Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTEK KLINIK KMB 1

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI


AKIBAT PATOLOGI SISTEM PENCERNAAN DAN METABOLIK ENDOKRIN

Dibimbing Oleh:

Purbianto, S.Kp,M.Kep.Sp.Kmb

Di Susun Oleh:

Dhia Istiqomah

1814401012

Tingkat II Reguler 1

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

PROGRAM STUDI DIPLOMA III JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN 2020
LAPORAN PRAKTEK KLINIK KMB 1
PRODI DIII KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI
AKIBAT PATOLOGI SISTEM PENCERNAAN DAN METABOLIK ENDOKRIN

A. DASAR TEORI
A.1. DEFINISI RESIKO DEFISIT NUTRISI
Beresiko mengalami asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
(SDKI DPP PPNI, 2018).
Menurut Doengoes (2014) yaitu keadaaan dimana individu yang beresiko mengalami
kekurangan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolik disebut juga resiko
defisit nutrisi.

A.2. FAKTOR RISIKO


1) Ketidakmampuan menelan makanan
2) Ketidakmampuan mencerna makanan
3) Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien
4) Peningkatan kebutuhan metabolisme
5) Faktor ekonomi (misalnya: finansial tidak mencukupi)
6) Faktor psikologis (misalnya: stress, keengganan untuk makan)

A.3. KONDISI KLINIS TERKAIT (Uraikan patofisiologi kondisi klinis yang terkait)
1) Stroke

Patofisiologi stroke berbeda berdasarkan jenis stroke, iskemik dan hemorrhagik.


Stroke Iskemik

Infark serebri diawali dengan terjadinya penurunan Cerebral Blood Flow (CBF) yang


menyebabkan suplai oksigen ke otak akan berkurang. Nilai kritis CBF adalah 23 ml/100
gram per menit, dengan nilai normal 50 ml/100 gram per menit. Penurunan CBF di bawah
nilai normal dapat menyebabkan infark. Suatu penelitian menyebutkan bahwa nilai CBF
pada pasien dengan infark adalah 4,8-8,4ml/100 gram per menit.

2) Parkinson

Patofisiologi Parkinson sebagai penyakit neurodegeneratif ditandai berkurangnya


dopamin yang dihasilkan substansia nigra akibat degenerasi neuron dopaminergik.

Tanda patologi pada Parkinson yaitu :

 Degenerasi yang terjadi pada neuron dopaminergik di substantia nigra pars


compacta  (SNc)
 Ditemukannya agregasi protein alpha-synuclein (a-Syn) yang disebut badan Lewy
(Lewy bodies)
Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, penyakit ini memburuk secara bertahap seiring
berjalannya waktu, dan terbagi menjadi 5 tingkatan (stadium) seperti dijelaskan di bawah ini:

 Stadium 1. Pada stadium 1, gejala penyakit Parkinson tergolong ringan dan tidak
mengganggu aktivitas penderita.
 Stadium 2. Jangka waktu perkembangan penyakit Parkinson dari stadium 1 ke stadium 2
berbeda pada tiap penderita, dapat berlangsung dalam hitungan bulan atau tahun. Pada
tahap ini, gejala mulai terlihat.
 Stadium 3. Penyakit Parkinson stadium 3 ditandai dengan gejala yang makin jelas
terlihat. Gerak tubuh mulai melambat, dan mulai mengganggu aktivitas penderita.
 Stadium 4. Pada tahap ini, penderita mulai kesulitan berdiri atau berjalan. Gerak tubuh
penderita akan semakin melambat, sehingga membutuhkan bantuan orang lain untuk
menunjang aktivitasnya.
 Stadium 5. Penyakit Parkinson stadium 5 dapat membuat penderita sulit atau bahkan
tidak bisa berdiri sama sekali. Penderita juga dapat mengalami waham (delusi) dan
halusinasi.

Gejala dan Penyebab Penyakit Parkinson


Gejala awal parkinson biasanya cenderung ringan dan tidak disadari oleh penderita. Terdapat
3 gejala utama yang dialami penderita Penyakit Parkinson yaitu tremor, gerak tumbuh melambat
dan kaku otot.
Penyakit Parkinson terkait dengan kerusakan atau kematian sel saraf di bagian otak yang
disebut susbstantia nigra. Hal itu menyebabkan berkurangnya produksi dopamin sehingga
gerakan tubuhpun melambat.
A.4. PENATALAKSANAAN MEDIS ( penatalaksanaan kondisi klinis terkait)
1) Stroke

Penatalaksanaan stroke dilakukan berdasarkan jenis stroke. Penatalaksanaan stroke


biasanya dimulai dengan penanganan akut dalam kondisi emergensi dan dilanjutkan dengan
rehabilitasi pasien jangka panjang. Selain itu, pemilihan jenis terapi juga dilihat dari waktu
masuk layanan kesehatan dan onset dari stroke. Stroke memiliki jendela terapi tiga sampai
enam jam. Beberapa hal yang harus dilakukan pada kegawatdaruratan stroke adalah sebagai
berikut:
 Lakukan intubasi bila pasien tidak sadar (Glasgow Coma Scale <8). Pastikan jalan
napas pasien aman jika intubasi tidak dapat dilakukan
 Jika pasien mengalami hipoksia (saturasi oksigen di bawah 94%), berikan oksigen.
Mulai dari pemberian 2 liter per menit menggunakan nasal kanul dan tingkatkan
hingga 4 liter per menit sesuai kondisi pasien
 Elevasi kepala 30o tetapi penelitian terbaru mempertanyakan posisi kepala mana yang
lebih baik, apakah elevasi kepala atau tidak
 Intubasi bila stupor atau koma atau terjadi gagal nafas

2) Parkinson

Ada beberapa metode penanganan Penyakit Parkinson. Metode penanganan yang dilakukan
bertujuan untuk meredakan gejala dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Metode pengobatan
yang dapat dilakukan berupa:

 Terapi suportif, seperti fisioterapi.


 Penggunaan obat-obatan, seperti antikolinergik dan levodopa.
 Prosedur bedah.

Penyakit Parkinson tidak dapat disembuhkan sehingga penatalaksanaan hanya bertujuan


meningkatkan kualitas hidup pasien dengan memperbaiki gejala dan menghambat progresivitas
penyakit. Terapi yang diberikan mencakup terapi farmakologis, nonfarmakologis, serta pembedahan.
Walau tidak dapat diobati, Penyakit Parkinson dapat dicegah. Berolahraga dan rutin
mengonsumsi makanan kaya antioksidan dipercaya dapat mengurangi risiko sesorang terkena
Penyakit Parkinson.
B. RENCANA KEPERAWATAN

1. Diagnosa Keperawatan : resiko defisit nutrisi


N Tujuan dan kriteria
Intervensi Rasional
o Hasil

1. Setelah dilakukan Manajemen nutrisi 1.   Untuk mengetahui kekurangan


asuhan selama 1.      Tentukan status gizi pasien nutrisi pasien
keperawatan…..maka dan  kemampuan pasien untuk 2.   Agar dapat dilakukan intervensi
diharapkan  : memenuhi kebutuhan gizi dalam pemberian makanan atau
a.   Status nutrisi 2.      Identifikasi adanya alergi atau obat-obatan pada pasien
Dengan indicator 1-5 intoleransi makanan yang dimiliki 3.   Dengan pengetahuan  yang baik
(1: sangat menyimpang pasien tentang nutrisi akan meningkatkan
dari rentang normal, 2:3.      Tentukan apa yang menjadi pemenuhan nutrisi
banyak menyimpang preferensi makanan bagi pasien 4.   Membantu dalam mengidentifikasi
dari rentang  normal, 3:
4.      Tentukan  jumlah  kalori  dan  jenis malnutris protein-protein,
cukup menyimpang nutrisi yang dibutuhkan untuk khususnya apabila berat badan
dari rentang normal, 4: memenuhi persyratan gizi kurang dari normal
sedikit menyimpang 5.      Berikan pilihan makanan sambil 5.   Untuk dapat meningkatkan nafsu
dari rentang  normal, 5: menawarkan bimbingan terhdap makan
tidak menyimpang dari pilihan atau makanan yang  lebih 6.   Membuat waktu makan lebih
rentang normal) : sehat, jika diperlukan menyenangkan, yang dapat
1)      Asupan gizi dari 1 6.      Ciptakan lingkungan yang optimal meningkatkan nafsu makan
menjadi 4 pada saat mengonsumsi makanan 7.   Menyarankan kebiasaan untuk
2)      Asupan makanan dari 1 (misalnya, bersih, berventilasi, santai, menjaga kebersihan mulut sebelum
menjadi 4 dan benar dari bau yang menyengat) dan sesudah makan
3)      Asupan cairand ari 1 7.      Lakukanatau bantu pasien terkait 8.   Untuk memudahkan proses makan
menjadi 4 dengan perawatan mulut sebelum 9.   Untuk meningkatkan selera makan
4)      Energy dari 1 menjadi makan pasien
4 8.      Bantu pasien membuka kemasan 10.     Dokumentasikan masukan oral
5)      Rasio BB/tinggi badan makanan, memotong makanan, dan selama 24 jam , riwayat makanan,
dari1 menjadi 4 makan, jika perlu jumlah kalori dengan tepat
9.      Anjurkan keluarga untuk membawa11.     Jelaskan pentingnya makanan bagi
makanan favorit pasien sementara proses penyembuhan
berada di rumah sakit atau fasilitas
perawatan, yang sesuai
10.  Monitor kalori dan asupan makanan
11.  Monitor kecenderungan terjadinya
penurunan dan kenaikan berat badan
DAFTAR PUSTAKA
1. Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta Selatan : DPP PPNI
2. Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta Selatan : DPP PPNI
3. Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta
Selatan : DPP PPNI
4. Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta Selatan : DPP PPNI
5. https://www.alomedika.com/penyakit/neurologi/penyakit-parkinson/patofisiologi
6. https://www.alomedika.com/penyakit/neurologi/stroke/penatalaksanaan

Anda mungkin juga menyukai