Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

Disusun Oleh :
Yuliyanti
0433131420118138

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKES HORIZON KARAWANG
2022
LAPORAN PENDAHULUAN

A. KONSEP DASAR NUTRISI

1. DEFINISI
Nutrisi menurut Coffee, 1998 adalah zat yang dibutuhkan tubuh manusia untuk
mempertahankan kesehatan. Sedangkan diet adalah pengaturan jumlah dan zat
makanan agar tetap sehat. Fungsi zat gizi sendiri adalah:
1. Pertumbuhan
2. Kebutuhan Aktivitas sehar-hari sebagai sumber energi
3. Reproduksi
4. Daya tahan tubuh pembentukan sel darah putih di dalamnya
5. Mempertahankan struktur organ tubuh dan vial
6. Memperbaiki jaringan tubuh yang rusak
Istilah gizi berasal dari bahasa arab gizawi yang berarti nutrisi. Gizi adalah
substansi organik dan nonorganik yang ditemukan dalam makanan dan
dibutuhkan oleh tubuh agar dapat berfungsi dengan baik (Kozier, 2004 : 1116).
Nutrisi berfungsi untuk membentuk dan memelihara jaringan tubuh, mengatur
proses-proses dalam tubuh, sebagai sumber tenaga, serta untuk melindungi tubuh
dari serangan penyakit. Fungsi utama nutrisi adalah untuk memberi energi bagi
aktivitas tubuh, membentuk struktur kerangka dan jaringan tubuh, serta mengatur
berbagai proses kimia di dalam tubuh (Mubarak, 2008:27).
Nutrien adalah sejenis zat kimia organik atau anorganik yang terdapat dalam
makanan dan dibutuhkan oleh tubuh untuk menjalankan fungsinya. Enam zat
nutrisi esensial (kelompok nutrien) yaitu : air, karbohidrat, protein, lemak,
vitamin dan mineral mempunyai tiga fungsi utama yaitu :
1. Menyediakan energi untuk proses dan pergerakan tubuh
2. Menyediakan “struktur material” untuk jaringan tubuh seperti tulang dan otot
3. Mengatur proses tubuh.
Dalam konsep dasar nutrisi kita mengenal sebuah istilah yang disebut dengan
nutrien. Nutrienadalah sejenis zat kimia organik atau anorganik yang terdapat
dalam makanan dandibutuhkan oleh tubuh untuk menjalankan fungsinya, setiap
nutrien memiliki komposisikimia tertentu yang akan menampilkan sekurang-
kurangnya satu fungsi khusus pada saatmakanan dicerna dan diserap oleh tubuh.
Asupan makanan yang adekuat terdiri atas enam zat nutrisi esensial (kelompok
nutrien) yang seimbang.
2. GEJALA DAN TANDA
1. Defisit nutrisi
a. Data mayor
Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal
b. Data minor
- Cepat kenyang setelah makan
- Kram/nyeri abdomen
- Nafsu makan menurun
- Bising usus hiperaktif
- Otot pengunyah lemah
- Otot menelan lemah
- Membran mukosa pucat
- Sariawan
- Serum albumin turun
- Rambut rontok berlebihan
- Diare

2. Berat badan lebih


a. Data mayor
IMT > 25 kg/m2 (pada dewasa) atau berat dan panjang badan lebih dari
presentil 95 (pada anak 2-18 tahun)
b. Data minor
Tebal lipatan kulit trisep >25 mm

3. Pemeiksaan Diagnostik
Pemerikasaan diagnose dapat dilakukan melalui pemeriksaan laboratorium dengan
ketentuan nilai normal yakni sebagai berikut:
Albumin (N: 4-5,5 mg/100 ml).
Ransferin (N: 170-25 mg/100 ml).
Hb (N: 12 mg %).
BUN (N: 10-20 mg/100 ml).
Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: laki-laki: 0,6-1,3 mg/100 ml,wanita: 0,5- 1,0
mg/100 ml).

4. Penatalaksaan
Pelaksanaan (Tindakan) yang dapat dilakukan pada klien yang mengalami
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah sebai berikut:

1. Pemberian Nutrisi Melalui Oral


Pemberian nutrisi melalui oral merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan
pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara sendiri
dengan cara membantu memberikan makan/nutrisi melalui oral (mulut),
bertujuan memenuhi kebutuhan nutrisi pasien dan membangkitkan selera makan
pada pasien.
Alat dan Bahan
1. Piring
2. Sendok
3. Garpu
4. Gelas
5. Serbet
6. Mangkok cuci tangan
7. Pangalas
8. Jenis diet
Prosedur Kerja
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Atur posisi pasien.
4. Pasang pengalas.
5. Anjurkan pasien untuk berdoa sebelum makan.
6. Bantu untuk melakukan makan dengan cara menyuapkan makanan secara
sedikit demi sedikit dan berikan minum sesudah makan.
7. Setelah selesai, bersihkan mulut pasien dan anjurkan untuk duduk sebentar.
8. Catat hasil atau respons pemenuhan terhadap makan.
9. Cuci tangan.

2. Pemberian Nutrisi Melalui Pipa Penduga/Lambung


Pemberian nutrisi melalui pipa penduga/lambung merupakan keperawatan yang
dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara
oral atau tidak mampu menelan dengan cara memberi makanan melalui pipa
lambung atau pipa penduga. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi pasien.

Alat dan Bahan


1. Pipa penduga dalam tempatnya
2. Corong
3. Spuit 20 cc
4. Pengalas
5. Bengkok
6. Plester, gunting
7. Makanan dalam bentuk cair
8. Air matang
9. Obat
10. Stetoskop
11. Klem
12. Baskom berisi air (kalau tidak ada stetoskop)
13. Vaselin

Prosedur Kerja
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Atur posisi semifowler.
4. Bersihkan daerah hidung dan pasangkan pengalas di daerah dada.
5. Letakkan bengkok di dekat pasien.
6. Tentukan letak pipa penduga dengan cara mengukur panjang pipa dari
epigastrium sampai hidung kemudian dibengkokkan ke telingan dan beri
tanda batasnya.
7. Berikan vaselin atau pelican pada ujung pipa dan klem pangkal pipa
tersebut lalu masukkan melalui hidung secara perlahan-lahan sambil
pasien dianjurkan untuk menelannya.
8. Tentukan apakah pipa tersebut benar-benar sudah masuk ke lambung
dengan cara sebagai berikut.
a. Masukkan ujung slang yang diklem ke dalam baskom yang berisi air
(klem dibuka), perhatikan bila ada gelembung maka pipa masuk ke
paru, dan jika tidak ada gelembung maka pipa masuk ke lambung.
Setelah itu diklem atau dilipat kembali.
b. Masukkan udara dengan spuit ke dalam lambung melalui pipa
tersebut dan dengarkan dengan stetoskop. Bila di lambung terdengar
bunyi, berarti pipa tersebut sudah masuk, setelah itu dikeluarkan
udara yang ada di dalam sebanyak jumlah yang dimasukkan.
9. Setelah selesai, maka lakukan tindakan pemeberian makanan dengan cara
pasang corong atau spuit pada pangkal pipa.
10. Masukkan air matang ± 15 cc pada awal dengan cara dituangkan lewat
pinggirnya.
11. Berikan makanan dalam bentuk cair yang tersedia, setelah itu bila ada
masukkan obat dan beri minum lalu pipa penduga diklem.
12. Catat hasil atau respons pasien selama pemberian makanan.
13. Cuci tangan

B. KONSEP ASUHAN KEPARAWATAN


1. Pengkajian
Defisit Nutrisi
Data Subjektif
- Klien mengeluh tidak nafsu makan
Data Objektif
- Berat badan menurun
- Tekanan darah menurun

2. Diagnosa Keperawatan
Defisit Nutrisi b.d ketidakmampuan menelan
Gangguan Pola Tidur
3. Perencanaan Keperawatan

Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi


Defisit nutrisi b.d Setelah dilakukan tindakan - Mengindetifikasi status
ketidakmampuan menelan 3x24 jam diharapakan nutrisi
defisit nutrisi daoat - Mengidentifikasi makanan
membaik dengan kriteria yang disukai
hasil : - Memonitor asupan makanan
- Berat badan membaik - Memonitor berat badan
- Nafsu makan membaik - Mengkolaborasi pemberian
- Indek masa tubuh medikasi sebelum makan
(IMT) membaik (mis. Pereda nyeri,
antimetik), jika perlu
- Mengkolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan
Gangguan pola tidur Setelah dilakukan tindakan - Mengidentifikasi pola
keperawatan selama 3x24 aktivitas dan tidur
jam diharapkan gangguan - Menjelasknan pentingnya
pola tidur membaik tidur cukup selama sakit
dengan kriteria hasil :
Keluhan sulit tidur
menurun
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Linda Jual. 2012. Buku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC

Hidayat, A. Aziz Alimul.2015. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Edisi 2 Buku 2.

Jakarta:Salemba Medika

Mubarak, Wahit Iqbal. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: Teori dan Aplikasi

dalam Praktik. Jakarta: EGC

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : definisi dan
indikator diagnostik. Jakarta Selatan : DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai