawa oksigen.

4. Edema Paru: Akumulasi cairan di paru-paru dapat menghambat pertukaran oksigen


dan karbon dioksida.

5.Gangguan Seluler: Beberapa kondisi, seperti penyakit mitokondria atau gangguan


metabolik, dapat mempengaruhi kemampuan sel untuk menggunakan oksigen dengan
efektif.

6. Cedera atau Trauma: Cedera serius atau trauma pada dada atau organ-organ pernap
asan dapat mengakibatkan gangguan oksigenasi.

7. Faktor Lingkungan: Kondisi lingkungan seperti kebakaran, polusi udara, atau tingg
inya ketinggian dapat mempengaruhi ketersediaan oksigen di udara atau pengambilan
oksigen oleh tubuh.
C. MANIFESTASI KLINIS
beberapa manifestasi klinis umum yang dapat terkait dengan gangguan oksigenasi:

1.Dyspnea (Kesulitan Bernapas):Kesulitan bernapas atau perasaan kehabisan napas a


dalah salah satu manifestasi utama gangguan oksigenasi.

2.Sianosis: Perubahan warna kulit atau membran mukosa menjadi kebiruan, terutama
pada area wajah, bibir, dan ujung jari, karena kadar oksigen yang rendah dalam darah.

3.Peningkatan Frekuensi Nafas (Tachypnea): Peningkatan laju pernapasan sebagai res


pons terhadap upaya tubuh untuk meningkatkan pasokan oksigen.

4. Peningkatan Denyut Jantung (Tachycardia): Peningkatan detak jantung sebagai up


aya untuk meningkatkan sirkulasi oksigen.

5. Retraksi Dada: Penggunaan otot bantu pernapasan tambahan, seperti retraksi dada
atau retraksi ruang antara tulang rusuk, untuk membantu dalam pernapasan.

6. Perubahan Tingkat Kesadaran: Kondisi berat dapat menyebabkan perubahan tingka


t kesadaran, seperti kebingungan atau penurunan kesadaran.

7. Fatigue (Kelelahan): Kekurangan oksigen dapat menyebabkan kelelahan yang berl


ebihan karena sel-sel tubuh tidak mendapatkan cukup energi.

8. Perubahan pada Kulit dan Kuku: Kulit mungkin terlihat pucat atau kebiruan, dan k
uku dapat mengalami perubahan bentuk atau warna.

9. Peningkatan Keringat: Peningkatan produksi keringat dapat terjadi sebagai respons


tubuh terhadap stres oksigen.

D. PATOFISIOLOGI

mines
E. PATHWAY

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Analisis Darah:
- Hitung Darah Lengkap (CBC): Memberikan informasi tentang jumlah sel dara
h merah, sel darah putih, dan trombosit.
- Analisis Gas Darah: Menilai kadar oksigen dan karbon dioksida dalam darah.

2. Pemeriksaan Fungsi Paru:


- Spirometri: Mengukur kapasitas paru-paru dan laju aliran udara saat bernapas.
- Pulmonary Function Tests (PFTs): Serangkaian tes yang mengukur berbagai a
spek fungsi paru-paru.

3. Pemeriksaan Citra Medis:


- Rontgen Dada (X-ray): Untuk melihat gambaran struktur paru-paru dan organ
dada lainnya.
-Tomografi Komputer (CT) Paru-paru: Untuk mendapatkan gambaran yang lebi
h rinci tentang paru-paru.

4. Elektrokardiogram (EKG atau ECG):


- Mengukur Aktivitas Listrik Jantung: Untuk menilai fungsi jantung dan mendet
eksi kemungkinan masalah kardiovaskular.

5. **Echocardiogram:**
-Ultrasonografi Jantung: Memberikan gambaran visual tentang struktur dan fun
gsi jantung.

6. Tes Fungsi Kardiorespirasi:


- Exercise Stress Test: Untuk mengevaluasi respons jantung dan pernapasan sel
ama aktivitas fisik.
- Tes Uji Beban Oksigen (VO2 max): Mengukur kemampuan tubuh untuk meng
gunakan oksigen selama latihan.

7. Pemeriksaan Sirkulasi:
- Doppler Ultrasonografi: Untuk menilai aliran darah dalam pembuluh darah.
- Angiografi: Menggunakan zat kontras untuk mendeteksi penyumbatan atau pe
nyempitan pembuluh darah.

