Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

TERAPI BERMAIN/REKREASI
DI RUANGAN KABELA
UPTD RSJ PROF DR. V.L RATUMBUYSANG SARIO

Disusun Oleh :
Kelompok Kabela

Adinda Mokodompit
Anastashia Fallia Laheba
Andini I.A Tampi
Ferdinanda Refualu
Ferenika Femina Seko
Arginesi Hatto
Faldi Alfian Palatangara
Grasela Reppi
Sri Rahayu
Regina Takumansang
Julita Sriastuti Kadaluad
Juan Mario Kapile
Juliana Kobogau
Gracelia Herlince Makagansa

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO


JURUSAN KEPERAWATAN
TA 2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan proposal ‘Terapi Aktivitas
Kelompok Terapi Bermain/Rekreasi’ ini tepat waktu.
Penyusunan proposal ini merupakan salah satu metode pembelajaran pada
Mata Kuliah Keperawatan Jiwa di Program Studi S1 Keperawatan Universitas
Pembanguan Indonesia Manado
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah mendukung, berupa saran, dorongan, dan bimbingan kepada
penulis dalam menyusun proposal ini baik dari segi moril dan materil.
Dalam penyusunan proposal ini, penulis menyadari masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu sangat diharapkan saran dan kritik yang sifatnya
konstruktif dari semua pihak untuk perbaikan proposal ini.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga proposal ini bermanfaat
bagi yang membaca dan bagi pengembangan ilmu keperawatan.

Manado, 12 Desember 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER......................................................................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
PROPOSAL TAK......................................................................................................
A. LATAR BELAKANG........................................................................................
B. LANDASAN TEORI ........................................................................................
C. TUJUAN ...........................................................................................................
D. SESI YANG DIGUNAKAN .............................................................................
E. KARAKTERISTIK KLIEN ..............................................................................
F. KRITERIA EVALUASI.....................................................................................
G. ANTISIPASI MASALAH..................................................................................
H. PENGORGANISASIAN TAK...........................................................................
I. PROSES PELAKSANAAN TAK......................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................

3
A. Latar Belakang
Organisasi kesehatan dunia (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai
keadaan sehat fisik, mental, dan sosial, bukan keadaan semata- mata keadaan
tanpa penyakit atau kelemahan. Devinisi ini menekankan kesehatan sebagai
suatu keadaan sejahtera yang positif, bukan sekadar keadaan tanpa penyakit.
Orang yang memiliki kesejahteraan emosional, fisik, dan sosial dapat
memenuhi tanggung jawab kehidupan, berfungsi dengan efektif, dalam
kehidupan sehari-hari, dan puas dengan hubungan interpersonal dan diri
mereka sendiri. Tidak ada satupun devinisi universal kesehatan jiwa, tetapi kita
dapat menyimpulkan kesehatan jiwa seseorang dari perilakunya. Karena
perilaku seseorang dapat di lihat atau ditafsirkan berbeda oleh orang lain, yang
bergantung pada nilai dan keyakinan, maka penentuan definisi kesehatan jiwa
menjadi sulit (Sheila, 2008).
Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi sehat emosional, psikologis, dan
sosial yang terlihat dari hubungan interpersonal, yang memuaskan, perilaku
dan koping yang efektif, konsep diri yang positif, dan kesetabilan emosional
(Sheila, 2008).
Gangguan jiwa adalah suatu sindrom atau pola psikologis atau perilaku
yang penting secara klinis yang terjadi pada seseorang dan dikaitkan dengan
adanya distres atau disabilitas (kerusakan pada satu atau lebih area fungsi yang
penting) atau disertai peningkatan resiko kematian yang menyakitkan, nyeri,
disabilitas, atau sangat kehilangan kebebasan (Sheila, 2008)
Keperawatan jiwa mempelajari berbagai macam kasus yang berhubungan
dengan gangguan jiwa sesorang. Terapi bermain diterapkan karena ada
anggapan dasar bahwa orang dengan gangguan jiwa akan dapat berkomunikasi
dengan baik melalui permainan dari pada dengan ekspresi verbal. Dengan
bermain perawat dapat mengkaji tingkat perkembangan, status emosional
pasien, hipotesa diagnostiknya, serta melakukan intervensi untuk mengatasi
masalah pasien.
Prinsip terapi bermain meliputi membina hubungan yang hangat dengan
pasien,merefleksikan perasaan klien yang terpancar melalui permainan,
mempercayai bahwa klien dapat menyelesaikan masalahnya, dan kemudian
menginterpretasikan perilaku klien tersebut.Terapi bermain diindikasikan
untuk klien yang mengalami depresi, ansietas, atau sebagai korban
penganiayaan (abuse). Terapi bermain juga dianjurkan untuk klien dewasa
yang mengalami stress pasca trauma, gangguan identitas disosiatif dan klien
yang mengalami penganiayaan.

B. Landasan Teori
Kelompok adalah kumpulan individu yang mempunyai hubungan satu
dengan yang lainnya serta mempunyai norma yang sama.
Fungsi kelompok secara umum ;
1. Setiap anggota kelompok dapat bertukar pengalaman
2. Memberikan pengalaman dan penjelasan kepada anggota yang lain

4
3. Merupakan proses menerima umpan balik
Terapi aktivitas kelompok adalah metode yang efektif dalam
menyelesaikan masalah serta dapat dilihat keuntungannya, yaitu mendapat
dukungan, pendidikan dan meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah.
Penggunaan kelompok dalam keperawatan jiwa memberi dampak positif
dalam pencegahan, pengobatan dan terapi pemulihan kesehatan jiwa melalui
terapi aktivitas kelompok. Salah satu bentuk dari terapi aktivitas kelompok
adalah orientasi realita. Pada dasarnya terpi aktivitas kelompok telah
dipergunakan dalam praktek kesehatan jiwa yang juga merupakan bagian
terpenting dalam keterampilan teraupetik dalam keperawatan. Terapi aktivitas
kelompok sebagai metode yang efektif dan efisien untuk menyelesaikan
masalah serta dapat dilihat keuntungannya yaitu:
1. Mendapat dukungan (support)
2. Pendidikan
3. Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah
Perawat sebagai pimpinan kelompok dapat menilai respon klien selama
berada dalam kelompok. Perawat sebagai pimpinan kelompomdapat
menggunakan kelompom untuk mendorong individu mengungkapkan masalah
dan mendapat bantuan pemecahan masalah dari kelompok. Pada saat ini
perawat dapat menilai respon klien selama berada dalam kelompok.
Terapi rekreasi merupakan cara baru untuk memberikan perawatan
kepada orang-orang yang menderita gangguan jiwa. Terapi ini sangat efektif
bagi pasien yang menarik diri dan interaksinya kurang.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum yaitu klien mampu melakukan terapi bermain/rekreasi ini
tanpa hambatan apapun
Tujuan Khusus
a. Klien mampu melakukan terapi ini
b. Klien mampu berekspresi sesuai terapi yang diberikam
c. Untuk proses pemulihan
D. Sesi yang Digunakan
Sesi yang digunakan dalam TAK ini yakni hanya 1 sesi saja langsung dimuali
dengan rekreasi
E. Karakteristik Klien
Klien sebagai anggota yang mengikuti terapi aktifitas kelompok ini adalah:
1. Klien dengan riwayat gangguan jiwa disertai dengan masalah intreraksi
sosial

5
2. Klien yang mengikuti terapi aktifitas ini adalah tidak mengalami perilaku
agresif atau mengamuk dan dalam keadaan tenang.
3. Klien dapat diajak bekerjasama (cooperative).

F. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur:
a. Peserta 14 orang.
b. Setting tempat sesuai dengan rencana.
c. Peserta dapat mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir dengan tertib.
2. Evaluasi proses:
a. Klien tidak meninggalkan tempat selama kegiatan berlangsung.
b. Klien dapat mengikuti peraturan permainan yang telah ditetapkan.
c. Klien berpartisipasi aktif dalam permainan dan dapat memberikan
tanggapan tentang permainan dan manfaat permainan.
d. Pengorganisasian dapat terlaksana sesuai rencana.

3. Evaluasi hasil:
a. Klien mampu menyebutkan salah satu media rekreasi
b. Klien mampu mengungkapkan perasaan
c. Klien mampu mempraktekkan kegiatan rekreasi

G. Antisipasi Masalah
1. Penanganan klien yang tidak aktif saat aktivitas kelompok:
a. Memanggil klien.
b. Memberi kesempatan kepada klien tersebut untuk menjawab sapaan
perawat atau klien yang lain.
2. Bila klien meninggalkan permainan tanpa pamit:
a. Panggil nama klien.
b. Tanya alasan klien meninggalkan permainan.
c. Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan penjelasan
pada klien bahwa klien dapat melaksanakan keperluannya setelah itu
klien boleh kembali lagi.
3. Bila ada klien lain ingin ikut:
a. Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada klien yang telah
dipilih.
b. Katakan pada klien lain bahwa ada permainan lain yang mungkin dapat
diikuti oleh klien tersebut
c. Jika klien memaksa, beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi
peran pada permainan tersebut.

H. Pengorganisasian TAK
1. Waktu dan Tempat

6
Jadwal kegiatan TAK : Senin, 13 Desember 2021
Waktu : 08.00 WITA
Tempat : Ruangan Kabela

2. Alokasi waktu
a. Perkenalan dan pengarahan (10 menit)
b. Terapi kelompok (45 menit)
c. Penutup (10 menit)

3. Jadwal kegiatan TAK

Waktu Kegiatan

07.30 -08.00 Persiapan

08.00-08.10 Pembukaan dan perkenalan

08.10-08.55 TAK

08.55-09.05 Evaluasi dan penutup

4. Tim TAK
Leader : Faldi Alfian Palatangara
Co-Leader : Juan Mario Kapile
Observer : Arginesis Hatto
Fasilitator : Adinda, anasthasia, Andini, ferdinanda, Grasella, sri
rahayu, Regina, Julita, ferenika, juliana, dan Gracellia
Pasien : 14 Orang dari ruangan Kabela

5. Peran dan fungsi :


a. Pemimpin (leader)
 Memimpin jalannya kegiatan
 Menyampaikan tujuan dan waktu permainan
 Menjelaskan cara dan peraturan kegiatan
 Memberi respon yang sesuai dengan perilaku klien
 Meminta tanggapan dari klien atas permainan yang telah dilakukan
 Memberi reinforcement positif pada klien

7
 Menyimpulkan kegiatan

b. Pembantu pemimpi (co-leader)


 Membantu tugas leader
 Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader
 Mengingatkan leader tentang kegiatan
 Bersama leader menjadi contoh kegiatan
c. Observer
 Mengobservasi jalannya acara
 Mencatat jumlah klien yang hadir
 Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama kegiatan berlangsung
 Mencatat tanggapan tanggapan yang dikemukakan klien
 Mencatat penyimpangan acara terapi aktivitas bermain
 Membuat laporan hasil kegiatan
d. Fasilitator
 Memfasilitasi jalannya kegiatan
 Memfasilitasi klien yang kurang aktif
 Mampu memotivasi klien untuk kesuksesan acara
 Dapat mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dari dalam/luar
kelompok
6. Setting
Pelaksana dan peserta berdiri Bersama/berpasangan berbaris rapi

Keterangan:

8
Leader :

Co leader :

Observer :

Fasilitator :

Klien :

9
Proses Pelaksanaan TAK
Kegiatan yang akan dilakukan yaitu menari menggunakan balon

a. Persiapan Alat dan Bahan :

- Speaker
- Balon

b. pelaksanaan

- menggumpulkan peserta yang akan mengikuti terapi

- memberikan penjelasan mengenai Teknik dalam rekreasi menari balon

- peserta berpasang-pasangan

- mengarahkan peserta untuk memulai kegiatan

- mengamati dan mengawasi peserta selama kegiatan berlangsung

Evaluasi

Evaluasi dilakukan dengan mengarah pada kemampuan klien dalam mengikuti


kegiatan terapi, termasuk kooperatif klien serta respon klien terhadap terapi

10
DAFTAR PUSTAKA

DepKes (2000). Standar Pedoman Keperawatan Jiwa. Jakarta: DepKes.

Nurhasanah. J. dkk, (2006). Ilmu Komunikasi dalam Konteks Keperawatan.


Jakarta: TBK.

Tarwoto & Wartonah (2000). Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC.

Keliat, Budi Anna. Dkk, (2007). Manajemen Kasus Gangguan Jiwa. Jakarta:
EGC.

Keliat, Akemat, (2004). Keperawatan Jiwa Teori Aktivitas Kelompok. Jakarta:


EGC.

11

Anda mungkin juga menyukai