Abstrak
Kelainan kongenital adalah kelainan yang sudah ada sejak lahir yang dapat disebabkan oleh
faktor genetik maupun non genetic. Kelainan kongenital dapat diklasifikasikan berdasarkan
International Clasification of Diasease (ICD)10. Penelitian ini untuk bertujuan mengetahui
proporsi dan mengidentifikasi ibu yang melahirkan bayi yang mengalami kelainan
kongenital berdasarkan usia, pendidikan, paritas dan kebiasaan merokok. Bayi yang dirawat
sebanyak 791 bayi, 153 kasus (19,3%) mengalami kelainan bawaan. Jenis kelainan
ditemukan yaitu sistem percernaan sebanyak 59 kasus (40%), sistem sirkulasi 42 kasus
(28,6%), kelainan kromosom 17 kasus (11,6%), sistem saraf 15 kasus (10,2%), sistem
muskeloskeleton 6 kasus (4,1%), sistem perkemihan dua kasus (1,4%), system pernafasan
satu kasus (0,7%) dan malformasi kongenital lain satu kasus (0,7%). Subjek penelitian
berdasarkan karakteristik ibu yang melahirkan bayi dengan kelainan bawaan, sebagian besar
berada pada rentang usia 20-35 tahun sebanyak 111 orang (75,5%), paling banyak dengan
multipara 93 orang (63,3%), tingkat pendidikan menengah paling dominan sekitar 76 orang
(51,7%) dan sebagian tidak merokok sekitar 67 orang (89,5%). Hasil penelitian ini
menunjukkan faktor ibu mempunya peran penting terjadinya kelainan bawaan pada bayi.
I. Pendahuluan
Kelainan kongenital adalah penyebab utama kematian bayi di negara maju maupun negara
berkembang.1 Kelainan kongenital pada bayi baru lahir dapat berupa satu jenis kelainan saja
atau dapat pula berupa beberapa kelainan kongenital secara bersamaan sebagai kelainan
kongenital multipel. Kadang- kadang suatu kelainan kongenital belum ditemukan atau belum
terlihat pada waktu bayi lahir, tetapi baru ditemukan beberapa waktu setelah kelahiran bayi.
Sebaliknya dengan kemajuan teknologi kedokteran, kadang-kadang suatu kelainan
kongenital telah diketahui selama kehidupan fetus. Bila ditemukan satu kelainan kongenital
besar pada bayi baru lahir, perlu kewaspadaan kemungkian adanya kelainan kongenital
ditempat lain. Dikatakan bahwa bila ditemukan dua atau lebih kelainan kongenital kecil,
kemungkinan ditemukannya kelainan kongenital besar di tempat lain sebesar 15% sedangkan
bila ditemukan tiga atau lebih kelainan kongenital kecil, kemungkinan ditemukan kelainan
kongenital besar sebesar 90%.
II. PEMBAHASAN
Faktor Lingkungan
Beberapa kelainan kongenital dapat disebabkan oleh faktor lingkungan selama kehamilan
seperti penggunaan obat-obatan tertentu, konsumsi alkohol atau merokok, paparan radiasi,
dan infeksi virus tertentu seperti rubella atau sitomegalovirus.
Faktor Nutrisi
Kurangnya asupan nutrisi selama kehamilan dapat memengaruhi perkembangan janin dan
menyebabkan kelainan kongenital. Kekurangan asam folat, zat besi, dan vitamin A selama
kehamilan dapat meningkatkan risiko kelainan kongenital pada bayi.
Lebih lanjut, dr. Kms Hasyim, SpOG menyebut, ibu hamil perlu mengonsumsi zat-zat yang
penting untuk pertumbuhan janin, terutama protein dan mineral. Konsumsilah makanan yang
bervariasi setiap hari agar zat-zat mineral pada bayi dapat terpenuhi.
Faktor Obesitas
Kondisi ibu yang terlalu gemuk dapat meningkatkan risiko masalah bagi janin di dalam
kandungan. Beberapa studi menunjukkan bahwa bayi yang dilahirkan oleh ibu yang
mengalami obesitas memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kelainan kongenital,
terutama kelainan jantung bawaan.
Ada banyak penyebab kelainan bawaan, namun risiko terjadinya bisa dikurangi dengan
melakukan cara mencegahnya. Ibu bisa melakukan upaya pencegahan cacat bawaan baik
sebelum maupun setelah hamil.
Berikut cara mencegah sebelum kehamilan:
Lakukan tes genetik dan konsultasi bersama pasangan sebelum menikah
Konsumsi makanan yang mengandung asam folat sebelum merencanakan kehamilan
Ikuti imunisasi sesuai jadwal
Hindari penyakit menular seksual
Jika harus mengonsumsi obat-obatan sebelum hamil, konsultasikan dengan dokter
Setelah masuk dalam masa kehamilan, berikut cara yang bisa Anda lakukan untuk mencegah
cacat bawaan:
Rutin berolahraga ringan
Hindari asap rokok, minuman beralkohol dan narkoba
Melakukan pemeriksaan kesehatan dengan rutin
Reference
Effendi, S. H., 2014. Penanganan Bayi dengan Kelainan Kongenital dan Konseling
Genetik. Simposium Dies Natalis Unpad, 20-21 September
2014: 132–162.
Kemenkes, RI. (2020). Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu. Kemeskes RI. Jakarta.
Prawiroardjo, S., 2014. Ilmu Kebidanan. Edisi keempat. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. Jakarta
Hussein A. 2017.A five years retrospective study of congenital anomalies at Karbala City,
Iraq. Karbala Journal of Medicine. 2017;10(1):2620-7