8. Polisomnografi:
- Tes Tidur: Digunakan untuk mendiagnosis gangguan tidur yang dapat mempe
ngaruhi oksigenasi, seperti sleep apnea.
9. Tes Laboratorium Tambahan:
-Tes Fungsi Hati dan Ginjal: Memeriksa fungsi organ-organ ini yang dapat me
mpengaruhi keseimbangan cairan dan metabolisme.

G. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan gangguan oksigenasi tergantung pada penyebabnya dan tingkat k


eparahannya. Berikut adalah beberapa pendekatan umum dalam penatalaksanaan
gangguan oksigenasi:

1. **Pengelolaan Pernapasan:**
- **Terapi Oksigen:** Pemberian oksigen dapat meningkatkan kadar oksigen d
alam darah. Jenis dan tingkat oksigen yang diberikan akan disesuaikan dengan ke
butuhan individu.
- **Pemantauan dan Bantuan Pernapasan:** Pada kondisi yang memerlukan, ve
ntilasi mekanis atau bantuan pernapasan bisa diperlukan.

2. **Penanganan Penyebab Dasar:**


- **Antibiotik:** Jika gangguan oksigenasi disebabkan oleh infeksi, antibiotik
dapat diresepkan.
- **Bronkodilator:** Untuk merelaksasi otot-otot saluran udara pada kasus pen
yakit paru obstruktif.
- **Diuretik:** Untuk mengurangi penumpukan cairan dalam kondisi seperti ga
gal jantung.
- **Pengobatan Antiinflamasi:** Diberikan pada kasus peradangan paru-paru at
au kondisi inflamasi lainnya.

3. **Pemulihan dan Rehabilitasi:**


- **Fisioterapi Paru:** Latihan pernapasan dan aktivitas fisik terkontrol dapat
membantu meningkatkan kapasitas paru-paru.
- **Program Rehabilitasi Jantung:** Pada kasus penyakit jantung, program reha
bilitasi jantung dapat membantu pemulihan dan meningkatkan kebugaran.

4. **Manajemen Cairan:**
- **Pengaturan Cairan:** Pada beberapa kondisi, seperti gagal jantung, pengatu
ran cairan perlu diperhatikan untuk mencegah penumpukan cairan yang dapat me
mpengaruhi oksigenasi.
5. **Manajemen Gaya Hidup:**
- **Berhenti Merokok:** Jika merokok merupakan faktor risiko atau penyebab
gangguan oksigenasi, berhenti merokok sangat dianjurkan.
- **Manajemen Berat Badan:** Pemeliharaan berat badan yang sehat dan diet y
ang seimbang dapat mendukung fungsi pernapasan dan kardiovaskular.

6. **Pemantauan dan Tindak Lanjut:


- **Pemantauan Terus-menerus:** Pemantauan kondisi pasien melibatkan pem
antauan tingkat oksigen dalam darah, fungsi pernapasan, dan fungsi jantung.
- **Konsultasi dan Rujukan:** Dalam beberapa kasus, konsultasi dengan spesia
lis seperti ahli paru-paru, ahli kardiologi, atau ahli tidur mungkin diperlukan.

Setiap penatalaksanaan akan disesuaikan dengan kondisi spesifik pasien dan mem
erlukan kolaborasi antara pasien, keluarga, dan tim perawatan kesehatan. Penting
untuk mengikuti petunjuk dokter dan melibatkan diri dalam perawatan dan manaj
emen penyakit untuk mencapai hasil yang optimal.

H. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORI

a. Pengkajian
b. Analisa Data

c. Diagnosa Keperawatan

1) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan proses inflamasi saluran pernafas
an ( D.0005, hal 26)(SDKI).
2) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi mekanis, infl
amasi, peningkatan sekresi,nyeri (D.0001, hal 18)(SDKI).

d. Rencana Asuhan Keperawatan

N Standar Diagnosa Standar Luaran Standar Intervrensi


O Keperawatan Indonesia Keperawatan Indonesia Keperawatan Indonesia
1. Pola Nafas Tidak Efektif Pemantauan respirasi
b.d Hambatan Upaya Nafa (SIKI I.01014)
s. 1. Monitor pola nafas (fre
(SDKI D.0005, Hal 26) kuensi, kedalaman, usaha
nafas)
2.Monitor pola nafas tamb
ahan (misalnya gurgling,
mengi, wheezing, ronki)
3.Monitor sputum
(jumlah, warna,aroma) 4.
Monitor adanya sumbatan
jalan nafas
5.Aukultasi bunyi nafas 6.
Monitor saturasi oksigen
7. Dokumentasikan hasil
pemantauan.

2. Bersihan Jalan Nafas Manajemen jalan nafas


Tidak Efektif b.d Sekresi (SIKI I.01011)
Tertahan 1. Monitor pola naf
(SDKI D.0001 Hal 18) as (frekuensi,kedalama
n, usaha nafas)
2. Monitor bunyi n
afas tambahan (misalny
a gurgling, mengi, whee
zing, ronki) 3. Monitor
sputum (jumlah, warna,
aroma)
4. Posisikan semi-fo
wler atau fowler
5. Berikan minum ha
ngat
6. Lakukan fisioterap
i dada, jika perlu
7. Berikan oksigen, ji
ka perlu
8. Anjurkan asupan c
airan 2000 ml/hari, jika ti
dak kontraindikasi 9. Ajar
kan teknik batuk efektif
10. Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektora
n, mukolitik.
jika perlu
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORI

1) Pengkajian
Identitas pasien: nama , tanggal lahir,umur,alamat,suku,jenis kelamin,pekerjaan,Pendidi
kan terakir,agama,tgl MRS, no RM,DX medis.
Identitas penanggung jawab : nama, umur,agam,jenis kelamin,Pendidikan terakir,hubu
ngan dengan pasien.
2. Keluhan Utama
Keluhan yang paling dirasakasn oleh pasien
3. Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Penyakit Sekarang
Alur perjalanan keluhan pasien sampai ke rumah sakit lalu saat pengkajian.
b) Riwayat penyakit dahulu
Data yang diperoleh dari pasien apakah mempunyai riwayat penyakit sebelumnya.
c) Riwayat penyakit keluarga
Data yang diperoleh dari keluarga pasien atau pasien sendiri apakah mempunyai r
iwayat penyakit keturunan.

4. Pola kesehatan sehaari-hari


a) Pola istirshst dan tidur
Meliputi keluhan tidur,frekuensi,kebiasaan tidur,dan riwayat obat tidur.
b) Pola nutrisi
Pola asupan makanan meliputi pola makan,minum,dan kecukupan gizi.
c) Eliminasi
Pola dalam BAK,BAB,meliputi warna,frekuensi,bau,dan konsistensi.
d) Aktivitas
Kegiatan passienn yang dilakukan sehari-hari
e) Hygine
Pola dalam mandi,gosokk gigi,menncuci rambut,dan potong kuku..

5. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan Umum
Bagaimana keadaan klien lalu tingkat kesadaran (GCS).
b) Tanda vital :
Bagaimana suhu, nadi, pernafasan dan tekanan darah klien.
c) TB/BB
Sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan
d) Kuku
Bagaimana kondisi kuku, apakah sianosis atau tidak, apakah ada kelainan e)
Kepala
Bagaimana kebersihan kulit kepala, rambut serta bentuk kepala, apakah ada kelainan
atau lesi pada kepala
f) Wajah
Bagaimana bentuk wajah, kulit wajah pucat/tidak
g) Mata
Bagaimana bentuk mata, keadaan konjungtiva anemis/tidak, sclera ikterik/ tidak, kea
daan pupil, palpebra dan apakah ada gangguan dalam penglihatan
h) Hidung
Bentuk hidung, keadaan bersih/tidak, ada/tidak sekret pada hidung serta cairan yang k
eluar, ada sinus/ tidak dan apakah ada gangguan dalam penciuman
i) Mulut
Bentuk mulut, membran membran mukosa kering/ lembab, lidah kotor/tidak, apakah
ada kemerahan/tidak pada lidah, apakah ada gangguan dalam menelan, apakah ada ke
sulitan dalam berbicara.
j) Leher
Apakah terjadi pembengkakan kelenjar tyroid, apakah ditemukan distensi vena jugula
ris.
k) Telinga
Apakah ada kotoran atau cairan dalam telinga, bagaimanakan bentuk tulang rawanya,
apakah ada respon nyeri pada daun telinga.

l) Thoraks

Bagaimana bentuk dada, simetris/tidak, kaji pola pernafasan, apakah ada wheezing, apak
ah ada gangguan dalam pernafasan. Pemeriksaan Fisik Difokuskan Pada Pengkajian Sist
em Pernafasan
Paru:
a) Inspeksi
b) Palpasi
c) Perkusi
d) Auskultasi
Suara nafas vesikuler/tidak terdengar ronchi pada kedua sisi paru. Jika terdengar adan
ya stridor atau wheezing menunjukkan tanda bahaya.

m) Abdomen
Bagaimana bentuk abdomen, turgor kulit kering/ tidak, apakah terdapat nyeri tekan p
ada abdomen, apakah perut terasa kembung, lakukan pemeriksaan bising usus, apaka
h terjadi peningkatan bising usus/tidak.
n) Genitalia
Bagaimana bentuk alat kelamin, distribusi rambut kelamin, warna rambut kelamin.
Pada laki-laki lihat keadaan penis, apakah ada kelainan/tidak.
Pada wanita lihat keadaan labia minora, biasanya labia minora tertutup oleh labia ma
yora.
o) Integumen
Kaji warna kulit, integritas kulit utuh/tidak, turgor kulit kering/ tidak, apakah ada nye
ri tekan pada kulit, apakah kulit teraba panas.
p) Ekstremitas
• Inspeksi :
Adakah oedem, tanda sianosis, dan kesulitan bergerak
• Palpasi : adanya nyeri tekan dan benjolan
• Perkusi : periksa refek patelki dengan reflek hummar Adakah terjadi tremor
atau tidak, kelemahan fisik, nyeri otot serta kelainan bentuk.

6. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Mutaqin (2012) untuk memastikan diagnosa pasien TB paru dengan gangguan
kebutuhan oksigenasi diantaranya:
1. Pemeriksaan Rontgen Thoraks
Pada hasil pemeriksaan rontgen thoraks, sering didapatkan adanya suatu lesisebelum
ditemukan adanya gejala awal dan sebelum pemeriksaan fisik menemukan kelanan paru.
2. CT - Scan (Pemindai Tomografi Terkomputerisasi)
Pemeriksaan CTScan dilakukan untuk menemukan hubungan kasus TBinaktif/stabil yang
ditunjukan dengan adanya gambar garis-garis fibrotik.Sebagaimana pemeriksaan rontgen
thoraks, penentuan bahwa kelainan inaktifdapat hanya berdasarkan pada temuan CT-
Scan pada pemeriksaan tunggal,namun selalu dihubungkan dengan kultur sputum yang
negatif dan periksaan secara serial setiap hari.

3. Pemeriksaan Laboratorium
Bahan pemeriksaan untuk bakteri mycrobacterium tuberculosis berupa sputum pasien.
Sebaiknya sputum diambil pada pagi hari dan yang pertama keluar.Jika sulit didapatkan
maka sputum dikumpulkan selama 24 jam.4. Analisis gas darah (AGD) atau arterial
blood gas (ABG) test adalah tes untuk mengukur kadar oksigen, karbon dioksida, dan
tingkat asam basa (pH) didalam darah. Analisis gas darah umumnya dilakukan untuk
memeriksa fungsi organ paru-paru yang menjadi tempat pertukaran oksigen karbon
dioksida
7. INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI KEPERAWATAN
KEPERAWATAN HASIL
SDKI SLKI SIKI
D.0149 L.01001 I.01011
Bersihan jalan napas tidak ef Bersihan jalan napas Manajemen jalan napas
ektif Definisi : Definisi
Kemampuan membersihkan sec Mengidentifikasi dan mengelola jalan napas
Definisi : Ketidakmampuan ret atau obstruksi jalan napas un 1 Observasi
membersihkan sekret atau o tuk mempertahankan kepatenan  Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman,
bstruksi jalan napas untuk m jalan napas. usaha nafas)
empertahankan jalan napas t  Monitor bunyi napas tambahan (mis, gurgling,
etap paten Setelah dilakukan tindakan 1x2 mengi, wheezing, ronki kering)
4 jam diharapkan bersihan jalan  Monitor sputum ( jumlah, aroma, warna)
Tanda dan gejala nafas kembali efektif dengan kr 2 Terapeutik
Subjektif : iteria hasil :  Pertahankan kepatenan jalan napas
1 Batuk efektif (skala 5:  Posisikan semi fowler
 Dispnea meningkat)  Berikan minuman hangat
 Sulit bicara 2 Produksi sputum (skala 5:
 Ortopnea  Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
menurun)
 Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
3 Mengi (skala 5 : menurun)
Objektif :
4 Wheezing (skala 5 : menurun)  Berikan oksigen, jika perlu
5 Dyspnea (skala 5 : menurun) 3. Edukasi
 Batuk tidak efektif  Ajarkan batuk efektif
 Tidak mampu batuk 6 Ortopnea (skala 5 : menurun)
7 Sulit bicara (skala 5 :  Anjurkan asupan cairan 2000ml/perhari, jika tidak
 Bunyi napas menurun
menurun) kontradiksi
PENYEBAB 8 Sianosis (skala 5 : menurun) 1 Kolaborasi
Fisiologis 9 Gelissah (skala 5 : menurun)  Kolaborasi pemberian mukolitik atau
 Spasme jalan napas 10 Frekuensi napas (skala 5 : ekspetoran, jika perlu
 Hipersekresi jalan membaik)
napas 11 Pola napas (skala 5 :
 Disfungsi membaik)
neuromuskuler
 Benda asing dalam
jalan napas
 Adanya jalan napas
buatan
 Sekresi yang tertahan
 Hiperplasia dinding
jalan napas
 Proses infeksi
 Respon alergi
 Efek agen
farmakologia (mis.
anastesi)
Situasional
 Perokok aktif
 Perokok pasif
 Terpajan polutan
SDKI SLKI SIKI
D.0003 I.01003 I.01014
Gangguan pertukaran gas Pertukaran gas Pemantauan respirasi
Definisi : Definisi
Definisi : Kelebihan atau ke Oksigenasi dan/ eliminasi karbo Mengumpulkan dan menganalisis data untuk memast
kurangan oksigenasi dan/ata ndioksida pada membrane alve ikan kepatenan jalan napas dan keefektifan pertukara
u eliminasi karbondioksida p olus kapiler dalam batas norma n gas.
ada membrane alveolus-kapi l.
ler 1 Observasi
Setelah dilakukan tindakan 1x2  Monitor frekuensi, irama kedalaman dan upaya
Tanda dan gejala 4 jam diharapkan bersihan jalan napas
Subjektif : nafas kembali efektif dengan kr  Monitor pola napas
iteria hasil :  Monitr kemampuan batuk efektif
8. Dispnea  Monitor adanya sumbatan jalan napas
9. Pusing  Dispnea (skala : 5 menurun)  Monitor saturasi oksigen
10. Penglihatan  Bunyi napas (skala : 5 2 Terapeutik
kabur menurun)  Atur intervensi pemantauan respirasi sesuai
 PCO2 (skala : 5 membaik) kondisi pasien
Objektif :  Dokumentasi hasil pemantauan
 PO2 (skala : 5 membaik)
 pH arteri  Takikardi (skala : 5 membaik)
3 Edukasi
meningkat/menurun  Jelaskan prosedur pemantauan
 pH arteri (skala : 5 membaik)
 Bunyi napas tambahan 4 Kolaborasi
 Gelisah  Kolaborasi pemberian bronkodilator jika perlu
 Kesadaran menurun

PENYEBAB

 Ketidakseimbangan
ventilasi-perfusi
 Perubahan membrane
alveolus-kapiler
SDKI SLKI SIKI
D.0005 L.01004 I.01011
Pola napas tidak efektif Pola napas Manajemen jalan napas
Definisi : inspirasi atau eksp Definisi : Definisi
irasi yang tidak memberikan Inspirasi dan/atau ekspirasi yan Mengidentifikasi dan mengelola kepatenan jalan nap
ventilasi adekuat. g memberikan ventilasi adekua as
t.
Tanda dan gejala 1 Observasi
Subjektif : Setelah dilakukan tindakan 1x2  Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha
4 jam diharapkan bersihan jalan nafas)
 Dispnea nafas kembali efektif dengan kr  Monitor bunyi napas tambahan (mis, gurgling,
 Ortopnea iteria hasil : mengi, wheezing, ronki kering)
Objektif :  Tekanan ekspirasi (skala :  Monitor sputum ( jumlah, aroma, warna)
5 meningkat) 2 Terapeutik
 Penggunaan otot bantu  Tekanan inspirasi (skala :  Pertahankan kepatenan jalan napas
pernapasan 5 meningkat)  Posisikan semi fowler
 Fase ekspirasi  Frekuensi napas membaik
 Berikan minuman hangat
memanjang (skala : 5 meningkat)
 Kedalaman napas  Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
 Ventilasi semenit
membaik (skala : 5  Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
menurun
 Kapasitas vital menurun meningkat)  Berikan oksigen, jika perlu
 Dyspnea (skala 5 : 3 Edukasi
menurun)  Ajarkan batuk efektif
 Ortopnea (skala 5 :  Anjurkan asupan cairan 2000ml/perhari, jika
PENYEBAB
menurun) tidak kontradiksi
 Depresi pusat pernapasan 4 Kolaborasi
 Hambatan upaya napas  Kolaborasi pemberian mukolitik atau
(mis. Nyeri saat bernapas, ekspetoran, jika perlu
kelemahan otot
pernapasan)
 Deformitas dinding dada
 Deformitas tulang dada
 Gangguan neuro muskular
 Gangguan neurologis
(mis. Elektroensefalogram
(EEG) positif, cedera
kepala, gangguan kejang)
 Imaturitas neurologis
 Penurunan energi
 Obesitas
 Posisi tubuh yang
menghambat ekspansi
paru
 Sindrom hipoventilasi
 Kerusakan inervasi
diafragma (kerusakan
saraf C5 ke atas)
 Cedera pada medulla
spinalis
 Efek agen farmakologis
 Kecemasan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY.K DENGAN GANGGUAN


