Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang
telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir
dengan bantuan atau tanpa bantuan. (Manuaba, 2008). Persalinan bisa terjadi
secara fisiologis maupun patologis, persalinan patologis kadang
membutuhkan tindakan pembedahan (sectio caesarea/seksio caesarea).
Seksio sesarea didefinisikan sebagai lahirnya janin melalui insisi di dinding
abdomen (laparatomi) dan dinding uterus (histerektomi). Persalinan dengan
seksio sesarea membutuhkan pengawasan yang baik, karena tanpa
pengawasan yang baik dan cermat akan berdampak pada kematian ibu, oleh
karena itu pemeriksaan dan monitoring dilakukan beberapa kali sampai tubuh
ibu dinyatakan dalam kondisi baik (Bobak, Lowdermilk, & Jensen, 2005).
Persalinan melalui seksio sesarea bukanlah alternatif yang lebih aman
karena diperlukan pengawasan khusus terhadap indikasi dilakukannya seksio
sesarea maupun perawatan ibu setelah tindakan seksio sesarea, karena tanpa
pengawasan yang baik dan cermat akan berdampak pada kematian ibu. Oleh
karena itu pemeriksaan dan monitoring setelah tindakan seksio sesarea harus
dilakukan beberapa kali sampai tubuh ibu dinyatakan dalam keadaan sehat
(Kasdu, 2008). Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan pasca
operasi sesar adalah perawatan luka insisi, tempat perawatan pasca operasi,
pemberian cairan, diit, nyeri, kateterisasi, pemberian obat-obatan, perawatan
rutin dan mobilisasi dini (Kasdu, 2008).

Sectio Caesaria (seksio sesarea) berasal dari perkataan Latin caedere yang
artinya memotong. Pengertian ini sering dijumpai dalam roman law (lex
regia) dan emperor’s law (lex caesarea) yaitu undang-undang yang
menghendaki supaya janin dalam kandungan ibu-ibu yang meninggal harus
keluarkan dari dalam rahim (Mochtar, 2008). Seksio Sesarea merupakan

1
2

pembedahan obstetrik untuk melahirkan janin yang viabel melalui abdomen


(Farrer, 2001). Seksio Sesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan
membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau
vagina. (Mochtar, 2003). Seksio Sesarea adalah pembedahan untuk
melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding uterus
(Prawiharjo, 2009).
Mobilisasi dini (Early ambulation) adalah kebijakan selekas mungkin
membimbing klien keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya selekas
mungkin berjalan (Ambarwati, 2008). Mobilisasi dini bergantung pada jenis-
jenis operasi yang dilakukan dan komplikasi yang mungkin dijumpai.
Mobilisasi segera tahap demi tahap sangat berguna untuk membantu jalannya
penyembuhan penderita. Miring ke kanan dan ke kiri sudah dapat dimulai
setelah 6-10 jam setelah pasien sadar dari operasinya (Mochtar. 2011). Selain
itu aktivitas mobilisasi dini pada ibu nifas dapat melancarkan pengeluaran
lochea, membantu proses penyembuhan luka akibat persalinan, mempercepat
involusi alat kandungan, melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan
perkemihan serta meningkatkan kelancaran peredaran darah sehingga
mempercepat pengeluaran metabolisme (Kasdu, 2008). Salah satu kondisi
yang menyebabkan rendahnya mobilisasi dini ibu bersalin adalah masih
kurangnya pengetahuan masyarakat di bidang kesehatan. Khususnya ibu post
partum yang bersalin dengan operasi sesar (Novaria, 2008).
Keuntungan bagi pasien yang melakukan mobilisasi pasca operasi seksio
sesarea yaitu, penderita merasa lebih sehat dan kuat dengan mobilisasi,
mobilisasi dini memungkinkan kita mengajarkan segera untuk ibu merawat
anaknya dan mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli. Adapun
kerugian yang akan diderita pasien pasca operasi seksio sesarea yang tidak
melakukan mobilisasi dini yaitu peningkatan suhu tubuh, perdarahan yang
abnormal dan involusi uterus yang tidak baik. Selain keuntungan dan
kerugian, ada faktor yang mempengaruhi pasien pasca operasi seksio sesarea
untuk melakukan mobilisasi dini yaitu, motivasi, kepatuhan, dukungan
keluarga dan tingkat pengetahuan (Potter & Perry, 2008).
3

