ABSTRAK
Luka perineum adalah luka pada perineum karena adanya robekan pada jalan lahir baik
spontan maupun karena episiotomy saat persalinan. Idealnya luka perineum sembuh pada hari ke 6-
7 post partum, namun pada kenyataannya masih ada ibu post partum yang mengalami
keterlambatan penyembuhan luka perineum.
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif. Tehnik sampling yang
digunakan adalah total populasi, dengan sampel sebanyak 13 ibu post partum yang mengalami
keterlambatan dalam penyembuhan luka perineum pada tahap inflamasi di BPS Ririn
Wahyuningsih, Amd. Keb Wilayah Kerja Puskesmas Panagguen Kabupaten Pamekasan.
Pengambilan data menggunakan kuesioner. Variabel penelitiannya yaitu gambaran perilaku ibu
post partum yang mengalami keterlambatan dalam penyembuhan luka perineum pada tahap
inflamasi meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan. Pengolahan data menggunakan table distribusi
frekuensi.
Hasil penelitian ibu yang berpengetahuan kurang sebanyak 7 orang (53,85%), sikap ibu yang
negatif sebanyak 8 orang (61,54%), tindakan ibu yang tidak melakukan perawatan luka perineum
sebanyak 9 orang (69,23%).
Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa gambaran perilaku ibu post
partum yang mengalami keterlambatan dalam penyembuhanluka perineum pada tahap inflamasi di
BPS Ririn Wahyuningsih, Amd.Keb Wilayah Kerja Puskesmas Panagguen Kabupaten Pamekasan
berperilaku kurang dalam perawatan luka perineum.
Diharapkan ibu post partum tidak tarak makan, melakukan mobilisasi, menjaga personal
hygiene dan melakukan perawatan perineum. Bagi petugas kesehatan diharapkan meningkatkan
mengalami luka perineum. Program penyuluhan atau konseling tentang perawatan luka perineum,
perawatan pasca persalinan, tujuan dan manfaat perawatan perineum serta gizi pada ibu nifas
terlebih ibu yang mengalami luka perineum
42
Jurnal : SAKTI BIDADARI 2017 Vol.I
ISSN:2580-1821
JURNAL SATUAN BAKTI BIDAN UNTUK NEGERI ( SAKTI BIDADARI )
karena pada saat proses persalinan tidak beberapa faktor seperti status gizi ibu, usia,
mendapat tegangan yang kuat sehingga personal hygiene, tradisi, keadaan luka,
menimbulkan robekan pada perineum. Luka- mobilisasi, senam pasca persalinan dan
luka biasanya ringan tapi kadang juga terjadi sebagainya, sehingga terdapat perbedaan
luka yang luas sehingga dapat menimbulkan dalam proses penyembuhan luka perineum
perdarahan yang dapat membahayakan jiwa pada ibu post partum.
ibu. Ruptur perineum terjadi pada hamper Solusi atau upaya yang dilakukan untuk
semua persalinan pertama dan tidak juga pada meningkatkan penyembuhan luka perineum
persalinan berikutnya. Semua laserasi yaitu dengan memberikan penyuluhan ataupun
perineum, kecuali yang sangat superfisial akan KIE oleh bidan dan tenaga kesehatan tentang
disertai perlukaan vagina bagian bawah dengan personal hygiene dan mobilisasi dini, serta
derajat yang bervariasi. Robekan yang pengenalan/ pengetahuan tentang perawatan
semacam itu dapat mencapai kedalaman luka perineum, sehingga ibu post partum dapat
tertentu itu sehingga mengenai muskulus melakukan perawatan luka perineum dengan
spinter ani dan dapat meluas dalam dinding benar dan rutin di rumah. Tujuan penelitian ini
vagina dengan berbagai kedalaman. untuk mengetahui gambaran perilaku ibu post
Data dari Klinik Umum dan Rumah partum yang mengalami keterlambatan dalam
Bersalin Medika Utama Balongbendo Sidoarjo penyembuhan luka perineum pada tahap
menyebutkan bahwa selama bulan Juli sampai inflamasi.
Desember 2008, diantara 246 ibu post partum
terdapat 26 orang (10,56%) dengan luka 2. METODE PENELITIAN
perineum belum sembuh, karena ada yang 2.1 Desain penelitian
mengatakan masih pantang makan, padahal Desain penelitian ini bersifat deskriptif
proses penyembuhan luka perineum yang yang merupakan suatu metode penelitian
normal adalah 6-7 hari post partum, dan untuk yang dilakukan dengan tujuan utama untuk
mencegah timbulnya infeksi atau komplikasi membuat gambaran atau deskripsi tentang
lainnya pada masa nifas utamanya dengan suatu keadaan yang obyektif
rupture pada perineum dapat dilakukan dengan (Notoatmodjo, 2005).
peningkatan mutu pelayanan kesehatan antara
lain perawatan perineum secara intensif, 2.2 Identifikasi Variabel
sedangkan untuk mengatasi keluhan - keluhan Variabel yang digunakan dalam penelitian
ibu nifas dalam mengatasi luka perineum masih ini adalah perilaku ibu post partum yang
belum menemukan solusi yang tepat mengalami keterlambatan dalam
sehubungan dengan percepatan proses penyembuhan luka perineum.
penyembuhan pada luka perineum.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang 2.3 Sampel
diperoleh di BPS Ririn Wahyuningsih, Amd Sampel yang digunakan adalah seluruh
Keb Wilayah Kerja Puskesmas Panagguen ibu post partum yang mengalami
Kabupaten Pamekasan, terdapat 10 ibu nifas. keterlambatan dalam penyembuhan luka
Dimana 8 (80%) ibu nifas mengalami luka perineum berjumlah 13 orang
perineum dan 2 (20%) ibu nifas tidak
mengalami luka perineum. Setelah dilakukan 2.4 Tempat Penelitian
pengkajian dari 8 ibu nifas tersebut didapatkan BPS Ririn Wahyuningsih, Amd. Keb
3 (37,5%) ibu nifas yang penyembuhan lukanya Wilayah Kerja Puskesmas Panagguen
baik, sedangkan 5 (62,5%) ibu nifas yang lain Kabupaten Pamekasan.
masih kurang baik atau lambat, yaitu dilihat
dari luka yang masih basah, bengkak, jahitan 2.5 Analisa Data
belum menutup dan ibu masih merasakan nyeri. Analisis secara univariat dengan
Kemungkinan faktor penyebab menggunakan tabel distribusi frekuensi.
perbedaan proses dan waktu penyembuhan
luka perineum pada ibu nifas dipengaruhi oleh 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
43
Jurnal : SAKTI BIDADARI 2017 Vol.I
ISSN:2580-1821
JURNAL SATUAN BAKTI BIDAN UNTUK NEGERI ( SAKTI BIDADARI )
44
Jurnal : SAKTI BIDADARI 2017 Vol.I
ISSN:2580-1821
JURNAL SATUAN BAKTI BIDAN UNTUK NEGERI ( SAKTI BIDADARI )
didasari oleh pengetahuan, apabila ibu post tersebut ibu tidak melakukan perawatan
partum telah memperoleh pengetahuan tentang perineum. Suatu sikap belum otomatis terwujud
perawatan luka perineum maka akan timbul dalam suatu tindakan (Overt Behaviour). Untuk
sikap dan perilaku ibu post partum dalam mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan
perawatan luka perineum setelah persalinan. nyata diperlukan faktor pendukung atau kondisi
Menurut Azwar (2007), merupakan suatu faktor yang memungkinkan antara lain adalah fasilitas,
yang mempengaruhi perilaku seseorang dan disamping faktor fasilitas juga diperlukan faktor
pendidikan dapat mendewasakan seseorang dukungan (Support) dari pihak lain
serta berperilakubaik, sehingga dapat memilih (Notoatmodjo, 2007). Tindakan atau praktek
dan membuat keputusan dengan lebih tepat, jadi (practice) setelah sesorang mengetahui stimulus
perilaku seseorang terdiri dari pengetahuan, atau objek kesehatan kemudian melakukan
sikap dan tindakan yang akan mempunyai penilaian atau pendapat. Sikap belum tentu
respon yang berbada pada setiap orang terwujud dalam tindakan, sebab untuk
sehingga perilaku seseorang tidak akan sama, mewujudkan tindakan perlu faktor lain yaitu
walaupun orang tersebut mempunyai adanya fasilitas atau sarana dan prasarana maka
pengetahuan, sikap dan tindakan yang sama. diperlukan bidan, posyandu atau puskesmas
Perilaku ibu yang negatif juga dipengaruhi (Notoatmodjo, 2005). Objek yang telah
oleh sikap ibu, seperti yang ditunjukkan pada diketahui dan disadari sepenuhnya tersebut
hasil penelitian bahwa ibu yang mempunyai menimbulkan respon lebih jauh lagi, yaitu
sikap negatif yaitu sebanyak 8 orang (61,54) berupa tindakan (action) sehubungan dengan
dan ibu tersebut juga mempunyai perilaku yang stimulus atau objek tadi. Namun demikian di
negatif, karena apabila ibu tersebut mempunyai dalam kenyataannya seseorang dapat bertindak
sikap yang negatif akan cenderung untuk atau berperilaku baru tanpa terlebih dahulu
berperilaku negatif pula, hal ini karena adanya mengetahui makna dari stimulus yang
rangsangan dari luar sehingga ibu mau bersikap diterimanya, dengan kata lain tindakan
dan bertindak.Hal ini juga dipengaruhi oleh (practice) seseorang tidak harus didasari oleh
kepercayaan dan penilaian-penilaian seseorang pengetahuan dan sikap.
terhadap objek. Seseorang berperilaku sesuai
dengan keyakinan tersebut yaitu dapat 4. KESIMPULAN
diperoleh dari pengalaman bermacam-macam Sebagian besar ibu post partum yang
sumber misalnya media massa, media mengalami keterlambatan dalam penyembuhan
elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, luka perineum pada tahap inflamasi di BPS
media, poster, brosur, teman dan sebagainya. Ririn Wahyuningsih, Amd. Keb Wilayah Kerja
Menurut Skiner yang dikutip dari Notoatmodjo Puskesmas Panagguen Kabupaten Pamekasan
(2005), perilaku merupakan respon atau reaksi berperilaku kurang dalam melakukan perawatan
seseorang terhadap stimulus atau rangsangan luka perineum.
dari luar, oleh karena perilaku ini terjadi
melalui proses adanya stimulus terhadap 5. DAFTAR PUSTAKA
organisme dan kemudian organisme itu Ambarwati, E, R, Diah, W. 2010. Asuhan
merespon. Perilaku terdiri dari 3 domain yaitu Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Nuha
pengetahuan, sikap dan tindakan atau praktik, Medika
keterkaitan antara pengetahuan, sikap dan Azwar, S. 2007. Sikap Manusia Teori dan
tindakan akan mempengaruhi perilaku yang Pengukurannya Edisi 2. Yogyakarta:
cukup. Pustaka Pelajar
Selain itu, perilaku ibu juga dipengaruhi Depkes RI. 2004. Sistem Kesehatan Nasional
oleh tindakan ibu yang masih kurang dalam 2004. Jakarta
melakukan perawatan luka perineum dan pasca Noor, N. 2000. Dasar Epidemiologi. Jakarta:
persalinan, hal ini dilihat dari tindakan ibu yang Rineka Cipta
sebagian besar tidak melakukan perawatan Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan
perineum sebanyak 9 orang (69,23%), dan dari Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
semua ibu yang mempunyai perilaku negatif
45
Jurnal : SAKTI BIDADARI 2017 Vol.I
ISSN:2580-1821
JURNAL SATUAN BAKTI BIDAN UNTUK NEGERI ( SAKTI BIDADARI )
46
Jurnal : SAKTI BIDADARI 2017 Vol.I
ISSN:2580-1821