Anda di halaman 1dari 20

TREND ISSUE

KEPERAWATA
N GERONTIK
Pendahuluan
Amerika Serikat  jumlah populasi lansia
berusia 60 tahun atau lebih diperkirakan
hampir mencapai 600 juta orang dan
diproyekasikan menjadi 2 miliar padatahun
2050,
Pada saat itu lansia akan melebihi
jumlah
populasi anak (0-14 tahun).
Indonesia  jumlah lansia di Indonesia
diproyeksikan sebesar 7,28% pada tahun
2020 menjadi sebesar 11,34%.
Fakta
C!i!n!a terdapat pouplasi lansia yang sebagian besar
berusia lebih dari 100 tahun masih hidup dengan
sehat dan sedikit sekali prevalensi kepikunannya.
Menurut mereka, rahasianya adalah menghindari
makanan modern, banyak mengkonsumsi sayur dan
buah, aktivitas fisik ynag tinggi, sosialisasi dengan
warga lain, serta hidup di tempat yang sangat bersih
dan jauh dari polusi udara.

Hal ini merupakan tantangan bagi kita semua untuk


dapat mempertahankan kesehatan dan
kemandirian para lansia agar tidak menjadi beban
bagi dirinya, keluarga, maupun masyarakat.
Azas pendekatan dan jenis
pelayanan kesehatan Lansia
AZas  Menurut WHO (1991) adalah to add
life to the years that have been added to life,
dengan prinsip kemerdekaan, partisipasi,
perawatan, pemenuhan diri dan kehormatan.
Azas yang dianut oleh departemen
kesehatan RI adalah meningkatkan mutu
kehidupan lanjut usia, meningkatkan
kesehatan, dan memperpanjang usia.
Pendekatan
Menurut World Health Organization (1982),
pendekatan yang digunakan adalah sebagai
berikut:
Menikmati hasil pembangunan
Masing-masing lansia mempunyai keunikan
Lansia diusahakan mandiri dalam berbagai
hal Lansia turut memilih kebijakan
Memberikan perawatan di rumah
Pelayanan harus dicapai dengan
mudah
Mendoorng ikatan akrab antar
kelompok/antar
generasi
Transportasi dan bangunan yang ergonomis
dengan lansia
Lansia beserta keluarga aktif memelihara
kesehatan
Jeni
s
Jenis pelayanan kesehatan terhadap
lansia meliputi lima upaya kesehatan,
yaitu peningkatan (promotion),
pencegahan (prevention), diagnosis
dini dan pengobatan (early diagnosis
and prompt treatment), pembatasan
kecatatan (disability limitation), serta
pemulihan (rehabilitation).
Promoti
fmeningkatkan
Upaya promotifdukungan klien,
merupakan tenaga
proses profesiaonal
advokasi kesehatan untuk
, dan masyarkat terhadap praktik kesehatan yang
positif menjadi norma-norma sosial. Upaya
aperlindungan kesehatan bagi lansia adalah sebagai
berikut:
Mengurangi cedera, dilakukan dengan tujuan
mengurangi kejadian jatuh, mengurangi bahaya
kebakaran dalam rumah, meningkatkan penggunaan
alat pengaman, dan mengurangi kejadian keracunan
makanan.
Meningkatkan kemanaan di tempat kerja yang bertujuan untuk
mengurangi terpapar dengan bahan-bahan kimia dan
meningkatkan penggunaan system keamanan kerja.
Meningkatkan perlindungan dari kualitas udara yang
buruk, bertujuan untuk mengurangi penggunaan
semprotan bahan- bahan kimia, meningkatkan pengelolaan
rumah tangga terhadap bahan berbahaya, serta
megurangi kontaminasi makanan dan obat-obatan.
Meningkatkan perhatian terhadap kebutuhan gigi dan
mulut yang bertujuan untuk mengurangi karises gigi serta
memelihara kebersihan gigi dan mulut.
Penyampaian 10 perliaku yang baik pada
lansia, baik perorangan maupun kelompok
lansia adalah dengan cara sebagai
berikut:
Mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa
Mau menerima keadaan, sabar, dan otomatis serta
meningkatkan rasa percaya diri dengan melakukan
kegiatan sesuai kemampuan
Menjalin hubungan yang teratur dengan keluarga
dan sesama
Olahraga ringan setiap hari
Makan sedikit tetapi sering, memilih makanan yang sesuai ,dan
banyak minum air putih
Berhenti merokok dan minuman keras
Kembangkan hobi dan minat sesuai kemampuan
Tetap memelihara hubungan harmonis dengan pasangan
Memeriksakan kesehatan secara teratur
Menyampaikan pesan
BAHAGIA:

B : berat badan berlebih


dihindari A : atur makanan yang
seimbang
H : hindari factor resiko penyakit jantung dan
situasi yang menegangkan
A : agar terus merasa berguna dengan
mengembangkan kegiatan /hobi yang bermanfaat
G
: gerak badan teratur dan susuai kemampuan
I : ikuti nasihat dokter dan perawat
A : awasi kesehatan dengan pemeriksaan
secara berkala
Preventi
Mfencakup pencegahan primer, sekunder, dan tersier
Melakukan pencegahan primer, meliputi pencegahan pada
lansia sehat, terdapat factor risiko, tidak ada penyakit,
dan promosi kesehatan
Jenis pelayanan pencegahan primer adalah sebagai
berikut: konseling (berhenti merokok dan minuman
beralkohol), dukungan nutrisi, exercise, keamanan di
dalam dan sekitar rumah, manajamen stress dan
penggunaan medikasi yang tepat.
Melakukan pencegahan sekunder, meliputi pemeriksaan
terhadap penderita tanpa gejala hingga penderita yang
mengidap faktor risiko: kontrol hipertensi, deteksi dan
pengobatan kanker, screening (pemeriksaan rectal,
mammogram, papsmear, gigi mulut, dan lain-lain).
Melakukan pecegahan tersier, dilakukan setelah terdapat
gejala penyakit dan cacat: mencegah cacat bertambah
dan ketergantungan, serta perawatan bertahap, tahap (1).
Perawatan di rumah sakit, (2).
Rehabilitasi pasien rawat jalan, (3). Perawatan jangka
panjang.
Jenis pelayanan
pencegahan tersier :
Mencegah berkembangnya gejala
dengan memfasilitasi rehabilitasi dan
membatasi katidakmampuan akibat
kondisi kronis.
Misalnya osteoporosis atau inkontinensia
urune/fekal.
Mendukung usaha untuk
mempertahankan kemampuan berfungsi.
Early diagnosis and prompt
treatment
Diagnosis dini dapat dilakukan oleh lansia sendiri atau petugas
professional atau petugas institusi:
Oleh lansia sendiri dengan melakukan tes diri, screening kesehatan,
memanfaatkan kartu menuju kesehatan (KMS) lansia, memanfaatkan
buku kesehatan pribadi (BKP), serta penandatanganan kontrak
kesehatan.
Oleh petugas professional /tim:
Pemeriksaan status fisik
Wawancara masalh masa lalu dan saat ini
Obat yang dimakan atau diminum
Riwayat keluarga atau lingkungan sosial
Kebiasaan merokok atau minuman
beralkohol
Pemeriksaan fisik diagnostik seperti pemeriksaan darah
lengkap, pemeriksaan pelvis dan rectum, gerakan sendi,
kekuatan otot, penglihatan dan pendengaran, dll.
Skrining kesehatan meliputi berat dan tinggi badan, kolestrol dan
tumor
Pemeriksaan status mental dan psikologis. Status mental terdiri
atas pengkajian memori, perhatian, orientasi, komunikasi, dan
perilaku.
Pemeriksaan status fungsi tubuh apakah mandiri
(independent), kurang mandiri (partially), ketergantungan
(dependent).
Disability
limKietcaatc adalah kesulitan
iaomemfungsikan
n kerangka, otot,
dalam
at nsystem syaraf.
dan
Penggolongannya berupa hal-hal
di bawah ini :
Kecacatan sementara (dapat dikoreksi)
Kecacatan menetap (tak bias
dipulihkan)
Langkah-langkah yang dilakukan adalah
pemeriksaan, identifikasi masalah,
perencanaan, pelaksanaan dan
penilaiaan.
Rehabilitation
Pelaksana timrehabilitas (petugas medis,
paramedic dan non-paramedis)
Prinsip: pertahankankenyamanan
lingkungan, istirahta, dan
aktivitas mobilisasi
Pertahankan kecukupan nutrisi
Pertahankan fungsi pernafasan
Pertahankan fungsi pencernaan,
saluran kemih, psikososial, dan
komunikasi
Mendorong pelaksanaan tugas
Upaya rehabilitasi penglihatan
berkurang atau tidak bisa melihat:
Membaca dengan jarak yang sesuai menggunkan kaca
pembesar atau kacamata baca yang cocok
Jalan pada siang hari menggunakan topi besar dan
kacamata hitam karena pengaruh sinar matahari
Memberikan bacaan dengan tulisan diperbesar
agar mudah terbaca dan terlihat
Pencahayaan yang cukup terang untuk ruangan dan
lampu baca
Menfasilitasi tongkat ketika jalan-jalan
Menggunakan peralatan yang bisa berbunyi
atau berbicara
Mengisi aktivitas dengan keterampilan tangan
seperti menyulam
Menggunakan alat bantu untuk menulis
Upaya rehabilitasi bagi lansia dengan
pendengaran berkurang atau tidak bisa
mendengar
Mendengar dan berbicara dengan jarak
dekat, berhadapan, suara agak keras dan
menggunakan gerakan tangan dan
kepala
Menggunkan alat bantu dengar bagi
lansia yang mengalamigangguan tuli
ketika di rumah atau di tempat ramai
Upaya rehabilitasi bagi lansia dengan keterbatasan
pergerakan atau immobilisasi
Menggunakan tongkat atau kursi roda untuk melatih jalan
Melatih menggunakan sandal dan sepatu
Mengajarkan cara duduk yang baik di kursi roda
Menggunakan alat makan, alat masak, yang
dimodifikasi agar lebih mudah menggunkannya
Menggunakan pispot
Toioet dengan tempat duduk yang berlubang
agar mudah buang air besar
Melatih ROM pasif dan aktif
Melatih lansia bergerak dari tempat tidur ke kursi
roda kemudian dari kursi roda ketempat duduk
tangan memegang bawah aksila klien, sedangkan
klien memegang bahu perawat
Upaya rehabilitasi bagi lansia
dengan kepikunan (demensia)
Jika ada yang lupa, ingatkan dan bantu lansia
misalnya, tidak tahu tempat buang air kecil
Ingatkan hari, tanggal, bulan, tahun serta latih
untuk mencoret lewat kalender
Buat catatan untuk nomor telpon penting
Melatih mengingat dengan memperlihatkan
album pada orang-orang yang dikenal
Memperkenalkan keluarga kembali dan diajak
berkomunikasi
Mencatat setiap pesan, siapkan obat
pada tempat yang sudah ada lebelnya
Isu- isu yang mempengaruhi
Kondisi Panjangnya Usia pada
manusia (Hurlock, 1980) :

Keturunan
Karakteristik tubuh
Kondisi tubuh pada
umumnya Sex, ras, letak
geografis
Tingkat social ekonomi, inteligensi
Pendidikan, merokok-miniman keras
Status perkawinan, efisiensi,
kecemasan Pekerjaan, kebahagiaan
Sekian dan Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai