Anda di halaman 1dari 2

Prevalensi SC terus meningkat dari tahun ke tahun, menurut Word Health Organitation (WHO),

standar rata-rata SC disebuah negara adalah sekitar 5-15% per 1000 kelahiran di dunia, rumah
sakit pemerintah ratarata 11%, sementara di rumah sakit swasta bisa lebih dari 30% (Judhita and
Chyntia, 2009). Persalinan dengan metode SC di Inggris pada tahun 2008-2009 menjadi 24,6%.
Selain itu angka kejadian SC di Australia pada tahun 1998 sekitar 21% dan pada tahun 2007
telah mencapai sekitar 31% (Afriani, Desmiwarti and Kadri, 2013). Data Riskesdas 2013
menunjukkan kelahiran bedah SC di Indonesia sebesar 9.8 %
gan bedah caesar. Badan Kesehatan Dunia WHO, (2010) menyatakan bahwa persalinan dengan
sectio caesar adalah sekitar 10 - 15 % dari semua proses persalinan di negara-negara
berkembang. Angka kejadian di Indonesia menurut data survei Nasional tahun 2011 adalah
921.000 dari 4.039.000 persalinan atau 22,8%. Berdasarkan survey awal pada bulan September
2016 di RSUD Prof. DR. W. Z. Johannes Kupang didapatkan jumlah pasien yang dilakukan
tindakan kebidanan pada tahun 2014 bulan Januari–Agustus 2016 berjumlah 496 (31,4%) yang
melakukan sectio caesarea berjumlah 661 orang, yang pada bulan Agustus berjumlah 26 orang.
Persalinan dengan cara operasi sesar (section ceasarean) di Nusa Tenggara Timur sangat tinggi.
Pada periode Januari-November 2019, sebanyak 3.722 ibu hamil menjalani operasi sesar. Total
klaim yang dibayar BPJS Kesehatan kepada rumah sakit mencapai Rp 21,1 miliar.

Artikel ini telah tayang di pos-kupang.com dengan judul Biaya Operasi Sesar di NTT Tembus
Rp 21 Miliar, https://kupang.tribunnews.com/2019/12/06/biaya-operasi-sesar-di-ntt-tembus-rp-
21-miliar?page=all.
Penulis: Teni Jenahas
Editor: Alfons Nedabang

World Health Organization (WHO) menetapkan standar rata-rata sectio caesarea di sebuah
negara adalah sekitar 5-15% per 1000 kelahiran di dunia. Sedangkan menurut RISKESDAS
tahun 2012 tingkat persalinan sectio caesarea di Indonesia sudah melewati batas maksimal
standar WHO dan peningkatan ini merupakan masalah kesehatan masyarakat (public health).
Tingkat persalinan sectio caesarea di Indonesia 15,3% sampel dari 20.591 ibu yang melahirkan
pada kurun waktu 5 tahun terakhir disurvey dari 33 provinsi. Gambaran adanya faktor risiko ibu
saat melahirkan atau di operasi caesarea adalah 13,4 % karena ketuban pecah dini, 5,49% karena
Preeklampsia, 5,14% karena Perdarahan, 4,40% Kelainan letak Janin, 4,25% karena jalan lahir
tertutup, 2,3% karena ruptur uterus. Jumlah persalinan seksio sasarea di Indonesia, terutama di
rumah sakit pemerintah adalah sekitar 20-25% dari total jumlah persalinan, sedangkan di rumah
sakit swasta jumlahnya lebih tinggi yaitu sekitar 30-80% dari total jumlah persalinan
Sejak adanya bedah Sectio Ccaesarea (SC) telah menjadikan perubahan dan pergeseran
pandangan masyarakat akan metode tersebut, diikuti dengan semakin meningkatnya angka
persalinan dengan tindakan Sectio Ccaesarea (SC). WHO (World Health Organization)
menganjurkan operasi sesar hanya sekitar 10- 15 % dari jumlah total kelahiran. Anjuran WHO
tersebut tentunya didasarkan pada analisis resiko-resiko yang muncul akibat sesar, baik resiko
bagi ibu maupun bayi (Onggang, 2001). WHO memperkirakan bahwa angka persalinan dengan
Sectio Caesarea (SC) pada tahun 1998 adalah 10% sampai 15% sedangkan di Amerika Serikat
persalinan dengan Sectio Caesarea (SC) 21,2% (Cunningham et al, 2006) sedangkan pada tahun
2000 meningkat menjadi 24-30% (Roeshadi, 2006). Di Indonesia terjadi peningkatan Sectio
Caesarea (SC) di mana tahun 2005 sebesar 51,59% dan tahun 2006 sebesar 53,68% (Grace,
2007). Di Jawa Tengah persalinan dengan Sectio Caesarea (SC) pada tahun 2010 sebesar 11,8%
(Profil Dinas Kesehatan, 2010) sedangkan di RSUD Kota Salatiga persalinan dengan Sectio
Caesarea (SC) pada tahun 2010 sebesar 204 kasus pada tahun 2010. Persalinan dengan
menggunakan metode sectio cesaria (SC) bukanlah tanpa resiko, terbukti resiko kematian ibu
akibat Sectio Caesarea (SC) adalah 4-6 kali lebih besar dari kelahiran pervaginam (Hacker &
Moore, 2001).

Angka persalinan dengan metode sesar telah meningkat di seluruh dunia dan melebihi
batas kisaran 10% - 15% yang direkomendasikan World Health Organization (WHO) dalam
upaya penyelamatan nyawa ibu dan bayi. Amerika Latin dan wilayah Karibia
menjadi penyumbang angka metode sesar tertinggi yaitu 40,5 persen, diikuti oleh Eropa
(25%), Asia (19,2%) dan Afrika (7,3%) Di Indonesia berdasarkan hasil Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan prevalensi tindakan sesar pada persalinan adalah
17,6 persen, tertinggi di wilayah DKI Jakarta (31,3%) dan terendah di Papua (6,7%)

EFEK ANASTESI SPINAL TERHADAP KEADAAN HEMODINAMIK


PASIEN SEKSIO CESARIA

Anda mungkin juga menyukai