Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
Kelompok 3
KeperawatanA
PROGRAM S1 KEPERAWATAN
Kampus 2 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan (STIKKu)
RS Ciremai – Cirebon
Jl. Pangeran Drajat No. 40A, Cirebon 45133
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan YME, dimana kami telah menyelesaikan
makalah dengan judul “Asuhan Keperawatan Klien Lansia Dengan Gangguan Sistem
Neurologis (Demensia)”. Dalam makalah ini kami menjelaskan definisi, tanda dan
gejala yang banyak terlihat pada Demensia tahap awal, pertengahan, dan tahap akhir,
pemeriksaan yang dilakukan hingga Asuhan Keperawatan pada pasien Demensia.
Dalam penulisan makalah ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
Ns. Nera, M.Kep., Sp.Kep.,Jiwa selaku dosen pengampu beserta teman-teman yang ikut
membantu dalam penulisan makalah ini.
Penulis
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................I
DAFTAR ISI......................................................................................................................................II
BAB I..................................................................................................................................................I
PENDAHULUAN...............................................................................................................................I
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................I
1.2 Tujuan.......................................................................................................................................I
BAB II...............................................................................................................................................III
PEMBAHASAN................................................................................................................................III
2.1 Pengertian...............................................................................................................................III
2.2 Etiologi....................................................................................................................................III
2.3 Patofisiologi............................................................................................................................IV
2.4 WOC.......................................................................................................................................VI
2.10 Penatalaksanaan.....................................................................................................................XI
BAB III............................................................................................................................................XIII
ASUHAN KEPERAWATAN DEMENSIA......................................................................................XIII
3.1 Pengkajian.........................................................................................................................XIII
II
3.3 Rencana Kepawatan.........................................................................................................XVII
BAB IV..........................................................................................................................................XXII
PENUTUP......................................................................................................................................XXII
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................XXIII
III
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan Umum
Untuk mempelajari tentang Asuhan Keperawatan Demensia pada lansia
Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui konsep dasar teoritis penyakit Demensia pada lansia
2. Untuk mengetahui konsep dasar Asuhan Keperawatan pada klien lansia dengan
gangguan sistem neurologis (Demensia)
I
3. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan pada klien lansia dengan gangguan
sistem neurologis (Demensia) yang meliputi pengkajiam, diagnosa
keperawatam, intervensi, implementasi, dan evaluasi.
II
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
III
2.2 Etiologi
2.3 Patofisiologi
Demensia Vaskular
a. Merokok
Dimana pada rokok mengandung zat kimia bebahaya (nikotin), zat tersebut
masuk ke dalam darah dan terjadi penumpukan di dalam darah sehingga
terjadi emboli dan penyumbatan pada aliran darah. Sehingga otak
kekurangan 02 yang dapat mengganggu fungsi otak maka terjadilah
Demensia Vaskular
b. Stroke
Dimana pada stroke terjadi gangguan pada sistem saraf yang mana terdapat
lesi di ginus argularis thalamus, arteri serebri posterior dan anterior yang
menyumbat darah sehingga darah tidak mengalir dan menyebabkan
Demensia Vaskuler
c. Trauma Kapitis
IV
Trauma kapitis yang terjadi pada otak menyebabkan otak terjadi emboli dan
darah tidak mengalir di otak dengan baik sehingga otak kekurangan O2.
d. Demensia Vaskular
Terjadi penurunan fungsi intelektual dan kemunduran kognitif dan
fungsional dalam berfikir sehingga menimbulkan perubahan kepribadian.
Perilaku kekerasan, depresi, halusinasi, gangguan fung sosial pekerjaan,
gangguan aktivitas sehari-hari, kesulitan tidur dan wandering
Demensia Alzheimer
a. Faktor Genetik
b. Stroke
Stroke yang berturut-turut. Stroke tunggal ukurannya kecil dan menyebabkan
kelemahan yang ringan atau kelemahan yang timbul secara perlahan. Stroke
kecil ini secara bertahap menyebabkan kerusakan jaringan otak, daerah otak
yang mengalami keursakan akibatnya tersunbat aliran darah disebut infark
dimana menyebabkan terjadinya Demensia Alzheimer
c. Hipertensi dan DM
Demensia yang berasal dari beberapa stroke kecil disebut Demensia multi-
infark. Sebagian besar penderitanya memiliki tekanan darah tinggi atau
kencing manis, yang keduanya menyebabkan kerusakan pembuluh darah di
otak sehingga menyebabkan Demensia Alzheimer
d. Demensia Alzheimer
V
Dimana pada penderitanya terjadi perubahan-perubahan kognisi berupa
bahasanya lambat sring tidak dimengerti yang terjadi secara tiba-tiba
sehingga ingatan yang menyebabkan fungsi sosial terganggu dan aktivitas
sehari-hari pun ikut terganggu.
2.4 WOC
VI
2.5 Manifestasi Klinis
VII
4. Menarik diri
5. Gangguan kepribadian dan perilaku (cleptomania)
VIII
Pasien hampir menjadi vegetatif, menjadi akinetik dan membisu.
Setelah 6-12 tahun sakit, intelek dan memori berdereorasi terus menerus
sampai penderita tidak lagi mengenal orang terdekatnya.
Pada stadium ini pasien menyendiri, inkontinen dan sebgaian
besar bergantung pada orang lain. Kebersihan diri dan kebutuhan nutrisi
tidak diperhatikan lagi. Kontrol spingter menghilang, penderita BAB dan
BAK tidak terkontrol, jalan dnegan langkah pendek dan kurang pasti,
dan kematian biasa terjadi karena penyakit infeksi atau trauma.
a. Usia
Merupakan faktor resiko bagi semua jenis Demensia. Bertambah tinggi
usia maka semakin bertambah besar kemungkinan menderita Demensia.
b. Riwayat Keluarga
Pada jenis derajat I meningkatkan resiko mendapatkan Demensia
sebanyak 4x
c. Jenis Kelamin
Angka insidensi cenderung lebih tinggi pada wanita daripada pria di
semua kelompok usia, meskipun tidak ada penejlasan biologis yang
bertanggung jawab untuk perbedaan jenis kelamin tersebut
d. Pendidikan
Pendidikan yang rendah munkin juga insiden secara kasar dapat
dikatakan bahwa mereka yang berusia di atas 75 tahun dan tidak pernah
bersekolah. Maka kemungkinan Demensia ialah 2x lebih besar etimbang
mereka dengan pendidikan yang lebih tinggi dari SD.
e. Faktor Resiko Lain
Keluarga dnegan down syndrome, fertikitas yang kurang, penggunaan
analgesik sperti fenasidin, kandung alumunium pada air dan defesiensi
kalsium
IX
2.8 Tindakan yang sebaiknya dilakukan
X
Tenang, dnegarkan dengan baik, jawab dengan penuh
penegertian, bila masih berulang acuhkan dan berusaha alihkan
perhatian ke hal yang menarik perhatian pasien
d. Perilaku seksual yang tidak sesuai/wajar
Tenang dan bimbing pasien ke ruang pribadinya
Alihkan ke hal yang menarik perhatian pasien
Bila mendapatkan keadaan telanjang maka berilah baju
atau selimut untuk menutupi badannya
III. Intervensi Psikologis
a. Dapat berupa psikoterapi untuk mengurangi kecemasan, memberi
rasa aman dan ketenangan dalam bentuk :
Psikoterapi individual
Psikoterapi kelompok
Psikoterapi keluarga
b. Untuk pengasuh diperlukan :
Dukungan mental
Perkembangan kemampuan adaptasi dan peningkatan
kemandirian
Kemampuan menerima kenyataan
c. Mengatasi mudah “lupa” diperlukan :
Latihan terus menerus dan berulang-ulang
Tingkatkan perhatian
Asosialisasikan hal yang diingat dengan hal yang sudah
ada dalam otak
XI
3. Kesabaran
4. Jangan mengubah lingkungan/keadaan sekitarnya
a. Anamnesa
Telusuri perjalanan penyakit dengan teliti, bagaimana perjalanan Demensia
apakah mendadak lambat lain, gradual, seperti anak tangga dan telusuri pula
apakalh ada keluhan lain/gejala lain dan bagaimana perjalanannya
b. Pemeriksaan keadaan mental
Dari bentuk gangguan mental tidak jarang kita dapat mengetahui diagnosa
dan etiologi. Apakah gangguan kognitifya seluruh atau sebagian. Fungsi
kognitif otak mana yang paling terganggu, kortikal atau sub kortikal,
hemisfer kiri atau kana, lobus frontal atau lobus pariental
c. Pemeriksaan fisik umum
Status interna hrus diperiksa dengan baik, misalnya gangguan tiroid,
gangguan hepar, ginjal, diabetes melitus, dan hipertensi. Gejala efek samping
obat juga perlu diperhatikan
d. Pemeriksaan neurologis
Demensia disebabkan oleh gangguan pada otak dan tidak jarang fungsi
jaringan otak lainnya juga ikut terganggu. Otak ikut berpartisipasi pada tiap
kegiatan tubuh
2.10 Penatalaksanaan
XII
c. Farmakoterapi untuk gejala yang spesifik
a. Diet
b. Latihan fisik yang sesuai
c. Penanganan terhadap masalah-masalah lain
2. Pengobatan
a. Untuk ansietas dan insomnia obat farmakoterapi dan
benzodeazepam
b. Depresi diberikan anti depresan
c. Untuk gejala waham dan halusinasi diberikan antipsikotik
BAB III
XIII
ASUHAN KEPERAWATAN DEMENSIA
III.1 Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama, jenis kelamin, umur, status perkawinan, pekerjaan,
pendidikan terakhir dan alamat
2. Alasan kunjungan ke panti
3. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang seperti gelisah, tidak
berdaya, curiga, merasa kehilangan dan disorientasi
Riwayat kesehatan dahulu
Apakah pernah mengalami hipertensi, stroke, HIV dan
lain-lain
Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada diantara keluarga pasien ada yang mengalami
penyakit yang sama dialami pasien (Demensia)
4. Kebiasaan sehari-hari
a. Biologis
Pola makan : frekuensi, jumlah porsi yang habis, cara
makan, makanan yang disukai dan tidak disukai
Pola minum : frekuensi
Pola tidur : jumlah jam tidur dan kesulitan saat tidur
Pola eliminasi : frekuensi dan konstistensi
Aktivitas sehari-hari : kegiatan yang dilakukan dari
bangun tidur sampai kembali tidur
Rekreasi : rekreaksi yang pernah dilakukan dan
frekuensinya
b. Psikologis
Keadaan emosi dan kondisi psikologis
c. Sosial
XIV
Dukungan keluarga : perhatian anggota keluarga
terhadap pasien, jadwal dan frekuensi anggota
keluarga yang berkunjung
Hubungan antar keluarga dan pengambilan keputusan
Hubungan pasien dengan orang lain di lingkungan
sekitar tempat tinggal
d. Spiritual/cultural
Pelaksaan ibadah (rutinitas melakukan ibadah)
Keyakinan tentang kesehatan
e. Dasar Data Pengkajian Pasien
1. Aktivitas/istirahat
Gejala : Merasa lelah
Tanda : Gelisah pada siang atau malam hari, tidak
berdaya, dan adanya gangguan pola tidur
Letargi : Penurunan minat dan perhatian oada aktivitas
yang biasa dilakukan dan ketidakmampuan menyebutkan
kembali apa yang dibaca
Gangguan keterampilan motorik
2. Sirkulasi
Gejala : Riwayat penyakit vaskular serebral, hipertensi,
dan episode emboli
3. Integritas Ego
Gejala :
- Curiga dan takut terhadap situasi
- Kesalahan persepsi terhadap lingkungan
- Kehilangan multipel, perubahan citra tubuh dan
harga diri yang dirasakan
Tanda :
XV
- Menyembunyikan ketidakmampuan
- Duduk dan memonton yang lain
- Aktivitas utama mungkin menumpuk benda yang
tidak bergerak, menyembunyikan barang-barang
dan berjalan-jalan
- Emosi labil : mudah menangis, tertawa tidak pada
tempatnya, dan marah secara tiba-tiba
4. Eliminasi
Gejala : Dorongan berkemih
Tanda : Inkontinesia urine dan feses
5. Makanan/cairan
Gejala : perubahan dalam pengecapan, nafsu makan
menurun dan sehilang kehilangan jumlah berat badan
Tanda :
- Kehilangan kemampuan untuk mengunyah
- Menghindari atau menolak makan
- Tampak lebih kurus
6. Higiene
Tanda :
- Tidak mampu mempertahankan penampilan
- Lupa untuk pergi ke kamar
- Kurang berminat atau lupa waktu makan
7. Neurosensori
Gejala :
- Perubahan kognitif, pusing, sakit kepala, dan tidak
mampu mengambil keputusan
- Penurunan tingkah laku
- Kehilangan sensori propriosepsi
XVI
- Adanya riwayat penyakit selebral vaskular dan
iskemik
Tanda :
XVII
CT Scan
CSS
No
Intervensi Rasional
.
1 Memberikan dasar untuk evaluasi
Kaji gangguan derajat kognitif seperti
yang akan datang dan
perubahan orientasi terhadap orang, tempat,
mempengaruhi pilihan terhadap
waktu, dan kemampuan berpikir
intervensi
XVIII
Pertahankan lingkungan yang menyenangkan Kebisingan dan keramaian
dan tenang merupakan sensori berlebihan
2
yang meningkatkan gangguan
neuron
Panggil pasien dengan namanya Nama merupakan identitas dab
3 menimbulkan pergerakan
terhadap realita dan individu
Gunakan suara yang rendah dan berbicara Pendekatan yang buru-buru dapat
4 perlahan pada pasien mengancam pasien bingung yang
mengalami persepsi
Gunakan kata yang pendek dan kalimat yang Peningkatan pemahaman
5
sederhana serta intruksi yang sederhana
XIX
otak mungkin saja terganggu dan
menghilangkan kemampuan
No
Intervensi Rasional
.
Kaji derajat sensori Dalam presentasi yang kecil mungkin
memperlihatkan masalah yang bersifat
asimetrik yang menimbulkan pasien
kehilangan kemampuan pada salah satu sisi
1 tubuhnya
XX
perlahan sendiri
Berikan perhatian dalam kenangan Menstimukasi ingatan, membangkitkan
5
indah secara berkala memori
Menjaga mobilitas dan memberikan
6 Ajak piknik sederhana, dan jalan- kesempatan untuk berinteraksi dengan
jalan disekitar lingkungan pasien orang
No Intervensi Rasional
1 Kaji derajat gangguan Mengidentifikasi faktor resiko potensial di
kemampuan/kompetensi munculnya lingkungan dan mempertinggi kesadaran
tingkah laku yang implusive dan sehingga memberi asuhan lebih sadar akan
penurunan persepsi visual. Bantu bahaya. Pasien yang memperlihatkan
orang terdekat untuk mengidentifikasi tingkah laku yang implusive mengahadapi
resiko tejadinya bahaya yang mungkin peningkatan resiko trauma karena kurang
timbul mampu mengendalikan perilakunya sendiri.
penurunan persepsi visual meningkatkan
resiko jatuh
XXI
Alihan perhatian pasien ketika Mempertahankan keamanan dengan
perilakunya berbahaya menghindari konfrontasi yang dapat
2
meningkatkan perilaku/meningkatkan
resiko terjadinya trauma
Berikan gelang identifikasi yang Memfasilitasi keamanan untuk kembali
memperlihatkan nama, nomer jika hilang karena penurunan kemampuan
3 telepon, dan diagnosa verbal dan kebingungan pasien mungkin
tidak dapat menyebutkan alamat dan
sebagainya
Lakukan pemantauan terhadap efek Pasien mungkin tidK dapat melaporkan
obat, tanda adanya takar lajak seperti tanda, gejala dan obat dapat dengan
gangguan perlihatan dan gangguan mudah menimbulkan kadar toksisitas pada
4
gastrointestinal dan lain-lain lansia. Ukuran dosis atau menggantian
obat mungkin diperlukan untuk
mengurangi gangguan
XXII
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
XXIII
Demensia adalah penyakit yang melibatkan sel-sel otak yang mati secara
abnormal. Hanya satu terminologi yang digunakan untuk menerangkan penyakit
otak degeneratif yang progresif. Daya ingatan, pemikiran, tingkah laku, dan emosi
terjelas bisa mengalami Demensia. Penyakit ini bisa dialami oleh semua orang
dari berbagai kalangan maupun budaya.
XXIV
DAFTAR PUSTAKA
Stanley, Mickey. Buku Ajaran Keperawatan Gerontik. Edisi2. EGC Jakarta ; 2008
XXV