Anda di halaman 1dari 3

Trigger Case Kasus Intoksikasi :

Seorang laki-laki berusia 51 tahun datang ke IGD RS karena mengeluh pusing dan mata berkunang-
kunang setelah terpapar asap mobil dalam garasi. Hasil pemeriksaan fisik TD 100/60 mmHg,
frekuensi nadi 92 x/menit, frekuensi napas 29 x/menit. Tiba2 pasien jatuh pingsan, sianosis, napas
lambat dan dalam namun nadi masih teraba pada pembuluh darah perifer.

Pertanyaan :

1. Masalah keperawatan apa yang muncul sesuai dengan kasus diatas ?


2. Apakah tindakan selanjutnya yang harus dilakukan oleh perawat?
3. Buatlah WOC sesuai dengan kondisi di atas ?

1.

Gangguan pertukaran gas

Pola nafas tidak efektif

Resiko aspirasi

2.

PEMANTAUAN RESPIRASI (I.01014)

Observasi

Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya napas

Monitor pola napas (seperti bradipnea, takipnea, hiperventilasi, Kussmaul, Cheyne-Stokes, Biot,
ataksik0

Monitor kemampuan batuk efektif

Monitor adanya produksi sputum

Monitor adanya sumbatan jalan napas

Palpasi kesimetrisan ekspansi paru

Auskultasi bunyi napas

Monitor saturasi oksigen

Monitor nilai AGD

Monitor hasil x-ray toraks

Terapeutik

Atur interval waktu pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien

Dokumentasikan hasil pemantauan

Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan

Informasikan hasil pemantauan, jika perlu

MENEJEMEN JALAN NAPAS (I. 01011)

Observasi

Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)

Monitor bunyi napas tambahan (mis. Gurgling, mengi, weezing, ronkhi kering)

Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)

Terapeutik

Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan chin-lift (jaw-thrust jika curiga trauma
cervical)

Posisikan semi-Fowler atau Fowler

Berikan minum hangat

Lakukan fisioterapi dada, jika perlu

Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik

Lakukan hiperoksigenasi sebelum

Penghisapan endotrakeal

Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsepMcGill

Berikan oksigen, jika perlu

Edukasi

Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi.

Ajarkan teknik batuk efektif

Kolaborasi

Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu.

PENCEGAHAN ASPIRASI (I.01018)

Observasi

Monitor tingkat kesadaran, batuk, muntah dan kemampuan menelan


Monitor status pernafasan

Monitor bunyi nafas, terutama setelah makan/ minum

Periksa residu gaster sebelum memberi asupan oral

Periksa kepatenan selang nasogastric sebelum memberi asupan oral

Terapeutik

Posisikan semi fowler (30-45 derajat) 30 menit sebelum memberi asupan oral

Pertahankan posisi semi fowler (30-45 derajat) pada pasien tidak sadar

Pertahanakan kepatenan jalan nafas (mis. Tehnik head tilt chin lift, jaw trust, in line)

Pertahankan pengembangan balon ETT

Lakukan penghisapan jalan nafas, jika produksi secret meningkat

Sediakan suction di ruangan

Hindari memberi makan melalui selang gastrointestinal jika residu banyak

Berikan obat oral dalam bentuk cair

Edukasi

Anjurkan makan secara perlahan

Ajarkan strategi mencegah aspirasi

Ajarkan teknik mengunyah atau menelan, jika perlu

3.

https://www.google.com/search?
q=woc+keracunan&tbm=isch&ved=2ahUKEwiJjc7MmLT3AhUDkNgFHZzUDR0Q2-
cCegQIABAC&oq=woc+keracunan&gs_lcp=ChJtb2JpbGUtZ3dzLXdpei1pbWcQAzIHCCMQ7wMQJzIFC
AAQgAQyBQgAEIAEOgQIABAeUI4HWKMMYMEOaABwAHgAgAG3AYgB1waSAQMwLjaYAQCgAQHAA
QE&sclient=mobile-gws-wiz-img&ei=DzBpYsnJCoOg4t4PnKm36AE&bih=689&biw=393&client=ms-
android-xiaomi-rvo2&prmd=inv#imgrc=oT1G-BwWqeVTNM&imgdii=843m2Z5q65JhrM

Anda mungkin juga menyukai