Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebutuhan nutrisi bagi tubuh merupakan suatu kebutuhan dasar manusia
yang sangat penting. Dilihat dari kegunaannya nutrisi merupakan sumber energi
untuk segala aktivitas dalam sistem tubuh. Sumber nutrisi dalam tubuh berasal
dari dalam tubuh sendiri, seperti glikogen yang terdapat dalam otot dan hati
ataupun protein dan lemak dalam jaringan dan sumber lain yang berasal dari luar
tubuh seperti yang sehari-hari dimakan oleh manusia. Pemenuhan kebutuhan
nutrisi pada anak akan sangat berguna dalam membantu proses tumbuh-kembang.
Prosedur pemenuhan kebutuhan nutrisi pada orang sakit yang tidak
mampu secara mandiri dapat dilakukan dengan cara membantu memenuhinya
melalui oral (mulut), enteral (pipa lambung), atau parenteral.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaiman Pemberian Nutrisi Secara Oral
2. Bagaiman Pemberian Nutrisi Secara Enteral (pipa lambung)
3. Bagaiman Pemberian Nutrisi Secara Parenteral

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian pemberian nutrisi secara oral, enteral,
dan parenteral
2. Untuk mengetahui apa tujuan pemberian nutrisi secara oral, enteral, dan
parenteral
3. Untuk mengetahui apa saja macam-macam nutrisi
4. Untuk mengetahui apa indikasi dan kontraindikasi pemberian nutrisi
secara oral, enteral, dan parenteral
5. Untuk mengetahui bagaimana prosedur pemberian nutrisi secara oral,
enteral, dan parenteral

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pemberian Nutrisi Secara Oral


1. Pengertian pemberian nutrisi secara oral
Pemberian nutrisi secara oral merupakan tindakan keperawatan yang
dilakukan pada klien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi per oral
secara mandiri.
2. Tujuan pemberian nutrisi secara oral
a. Membantu klien yang mengalami keterbatasan aktivitas.
b. Memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
3. Macam-macam Nutrisi
a. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi yang utama dalam diet.
b. Protein
Protein sangat penting untuk pembentukan dan pemeliharaan jaringan
tubuh.
c. Lemak
Lemak adalah senyawa yang mengandung unsur karbon, hidrogen, dan
oksigen.
d. Vitamin
Vitamin adalah bahan organik yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh
dan berfungsi sebagai katalisator proses metabolisme tubuh.
e. Mineral
Mineral merupakan unsur esensial bagi fungsi normal sebagai enzim
dan sangat penting dalam mengendalikan system cairan tubuh.
4. Indikasi dan kontraindikasi pemberian nutrisi secara oral
a. Indikasi
1) Pada pasien yang tidak bisa makan sendiri
2) Pada pasien yang memiliki gangguan mobilitas namun tetap sadar
3) Pada pasien bet rest

2
b. Kontraindikasi
Tidak dapat diberikan pada pasien koma, CA nasofaring, CA
mandibularis, obstruksi tenggorokan
5. Prosedur pemberian nutrisi secara oral
a. Alat dan bahan
1) Piring
2) Sendok
3) Garpu
4) Gelas
5) Serbet
6) Mangkok cuci tangan
7) Pengalas
8) Makanan dengan porsi dan menu sesuai program
b. Prosedur kerja
1) Beri penjelasan
2) Cuci tangan
3) Atur posisi pasien dengan duduk atau setengah duduk sesuai
kondisi pasien.
4) Pasang pengalas
5) Tawarkan pasien melakukan ritual makan (misalnya, berdoa
sebelum makan).
6) Bantu aktivitas dengan cara menyuapkan makanan sedikit demi
sedikit dan berikan minum sesudah makan.
7) Bilai selesai makan, bersihkan mulut pasien dan anjurkan duduk
sebentar.
8) Catat tindakan dan hasil atau respon terhadap tindakan.
9) Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

B. Pemberian Nutrisi Secara Enteral (pipa lambung)


1. Pengertian Pemberian Nutrisi Secara Enteral
Pemberian nutrisi secara enteral merupakan tindakan yang dilakukan pada
klien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi per oral atau adanya

3
gangguan fungsi menelan. Tindakan pemberian nutrisi nutrisi melalui pipa
lambung dapat dilakukan dengan pemasangan pipa lambung terlebih dahulu
kemudian dapat dilakukan pemberian nutrisi.
2. Tujuan Pemberian Nutrisi Secara Enteral
a. Untuk memberikan asupan nutrisi yang adekuat pada pasien yang
belum mampu menelan atau absorbsi fungsi nutrisinya terganggu.
b. Berperan menunjang pasien sebagai respon selama mengalami
keradangan, trauma, proses infeksi, pada sakit kritis dalam waktu yang
lama.
3. Indikasi Dan Kontraindikasi Pemberian Nutrisi Secara Enteral
a. Indikasi
1) Asupan oral tidak adekuat
2) Gangguan ingesti nutrien
3) Kegagalan absorpsi, digesti, dan metabolisme
4) Wasting yang berat, atau pertumbuhan terhambat
b. Kontarindikasi
1) Ileus (usus tidak berkontraksi)
2) Obstruksi usus
3) Pankreatitis berat
4. Cara Pemasangan Pipa Lambung
a. Alat dan bahan
1) Pipa penduga dalam tempatnya corong
2) Spuit 20 cc
3) Pengalas
4) Bengkok
5) Plester dan gunting
6) Stetoskop
7) Klem
8) Baskom berisi air (kalau tidak ada stetoskop)
9) Vaselin

4
b. Prosedur kerja
1) Cuci tangan
2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3) Atur posisi pasien dengan posisi semi fowler.
4) Bersihkan daerah hidung dan pasangkan pengalas di atas dada.
5) Letakkan bengkok di dekat pasien.
6) Tentukan letak pipa penduga dengan cara mengukur panjang pipa
dari epigastrium sampai hidung kemudian dibengkokkan ke telinga
dan beri tanda batasnya.
7) Berikan vaselin atau pelicin pada ujung pipa dan klem pangkal
pipa tersebut lalu masukkan melalui hidung secara perlahan-lahan
sambil pasien dianjurkan untuk menelannya.
8) Tentukan apakah pipa tersebut benar-benar sudah masuk ke
lambung, dengan cara :
a) Masukkan ujung selang yang diklem ke dalam baskom yang
berisi air (klem di buka) dan perhatikan bila ada gelembung,
pipa masuk ke paru-paru dan jika tidak ada gelembung pipa
tersebut masuk ke lambung, stelah itu diklem atau dilipat
kembali.
b) Masukkan udara dengan spuit ke dalam lambung melalui pipa
tersebut dan dengarkan dengan stetoskop. Apabila dilambung
terdengar bunyi, berarti pipa tersebut sudah masuk. Setelah itu,
keluarkan udara yang ada di dalam sebanyak jumlah yang
dimasukkan.
9) Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
5. Prosedur Pemberian Nutrisi Secara Enteral
a. Alat dan bahan
1) Corong
2) Spuit 20 cc
3) Pengalas
4) Bengkok
5) Makanan dalam bentuk cair

5
6) Air matang
7) Obat-obatan (bila ada)
8) Klem
9) Stetoskop
b. Cara kerja
1) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2) Cuci tangan.
3) Atur posisi semi fowler.
4) Pasang pengalas.
5) Letakkan bengkok.
6) Periksa dahulu sisa makanan di lambung dengan menggunakan
spuit yang diaspirasikan ke pipa lambung.
7) Buka klem/penutup.
8) Lakukan tindakan pemberian makan dengan cara pasang
corong/spuit pada pangkal pipa.
9) Masukkan air matang kurang lebih 15 cc pada awal dengan cara
dituangkan lewat pinggirnya.
10) Berikan makanan dalam bentuk cair yang tersedia. Kemudian, bila
ada obat-obatan masukkan dan beri minum lalu diklem pipa
penduga.
11) Catat hasilnya atau respon pasien selama pemberian makanan.
12) Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.

C. Pemberian Nutrisi Secara Parenteral


1. Pengertian Pemberian Nutrisi Secara Parenteral
Pemberian nutrisi secara parenteral merupakan pemberian nutrisi berupa
cairan infus yang dimasukkan kedalam tubuh melalui darah vena baik sentral
(untuk nutrisi parenteral total) atau vena parifer (untuk nutrisi parenteral parsial).
Pemberian nutrisi melalui parenteral dilakukan pada pasien yang tidak dapat
dipenuhi kebutuhan nutrisinya melalui oral atau enteral.

