Anda di halaman 1dari 11

SOAPIER

DI SUSUN OLEH :
ALFIRA DESTRIANI RAMANDA
4399814901210045

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES HORIZON KARAWANG
Jl. Pangkal Perjuangan KM. 1 By Pass Karawang 41316
Telp. (0267) 412480, Fax: (0267) 410842
2020-2021
KASUS

An. R usia 13 tahun tidak bisa melihat, tidak bisa bicara, tidak bisa mendengar dan
mengalami kelemahan fisik. Menurut ibunya (ny.w), An. R tumbuh dan berkembang dengan
normal (sehat dan mampu berjalan) sampai usia 18 bulan, namun setelah usia 18 bulan An. R
sering terjatuh sehingga mengakibatkan An. R sering kejang dan tumbuh kembangnya
terganggu dimana An. R mengalami tidak mampu melihat, bicara, mendengar dan kelemahan
fisik. Ketika di bawa ke RSUD Karawang, dokter mengatakan bahwa An. R mengalami
epilepsi dan gg pada sistem saraf. Dokter menyarankan agar an. R di rujuk ke rs tipe A tapi
keluarga tidak mampu untuk membawanya. Saat ini An. R tirah baring, mampu bergerak
miring kanan dan kiri, sering ngeces (mengeluarkan air liur banyak). Selain itu An. R sering
kejang, dalam satu minggu kurang lebih bisa kejang sampai 4 kali. Untuk asupan nutrisi, Ny.
W mengatakan bahwa An. R mengalami penurunan nafsu makan dalam 2-3 kali, dalam sekali
makan hanya 8-10 suap. Makanan yang dikonsumsi An. R biasanya nasi, sayur dan lauk pauk
lainnya. eliminasi urine dan fekal normal, An.R sering menggunakan pempers sehingga
kondisi kulit area genetalia mengalami iritasi. BB R saat ini yaitu 30kg, TB 145 cm, S :
37.5, TD 90/60 mmHg, RR 22 x/mnt, N 83 x/mnt.

A. RESUME KASUS
1. Pengkajian Umum
a. Identitas
Nama : An. R
Umur : 13 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Kp. Bubulak Karawang
Keluhan utama : Kejang-kejang
Riwayat kesehatan : Epilepsi

2. Subjektif dan Objektif


a. Data fokus (bio-psiko-spiritual)
S :
 Ibu klien mengatakan anaknya tidak bisa berbicara, melihat dan
mendengar semenjak usia 18 bulan sampai sekarang
 Ibu klien mengatakan anaknya pernah jatuh pada usia 18 bulan
 Ibu klien mengatakan dalam satu minggu kurang lebih bisa kejang sampai
4 kali
 Ibu klien mengatakan bahwa An. R mengalami penurunan nafsu makan
dalam 2-3 kali, dalam sekali makan hanya 8-10 suap
 Ibu klien mengatakan An.R sering menggunakan pempers sehingga
kondisi kulit area genetalia mengalami iritasi
O :
 Kesadaran umum tampak lemah
 Membran mukosa pucat
 Turgor kulit tidak elastis
 Sering mengeces (mengeluarkan air liur banyak)
 Hanya mampu miring kanan dan miring kiri
 Sianosis
 Kekuatan otot baik
 Warna kulit kehitaman
 Konjungtiva anemis
 Sklera ikterik
 BB R saat ini yaitu 30kg, TB 145 cm, S : 37.5, TD 90/60 mmHg, RR 22
x/mnt, N 83 x/mnt.
 Status Gizi
BB saat ini : 30
TB : 120 cm
Usia : 13 Tahun
IMT = 30 kg : (1,45m)²
= 30 kg : 2,1
= 14,2
= (Sangat Kurus)
BBI = (145 – 100) – (10% x (145 – 100)
= 45 – 4,5
= 40,5
Maka berat badan ideal nya adalah 41kg
b. Riwayat terapi
 Totok punggung di tahun 2015

3. Analisa Data
1. Defisit Nutrisi
2. Intoleransi Aktivitas
3. Gangguan tumbuh kembang
4. Gangguan komunikasi verbal
5. Intoleransi aktivitas
4. P :
Defisit Nutrisi
Manajemen Nutrisi
Observasi
 Identifikasi status nutrisi
 Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
 Identifikasi makanan yang disukai
 Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
 Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
 Monitor asupan makanan
 Monitor berat badan
 Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
 Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
 Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. piramida makanan)
 Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
 Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
 Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
 Berikan suplemen makanan, jika perlu
 Hentikan pemberian makan melalui selang nasogatrik jika asupan oral dapat
ditoleransi
Edukasi
 Anjurkan posisi duduk, jika mampu
 Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. pereda nyeri,
antiemetik), jika perlu
 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien
yang dibutuhkan, jika perlu.

Intoleransi Aktivitas
Manajemen Energi
Observasi
 ldentifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
 Monitor kelelahan fisik dan emosional
 Monitor pola dan jam tidur
 Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas
Terapeutik
 Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. cahaya, suara.
kunjungan)
 Lakukan latihan rentang gerak pasif dan/atau aktif
 Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
 Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau berjalan
Edukasi
 Anjurkan tirah baring
 Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
 Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak
berkurang
 Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
Kolaborasi
 Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan

Gangguan Tumbuh Kembang


Perawatan Perkembangan
Observasi
 Identifikasi pencapaian tugas perkembangan anak
 Identifikasi isyarat prilaku dan fisiologis yang di tunjukkan bayi
Terapeutik
 Pertahankan sentuhan seminimal mungkin pada bayi premature
 Berikan sentuhan yang bersifat gentle dan tidak ragu ragu
 Minimalkan nyeri
 Minimalkan kebisingan ruangan
 Pertahankan lingkungan yang mendukung perkembangan optimal
 Motivasi anak berinteraksi dengan anak lain
Edukasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
 Perawatan Perkembangan

Gangguan Komunikasi Verbal


1. Devisit Bicara
Observasi
 Monitor kecepatan, tekanan, kuantitas, volume dasn diksi bicara
 Monitor proses kognitif, anatomis, dan fisiologis yang berkaitan dengan bicara
 Monitor frustrasi, marah, depresi atau hal lain yang menganggu bicara
 Identifikasi prilaku emosional dan fisik sebagai bentuk komunikasi
Terapeutik
 Gunakan metode Komunikasi alternative (mis: menulis, berkedip, papan
Komunikasi dengan gambar dan huruf, isyarat tangan, dan computer)
 Sesuaikan gaya Komunikasi dengan kebutuhan (mis: berdiri di depan pasien,
dengarkan dengan seksama, tunjukkan satu gagasan atau pemikiran sekaligus,
bicaralah dengan perlahan sambil menghindari teriakan, gunakan Komunikasi
tertulis, atau meminta bantuan keluarga untuk memahami ucapan pasien.
 Modifikasi lingkungan untuk meminimalkan bantuan
 Ulangi apa yang disampaikan pasien
 Berikan dukungan psikologis
 Gunakan juru bicara, jika perlu
Edukasi
 Anjurkan berbicara perlahan
 Ajarkan pasien dan keluarga proses kognitif, anatomis dan fisiologis yang
berhubungan dengan kemampuan berbicara
Kolaborasi

 Rujuk ke ahli patologi bicara atau terapis


2. Devisit Pendengaran
Observasi
 Periksa kemampuan pendengaran
 Monitor akumulasi serumen berlebihan
 Identifikasi metode komunikasi yang disukai pasien (mis. lisan, tulisan,
gerakan bibir, bahasaisyarat)
Terapeutik
 Gunakan bahasa sederhana
 Gunakan bahasa isyarat, jika perlu
 Verifikasi apa yang dikatakan atau ditulis pasien
 Fasilitasi penggunaan alat bantu dengar
 Berhadapan dengan pasien secara langsung selama berkomunikasi
 Pertahankan kontak mata selama berkomunikasi
 Hindari merokok, mengunyah makanan atau permen karet, dan menutup mulut
saat berbicara
 Hindari kebisingan saat berkomunikasi
 Hindari berkomunikasi lebih dari 1 meter dari pasien
 Lakukan irigasi telinga, jika pelu
 Pertahankan kebersihan telinga
Edukasi
 Anjurkan menyampaikan pesan dengan isyarat
 Ajarkan cara membersihkan serumen dengan tepat
3. Devisit visual
Observasi
 Periksa kemampuan pengelihatan
 Monitor dampak gangguan pengelihatan (mis. resiko cidera,
depresi,kegelisahan, kemampuan melakukan aktivitas sehari- hari)
Terapiotik
 Fasilitasi peningkatan stimulasi indra lainnya (mis. aroma,rasa,tekstur
makanan)
 Pastikan kacamata atau lensa kontak berfungsi dengan baik
 Sediakan pencahayaan cukup
 Berikan bacaan dengsn huruf besar
 Hindari penataan letak lingkungan tanpa memberitahu
 Sediakan alat bantu(mis. jam,telepon)
 Fasilitasi membaca surat kabar atau media informasi lainnya
 Gunakan warna terang dan kontras di lingkungan
 Sediakan kaca pembesar, jika perlu
Edukasi
 Jelaskan lingkungan pada pasien
 Ajarkan pada keluarga cara menbantu cara pasien berkomunikasi
Kolaborasi
 Rujuk pasien pada terapis,jika perlu.

Gangguan Integritas kulit


Perawatan Integritas Kulit
Observasi
 Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit (mis. perubahan sirkulasi,
perubahan status nutrisi, penurunan kelembaban, suhu lingkungan ekstrem,
penurunan mobilitas)
Terapeutik
 Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring
 Lakukan pemijatan pada area penonjolan tulang, jika perlu
 Bersihkan perineal dengan air hangat, terutama selama periode diare
 Gunakan produk berbahan petrolium atau minyak pada kulit kering
 Gunakan produk berbahan ringan alami dan hipoalergik pada kulit sensitif
 Hindari produk bebahan dasar alkohol pada kulit kering
Edukasi
 Anjurkan menggunakan pelembab (mis. lotion, serum)
 Anjurkan minum air yang cukup
 Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
 Anjurkan meningkatkan asupan buah dan sayur
 Anjurkan menghindari terpapar suhu ekstrem
 Anjurkan menggunakan tabir surya SPF minimal 30 saat berada di luar rumah
 Anjurkan mandi dan menggunakan sabun secukupnya

5. I :
 Mengidentifikasi makanan yang disukai
 Memonitor asupan makanan
 Memonitor berat badan
 Memonitor asupan makanan
 Memonitor berat badan
 Melakukan rentang gerak pasif dan/atau aktif
 Menganjurkan melakukan aktivitas bertahap
 Mengidentifikasi pencapaian tugas perkembangan anak
 Memberikan sentuhan yang bersifat dan tidak ragu-ragu
 Meminimalkan nyeri
 Memotivasi anak untuk berinteraksi dengan anak yang lain
 Menyarankan keluarga untuk rujuk ke ahli patologi bicara atau terapis
 Menyarankan untuk berubah posisi setiap 2 jam jika tirah baring
 Menganjurkan menggunakan pelembab (mis. Lotion, serum)
 Menganjurkan minum air yang cukup
 Menganjurkan meningkatkan asupan nutrisi
 Menganjurkan meningkat asupan buah dan saur
 Menganjurkan menghindari terpapar suhu ektrime

6. E :
 Pihak keluarga mengatakan mengerti apa yang mahasiswa keperawatan
sudah jelaskan
 Pihak keluarga mengatakan jadi lebih tau cara memberikan nutrisi yang
baik untuk anaknya
 Pihak keluarga mengatakan jika ada rezeki akan membawa anaknya ke
terapis
 Klien terlihat lemah dan pucat
 Kesadaran composmentis

7. R :
 Rujuk ke patologis bicara atau terapis
 Monitor nutrisi dan asupan makanan klien
 Monitor jam tidur klien
 Monitor ganti pempers sehari 3 kali
 Monitor kejang-kejang klien
 Monitor kebersihan klien
 Monitor BAB dan BAK klien
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai