Lia Dharmayanti
Program Studi Kebidanan, Akademi Kebidanan Sakinah Pasuruan, Email :
lia.dharmayanti88@gmail.com
Alamat Korespondensi : Akademi Kebidanan Sakinah Pasuruan, Jl. Karya Bhakti No.1,
Kelurahan Kraton, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Indonesia
Halaman | 6
Jurnal Keperawatan dan Kebidanan
Halaman | 7
Jurnal Keperawatan dan Kebidanan
yakni memberikan nomor urut pada populasi sebagai ibu rumah tangga dan sebagian kecil 2
kemudian membagi jumlah populasi dengan responden (10%) bekerja sebagai guru.
perkiraan sampel yang diinginkan sehingga
didapat interval sampel. Sampel sebanyak Tabel 4 Tabulasi silang pengaruh konsumsi
20 orang ibu post sectio caesarea di putih telur kukus terhadap penyembuhan luka
Rumah Bersalin Ibu Bertha Kota Pasuruan. jahitan post sectio caesarea
Sebagai variabel independen pada penelitian Luka jahitan post sectio
Putih telur Total
ini adalah pola konsumsi putih telur kukus caesarea
kukus
setiap hari dan variabel dependennya adalah Baik Sedang Buruk
penyembuhan luka jahitan post section Mengkon- 9 1 0 10
aesarea. Pengumpulan datanya dengan sumsi putih
melakukan observasi (pengamatan) dan telur kukus
didokumentasikan. Analisa data Tidak 2 5 3 10
menggunakan uji chi square. mengkon-
sumsi putih
HASIL PENELITIAN telur kukus
Tabel 1. Karakteristik responden penelitian Total 11 6 3 20
berdasarkan usia
Umur F % Berdasarkan tabel 4 menunjukkan
< 20 tahun 4 20 bahwa ibu post sectio caesarea yang
20–35tahun 11 55 mengkonsumsi putih telur kukus memiliki
> 35 tahun 5 25 kriteria penyembuhan luka baik sebanyak 9
Total 20 100 responden dan kriteria penyembuhan luka
sedang sebanyak 1 responden sedangkan ibu
Berdasarkan tabel 1 menunjukkan post sectio caesarea yang tidak
bahwa Sebagian besar 11 responden (55%) mengkonsumsi putih telur kukus memiliki
berusia 20-35 tahun sebagian kecil 4 kriteria penyembuhan luka baik 2 responden,
responden (20%) berusia <20 tahun. luka sedang 5 responden dan luka buruk 3
responden. Dari uji analisis statistik Chi
Tabel 2 Karakteristik responden penelitian Square Test, ditunjukkan bahwa nilai p 0,000
berdasarkan berdasarkan pendidikan < 0.05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Pendidikan F % Maka dengan demikian dapat disimpulkan
Tidak Sekolah 0 0 bahwa ada pengaruh konsumsi putih telur
SD 5 25 kukus terhadap penyembuhan luka jahitan
SMP 5 25 post sectio caesarea di Rumah Bersalin Ibu
SMA 7 35 Bertha Kota Pasuruan.
Perguruan Tinggi (S1) 3 15
PEMBAHASAN
Total 20 100
Dari hasil penelitian menunjukkan
bahwa ibu post sectio caesarea yang
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa mengkonsumsi putih telur kukus memiliki
hampir setengah 7 responden (35%) kriteria penyembuhan luka jahitan baik
berpendidikan SMA dan sebagian kecil 3 sebanyak 9 responden, sedangkan yang
responden (15%) berpendidikan S1. memiliki kriteria penyembuhan luka jahitan
sedang hanya 1 responden, serta tidak ada
Tabel 3. Karakteristik responden penelitian responden yang memiliki kriteria
berdasarkan berdasarkan pekerjaan penyembuhan luka buruk. Total seluruh
Pekerjaan F % responden yang mengkonsumsi putih telur
IRT 10 50 kukus sebanyak 10 orang. Hal ini disebabkan
Swasta 8 40 9 ibu post sectio caesarea yang
Guru 2 10 mengkonsumsi putih telur kukus memenuhi
Total 20 100 kecukupan nutrisi terutama protein.