6
2. Tujuan Pemberian Nutrisi Secara Parenteral
a. Menyediakan nutrisi bagi tubuh melalui intravena, karena tidak
memungkinkannya saluran cerna untuk melakukan proses pencernaan
makanan.
b. Mempertahankan kebutuhan nutrisi.
3. Indikasi Dan Kontraindikasi Pemberian Nutrisi Secara Parenteral
a. Indikasi
1) Fungsi saluran cerna yang terganggu sehingga tidak dapat
digunakan.
2) Dalam kondisi malnutrisi, atau dengan prognosis malnutrisi.
b. Kontraindikasi
1) Saluran pencernaan berfungsi dengan baik
2) Hemodinamik tidak stabil
4. Metode Pemberian Nutrisi Secara Parenteral
a. Nutrisi parenteral parsial, pemberian sebagian kebutuhan nutrisi
melalui intravena. Sebagian kebutuhan nutrisi harian pasien masih
dapat dipenuhi melalui enteral. Cairan yang biasanya digunakan dalam
bentuk dekstrosa atau cairan asam amino.
b. Nutrisi parenteral total, pemberian nutrisi melalui jalur intravena
ketika kebutuhan nutrisi sepenuhnya harus dipenuhi melalui cairan
infus.Cairan yang dapat digunakan adalah cairan yang mengandung
karbohidrat seperti Triofusin E1000, cairan yang mengandung asam
amino seperti PanAmin G, dan cairan yang mengandung lemak seperti
Intralipid.
c. Lokasi pemberian nutrisi secara parenteral melalui vena sentral dapat
melalui vena antikubital pada vena basilika sefalika, vena subklavia,
vena jugularis interna dan eksterna, dan vena femoralis.
5. Prosedur Pemberian Nutrisi Secara Parenteral
a. Alat dan bahan
1) Bak instrumen
2) Infus set
3) Aboket

7
4) Handscoon
5) Kasa steril
6) Kapas
7) Standar infus
8) Perlak
9) Tourniquet
10) Plester
11) Gunting plester
12) Bengkok
13) Jam tangan
14) Alkohol swab
15) Cairan sesuai advis ( nasihat) dokter
b. Cara kerja
1) Mencuci tangan
2) Desinfeksi penutup botol infus
3) Menusukkan infus set kedalam botol infus
4) Pengatur tetesan infus ditutup
5) Menggantungkan botol infus
6) Ruang tetesan diisi setengah (jangan sampai terendam)
7) Selang infus diisi cairan
8) Memasang torniket di atasproksimal vena yang akan ditusuk.
9) Meletakkan perlak dibawah bagian yang akan di tusuk
10) Memakai handscoon
11) Menentukan vena yang akan ditusuk bila perlu dipalpasi
12) Melakukan tindakan antiseptic dengan alkohol swab pada daerah
sekitar lokasi penusukan
13) Meregangkan kulit kearah distal. Menusukkan jarum dengan sudut
20 derajat terhadap permukaan kulit.
14) Menahan aboket dan tarik jarum sedikit. Bila tampak darah keluar
berarti kanula telah masuk ke vena. Menahan jarum dan
mendorong aboket.
15) Melepaskan torniket, menempelkan kasa ditempat penusukan.

8
16) Memasang selang infus berisi cairan yang telah dipersiapkan
sebelumnya.
17) Fiksasi aboket dan selang infus dengan plester.
18) Mengatur tetesan dalam 1 menit sesuai instruksi.
19) Merapikan pasien.
20) Mencuci tangan.
21) Mencatat: tanggal dan jam pemberian cairan dan macam cairan.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kebutuhan nutrisi bagi tubuh merupakan suatu kebutuhan dasar manusia
yang sangat penting. Pemberian asupan nutrisi yang adekuat sebagai bagian dari
terapi pada orang sakit merupakan faktor yang penting dalam mendukung proses
penyembuhan penyakit. Para klinis harus dapat menentukan pilihan cara
pemberian asupan nutrisi yang tepat agar penderita mendapat asupan nutrisi
adekuat, mendukung proses metabolisme optimal, serta mencegah terjadinya
malnutrisi. Prosedur pemenuhan kebutuhan nutrisi pada orang sakit yang tidak
mampu secara mandiri dapat dilakukan dengan cara membantu memenuhinya
melalui oral (mulut), enteral (pipa lambung), atau parenteral

B. Saran
Kami selaku penulis berharap semoga makalah ini dapat menjadi pedoman untuk
kita bersama,terkhusus bagi pembaca makalah ini,namun kami selaku penulis menyaran
kan kepada pembaca agar sebagus nya mencari referensi lain untuk menambah keyakinan
kita dalam menimba ilmu,dan membuat ilmu yang kita pegang menjadi kokoh. Sekian
dari kami,banyak maaf atas segala ke khilafan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ns. Abdullah, S.Kep., M.Kes. (2014). Kebutuhan Dasar Manusia Untuk


Mahasiwa Keperawatan. Trans Info Media. Jakarta.
Potter & Perry. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan, vol.2, edisi 4.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
A Aziz Alimul Hidayat, S.Kp, Musrifatul Uliyah, S.Kp. (2005). Buku Saku
Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta.

11

Anda mungkin juga menyukai