KEBUTUHAN OKSIGENASI DI RUNG ICU RSU DARMAYU PONOROGO
I. IDENTITAS KLIEN
A. KLIEN
Nama/Inisial : Ny. Koinem
Umur : 94 thn
No. Register : 000229465
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa
Alamat : Ringin Putih 1.1 Sampung
Status Perkawinan : Kawin
Pendidikan terakhir :-
Pekerjaan : Swasta
Golongan Darah :-
Tanggal MRS/jam : 10 Desember 2023 / 16.00
Dx Medis : TB Paru dengan Sekunder Infeksi
B. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Iwan
Umur : 38
Pendidikan : SLTA
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku/bangsa : Jawa
Alamat : Ringin Putih 1.1 Sampung

II. KELUHAN UTAMA


- Saat MRS : Sesak
- Saat Pengkajian : Sesak

III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Saat dirumah pasien batuk-batuk dan sesak lalu keluarga pasien langsung
membawa pasien ke Rumah Sakit Umum Darmayu Ponorogo pada tanggal 10
Desember 2023, setelah sampai IGD kondisi pasien batuk-batuk dan sesak dan
penurunan kesadaran. Lalu pasien dirawat inap di icu pada pukul 10.00 kondisi
pasien di ICU penurunan kesadaran coma GCS (E/V/M : 1/1/1) RR :

IV. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU


- Penyakit yang pernah diderita
TB Paru
- Riwayat Alergi
Tidak memiliki Riwayat penyakit alergi terhadap obat-obatan dll
- Pernah dirawat di Rumah Sakit
-
V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Keluarga pasien mengatakan tidak memiliki penyakit menurun

VI. RIWAYAT PSIKOSOSIAL


a. Persepsi dan harapan klien terhadap masalahnya
Tidak dapat dikaji karena pasien mengalami penurunan kesadaran
b. Persepsi dan harapan keluarga terhadap masalah klien
Keluarga berharap agar pasien segera membaik dan sembuh
c. Pola interaksi dan komunikasi
Tidak dapat dikaji karena klien mengalami penurunan kesadaran
d. Pola pertahanan
Tidak dapat dikaji karena pasien mengalami penurunan kesadaran
e. Pola Nilai dan kepercayaan
Keluarga pasien beragama islam dan selalu berdoa kepada tuhan agar pasien
cepat sembuh
f. Pengkajian konsep diri
Tidak terkaji karna pasien penurunan kesdaran
g. Genogram
Laki laki

Perempuan

Garis keturunan

POLA POLA KESEHARIAN


POLA POLA SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT
Nutrisi Pasien makam 1xsehari porsi sedang Pasien terpasang NGT,pemberian makan
dengan menu nas,sayur,lauk 4xsehari berupa susu cair 4x200 cc yang
pauk,minum air putih kurang lebih 8 diberikan
gelas perhari

Eliminasi BAK Pasien BAK 3-5xsehari,konstipasi Klien menggunakan kateter BAK warna
cair,warna kuning,bauk has urine kuning,urine kurang lebih 200cc/6
jam,bauk has urine

Eliminasi BAB BAB tidak tentu 1xsehari dengan Se;ama 2 hari dirawat dirumah sakit
konstipasi lunak,tidak ada pasien BAB 1x konsistensi lunak,warna
perdarahan,tidak mengalami diare coklat

Istirahat Pasien bisa tidur malam pada pukul tidur klien tidak teratur karena
22.00-05.00,tidur siang pukul 13.00- mengalami penurunan kesadaran klien
14.00,tidur kurang dari 8 jam per hari gelisah

Aktivitas Pasien biasa melakukan aktivitas sehari Pasien mengalami penurunan


hari seperti jalan jalan,bekerja kesadaran,selama di ICU pasien tidak
mampu melakukan aktivitas semua di
bantu oleh perawat .

Anda mungkin juga menyukai