Sedangkan salah satu ibu post sectio caesarea
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan yang mengkonsumsi putih telur kukus namun
bahwa setengah 10 responden (50%) bekerja
Halaman | 8
Jurnal Keperawatan dan Kebidanan
kriteria penyembuhan lukanya sedang, hal ini yang dilepas ke dalam urin dan banyaknya
disebabkan kurangnya mobilisasi dini pada sesuai dengan protein yang hilang dan
ibu post sectio caesarea karena ketakutan ibu meningkatkan kebutuhan energi. Pemenuhan
akan rasa nyeri pada bekas sayatan insisi, kebutuhan protein diperlukan karena hasil
sehingga peredaran darahpun menjadi tidak sintesis protein bermanfaat untuk
lancar dan menghambat darah menggantikan dan memperbaiki jaringan
menghantarkan zat-zat penting yang yang rusak.
dibutuhkan oleh tubuh terutama pada daerah Protein yang paling berperan yaitu
luka. Terdapat pula ibu post sectio caesarea albumin. Albumin ialah p-rotein uama denga
yang tidak mengkonsumsi putih telur kukus konsentrasi palng tinggi dalam plasma darah
dengan penyembuhan luka baik ada 2 yang terdiri dari ratusan asam amino dan
responden. Hal ini disebabkan karena ibu ikatan sufide. Albumin berperan dalam
memenuhi faktor-faktor yang berperan dalam membentuk dan mempercepat pemulihan
penyembuhan luka jahitan, diantaranya usia ibu jaringan sel tubuh yang rusak. Hal ini
yang berada dalam usia efektif (20-35 tahun) disebabkan karena putih telur mengandung
dalam proses penyembuhan luka jahitan post lebih banyak protein albumin (95%), dimana
sectio caesarea. Sedangkan hampir setengah kandungan albumin yang membantu proses
ibu post sectio caesarea yang tidak pergantian dan perbaikan fungsi jaringan
mengkonsumsi putih telur kukus memiliki yang rusak. Selain itu, nilai cerna protein
kriteria penyembuhan luka jahitan sedang putih telur mencapai 100%, kandungan
sebanyak 5 responden, hal ini disebabkan protein putih telur sebagai protein bernilai
karena berbagai faktor yang mempengaruhi gizi tinggi diserap dan dimanfatkan utuh oleh
dari setiap individu berbeda-beda, ada tubuh sebagai sumber nitrogen untuk sintesis
responden yang dipengaruhi oleh faktor usia protein yang dimanfaatkan untuk
yang tidak efektif, pendidikan yang kurang pembentukan jaringan baru, serta putih telur
sehingga dalam menerima informasi dan mempunyai kandungan asam amino esensial
mengimplementasikannya sulit, dan yang lengkap dengan nilai cerna 90%.
pekerjaan ibu yang berat. Sedangkan ibu post Banyak hal yang dapat mempengaruhi
sectio caesarea yang memiliki kriteria penyembuhan luka itu sendiri. Dalam
penyembuhan luka jahitan buruk ada 3 beberapa penelitian disebutkan faktor yang
responden, hal ini disebabkan karena faktor mempengaruhi kecepatan penyembuhan luka
tradisi pantang makanan yang turun temurun jahitan adalah usia, keturunan, sarana dan
sehingga kecukupan nutrisi dan mineral yang prasarana, budaya dan keyakinan mobilisasi
dibutuhkan ibu untuk penyembuhan luka dini, nutrisi dan penggunaan obat.
jahitan post sectio caesarea tidak terpenuhi. Menurut almatsir (2017), perbaikan gizi
Jumlah seluruh reponden yang tidak merupakan salah satu kunci dari
mengkonsumsi putih telur kukus sebanyak penyembuhan luka. Ibu nifas dianjurkan
10 responden. makan dengan diit seimbang, cukup
Menurut Astuti (2015), masa nifas karbohidat, protein, lemak, vitamin, dan
(postpartum) merupakan periode kritis baik mineral. Faktor gizi utama protein akan
bagi ibu maupun bayinya, sehingga seorang sangat berpengaruh terhadap peyembuhan
ibu nifas memerlukan perawatan khusu luka jahitan post sectio caesarea karena
untuk memulihkan kondisi kesehatan pergantian jaringan sangat membutuhkan
tubuhnya termasuk dengan perhatian protein yang berfungsi sebagai zat
terhadap penyembuhan luka jahitan post pembangun sel-sel yang telah rusak.
sectio caesarea dengan perawatan dan Peningkatan kebutuhan protein diperlukan
meningkatkan asupan nutrisi terutama untuk proses inflamasi, imun dan
protein, hal ini penting dilakukan karena perkembangan jaringan granulasi. Protein
dapat menjadi pintu masuk kuman dan utama yang disintesis selama fase
menimbulkan infeksi. Menurut Almatsir penyembuhan luka adalah kolagen. Kekuatan
(2017), kecukupan gizi dan nutrisi terutama kolagen menentukan kekuatan kulit luka
protein sangat mempengaruhi proses seusai sembuh. Kekurangan intake protein
penyembuhan luka jahitan karena diperlukan saat proses penyembuhan luka, secara
untuk pergantian jaringan yang rusak, karena signifikan menunda penyembuhan luka.
