GANGGUAN OKSIGENASI
Dosen Pengampu:
Anggota Kelompok:
TAHUN 2024/2025
A. DEFINISI
Gangguan oksigenasi adalah kondisi di mana terjadi ketidak cukupan atau ketidak
mampuan tubuh untuk memenuhi kebutuhan oksigen dalam jaringan-jaringan sel.
Oksigenasi yang memadai penting untuk fungsi normal sel-sel tubuh, dan ganggu
an dalam proses ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk gangguan pe
rnapasan, masalah sirkulasi darah, atau ketidakmampuan sel-sel untuk mengguna
kan oksigen secara efektif.
Dalam situasi gangguan oksigenasi, pasokan oksigen ke sel-sel dapat berkurang,
menyebabkan potensi kerusakan pada jaringan dan organ tubuh. Kondisi ini dapat
bersifat akut atau kronis dan dapat berkaitan dengan berbagai penyakit atau kondi
si medis.
B. ETIOLOGI
3. Anemia: Kekurangan sel darah merah atau hemoglobin dalam darah dapat mengur
angi kapasitas darah untuk membawa oksigen.
6. Cedera atau Trauma: Cedera serius atau trauma pada dada atau organ-organ pernap
asan dapat mengakibatkan gangguan oksigenasi.
7. Faktor Lingkungan: Kondisi lingkungan seperti kebakaran, polusi udara, atau tingg
inya ketinggian dapat mempengaruhi ketersediaan oksigen di udara atau pengambilan
oksigen oleh tubuh.
C. MANIFESTASI KLINIS
beberapa manifestasi klinis umum yang dapat terkait dengan gangguan oksigenasi:
2.Sianosis: Perubahan warna kulit atau membran mukosa menjadi kebiruan, terutama
pada area wajah, bibir, dan ujung jari, karena kadar oksigen yang rendah dalam darah.
5. Retraksi Dada: Penggunaan otot bantu pernapasan tambahan, seperti retraksi dada
atau retraksi ruang antara tulang rusuk, untuk membantu dalam pernapasan.
8. Perubahan pada Kulit dan Kuku: Kulit mungkin terlihat pucat atau kebiruan, dan k
uku dapat mengalami perubahan bentuk atau warna.
D. PATOFISIOLOGI
mines
E. PATHWAY
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Analisis Darah:
- Hitung Darah Lengkap (CBC): Memberikan informasi tentang jumlah sel dara
h merah, sel darah putih, dan trombosit.
- Analisis Gas Darah: Menilai kadar oksigen dan karbon dioksida dalam darah.
5. **Echocardiogram:**
-Ultrasonografi Jantung: Memberikan gambaran visual tentang struktur dan fun
gsi jantung.
7. Pemeriksaan Sirkulasi:
- Doppler Ultrasonografi: Untuk menilai aliran darah dalam pembuluh darah.
- Angiografi: Menggunakan zat kontras untuk mendeteksi penyumbatan atau pe
nyempitan pembuluh darah.
8. Polisomnografi:
- Tes Tidur: Digunakan untuk mendiagnosis gangguan tidur yang dapat mempe
ngaruhi oksigenasi, seperti sleep apnea.
9. Tes Laboratorium Tambahan:
-Tes Fungsi Hati dan Ginjal: Memeriksa fungsi organ-organ ini yang dapat me
mpengaruhi keseimbangan cairan dan metabolisme.
G. PENATALAKSANAAN
1. **Pengelolaan Pernapasan:**
- **Terapi Oksigen:** Pemberian oksigen dapat meningkatkan kadar oksigen d
alam darah. Jenis dan tingkat oksigen yang diberikan akan disesuaikan dengan ke
butuhan individu.
- **Pemantauan dan Bantuan Pernapasan:** Pada kondisi yang memerlukan, ve
ntilasi mekanis atau bantuan pernapasan bisa diperlukan.
4. **Manajemen Cairan:**
- **Pengaturan Cairan:** Pada beberapa kondisi, seperti gagal jantung, pengatu
ran cairan perlu diperhatikan untuk mencegah penumpukan cairan yang dapat me
mpengaruhi oksigenasi.
5. **Manajemen Gaya Hidup:**
- **Berhenti Merokok:** Jika merokok merupakan faktor risiko atau penyebab
gangguan oksigenasi, berhenti merokok sangat dianjurkan.
- **Manajemen Berat Badan:** Pemeliharaan berat badan yang sehat dan diet y
ang seimbang dapat mendukung fungsi pernapasan dan kardiovaskular.