Pengetahuan merupakan hasil tahu seseorang yang melakukan


penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pandengaran, penciuman,
rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
pendidikan, pengalaman diri sendiri maupun pengalaman orang lain, media
massa maupun lingkungan (Notoatmodjo, 2010). Ada kecenderungan apabila
pengetahuan seseorang baik terhadap masalah yang dihadapinya maka
seseorang itu akan mempunyai sikap positif terhadap masalah yang
dihadapinya, dan sebaliknya apabila pengetahuan seseorang itu kurang
terhadap masalah yang dihadapinya maka seseorang itu akan mempunyai
sikap negatif (Notoatmodjo, 2010). Tingkat pengetahuan merupakan faktor
yang berperan penting dalam mewujudkan pelaksanaan mobilisasi dini
setelah melahirkan. Jika tingkat pengetahuan seseorang rendah terhadap
manfaat dan tujuan dari mobilisasi maka hal itu akan sangat mempengaruhi
pada tingkat pelaksanaannya (Bahiyatun, 2009).
Perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan
keperawatan, berwenang di negara bersangkutan untuk memberikan
pelayanan dan bertanggung jawab dalam peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit serta pelayanan terhadap pasien (Praptiningsih, 2006). Keperawatan
suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan
berbentuk pelayanan biopsikososial dan spiritual, komprehensif, ditujukan
kepada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang
mencakup seluruh proses kehidupan manusia (Hidayat, 2008).
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit maupun sehat yang
membutuhkan pelayanan kesehatan, rehabilitasi medik, pendidikan, tempat
penelitian dan pengembangan ilmu serta teknologi bidang kesehatan serta
untuk menghindari risiko dan gangguan kesehatan lingkungan.
(340/KEMENKES/PER/III/2010).
4

Program Indonesia Sehat merupakan salah satu program dari Agenda ke-5
Nawa Cita, yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Program
Indonesia Sehat selanjutnya menjadi program utama Pembangunan Kesehatan
yang kemudian direncanakan pencapaiannya melalui Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019, yang ditetapkan melalui
Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor HK.02.02/Menkes/ 52/2015. Arah
kebijakan dan strategi pembangunan kesehatan nasional 2015-2019
merupakan bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang bidang
Kesehatan (RPJPK) 2005-2025 (Kemenkes RI, 2016).
Jawa Barat ternyata masih menjadi salah satu provinsi teratas sebagai
penyumbang angka kematian ibu dan bayi di Indonesia. Menurut laporan
Dinas Kesehatan Jawa Barat di tahun 2015 disampaikan bahwa jumlah kasus
kematian Ibu melahirkan karena kehamilan, persalinan dan nifas meningkat
cukup tajam dari 748 kasus di tahun 2014 menjadi 823 kasus di tahun 2015
(Winarsih, 2013).
Beberapa didukung oleh penelitian Marfuah (2012) dengan judul
Gambaran Tingkat Pengetahuan Dengan Sikap Ibu Dalam Mobilisasi Dini
Pasca Seksio Sesarea Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardiarea,
bahwa terdapat tingkat pengetahuan ibu dalam mobilisasi dini pasca sectio
caesarea di RSUD Dr. Moewardi, dengan hasil penelitian menunjukkan 39
reponden (36,8%) mempunyai pengetahuan yang tinggi tentang mobilisasi,
67 responden (63,2%) mempunyai pengetahuan yang rendah tentang
mobilisasi. Sebanyak 31 responden (29,2%). Hasil uji statistik diperoleh nilai
diperoleh nilai r = 0,385 dengan nilai signifikansi p = 0,000.
Berdasarka hasil penelitian Indarmien Netty dengan judul Gambaran
Pengetahuan Mobilisasi dini dengan pelaksanaan mobilisasi post operasi
seksio sesarea di ruang rawat gabung kebidanan RSUD H. ABDUL MANAP
KOTA JAMBI tahun 2012, dengan sampel sebanyak 42 responden. Hasil
penelitian didapatkan 33 responden (78,9%) melakukan mobilisasi dini
dengan baik dan 9 responden (21,4%) yang melakukan mobilisasi dini
dengan tidak baik. Untuk pelaksanan mobilisasi didapatkan 35 responden
5

(83,3%) melakukan mobilisasi dengan normal dan 7 responden (16,7%) tidak


melakukan dengan normal dan didapat p-value=0,028.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi didapatkan
jumlah Ibu hamil periode Januari sampai Juli 2016 sebanyak 51.906, untuk
Ibu bersalin berjumlah 48.776, sedangkan hasil kumulatif persalinan periode
Januari sampai Juli 2016 sebanyak 31.772 dan untuk jumlah rujukan
sebanyak 6.941
Berikut adalah jumlah persalinan yang terdapat di Rumah Sakit Kabupaten
Sukabumi diantaranya, Rumah Sakit Kartika Cibadak periode Januari sampai
dengan Agustus 2016 berjumlah 390 kasus yang terdiri dari 200 persalinan
secara spontan dan 190 persalinan dengan sectio caesarea. Di Rumah Sakit
Sekarwangi jumlah persalinan pada periode Januari sampai dengan Agustus
2016 berjumlah 2687 kasus yang terdiri dari 1766 persalinan secara spontan
dan 921 persalinan sectio caesarea. Di Rumah Sakit Bakti Medicare jumlah
tindakan sectio caesareapada periode Januari sampai dengan Agustus 2016
berjumlah 115 kasus dan di Rumah Sakit RSUD Jampang Kulon jumlah
tindakan sectio caesarea periode Januari sampai dengan Agustus 2016
berjumlah 107 kasus.
Dari hasil studi pendahualuan yang telah peneliti lakukan di RS. Kartika
Cibadak di ruang rawat inap IRNA 3 pertanggal 1 agustus 2019, pada 10
pasien post operasi seksio sesarea yang diwawancarai, terdapat 4 pasien yang
mengetahui apa itu mobilisasi dini, manfaat mobilisasi dini dan kerugian
mobilisasi dini, rentang gerak mobilisasi dini dan melaksanakan mobilisasi
dini. 6 sisanya terdapat 4 pasien yang mengetahui apa itu mobilisasi dini dan
keuntungan mobilisasi dini tapi tidak mengetahui rentang gerak dan tidak
melaksanakan mobilisasi dini. 2 sisanya tidak mengetahui mobilisasi dini,
manfaat dan kerungian mobilisasi dini, rentang gerak mobilisasi dini dan
tidak melaksanakan mobilisasi dini. Ibu yang tidak mau melakukan
mobilisasi dini yang disebabkan oleh beberapa alasan, diantaranya ibu merasa
nyeri apabila digerakkan, dan ibu mengatakan takut jahitannya terlepas. Tidak
6

dilakukannya mobilisasi dini ini bertentangan dengan program mobilisasi dini


yang dimiliki oleh ruangan.
1.2 Identifikasi masalah
Kurangnya pengetahuan ibu tentang mobilisasi dini ibu post operasi seksio
sesarea dapat berdampak negatif pada kondisi pasien post operasi secsio
sesarea hal ini dapat disebabkan adanya rasa nyeri, takut jahitannya lepas
bahkan pasien tidak mengetahui manfaat mobilisasi dini.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah “Gambaran Pengetahuan Mobilisasi Dini Ibu Post Operasi Seksio
Sesarea di Ruang IRNA 3 Rs. Kartika Cibadak Kabupaten Sukabumi”
1.4 Tujuan Penelitian
Mampu menganalisis pengetahuan mobilisasi dini ibu post operasi seksio
sesarea di Ruang IRNA 3 Rs. Kartika Cibadak .
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Bagi Pasien
Sebagai suatu ilmu, sarana atau pendidikan yang bertujuan untuk
meningkatkan kesembuhan bagi pasien post operasi sehingga bisa kembali
normal.
1.5.2 Bagi Perawat
Menambah pengalaman baru tentang metode penelitian khususnya
penelitian kesehatan dan sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya mengenai
mobilisasi dini post operasi seksio sesarea.

Anda mungkin juga menyukai