Upaya promotif merupakan tindakan secara langsung dan tidak langsung untuk meningkatkan
derajat kesehatan dan mencegah penyakit. Upaya promotif juga merupakan proses advokasi
kesehatan untuk meningkatkan dukungan klien, tenaga professional dan masyarakat terhadap
praktik kesehatan yang positif menjadi norma-norma social. Upaya promotif dilakukan untuk
membantu orang-orang untuk mengubah gaya hidup mereka dan bergerak kea rah keadaan
keehatan yang optimal serta mendukung pemberdayaan seseorang untuk membuat pilihan
yang sehat tentang perilaku hidup mereka.
Upaya perlindungan kesehatan bagi lansia adalah sebagai berikut :
Mengurangi cedera, dilakukan dengan tujuan mengurangi kejadian jatuh, mengurangi
bahaya kebakarandalam rumah, meningkatkan penggunaan alat pengaman, dan mengurangi
kejadian keracunan makanan atau zat kimia.
Meningkatkan keamanan di tempat kerja yang bertujuan untuk mengurangi terpapar dengan
bahan-bahan kimia dan meningkatkan penggunaan sistem keamanan kerja.
Meningkatkan perlindungan dari kualitas udara yang buruk, bertujuan untuk mengurangi
penggunaan semprotan bahanbahan kimia, mengurangi radiasi di rumah, meningkatkan
pengelolaan rumah tangga terhadap bahan berbahaya, serta mengurangi kontaminasi
makanan dan obat-obatan.
Meningkatkan keamanan, penanganan makanan, dan obatobatan. Hal ini dilakukan untuk
menjaga sanitasi makanan serta mencegah kemungkinan efek interaksi dan overdosis obatobatan.
Meningkatkan perhatian terhadap kebutuhan gigi dan mulut yang bertujuan untuk
mengurangi karies gigi serta memelihara kebersihan gigi dan mulut.
Penyampaian 10 perilaku yang baik pada lansia, baik perorangan maupun kelompok lansia
adalah dengan cara sebagai berikut.
Mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa.
Mau menerima keadaan, sabar dan optimis, serta meningkatkan rasa percaya diri dengan
melakukan kegiatan sesuai kemampuan.
Menjalin hubungan yang teratur dengan keluarga dan sesama.
Olahraga ringan setiap hari.
Makan sedikit tetapi sering, memilih makanan yang sesuai, dan banyak minum (sebaiknya
air putih).
Berhenti merokok dan meminum minuman keras.
Minum obat sesuai dengan aturan dokter atau petugas kesehatan lainnya.
Kembangkan hobi/minat sesuai kemampuan.
Tetap memelihara dan bergairah dalam kehidupan seks.
Memeriksakan kesehatan dan gigi secara teratur.
Menyampaikan pesan B-A-H-A-G-I-A.
B Berat badan berlebihan dihindari. A-Atur makanan yang seimbang.
H Hindari faktor risiko penyakit jantung iskemik dan situasi menegangkan.
A Agar terus merasa berguna dengan mengembangkan kegiatan/hobi yang bermanfaat.
G Gerak badan teratur dan sesuai kemampuan.
elektronik.
Mendengar dan berbicara dengan jarak dekat, berhadapan, suara agak keras, serta gerakan
tangan dan kepala.
Bel rumah yang dimodifikasi selain menggunakan bunyi juga ada lampu menyala tanda bel
berbunyi.
Menggunakan buku catatan sendiri untuk menulis pesan.
Biasakan dan latih berjalan di lingkungan sekitar dan tempat ramai dengan menggunakan alat
bantu dengar, juga jelaskan kemungkinan bahaya dan cara menghindarinya.
Alat-alat yang berbunyi usahakan dengan suara keras seperti telepon.
Mendengar menggunakan alat bantu sederhana seperti pipa yang terhubung ke telinga.
Upaya rehabilitasi bagi lansia dengan keterbatasan pergerakan atau immobilisasi
Melatih jalan menggunakan tongkat dan kursi roda.
Duduk dari berbaring dengan alat khusus, seperti pegangan yang dihubungkan ke kaki.
Mengerakkan kaki sebelum memasang sepatu.
Melatih menggunakan sepatu dan dasi yang dimodifikasi dengan satu tangan.
Kursi roda standar, yaitu sandaran fleksibel, injakan kaki bisa dibuka dan ditutup, ada
penahan roda, ada pegangan tangan di roda, bisa dilipat, serta diangkat depannya.
Kursi roda yang lebih baik lagi, yaitu ada penahan belakang lutut, bisa meluruskan kaki,
mudah vntuk berdiri, ada sabuk pengaman, ada dua tempat pegangan tangan, dan bisa
dilepas.
Mengajarkan cara duduk yang baik di kursi roda.
Cara menggunakan kursi roda: menuruni tangga dengan belakang kursi roda lebih dahulu dan
menaiki tangga dengan depan kursi roda diangkat.
Makan menggunakan alat makan dengan pegangan besar.
Alat masak dan tempat masak yang dimodifikasi agar lebih mudah menggunakannya.
Alat untuk permainan clan membaca yang dimodifikasi.
Menggunakan pispot.
Tempat mandi ada bangku untuk duduk clan sikat yang melekat di dinding.
Toilet dengan tempat duduk yang berlubang agar mudah buang air besar.
Menggunakan alat bantu gambar untuk menjelaskan clan meminta sesuatu.
Latihan pasif untuk lansia yang mengalami paralisis pada tangan, kaki, dan jari. Selanjutnya,
lakukan latihan aktif.
Latihan jalan menggunakan satu tongkat, dua tongkat, serta kursi roda di jalan biasa dan
tangga.
Kaki kursi menggunakan sepatu agar tidak mudah bergeser.
Menjemur pakaian dengan menggunakan alat bantu.
Menggunakan sisir besar, kegiatan membaca, clan berternu dengan lansia lain.
Membuka kran menggunakan alat bantu dengan pegangan yang besar.
Tempat mencuci dibuat khusus.
Cara pindah dari tempat tidur ke kursi roda kemudian dari kursi roda ke tempat duduk:
perawat berhadapan dengan klien clan kedua tangan memegang bawah aksila klien,
sedangkan klien memegang bahu perawat.
ditambah dengan adanya ruang perawatan khusus lansia dengan penyakit kronis.
Rumah sakit, mencakup poliklinik geriatri, unit rehabilitasi, ruang rawat, laboratorium, day
hospital, UGD/IGD, dan bangsal akut.
Rumah sakit jiwa dan rumah sakit khusus lain.
Sasana tresna wreda.
Meningkatkan Kualitas Pelayanan Lansia
Untuk lebih meningkatkan kinerja pelayanan prasarana lansia dan mutu pelayanan lansia
yang diberikan, maka berbagai pendekatan dan kegiatan perlu dilaksanakan. Beberapa di
antaranya adalah sebagai berikut.
1. Hukum dan perundang-undangan
Undang-undang clan peraturan pemerintah yang telah ada sekarang dan terkait dengan
lansia.
UU No. 4 Tahun 1965 tentang Pemberian Bantuan bagi O rang Jompo.
UU No. 14 Tahun 1969 tentang Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja.
UU No. 6 Tahun 1974 tentang Ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial.
UU No. 3 Tahun 1982 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja. UU No. 2 Tahun 1989 tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
UU No. 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian.
UU No. 4 Tahun 1992 tentang Perumahan clan Pernukiman.
UU No. 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
Sejahtera.
UU No. 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun.
UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
PP No. 21 Tahun 1994 tentang Penyelenggaraan Pembangunan Keluarga Sejahtera.
PP No. 27 Tahun 1994 tentang Pengelolaan PerkembanganKependudukan.
UU No. 13 Talmn 1998 tentang Kesejahteraan Lansia ( tambahan lembaran negara Nomor
3796) sebagai pengganti UU No. 4 tahun 1965 tentang Pemberian Bantuan bagi Orang
Jompo.
UU No. 13 Tahun 1998 ini berisikan antara lain:
hak, kewajiban, tugas, serta tanggung jawab pemerintah, masyarakat, dan kelembagaan;
upaya pemberdayaan;
upaya peningkatan kesejahteraan sosial lansia potensial clan tidak potensial;
pelayanan terhadap lansia;
perlindungan sosial;
bantuan sosial; koordinasi; ketentuan pidana dan sanksi administrasi;
ketentuarl peralihan.
Walaupun telah cukup banyak produk hukum vang telah diterbitkan, namun belum semua ada
peraturan pelaksanaannya. Begitu pula belum disusunnya peraturan daerah, petunjuk
pelaksanaan, dan petunjuk teknisnya sehingga penerapan di lapangan sering menimbulkan
permasalahan. Kelangkaan sumber daya manusia, sarana, prasarana, serta koordinasi dan
keterpaduan sering menimbulkan hambatan dalam mencapai hasil kegiatan yang optimal.
Beberapa undang-undang yang perlu disusun adalah:
UU tentang Pelayanan Lansia Berkelanjutan (Continum of Care);
posbindu, panti tresna, sasana tresna wreda, serta panti peristirahatan perlu ditingkatkan
mutunya dan dikembangkan dengan prasarana lain.
Prasarana pelayanan tingkat masyarakat
Pelayanan rumah dan masyarakat (home and community care).
Penyuluhan lansia di bidang sosial, hukum, kesehatan, spiritual dalam kelompok pengajian,
clan persekutuan doa.
Pelayanan rekreasi.
Home help service, home help care.
Home nursing.
Klub olahraga, perkumpulan stroke, diabetes melitus, hemodialisa, bernyanyi,dan hotline
service.
Community option prograrn.
Continuum of care: extended, acute, ambulatory, home care, outreach, welness and health
promotion, housing.
Day care center, adult day care pada prasarana kesehatan dan sosial. Hal yang didapatkan
pada prasarana ini adalah perawatan, bantuan pada ADL, pelayanan pribadi, makanan,
konsultasi gizi, rekreasi dan olahraga bersama, pemeriksaan kesehatan dan pengobatan,
rehabilitasi fisik, orientasi realita dan senam otak, pengobatan okupasi, konseling keluarga,
pelayanan sosial, bantuan transportasi, kegiatan keagamaan, serta pelayanan khusus sesuai
dengan kebutuhan anggota.
Prasarana pelayanan tingkat dasar
Tim utama pemberi pelayanan kesehatan (primary health care team)
Dipimpin oleh dokter terlatih clan terampil.
Tim terdiri atas dokter, perawat pengunjung rumah, dan petugas sosial.
Deteksi dini.
Observasi langsung oleh perawat pengunjung rumah dan petugas puskesmas.
Penyuluhan kesehatan.
Rujukan ke dokter spesialis penyakit dalam, psikiatri, dan psikogeriatri.
Prasarana pelayanan tingkat I dan II
Pelayanan rumah sakit untuk lansia dan rumah sakit geriatri meliputi acute assesment ward,
rehabilitation service, continuing care facilities, konsultasi, dan pelayanan rehabilitasi
penderita rawat jalan.
Geriatric day hospital meliputi kegiatan seperti day care yang berlokasi di rumah sakit serta
rujukan dari bangsal dan bagian rawat inap.
Penginapan/asrama (hospice/hostel) meliputi pelayanan per-sonal care, health care,
pemberian makanan, mencuci, aktivitas sosial, rekreasi, dukungan sosial, kunjungan teratur,
dan mencukur rambut.
Kawasan lansia (retirernent villages/elderly villages) meliputi pelayanan oleh rmrsing
home, apotek, toko, serta bank.
4. Pelayanan
Perlu juga diperhatikan tren yang kini berlangsung di negara-negara lain dalam
penyelenggaraan pelayanan lansia.
Konseling;
Azaz pendekatan, serta tren pelayanan lansia;
Membina kelompok lansia;
Berpikir kreatif;
Menjual ide atau pemasaran sosial;
Menyampaikan pesan terpadu;
JPKM;
Gerontologi;
Geriatri;
Penyakit lansia utama (geriatric problem);
Pengobatan;
Rujukan;
Day hospital;
Day care;
Organisasi lansia;
Networking;
Komunikasi dengan generasi muda;
Perundang-undangan;
Pelayanan terhadap lansia di dalam clan luar negeri;
Pencatatan dan pelaporan;
Menghadiri seminar lansia.