PENDAHULUAN
1
2
(anensefalus, spina bifida dan meningokel) 22%, celah bibir dan langit-
langit 18,5% dan omfalokel 12,5% (Kemenkes RI, 2018).
Kebijakan pemerintah dalam menurunkan angka kejadian kelainan
kongenital yaitu dengan dilaksanakannya program pencegahan kelainan
bawaan yaitu: 1) Pemberian Tablet Fumarat Ferosus dan Asam Folat bagi
remaja putri (20% dari sasaran tahun 2017) dan minimal 90 tablet Fe bagi
ibu hamil. 2) Imunisasi Rubella bagi bayi usia 9 bulan sd anak 15 tahun
yang di mulai pada September 2017 dilakukan bagi sasaran di pulau Jawa
dan tahun 2018 pada sasaran di luar pulau Jawa. 3) Mempromosikan
aktifitas fisik mulai dari balita, anak usia sekolah, remaja, dewasa termasuk
senam ibu hamil dan lansia. 4) Mempromosikan makan ikan, buah dan
sayur. 5) Meminum obat atas indikasi dan saran dokter. 6) Teliti dalam
mengkonsumsi makanan. 7) Mencegah pencemaran lingkungan, baik dalam
rumah tangga maupun penceraran akibat aktifitas produksi pabrik,
pertambangan dan pertanian. 8) Melakukan pemeriksaan kesehatan minimal
enam bulan sekali antenatal care pada ibu hamil minimal 8 kali selama masa
kehamilan. 9) Mengontrol kadar gula darah dan tekanan darah (IDAI,
2017).
Peran bidan atau tenaga kesehatan dalam hal ini yaitu memberikan
konseling yang efektif dan keterampilan dalam berkomunikasi. Salah
satunya konseling mengenai modulasi perilaku atau diet selama kehamilan
yang dilakukan saat pemeriksan kehamilan (Antental Care) oleh karena itu,
hambatan pencegahan terletak pada diseminasi informasi dan konseling
yang tepat di klinik prakonsepsi. Peningkatan kesadaran dan adanya
konseling prakonsepsi dan skrining pranatal telah membantu mengurangi
insiden beberapa kategori abnormalitas, terutama yang berhubungan dengan
diabetes yang terkontrol dan kelainan sistem saraf maka, penting sekali bagi
ibu hamil untuk melakukan antenatal care secara teratur (Fraser, 2011).
Menurut kemenkes RI (2017) target cakupan antenatal care di
Jawa Barat sebesar 95.75% artinya sudah melebihi yang ditargetkan
Indonesia yaitu 76%. Namun kejadian kelainan kongenital di Indonesia ini
5
masih menjadi perhatian karena kasus ini masih berdistribusi dalam angka
kematian bayi. Oleh karena itu perlunya peran bidan dalam meningkatkan
kualitas pelayanan antenatal care untuk mengurangi resiko terjadinya
kelainan kongenital.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti
tentang “Gambaran Kejadian Kelainan Kongenital pada Bayi Berdasarkan
Faktor Ibu di RSUP Dr. Hasan Sadikin Kota Bandung Pada Tahun 2018”.