(The Correlation Between Nutritional Status With Wound Healing Post Operation
Sectio Caesarea (SC) On Postpartum Mothers At
The Poly Obsgyn RSUD Dr. R. Koesma Tuban)
Dwi Kurnia P. S.
Prodi DIII Kebidanan STIKES NU Tuban
ABSTRAK
Penyembuhan luka merupakan suatu proses penggantian jaringan yang mati/rusak dengan
jaringan baru & sehat oleh tubuh dengan jalan regenerasi. Tingginya angka kejadian penyembuhan
luka post operasi Sectio Caesarea (SC) yang tidak terinfeksi disebabkan karena status gizi ibu nifas
yang mempunyai berat badan normal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya hubungan
antara status gizi dengan penyembuhan luka post operasi Sectio Caesarea (SC) pada ibu nifas.
Penelitian ini menggunakan desain observasional (survey) yang bersifat analitik dengan
pendekatan waktu cross sectional yang melibatkan 36 responden yang kontrol di Poli Kandungan
RSUD Dr. R. Koesma Tuban dan diambil secara Purposive Sampling. Pengumpulan data
menggunakan nomogram IMT dan lembar observasi. Data dianalisis dengan menggunakan uji
Koefisien Kontingensi (C) dengan tingkat signifikan < 0,05. Perangkat yang digunakan adalah
SPSS versi 16.0 for windows. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan dari36 responden sebagian
besar status gizi responden mempunyai berat badan normal yang berjumlah 27 (75%) responden.
Sebagian besar responden tidak mengalami infeksi dalam penyembuhan luka yang berjumlah 27
(75%) responden. Hasil analisis dengan uji Koefisien Kontingensi (C) menunjukkan bahwa nilai p =
0,000 yang berarti bahwa H1 diterima, artinya terdapat hubungan antara status gizi dengan
penyembuhan luka post operasi Sectio Caesarea (SC) pada ibu nifas. Status gizi merupakan faktor
yang sangat penting untuk proses penyembuhan luka pasca operasi. Masyarakat khususnya yang
memiliki anggota keluarga seorang ibu nifas post operasi Sectio Caesarea (SC) sebaiknya
memperhatikan status gizi dan penyembuhan luka pada ibu nifas post operasi Sectio Caesarea (SC),
akhirnya status gizi ibu nifas dengan post operasi Sectio Caesarea (SC) yang baik dapat mewujudkan
penyembuhan luka yang baik pula.
ABSTRACT
Wound healing is a process of replacement of dead tissue/damaged with new and healthy
tissue by the body by way of regeneration. The high incidence of post operative wound healing Sectio
Caesarea (SC) that is not caused by the nutritional status of infected post partum women who have
normal weight. The purpose of this study was to determine the relationship between nutritional status
with post operative wound healing Sectio Caesarea (SC) on post partum mothers. The design of this
study was "observational (survey)" analytic approach involving cross-sectional time of 36
respondents controlled at the Poly Obsgyn RSUD Dr. R. Koesma Tuban and purposive sampling.
Collecting data using the nomogram BMI and observation sheets. Data were analyzed using
Contingency Coefficient Test (C) with a significant level of < 0,05. The device used was SPSS
version 16.0 for Windows. Based on the results of 36 respondents, most of the nutritional status of
respondents with normal weight, amounting to 27 (75%) of respondents. Most respondents did not
have an infection in the wound healing of the 27 (75%) of respondents. The results of the analysis of
test contingency coefficient (C) shows that the value of p = 0.000 which means that H1 is accepted, it
means there is a relationship between nutritional status with postoperative wound healing Sectio
Caesarea (SC) on postpartum mothers.Nutritional status is a very important factor for postoperative
wound healing process. Communities, particularly those with a family member postpartum mothers
postoperative Sectio Caesarea (SC) should pay attention to nutritional status and wound healing in
postoperative postpartum women Sectio Caesarea (SC), finally the nutritional status of puerperal
297
women with postoperative Sectio Caesarea (SC) that can either be wound healing realize that good
anyway.
Hubungan antara Status Gizi dengan Penyembuhan Luka Post Operasi Sectio
Caesarea (SC) pada Ibu Nifas di Poli Kandungan RSUD Dr. R. Koesma Tuban
302
PEMBAHASAN dinilai dengan mengetahui berat badan
dan tinggi badan pada ibu nifas.
Status Gizi Ibu Nifas
Dari penelitian ini diketahui Penyembuhan Luka Ibu Nifas
bahwa sebagian besar status gizi Dari penelitian ini diketahui
responden mengalami berat badan bahwa responden yang tidak
normal yang berjumlah 27 (75%) mengalami infeksi dalam
responden, sedangkan sebagian kecil penyembuhan luka berjumlah 27
status gizi responden mengalami berat (75%) responden lebih besar
badan kurang yang berjumlah 7 dibandingkan dengan responden yang
(19,4%) responden serta jumlah mengalami infeksi dalam
terkecil status gizi responden penyembuhan luka yang berjumlah 9
mengalami berat badan lebih dan (25%) responden.
obesitas yang masing-masing Menurut Koiner & Taylan, Luka
berjumlah 2 (5,6%) responden. merupakan terganggunya (disruption)
Seperti yang dikemukakan oleh integritas normal dari kulit & jaringan
Almatsier (2005), status gizi di bawahnya yang terjadi secara tiba-
merupakan suatu ukuran mengenai tiba atau disengaja, tertutup atau
kondisi tubuh seseorang yang dapat terbuka, bersih atau terkontaminasi,
dilihat dari makanan yang dikonsumsi superfisial atau dalam. Seperti yang
dan penggunaan zat-zat gizi di dalam dikemukakan oleh Morison (2003),
tubuh. Menurut Syamsuhidayat prinsip utama dalam manajemen
(2011), status gizi yang buruk perawatan luka yaitu pengendalian
mempengaruhi sistem kekebalan tubuh infeksi karena infeksi menghambat
yang memberi perlindungan terhadap proses penyembuhan luka sehingga
penyakit infeksi seperti penurunan menyebabkan angka morbiditas dan
sekretori imuno globulin (A IgA) yang mortalitas bertambah besar. Infeksi
dapat memberikan kekebalan luka post operasi merupakan salah satu
permukaan membran mukosa, masalah utama dalam praktik
gangguan sistem fagositosis, gangguan pembedahan. Dengan berkembangnya
pembentukan kekebalan humoral era asepsis, teknik operasi serta
tertentu, berkurangnya sebagian perawatan bedah maka komplikasi
komplemen dan berkurangnya thymus luka pasca operasi cenderung
sel (T). Oleh sebab itu, status gizi pada menurun. Jika luka pasien mengalami
ibu nifas tersebut masih ada yang infeksi menyebabkan masa perawatan
mengalami keabnormalan akibat berat lebih lama, sehingga biaya perawatan
badan yang tidak sesuai. di rumah sakit menjadi lebih tinggi.
Menurut pendapat peneliti Proses penyembuhan luka yang terjadi
bahwa status gizi pada ibu nifas yang akibat infeksi atau peradangan dapat
mengalami obesitas, jaringan lemak dikenali dengan adanya beberapa
sangat rentan terhadap terjadinya tanda khas yang sering menyertai,
infeksi. Selain itu, pasien obesitas Aulus Cornelius Celcus (30 SM45
sering sulit dirawat karena tambahan M) memberi istilah latin yaitu Rubor,
berat badan, pasien bernafas tidak Calor, Dolor, Tumor. Sementara
optimal saat berbaring miring Galen menambahkan dengan Functio
sehingga mudah mengalami Laesa, Pus, dan Abses (Boyle, 2009).
hipoventilasi dan komplikasi Menurut pendapat peneliti
pulmonal, dan status gizi itu dapat bahwa penyembuhan luka pasca
operasi sectio caesarea pada ibu nifas
304
yang masih mengalami infeksi itu personal hygiene. Menurut Mc Laren
disebabkan karena kurang dalam Suhardjo (2009), status gizi
maksimalnya ibu nifas tersebut dalam merupakan hasil keseimbangan antara
perawatan luka di rumah dan menjaga zat-zat gizi yang masuk dalam tubuh
kebersihan badan terutama di daerah dan penggunaannya. Perbaikan status
luka bekas operasi sectio caesarea gizi pada pasien yang memerlukan
serta pada ibu nifas yang belum tindakan bedah sangat penting untuk
dianjurkan untuk mandi sehingga mempercepat penyembuhan luka
dapat terjadi tanda-tanda infeksi operasi. Status gizi sangat penting
seperti adanya calor, dolor, dan pus untuk proses penyembuhan luka pasca
pada daerah luka bekas operasi sectio operasi. Apabila status gizi pasien baik
caesarea. maka penyembuhan luka juga akan
baik (Djalinz, 2004). Proses
Hubungan antara Status Gizi penyembuhan luka yang terjadi akibat
dengan Penyembuhan Luka Post infeksi atau peradangan dapat dikenali
Operasi Sectio Caesarea (SC) pada dengan adanya beberapa tanda khas
Ibu Nifas di Poli Kandungan RSUD yang sering menyertai, Aulus
Dr. R. Koesma Tuban Cornelius Celcus (30 SM45 M)
Setelah melakukan analisis data memberi istilah latin yaitu Rubor,
dengan menggunakan program SPSS Calor, Dolor, Tumor. Sementara
versi 16,0 for windows dengan uji Galen menambahkan dengan Functio
Koefisien Kontingensi (C) dengan Laesa, Pus, dan Abses (Boyle, 2009).
tingkat kemaknaan = 0,05 diperoleh Oleh karena itu, menurut
p = 0,000 dimana 0,000 < 0,05, maka pendapat peneliti bahwa pada setiap
H1diterima dengan demikian terdapat rumah sakit pasti sudah memiliki
hubungan antara status gizi dengan takaran menu/standar makanan yang
penyembuhan luka post operasi Sectio harus diberikan kepada setiap ibu nifas
Caesarea (SC) pada ibu nifas. Hasil dan apabila ibu nifas menghabiskan
dari penelitian menunjukkan bahwa jatah makanan yang diberikan oleh
sebagian besar responden yang rumah sakit maka secara otomatis
penyembuhan lukanya tidak terinfeksi status gizi ibu nifas (dalam hal ini
mempunyai status gizi dengan berat yang berkaitan dengan proses
badan normal sebesar 27 (100%) penyembuhan luka) juga akan
responden. Sedangkan responden yang terpenuhi. Apabila status gizi ibu nifas
penyembuhan lukanya terinfeksi baik maka penyembuhan luka juga
mempunyai status gizi dengan berat akan baik.
badan kurang sebesar 7 (100%)
responden lebih tinggi dibandingkan SIMPULAN DAN SARAN
responden yang penyembuhan lukanya
terinfeksi mempunyai status gizi SIMPULAN
dengan berat badan lebih yaitu sebesar 1) Sebagian besar status gizi pada ibu
2 (100%) responden. nifas di Poli Kandungan RSUD Dr.
Seperti yang dikemukakan oleh R. Koesma Tuban mengalami berat
Potter (2005), terdapat berbagai faktor badan normal.
yang mempengaruhi penyembuhan 2) Sebagian besar penyembuhan luka
luka diantaranya usia, obesitas, post operasi Sectio Caesarea (SC)
merokok, obat-obatan, diabetes pada ibu nifas di Poli Kandungan
mellitus, stres luka, status gizi, sosial RSUD Dr. R. Koesma Tuban tidak
budaya (pantangan makanan), dan
305
mengalami infeksi dalam KEPUSTAKAAN
penyembuhan luka.
3) Terdapat hubungan antara status 1) Agus K. B, Moch. 2001. Dasar-
gizi dengan penyembuhan luka post dasar Ilmu Gizi. Malang:
operasi Sectio Caesarea (SC) pada Universitas Muhammadiyah.
ibu nifas di Poli Kandungan RSUD 2) Almatsier, Sunita. 2002. Prinsip
Dr. R. Koesma Tuban karena nilai Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT
p = 0,000 dimana 0,000 < 0,05. Gramedia Pustaka Utama.
Oleh sebab itu, status gizi sangat 3) Bare S. C, Smeltzer. 2002.
penting untuk proses penyembuhan Keperawatan Medikal Bedah, Edisi
luka post operasi Sectio Caesarea 8. Jakarta: EGC.
(SC). Karena status gizi pasien 4) Bobak. 2004. Buku Ajar
yang baik maka penyembuhan Keperawatan Maternitas, Edisi 5.
lukanya juga baik. Jakarta: EGC.
5) Brunner & Suddarth. 2002. Buku
SARAN Ajar Keperawatan Medikal Bedah,
Pihak peneliti selanjutnya Edisi 8 Vol. 3. Jakarta: EGC.
seharusnya perlu dilakukan penelitian 6) Chrissie G-Mundy. 2005.
lebih lanjut dengan mengembangkan Pemulihan Pasca Operasi Caesar.
variabel confounding, seperti aktivitas Jakarta: Erlangga.
dan riwayat persalinan ibu nifas. 7) Depkes RI. 1994. Pedoman Praktis
Perlu dilakukan penelitian lebih Pemantauan Status Gizi pada
lanjut dengan jumlah sampel yang Orang Dewasa. Jakarta.
lebih banyak dari ibu nifas post 8) Eka putra, Erfandi. 2013. Evolusi
operasi Sectio Caesarea (SC) sehingga Manajemen Luka. Jakarta: TIM.
nilai status gizi dan penyembuhan luka 9) Gallagher, C. & Mundy. 2004.
yang diperoleh dapat digunakan Pemulihan Pasca Operasi Caesar.
sebagai nilai standar status gizi dan Jakarta: Erlangga.
penyembuhan luka untuk ibu nifas 10) Hamilton, Persis, Mary. 1995.
post operasi Sectio Caesarea (SC). Dasar-dasar Keperawatan
Pihak institusi dapat Maternitas. Jakarta: EGC.
memberikan pembekalan kepada 11) Hartining, Setya. 2010.
mahasiswa tentang status gizi dengan Hubungan Pantangan Makan
penyembuhan luka post operasi Sectio dengan Lama Penyembuhan Luka
Caesarea (SC) pada ibu nifas dengan pada Ibu Nifas di Kecamatan
menambahkan materi tentang status Srengat Kabupaten Blitar, Skripsi.
gizi dan penyembuhan luka dalam Surakarta: Universitas Sebelas
mata kuliah Keperawatan Maternitas. Maret : 37-44.
Masyarakat, khususnya yang 12) Hartono, Andry. 2006. Terapi
memiliki anggota keluarga seorang ibu Gizi dan Diet Rumah Sakit, Edisi 2.
nifas post operasi Sectio Caesarea Jakarta: EGC.
(SC) sebaiknya memperhatikan status 13) Ija M. 2009. Pengaruh Status
gizi dan penyembuhan luka pada ibu Gizi Pasien Bedah Mayor Pre
nifas post operasi Sectio Caesarea Operasi terhadap Penyembuhan
(SC), sehingga status gizi ibu nifas Luka dan Lama Rawat Inap Pasca
dengan post operasi Sectio Caesarea Operasi di RSUP Dr. Sardjito
(SC) yang baik dapat mewujudkan Yogyakarta. Universitas Gajah
penyembuhan luka yang baik pula. Mada. Tesis.
306
14) Kemenkes RI. 2010. 27) Suriadi. 2004. Perawatan
Keputusan Menteri Kesehatan Luka, cet. 1. Jakarta: Cv. Sagung
Republik Indonesia Seto.
No.1995/Menkes/SK/XII/2010 28) Wijayanti, RE, dkk. 2010.
tentang Standar Antropometri Hubungan Pengetahuan Ibu Post
Penilaian Status Gizi Anak. Operasi SC Tentang Gizi dengan
15) Liu, David T. Y. 2007. Manual Asupan Protein. Jurnal Kesehatan
Persalinan Edisi 3. Jakarta: EGC. Suara Forikes, Volume 1 Nomor 4:
16) Manuaba, Ida Bagus Gede. 273-278.
2012. Buku Ajar Pengantar Kuliah 29) Yanti, Nova. 2009. Analisis
Teknik Operasi Obstetri & Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Keluarga Berencana. Jakarta: TIM. Proses Penyembuhan Luka Post
17) Morison, Moya J. 2003. Operasi SC di RSUP H. Adam
Manajemen Luka. Jakarta: EGC. Malik Medan Skripsi. Medan:
18) Musrifatul, Uliyah dan Universitas Sumatera Utara: 44-60.
Hidayat, A. Azis Alimul. 2009. 30) Kurniawati, Fety. 2011. Sistem
Keterampilan Dasar Praktik Klinik Muskuloskeletal.
Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba (http://fetybyanstec.wordpress.
Medika. com/2011/06/22/radang,pengertian,
19) Notoatmojo, S. 2002. macam,peran,tanda-tanda,faktor
Metodologi Penelitian Kesehatan. pengaruh,aspek-cairan-seluler-
Edisi revisi II. Jakarta: Rineka peradangandlllll/) diakses pada
Cipta. tanggal 8 April 2014.
20) Nursalam. 2008. Konsep dan 31) Tim. 2013. Aplikasi Program
Penerapan Metodologi Penelitian SPSS Versi 11.5 Untuk Analisa
Ilmu Keperawatan, Edisi 2. Jakarta: Data Penelitian Kesehatan.
Salemba Medika. Surabaya : Lembaga Penelitian dan
21) Perry dan Potter. 2010. Pengabdian Kepada Masyarakat.
Fundamental Keperawatan, Edisi 32) Tim Rumah Sakit. 2014. Profil
3. Jakarta: EGC. RSUD Dr. R. Koesma Kabupaten
22) Reeder, Sharon J, dkk. 2011. Tuban. Tuban : Pemerintah
Keperawatan Maternitas: Kabupaten Tuban RSUD Dr. R.
Kesehatan Wanita, Bayi, & Koesma.
Keluarga. Jakarta: EGC.
23) Riyadi, Hadi. 2004. Penilaian
Status Gizi dalam Pengantar
Pangan dan Gizi. Jakarta: Penebar
Surabaya.
24) Saifuddin, Abdul Bari dan
Rachimhadhi, Trijatmo. 2000.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
25) Sastrawinata, R. Sulaiman.
1987. Obstetri Operatif. Bandung.
26) Supariasa, I Dewa Nyoman,
dkk. 2001. Penilaian Status Gizi.
Jakarta: EGC.
307