Anda di halaman 1dari 20

TREND ISSUE KEPERAWATAN

GERONTIK
Hello! We are Group 6

Arginesi Hatto

Regina Takumansang

Rivanda Andawari

Ester Takarenguan
Pendahuluan
Amerika Serikat -> jumlah populasi
lansia berusia 60 tahun atau lebih
diperkirakan hampir mencapai 600
juta orang dan diproyekasikan
menjadi 2 miliar pada tahun 2050,

Pada saat itu lansia akan melebihi


jumlah populasi anak (0-14
tahun).

Indonesia -> jumlah lansia di


Indonesia diproyeksikan sebesar
7,28% pada tahun 2020 menjadi
sebesar 11,34%.
Fakta !!!
Cina -> terdapat populasi lansia yang sebagian
besar berusia lebih dari 100 tahun masih
hidup dengan sehat dan sedikit sekali
prevalensi kepikunannya.

Menurut mereka, rahasianya adalah


menghindari makanan modern, banyak
mengkonsumsi sayur dan buah, aktivitas fisik
yang tinggi, sosialisasi dengan warga lain,
serta hidup di tempat yang sangat bersih dan
jauh dari polusi udara.

Hal ini merupakan tantangan bagi kita semua


untuk dapat mempertahankan kesehatan dan
kemandirian para lansia agar tidak menjadi
beban bagi dirinya, keluarga, maupun
masyarakat.
Azas pendekatan dan jenis pelayanan
kesehatan Lansia
Azas -> Menurut WHO (1991)
adalah to add life to the years that
have been added to life, dengan
prinsip kemerdekaan, partisipasi,
perawatan, pemenuhan diri dan
kehormatan.

Azas yang dianut oleh departemen


kesehatan RI adalah meningkatkan
mutu kehidupan lanjut usia,
meningkatkan kesehatan, dan
memperpanjang usia.
Pendekatan
Menurut World Health Organization (1982), pendekatan yang digunakan
adalah sebagai berikut:

Menikmati hasil pembangunan

Masing-masing lansia mempunyai keunikan

Lansia diusahakan mandiri dalam berbagai hal

Lansia turut memilih kebijakan

Memberikan perawatan di rumah

Pelayanan harus dicapai dengan mudah

Mendoorng ikatan akrab antar kelompok/antar generasi

Transportasi dan bangunan yang ergonomis dengan lansia

Lansia beserta keluarga aktif memelihara kesehatan lansia


Jenis
Jenis pelayanan kesehatan terhadap
lansia meliputi lima upaya kesehatan,
yaitu :

1. peningkatan (promotion),
2. pencegahan (prevention),
3. diagnosis dini dan pengobatan (early
diagnosis and prompt treatment),

4. pembatasan kecatatan (disability


limitation),
5. pemulihan (rehabilitation).
Promotif
 Upaya promotif merupakan proses advokasi kesehatan
untuk meningkatkan dukungan klien, tenaga
profesiaonal, dan masyarkat terhadap praktik kesehatan
yang positif menjadi norma-norma sosial. Upaya
perlindungan kesehatan bagi lansia adalah sebagai
berikut:
 Mengurangi cedera, dilakukan dengan tujuan
mengurangi kejadian jatuh, mengurangi bahaya
kebakaran dalam rumah, meningkatkan penggunaan
alat pengaman, dan mengurangi kejadian keracunan
makanan.
 Meningkatkan kemanaan di tempat kerja yang bertujuan
untuk mengurangi terpapar dengan bahan-bahan kimia
dan meningkatkan penggunaan system keamanan kerja.
 Meningkatkan perlindungan dari kualitas udara yang
buruk, bertujuan untuk mengurangi penggunaan
semprotan bahan-bahan kimia, meningkatkan
pengelolaan rumah tangga terhadap bahan berbahaya,
serta megurangi kontaminasi makanan dan obat-obatan.
 Meningkatkan perhatian terhadap kebutuhan gigi dan
mulut yang bertujuan untuk mengurangi karises gigi serta
memelihara kebersihan gigi dan mulut.
Penyampaian 10 perliaku yang baik pada
lansia, baik perorangan maupun kelompok
lansia adalah dengan cara sebagai berikut:
 Mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa
 Mau menerima keadaan, sabar, dan otomatis serta
meningkatkan rasa percaya diri dengan melakukan
kegiatan sesuai kemampuan
 Menjalin hubungan yang teratur dengan keluarga dan
sesama
 Olahraga ringan setiap hari
 Makan sedikit tetapi sering, memilih makanan yang sesuai ,
dan banyak minum air putih
 Berhenti merokok dan minuman keras
 Kembangkan hobi dan minat sesuai kemampuan
 Tetap memelihara hubungan harmonis dengan pasangan
 Memeriksakan kesehatan secara teratur
Menyampaikan pesan
BAHAGIA:

B : berat badan berlebih dihindari


A : atur makanan yang seimbang
H : hindari factor resiko penyakit jantung dan situasi
yang menegangkan
A : agar terus merasa berguna dengan
mengembangkan kegiatan /hobi yang bermanfaat
G : gerak badan teratur dan susuai kemampuan
I : ikuti nasihat dokter dan perawat
A : awasi kesehatan dengan pemeriksaan secara
berkala
Preventif
 Mencakup pencegahan primer, sekunder, dan tersier
 Melakukan pencegahan primer, meliputi pencegahan
pada lansia sehat, terdapat factor risiko, tidak ada
penyakit, dan promosi kesehatan
 Jenis pelayanan pencegahan primer adalah sebagai
berikut: konseling (berhenti merokok dan minuman
beralkohol), dukungan nutrisi, exercise, keamanan di
dalam dan sekitar rumah, manajamen stress dan
penggunaan medikasi yang tepat.
 Melakukan pencegahan sekunder, meliputi pemeriksaan
terhadap penderita tanpa gejala hingga penderita yang
mengidap faktor risiko: kontrol hipertensi, deteksi dan
pengobatan kanker, screening (pemeriksaan rectal,
mammogram, papsmear, gigi mulut, dan lain-lain).
 Melakukan pecegahan tersier, dilakukan setelah
terdapat gejala penyakit dan cacat: mencegah cacat
bertambah dan ketergantungan, serta perawatan
bertahap, tahap (1). Perawatan di rumah sakit, (2).
Rehabilitasi pasien rawat jalan, (3). Perawatan jangka
panjang.
Jenis pelayanan pencegahan
tersier :
 Mencegah berkembangnya gejala
dengan
memfasilitasi rehabilitasi dan
membatasi katidakmampuan akibat
kondisi kronis.
 Misalnya osteoporosis atau
inkontinensia
urune/fekal.
 Mendukung usaha untuk
mempertahankan kemampuan berfungsi.
Early diagnosis and prompt
treatment
 Diagnosis dini dapat dilakukan oleh lansia sendiri atau petugas
professional atau petugas institusi:
 Oleh lansia sendiri dengan melakukan tes diri, screening kesehatan,
memanfaatkan kartu menuju kesehatan (KMS) lansia,
memanfaatkan buku kesehatan pribadi (BKP), serta
penandatanganan kontrak kesehatan.
 Oleh petugas professional /tim:
 Pemeriksaan status fisik
 Wawancara masalh masa lalu dan saat ini
 Obat yang dimakan atau diminum
 Riwayat keluarga atau lingkungan sosial
 Kebiasaan merokok atau minuman beralkohol
 Pemeriksaan fisik diagnostik seperti pemeriksaan darah lengkap,
pemeriksaan pelvis dan rectum, gerakan sendi, kekuatan otot,
penglihatan dan pendengaran, dll.
 Skrining kesehatan meliputi berat dan tinggi badan,
kolestrol dan
tumor
 Pemeriksaan status mental dan psikologis. Status mental terdiri atas
pengkajian memori, perhatian, orientasi, komunikasi, dan perilaku.
 Pemeriksaan status fungsi tubuh apakah mandiri (independent),
kurang mandiri (partially), ketergantungan (dependent).
Disability limitation
 Kecacatan adalah kesulitan dalam
memfungsikan kerangka, otot,
dan system syaraf.
 Penggolongannya berupa hal-hal
di
bawah ini :
 Kecacatan sementara (dapat
dikoreksi)
 Kecacatan menetap (tak bias
dipulihkan)
 Langkah-langkah yang dilakukan adalah
pemeriksaan, identifikasi masalah,
perencanaan, pelaksanaan dan
penilaiaan.
Rehabilitation
 Pelaksana tim rehabilitas (petugas medis,
paramedic dan non-paramedis)
 Prinsip: pertahankan kenyamanan
lingkungan, istirahta, dan aktivitas
mobilisasi
 Pertahankan kecukupan nutrisi
 Pertahankan fungsi pernafasan
 Pertahankan fungsi pencernaan, saluran
kemih, psikososial, dan komunikasi
 Mendorong pelaksanaan tugas
Upaya rehabilitasi penglihatan
berkurang atau tidak bisa melihat:
 Membaca dengan jarak yang sesuai menggunkan kaca
pembesar atau kacamata baca yang cocok
 Jalan pada siang hari menggunakan topi besar dan
kacamata hitam karena pengaruh sinar matahari
 Memberikan bacaan dengan tulisan diperbesar agar
mudah terbaca dan terlihat
 Pencahayaan yang cukup terang untuk ruangan dan
lampu baca
 Menfasilitasi tongkat ketika jalan-jalan
 Menggunakan peralatan yang bisa berbunyi atau
berbicara
 Mengisi aktivitas dengan keterampilan tangan seperti
menyulam
 Menggunakan alat bantu untuk menulis
Upaya rehabilitasi bagi lansia dengan pendengaran
berkurang atau tidak bisa mendengar

 Mendengar dan berbicara dengan jarak


dekat, berhadapan, suara agak keras dan
menggunakan gerakan tangan dan
kepala
 Menggunkan alat bantu dengar bagi
lansia yang mengalami gangguan
tuli ketika di rumah atau di tempat
ramai
Upaya rehabilitasi bagi lansia dengan keterbatasan
pergerakan atau immobilisasi
 Menggunakan tongkat atau kursi roda untuk melatih
jalan
 Melatih menggunakan sandal dan sepatu
 Mengajarkan cara duduk yang baik di kursi roda
 Menggunakan alat makan, alat masak, yang
dimodifikasi
agar lebih mudah menggunkannya
 Menggunakan pispot
 Toioet dengan tempat duduk yang berlubang agar
mudah buang air besar
 Melatih ROM pasif dan aktif
 Melatih lansia bergerak dari tempat tidur ke kursi roda
kemudian dari kursi roda ketempat duduk tangan
memegang bawah aksila klien, sedangkan klien
memegang bahu perawat
Upaya rehabilitasi bagi lansia dengan
kepikunan (demensia)
 Jika ada yang lupa, ingatkan dan bantu lansia
misalnya, tidak tahu tempat buang air kecil
 Ingatkan hari, tanggal, bulan, tahun serta latih
untuk mencoret lewat kalender
 Buat catatan untuk nomor telpon penting
 Melatih mengingat dengan memperlihatkan
album pada orang-orang yang dikenal
 Memperkenalkan keluarga kembali dan diajak
berkomunikasi
 Mencatat setiap pesan, siapkan obat pada
tempat yang sudah ada lebelnya
Isu- isu yang mempengaruhi
Kondisi Panjangnya Usia pada
manusia (Hurlock, 1980) :

 Keturunan
 Karakteristik tubuh
 Kondisi tubuh pada umumnya
 Sex, ras, letak geografis
 Tingkat social ekonomi, inteligensi
 Pendidikan, merokok-miniman keras
 Status perkawinan, efisiensi, kecemasan
 Pekerjaan, kebahagiaan
Thankyou!
Any questions?
You can find NOW!

Anda mungkin juga menyukai