Setiap penatalaksanaan akan disesuaikan dengan kondisi spesifik pasien dan mem
erlukan kolaborasi antara pasien, keluarga, dan tim perawatan kesehatan. Penting
untuk mengikuti petunjuk dokter dan melibatkan diri dalam perawatan dan manaj
emen penyakit untuk mencapai hasil yang optimal.
a. Pengkajian
b. Analisa Data
c. Diagnosa Keperawatan
1) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan proses inflamasi saluran pernafas
an ( D.0005, hal 26)(SDKI).
2) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi mekanis, infl
amasi, peningkatan sekresi,nyeri (D.0001, hal 18)(SDKI).
1) Pengkajian
Identitas pasien: nama , tanggal lahir,umur,alamat,suku,jenis kelamin,pekerjaan,Pendidi
kan terakir,agama,tgl MRS, no RM,DX medis.
Identitas penanggung jawab : nama, umur,agam,jenis kelamin,Pendidikan terakir,hubu
ngan dengan pasien.
2. Keluhan Utama
Keluhan yang paling dirasakasn oleh pasien
3. Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Penyakit Sekarang
Alur perjalanan keluhan pasien sampai ke rumah sakit lalu saat pengkajian.
b) Riwayat penyakit dahulu
Data yang diperoleh dari pasien apakah mempunyai riwayat penyakit sebelumnya.
c) Riwayat penyakit keluarga
Data yang diperoleh dari keluarga pasien atau pasien sendiri apakah mempunyai r
iwayat penyakit keturunan.
5. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan Umum
Bagaimana keadaan klien lalu tingkat kesadaran (GCS).
b) Tanda vital :
Bagaimana suhu, nadi, pernafasan dan tekanan darah klien.
c) TB/BB
Sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan
d) Kuku
Bagaimana kondisi kuku, apakah sianosis atau tidak, apakah ada kelainan e)
Kepala
Bagaimana kebersihan kulit kepala, rambut serta bentuk kepala, apakah ada kelainan
atau lesi pada kepala
f) Wajah
Bagaimana bentuk wajah, kulit wajah pucat/tidak
g) Mata
Bagaimana bentuk mata, keadaan konjungtiva anemis/tidak, sclera ikterik/ tidak, kea
daan pupil, palpebra dan apakah ada gangguan dalam penglihatan
h) Hidung
Bentuk hidung, keadaan bersih/tidak, ada/tidak sekret pada hidung serta cairan yang k
eluar, ada sinus/ tidak dan apakah ada gangguan dalam penciuman
i) Mulut
Bentuk mulut, membran membran mukosa kering/ lembab, lidah kotor/tidak, apakah
ada kemerahan/tidak pada lidah, apakah ada gangguan dalam menelan, apakah ada ke
sulitan dalam berbicara.
j) Leher
Apakah terjadi pembengkakan kelenjar tyroid, apakah ditemukan distensi vena jugula
ris.
k) Telinga
Apakah ada kotoran atau cairan dalam telinga, bagaimanakan bentuk tulang rawanya,
apakah ada respon nyeri pada daun telinga.
l) Thoraks
Bagaimana bentuk dada, simetris/tidak, kaji pola pernafasan, apakah ada wheezing, apak
ah ada gangguan dalam pernafasan. Pemeriksaan Fisik Difokuskan Pada Pengkajian Sist
em Pernafasan
Paru:
a) Inspeksi
b) Palpasi
c) Perkusi
d) Auskultasi
Suara nafas vesikuler/tidak terdengar ronchi pada kedua sisi paru. Jika terdengar adan
ya stridor atau wheezing menunjukkan tanda bahaya.
m) Abdomen
Bagaimana bentuk abdomen, turgor kulit kering/ tidak, apakah terdapat nyeri tekan p
ada abdomen, apakah perut terasa kembung, lakukan pemeriksaan bising usus, apaka
h terjadi peningkatan bising usus/tidak.
n) Genitalia
Bagaimana bentuk alat kelamin, distribusi rambut kelamin, warna rambut kelamin.
Pada laki-laki lihat keadaan penis, apakah ada kelainan/tidak.
Pada wanita lihat keadaan labia minora, biasanya labia minora tertutup oleh labia ma
yora.
o) Integumen
Kaji warna kulit, integritas kulit utuh/tidak, turgor kulit kering/ tidak, apakah ada nye
ri tekan pada kulit, apakah kulit teraba panas.
p) Ekstremitas
• Inspeksi :
Adakah oedem, tanda sianosis, dan kesulitan bergerak
• Palpasi : adanya nyeri tekan dan benjolan
• Perkusi : periksa refek patelki dengan reflek hummar Adakah terjadi tremor
atau tidak, kelemahan fisik, nyeri otot serta kelainan bentuk.
6. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Mutaqin (2012) untuk memastikan diagnosa pasien TB paru dengan gangguan
kebutuhan oksigenasi diantaranya:
1. Pemeriksaan Rontgen Thoraks
Pada hasil pemeriksaan rontgen thoraks, sering didapatkan adanya suatu lesisebelum
ditemukan adanya gejala awal dan sebelum pemeriksaan fisik menemukan kelanan paru.
2. CT - Scan (Pemindai Tomografi Terkomputerisasi)
Pemeriksaan CTScan dilakukan untuk menemukan hubungan kasus TBinaktif/stabil yang
ditunjukan dengan adanya gambar garis-garis fibrotik.Sebagaimana pemeriksaan rontgen
thoraks, penentuan bahwa kelainan inaktifdapat hanya berdasarkan pada temuan CT-
Scan pada pemeriksaan tunggal,namun selalu dihubungkan dengan kultur sputum yang
negatif dan periksaan secara serial setiap hari.
3. Pemeriksaan Laboratorium
Bahan pemeriksaan untuk bakteri mycrobacterium tuberculosis berupa sputum pasien.
Sebaiknya sputum diambil pada pagi hari dan yang pertama keluar.Jika sulit didapatkan
maka sputum dikumpulkan selama 24 jam.4. Analisis gas darah (AGD) atau arterial
blood gas (ABG) test adalah tes untuk mengukur kadar oksigen, karbon dioksida, dan
tingkat asam basa (pH) didalam darah. Analisis gas darah umumnya dilakukan untuk
memeriksa fungsi organ paru-paru yang menjadi tempat pertukaran oksigen karbon
dioksida
7. INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI KEPERAWATAN
KEPERAWATAN HASIL
SDKI SLKI SIKI
D.0149 L.01001 I.01011
Bersihan jalan napas tidak ef Bersihan jalan napas Manajemen jalan napas
ektif Definisi : Definisi
Kemampuan membersihkan sec Mengidentifikasi dan mengelola jalan napas
Definisi : Ketidakmampuan ret atau obstruksi jalan napas un 1 Observasi
membersihkan sekret atau o tuk mempertahankan kepatenan Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman,
bstruksi jalan napas untuk m jalan napas. usaha nafas)
empertahankan jalan napas t Monitor bunyi napas tambahan (mis, gurgling,
etap paten Setelah dilakukan tindakan 1x2 mengi, wheezing, ronki kering)
4 jam diharapkan bersihan jalan Monitor sputum ( jumlah, aroma, warna)
Tanda dan gejala nafas kembali efektif dengan kr 2 Terapeutik
Subjektif : iteria hasil : Pertahankan kepatenan jalan napas
1 Batuk efektif (skala 5: Posisikan semi fowler
Dispnea meningkat) Berikan minuman hangat
Sulit bicara 2 Produksi sputum (skala 5:
Ortopnea Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
menurun)
Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
3 Mengi (skala 5 : menurun)
Objektif :
4 Wheezing (skala 5 : menurun) Berikan oksigen, jika perlu
5 Dyspnea (skala 5 : menurun) 3. Edukasi
Batuk tidak efektif Ajarkan batuk efektif
Tidak mampu batuk 6 Ortopnea (skala 5 : menurun)
7 Sulit bicara (skala 5 : Anjurkan asupan cairan 2000ml/perhari, jika tidak
Bunyi napas menurun
menurun) kontradiksi
PENYEBAB 8 Sianosis (skala 5 : menurun) 1 Kolaborasi
Fisiologis 9 Gelissah (skala 5 : menurun) Kolaborasi pemberian mukolitik atau
Spasme jalan napas 10 Frekuensi napas (skala 5 : ekspetoran, jika perlu
Hipersekresi jalan membaik)
napas 11 Pola napas (skala 5 :
Disfungsi membaik)
neuromuskuler
Benda asing dalam
jalan napas
Adanya jalan napas
buatan
Sekresi yang tertahan
Hiperplasia dinding
jalan napas
Proses infeksi
Respon alergi
Efek agen
farmakologia (mis.
anastesi)
Situasional
Perokok aktif
Perokok pasif
Terpajan polutan
SDKI SLKI SIKI
D.0003 I.01003 I.01014
Gangguan pertukaran gas Pertukaran gas Pemantauan respirasi
Definisi : Definisi
Definisi : Kelebihan atau ke Oksigenasi dan/ eliminasi karbo Mengumpulkan dan menganalisis data untuk memast
kurangan oksigenasi dan/ata ndioksida pada membrane alve ikan kepatenan jalan napas dan keefektifan pertukara
u eliminasi karbondioksida p olus kapiler dalam batas norma n gas.
ada membrane alveolus-kapi l.
ler 1 Observasi
Setelah dilakukan tindakan 1x2 Monitor frekuensi, irama kedalaman dan upaya
Tanda dan gejala 4 jam diharapkan bersihan jalan napas
Subjektif : nafas kembali efektif dengan kr Monitor pola napas
iteria hasil : Monitr kemampuan batuk efektif
8. Dispnea Monitor adanya sumbatan jalan napas
9. Pusing Dispnea (skala : 5 menurun) Monitor saturasi oksigen
10. Penglihatan Bunyi napas (skala : 5 2 Terapeutik
kabur menurun) Atur intervensi pemantauan respirasi sesuai
PCO2 (skala : 5 membaik) kondisi pasien
Objektif : Dokumentasi hasil pemantauan
PO2 (skala : 5 membaik)
pH arteri Takikardi (skala : 5 membaik)
3 Edukasi
meningkat/menurun Jelaskan prosedur pemantauan
pH arteri (skala : 5 membaik)
Bunyi napas tambahan 4 Kolaborasi
Gelisah Kolaborasi pemberian bronkodilator jika perlu
Kesadaran menurun
PENYEBAB
Ketidakseimbangan
ventilasi-perfusi
Perubahan membrane
alveolus-kapiler
SDKI SLKI SIKI
D.0005 L.01004 I.01011
Pola napas tidak efektif Pola napas Manajemen jalan napas
Definisi : inspirasi atau eksp Definisi : Definisi
irasi yang tidak memberikan Inspirasi dan/atau ekspirasi yan Mengidentifikasi dan mengelola kepatenan jalan nap
ventilasi adekuat. g memberikan ventilasi adekua as
t.
Tanda dan gejala 1 Observasi
Subjektif : Setelah dilakukan tindakan 1x2 Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha
4 jam diharapkan bersihan jalan nafas)
Dispnea nafas kembali efektif dengan kr Monitor bunyi napas tambahan (mis, gurgling,
Ortopnea iteria hasil : mengi, wheezing, ronki kering)
Objektif : Tekanan ekspirasi (skala : Monitor sputum ( jumlah, aroma, warna)
5 meningkat) 2 Terapeutik
Penggunaan otot bantu Tekanan inspirasi (skala : Pertahankan kepatenan jalan napas
pernapasan 5 meningkat) Posisikan semi fowler
Fase ekspirasi Frekuensi napas membaik
Berikan minuman hangat
memanjang (skala : 5 meningkat)
Kedalaman napas Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
Ventilasi semenit
membaik (skala : 5 Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
menurun
Kapasitas vital menurun meningkat) Berikan oksigen, jika perlu
Dyspnea (skala 5 : 3 Edukasi
menurun) Ajarkan batuk efektif
Ortopnea (skala 5 : Anjurkan asupan cairan 2000ml/perhari, jika
PENYEBAB
menurun) tidak kontradiksi
Depresi pusat pernapasan 4 Kolaborasi
Hambatan upaya napas Kolaborasi pemberian mukolitik atau
(mis. Nyeri saat bernapas, ekspetoran, jika perlu
kelemahan otot
pernapasan)
Deformitas dinding dada
Deformitas tulang dada
Gangguan neuro muskular
Gangguan neurologis
(mis. Elektroensefalogram
(EEG) positif, cedera
kepala, gangguan kejang)
Imaturitas neurologis
Penurunan energi
Obesitas
Posisi tubuh yang
menghambat ekspansi
paru
Sindrom hipoventilasi
Kerusakan inervasi
diafragma (kerusakan
saraf C5 ke atas)
Cedera pada medulla
spinalis
Efek agen farmakologis
Kecemasan
Perempuan
Garis keturunan
Eliminasi BAK Pasien BAK 3-5xsehari,konstipasi Klien menggunakan kateter BAK warna
cair,warna kuning,bauk has urine kuning,urine kurang lebih 200cc/6
jam,bauk has urine
Eliminasi BAB BAB tidak tentu 1xsehari dengan Se;ama 2 hari dirawat dirumah sakit
konstipasi lunak,tidak ada pasien BAB 1x konsistensi lunak,warna
perdarahan,tidak mengalami diare coklat
Istirahat Pasien bisa tidur malam pada pukul tidur klien tidak teratur karena
22.00-05.00,tidur siang pukul 13.00- mengalami penurunan kesadaran klien
14.00,tidur kurang dari 8 jam per hari gelisah