pada kejadian perlukaan, banyak nitrogen Salah satu sumber makanan yang kaya akan
Halaman | 9
Jurnal Keperawatan dan Kebidanan
protein adalah putih telur. Putih telur merupakan salah satu bahan makanan sumber
mengandung protein yang sangat tinggi, mutu protein hewani yang mengandung protein,
protein, nilai cerna, dan mutu cerna paling lemak, vitamin, dan mineral, sehingga telur
baik dibandingkan dengan protein hewan mempunyai manfaant yang baik dalam
lainnya. Protein putih telur kaya akan nutrisi penyembuhan luka jahitan. Selain itu, protein
diantaranya protein niacin, riboflavin, klorin, putih telur mempunyai pengaruh terhadap
magnesium, kalium, sodium, ovalbumin, dan penyembuhan luka dengan pemenuhan
mempunyai nilai biologis tinggi karena kebutuhan protein untuk pembentukan
mengandung asam amino lengkap dibanding jaringan baru di sekitar luka. Meskipun
protein hewan lainnya. Menurut Eka (2016), banyak faktor yang mempengaruhi, tetapi
nilai cerna putih telur adalah 100% menjaga asupan nutrisi protein tinggi dengan
dibandingkan dengan daging yan hanya 81%, putih telur lebih dominan untuk pemenuhan
oleh karena zat gizi putih telur sudah dalam kebutuhan protein dalam tubuh, karena pada
keadaan terstimulasi sehingga mudah dicerna proses penyembuhan luka jahitan hal utama
dan diabsorbsi oleh tubuh secara sempurna yang diperlukan adalah asupan nutrisi
serta digunakan tubuh untuk pertumbuhan terutam protein.
dan perkembangan jaringan-jaringan tubuh.
Putih telur mengandung albumin 95% yang KESIMPULAN
berfungsi untuk penyembuhan luka. Berdasarkanpenelitian menunjukkan
Banyak hal yang dapat mempengaruhi bahwa ada pengaruh konsumsi putih telur
penyembuhan luka itu sendiri. Dalam kukus terhadap penyembuhan luka jahitan
beberapa penelitian disebutkan faktor yang post sectio caesarea di Rumah Bersalin Ibu
mempengaruhi penyembuhan luka jahitan itu Bertha Kota Pasuruan. Asupan nutrisi
adalah usia, pendidikan, pekerjaan, berpengaruh terutama putih telur kukus yang
penghasilan, status gizi, mobilisasi, dan mengandung protein tinggi sehingga
penggunaan obat. Namun dalam penelitian mempercepat proses penyembuhan luka
ini faktor yang mempengaruhi penyembuhan jahitan post sectio caesarea.
luka berdasarkan karakteristik responden
adalah usia, pendidikan, dan pekerjaan. DAFTAR PUSTAKA
Selain faktor nutrisi, proses
penyembuhan luka juga dipengaruhi oleh Almatsier, Sunita. 2017. Prinsip Dasar Ilmu
beberapa faktor lain diantaranya yaitu faktor Gizi. Jakarta: Gramedia
usia dimana ibu nifas dengan luka jahitan Astuti, Sri, Judistiani. 2015. Asuhan
post sectio caesarea berada dalam usia Kebidanan Nifas dan Menyusui.
reproduktif (20-35 tahun) memiliki Jakarta: Erlangga
mekanisme sel yang bekerja lebih cepat dan Barasi, Mary. 2017. Ilmu Gizi. Jakarta:
efektif terhadap penyembuhan luka. Erlangga
Sedangkan pada usia > 35 tahun mekanisme Dina. 2016. Gizi Pasca Operasi. Bersumber
sel memiliki respon yang lambat sehingga dari
penyembuhan luka menjadi kurang efektif. http://ritongadina.blogspot.co.id/2008/1
Selain itu, tingkat pendidikan yang tinggi 2/gizi-pasca-operasi.html [Diakses
cenderung pengetahuannya baik. Hal tersebut tanggal 27 Mei 2017]
disebabkan karena ibu memiliki wawasan Eka, Aditya. 2016. Batas Aman Konsumsi
yang luas sehingga lebih mudah menerima Telur dari Pakar Gizi. Bersumber dari
informasi dan menyikapi masalah kesehatan http://health.liputan6.com/read/262307
dengan baik dan mampu 8/ batas-aman-konsumsi-telur-dari-
mengimplementasikan dalam perilaku dan pakar-gizi [Diakses tanggal 29 Mei
gaya hidup sehari-hari. Faktor pekerjaan juga 2017]
mempengaruhi dalam penyembuhan luka Maryunani, Anik. 2014. Perawatan Luka
jahitan, yaitu dilihat dari penghasilan dan Sectio Caesarea (SC) dan Luka
aktifitas pekerjaan yang dilakukan. Kebidanan Terkini (dengan
Hasil penelitian ini menujukkan bahwa penekanan’Moist Wound Healing’).
sebagian besar responden yang mendapat Bogor:In Media
pemberian putih telur kukus memiliki proses
penyembuhan luka yang baik. Telur
Halaman | 10