Anda di halaman 1dari 10

Program Studi Keperawatan Program Diploma Tiga

Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Kusuma Husada Surakarta
2022

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN POSTPARTUM


SECTIO CAESAREA DENGAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN AMAN DAN NYAMAN

Deviana Agustin
Mahasiswa Program Studi Keperawatan Program Diploma Tiga Universitas Kusuma
Husada Surakarta
devianaagustin66@gmail.com
Mellia Silvy Irdianty, S.Kep.,Ns.,M.PH
Dosen Prodi Sarjana Keperawatan Universitas Kusuma Husada Surakarta
silvy.irdianty@gmail.com

ABSTRAK
Postpartum merupakan masa setelah persalinan dapat juga disebut masa nifas
(puerperineum) yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali
alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Sectio caesarea merupakan cara melahirkan
janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut. Pasien
postpartum dengan sectio caesarea perlu diberikan tindakan mobilisasi dini. Tujuan studi
kasus ini adalah untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan pada pasien postpartum
sectio caesarea dengan pemenuhan kebutuhan aman dan nyaman. Jenis penelitian ini
adalah deskriptif dengan menggunakan metode pendekatan studi kasus. Subjek dalam
studi kasus ini adalah satu orang pasien dengan postpartum sectio caesarea diruang
Gardenia RSUD Ungaran. Hasil studi menunjukan bahwa pengelolaan asuhan
keperawatan pada pasien postpartum sectio caesarea dengan pemenuhan kebutuhan aman
dan nyaman yang dilakukan tidakan keperawatan mobilisasi dini selama 3 hari
didapatkan hasil terjadinya penurunan tingkat skala nyeri dari nyeri sedang (5) menjadi
nyeri ringan (3). Rekomendasi tindakan mobilisasi dini efektif dilakukan pada pasien
postpartum section caesarea.

Kata Kunci : Mobilisasi Dini, Tingkat Nyeri, Postpartum Sectio Caesare


Associate’s Degree in Nursing Study Program
Faculty of Health Sciences
Universitas Kusuma Husada Surakarta
2022

NURSING CARE FOR POSTPARTUM CAESAREAN SECTION


PATIENT IN FULFILLING THE NEEDS FOR
SAFETY AND COMFORT

Deviana Agustin
Student of Associate’s Degree in Nursing Study Program of Universitas Kusuma Husada
Surakarta
devianaagustin66@gmail.com
Mellia Silvy Irdianty, S.Kep.,Ns.,M.PH
Lecturer of Bachelor’s Degree in Nursing Study Program of Universitas Kusuma Husada
Surakarta
silvy.irdianty@gmail.com

ABSTRACT
Postpartum is a period after birth, which is also referred to as the puerperineum
period, which is a six weeks period after birth as the reproductive organs recover.
Caesarea section is a method of giving birth to a fetus by making an incision on the front
wall of the stomach. Postpartum patient with caesarean section requires early
mobilization. The purpose of the present case study was determining the nursing care for
postpartum caesarean section patients in fulfilling their needs for safety and comfort. The
research type was descriptive using the case study approach. The subject in the present
case study was a postpartum caesarean section patient in Gardenia room of RSUD
Ungaran. The research result showed that nursing care for postpartum caesarean section
patient in fulfilling their needs for safety and comfort by performing early mobilization
for three days reduced the pain level from moderate pain (5) to mild pain (3). The
recommendation is early mobilization is effective for postpartum caesarean section
patient.

Keywords : Early Mobilization, Pain level, Postpartum Caesarean Section


sebesar 45,19%, tahun 2002 sebesar
47,13% tahun 2003 sebesar 46,87%,
tahun 2004 sebesar 53,2%, tahun
PENDAHULUAN 2005 sebesar 51,59%, tahun 2006

Postpartum merupakan masa sebesar 53,68% dan tahun 2007

setelah persalinan dapat juga belum terdapat yang signifikan,

disebut masa nifas (puerperineum) tahun 2009 sebesar sekitar 22,8%

yaitu masa sesudah persalinan yang (Karendung, 2014).

diperlukan untuk pulihnya kembali Pemulihan ibu postpartum dapat

alat kandungan yang lamanya 6 berlangsung selama 3 bulan atau 6

minggu. Postpartum merupakan minggu. Selama masa pemulihan

masa 6 minggu sejak bayi lahir penting sekali melakukan perawatan

sampai organ-organ reproduksi masa postpartum yang tepat agar

kembali ke keadaan normal terhindar dari komplikasi

sebelum hamil (Wahyuningsih, postpartum yaitu infeksi nifas. Hal

2018). Sectio caesaria merupakan ini akan dapat menjadi masalah

cara melahirkan janin dengan apabila penanganan perawatan luka

membuat sayatan pada dinding perineum tidak tepat dan dapat

uterus melalui dinding depan perut, mengakibatkan masalah ginekologis

Sectio caesaria juga didefinisikan (Primadona, 2015).

sebagai suatu histerotomi untuk Indikasi Sectio caesaria dibagi

melahirkan janin dari dalam Rahim menjadi dua yaitu indikasi absolut

(Mochtar, 2011). dan indikasi relatif. Dilakukan


Sectio caesaria bisa terjadi adanya
Menurut pusat data dan
permasalahan pada ibu maupun
informasi Kemenkes Republik
bayi. Setiap keadaan yang membuat
Indonesia 2018 jumlah ibu bersalin
kelahiran lewat jalan lahir tidak
di Indonesia sebanyak 5.050.637
mungkin terlaksana merupakan
jiwa, di Indonesia angka kejadian
indikasi absolut untuk sectio
Sectio caesaria mengalami
abdominal, diantaranya adalah
peningkatan, pada tahun 2000
kesempitan panggul yang sangat
jumlah ibu bersalin dengan Sectio
berat dan neoplasma yang
caesaria 47,22%, tahun 2001
menyumbat jalan lahir. Sedangkan
pada indikasi relatif, kelahiran menyebabkan timbulnya masalah), Q
lewat vagina bisa terlaksana tetapi (Quality : kualitas nyeri yang
keadaan adalah sedemikian rupa dirasakan), R : (Regio : lokasi nyeri),
sehingga kelahiran lewat Sectio S (Severity : keparahan), T (Time :
caesaria akan lebih aman bagi ibu, waktu) (Davis, 2019).
bayi dan keduanya (Mochtar,2011). Penanganan nyeri dapat
Dampak yang terjadi pada ibu dilakukan secara farmakologi dan
nifas dengan post section caesaria nonfarmakologi yang menjadi pilihan
adalah nyeri akut dan resiko infeksi yang lebih aman digunakan bagi ibu
serta gangguan integritas kulit yang postpartum. Berbagai agen
terjadi akibat luka bekas farmakologi digunakan sebagai
permbedahan pada abdomen. manajemen nyeri. Biasanya untuk
Ketidaknyamanan dan nyeri yang menghilangkan nyeri digunakan
dialami ibu postpartum akibat post analgesik, yang terbagi menjadi dua
SC biasanya ibu takut untuk golongan yaitu analgesik non
bergerak setelah persalinan. Bahkan narkotik dan analgesik narkotik,
nyeri akan berpengaruh terhadap pilihan obat tegantung pada rasa
mobilisasi, pola istirahat, pola nyeri. Namun penggunaan obat
makan, psikologis ibu, kemampuan terlalu sering dapat menimbulkan
untuk BAB dan BAK, aktivitas efek samping dan kadang obat tidak
sehari-hari dalam hal menyusui dan memiliki kekuatan efek yang
mengurus bayi (Kettle dan diharapkan. Salah satu contoh terapi
Frochlich, 2011). nonfarmakologi yaitu mobilisasi dini.
Nyeri merupakan suatu kondisi Mobilisasi dini
yang menyebabkan direkomendasikan pada ibu post SC
ketidaknyamanan. Rasa karena selain dapat menurunkan
ketidaknyamanan dapat disebabkan nyeri juga dapat meningkatkan
karena terjadinya kerusakan syaraf kemandirian pasien post SC dan
sensoria atau juga diawali membantu proses penyembuhan luka.
rangsangan aktivitas sel T ke korteks Pemberian mobilisasi dini dilakukan
serebri dan menimbulkan persepsi dengan beberapa tahap yaitu 6 jam
nyeri (Smeltzer, 2017). Komponen pertama pasien dianjurkan untuk
pengkajian analisis symptom relaksasi napas dalam dan melakukan
meliputi (PQRST) P (Paliatif : gerakan abduksi dan adduksi pada
kaki dan tangan. Pada 6-10 jam nyeri, 1-3 nyeri ringan, 4-6 nyeri
berikutnya pasien dianjurkan untuk sedang, 7-10 nyeri berat.
miring kanan dan kiri. Pada 24 jam Pengumpulan data dilakukan dengan
berikutnya pasien dianjurka untuk observasi dan pemeriksaan fisik.
latihan duduk, jika tidak ada keluhan Tindakan mobilisasi ini dilakukan
pasien dianjurkan untuk duduk disisi selama 3 hari kurang lebih 5-10
tempat tidur, jika duduk disisi tempat menit, dilakukan dalam beberapa
tidur tidak ada keluhan pasien tahap yaitu 6 jam pertama pasien
dianjurkan untuk berlatih berdiri lalu dianjurkan untuk relaksasi napas
berjalan. dalam dan melakukan gerakan
Berdasarkan latar belakang abduksi dan adduksi pada tangan
tersebut penulis tertarik untuk dan kaki, pada 6-10 jam berikutnya
melakukan penyusunan kasus pasien diajarkan untuk miring kanan
keperawatan dalam bentuk Karya dan kiri, pada 24 jam berikutnya
Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan pasien diajarkan untuk latihan
Keperawatan Pada Pasien duduk, jika duduk disisi tempat tidur
Postpartum Sectio Caesarea Dengan tidak ada keluhan pasien diajarkan
Pemenuhan Kebutuhan Aman Dan untuk berjalan.
Nyaman”.
HASIL DAN PEMBAHASAN
METODE PENELITIAN Studi kasus ini dipilih satu orang
Metode yang digunakan adalah sebagai subjek studi kasus yaitu
deskriptif dengan menggunakan sesuai kriteria yang telah ditetapkan,
metode pendekatan studi kasus. pasien berusia 29 Tahun, beragama
Subjek yang digunakan adalah 1 islam, pendidikan terakhir SLTA.
orang ibu postpartum Hari Ke0 Pasien masuk ke RSUD Ungaran
sectio caesarea (SC) di ruang pada tanggal 25 januari 2022, dengan
Gardenia RSUD Ungaran dengan keluhan utama pasien mengatakan
menggunakan alat ukur skala nyeri nyeri. Hasil pengkajian selama
numeric rating scale untuk menilai berinteraksi di dapatkan data
skala nyeri yang dirasakan pasien subjektif pasien mengeluh nyeri pada
menggunakan angka-angka untuk luka post sc, P : nyeri pada luka post
mengambarkan range dari intensitas sc saat bergerak, Q : nyeri seperti
nyeri dengan kriteria nilai 0 tidak teriris-iris, R : nyeri pada abdomen/
dibawah tali pusat, S : skala 5, T : dibuktikan dengan pasien mengeluh
nyeri terus-menerus, pasien tampak nyeri, tampak meringis, bersikap
meringis, bersikap protektif, gelisah, protektif (waspada), gelisah,
frekuensi nadi meningkat, pasien frekuensi nadi meningkat
juga mengatakan sulit tidur. Pada (130x/menit), sulit tidur. Penulis
pemeriksaan tanda vital di dapatkan memprioritaskan nyeri karena nyeri
hasil tekanan darah : 100/70 mmHg, merupakan keluhan utama pasien.
respirasi 20x/menit, nadi 84x/menit, Apabila nyeri tidak segera ditangani
dan suhu 36,4℃. akan menganggu aktifitas ibu,
Pada pemeriksaan abdomen menganggu proses menyusui,
didapatkan hasil terdapat luka operasi merawat bayi, sebagai peran baru
sectio caesarea sepanjang ± 13 cm, menjadi ibu. Berdasarkan hierarki
pada pemeriksaan ektermitas atas dan kebutuhan manusia menurut
bawan didapatkan hasil kekuatan otot Abraham Maslow, kebutuhan rasa
skala 5 yaitu gerakan penuh yang aman dan nyaman memang
normal. Pada pengkajian istirahat dan menempati urutan kedua setelah
kenyamanan didapatkan hasil pola kebutuhan fisik, tetapi pasien
tidur selama sakit sering terbangun, merasakan kenyamanan terganggu
pola tidur ± 4-5 jam dan terdapat sehingga membutuhkan pertolongan
keluhan ketidaknyamanan yaitu nyeri untuk mengatasi nyerinya sehingga
saat melakukan pergerakan berfokus rasa nyaman terpenuhi (Hillan,2018).
pada abdomen dengan sifat nyeri Pada kasus nyata diangkat
seperti teriris-iris nyeri muncul terus masalah nyeri akut dengan
menerus. Menurut teori tentang pemberian tindakan mobilisasi dini
persepsi nyeri individu yang berbeda- selain dapat meningkatkan toleransi
beda dalam hal skala dan nyeri pasien, mobilisasi dini juga
tingkatannya yang menyatakan dapat meningkatkan kemnadirian
bahwa nyeri merupakan kondisi pasien untuk beraktivitas. Hal ini
berupa perasaan yang tidak didukung pada penelitian Retty
menyenangkan (Musrifiatul,2018). Nirmala Santiasari (2020) bahwa
Berdasarkan data diagnosis asuhan keperawatan dengan
keperawatan yaitu nyeri akut mobilisasi dini pada pasien post SC
(D.0077) berhubungan dengan agen efektif menigkatkan kemandirian
pencedera fisik (prosedur operasi) pasien.
Rencana asuhan keperawatan pasien mengatakan nyeri berkurang
dalam pemberian mobilisasi dini dari skala 5 menjadi skala 2
dilakukan dengan beberapa tahap (Kundre,2017).
yaitu 6 jam pertama pasien Mobilisasi dini merupakan salah
dianjurkan untuk relaksasi napas satu terapi non farmakologi untuk
dalam dan melakukan gerakan mengatasi nyeri pada pasien,
abduksi dan adduksi pada kaki dan mobilisasi dapat melancarkan
tangan. Pada 6-10 jam berikutnya peredaran darah, mengambalikan
pasien diajarkan untuk miring kanan metabolisme tubuh, mengembalikan
dan kiri. Pada 24 jam berikutnya kerja fisiologis organ-organ vital
pasien dianjurkan untuk duduk di sisi yang akhirnya mempercepat proses
tempat tidur, jika tidak ada keluhan penyembuhan luka. Mobilisasi juga
pasien dianjurkan untuk berlatih bisa mencegah terjadinya thrombosis
berdiri lalu berjalan. dan tromboemboli, selain itu
Implemntasi tindakan mobilisasi dini juga dapat
pemberian mobilisasi dini selama 3 mengurangi nyeri. Penurunan skala
hari, pemberian mobilisasi nyeri setelah dilakukan tindakan
dilakukan dalam beberapa tahap mobilisasi dini karena mobilisasi dini
yaitu 6 jam pertama pasien mempunyai peranan penting dalam
dianjurkan relaksasi nafas dalam dan mengurangi nyeri dan menjamin
melakukan gerakan abduksi dan pelancaran peredaran darah,
adduksi pada kaki dan tangan. pada mengambalikan metabolisme tubuh,
6-10 jam berikutnya pasien mengembalikan kerja fisiologis
dianjurkan untuk miring kanan dan organ-organ vital yang akhirnya
kiri, pada 24 jam berikutnya pasien mempercepat proses penyembuhan
dianjurkan latihan duduk, apabila luka (Potter,2018).
tidak ada keluhan selama duduk Nyeri yang dirasakan
pasien diharapkan latihan duduk menyebabkan nyeri yang hebat.
disisi tempat tidur, apabila duduk Pasien yang mengalami nyeri akan
tidak ada keluhan dianjurkan untuk memperlihatkan respon emosi, dan
berlatih berdiri lalu berjalan. perilaku seperti menangis,
Tindakan ini dilakukan pada hari ke0 mengerang, kesakitan, dan
sampai hari ke2 dan mendapatkan mengerutkan wajah. Pasien akan
respon subjektif pada hari ke2 bahwa merasakan nyeri yang hebat rata-rata
setelah operasi karena obat anestesi 2. Pada hari pertama selasa, 25
sudah hilang (Prasetyo,2018). januari 2022 sebelum dilakukan
Manajemen nyeri yang tindakan pasien mengatakan nyeri di
dilakukan pada pasien dengan post skala 5 setelah dilakukan tindakan
section caesarea adalah dengan pasien mengatakan nyeri skala 4.
memberikan tindakan farmakologi Pada hari kedua rabu, 26 januari
berupa analgesic. Upaya pemberian 2022 sebelum dilakukan tindakan
tindakan farmakologi merupakan pasien mengatakan nyeri di skala 4
tindakan yang bertujuan untuk setelah dilakukan tindakan pasien
mengatasi nyeri sesaat, dan tidak mengatakan nyeri skala 3. Pada hari
dapat mengontrol rasa nyeri. ketiga kamis, 27 januari 2022
Sedangkan tindakan non farmakologi sebelum dilakukan tindakan pasien
dapat membantu menurunkan rasa mengatakan nyeri di skala 3 setelah
nyeri atau sensasi nyeri dan dilakukan tindakan pasien
membantu proses pemulihan yang mengatakan nyeri skala 2.
tidak menimbulkan efek berbahaya.
Salah satu terapi non farmakologi
yang digunakan untuk mengurangi 10
nyeri post sc adalah mobilisasi dini. 9
8
Tindakan terapi non farmakologis 7
mobilisasi dini berpengaruh pada 6
5
tingkat nyeri pada pasien post sc Pre
4
merupakan upaya yang dapat 3 Post

dilakukan sebagai proses pengalihan 2


1
rasa nyeri dengan mengalihkan 0
konsentrasi ibu pada luka bekas
operasi sc (Inggrid,2019).
Evaluasi keperawatan yang
Grafik 1. Evaluasi Tingkat Nyeri
didapatkan setelah dilakukan selama
3 hari sesuai dengan waktu yang di
tentukan, dan didapatkan respon
KESIMPULAN DAN SARAN
subjektif pada hari terakhir pasien
mengatakan nyeri berkurang dari Kesimpulan

yang semula di skala 5 menjadi skala


Dari hasil yang didapatkan d. Bagi Penulis
setelah penulis memberikan Diharapakan menambah
intervensi mobilisasi dini pada pengetahuan dan pengalaman.
masalah nyeri akut post SC
didapatkan penurunan skala nyeri
dari skala nyeri 5 menjadi skala nyeri DAFTAR PUSTAKA
2, pasien dapat beraktifitas. Maka
Davis.2019. Teori Pengukuran
dapat disimpulkan bahw mobilisasi
Nyeri,Nyeri Persalinan.
dini dapat menurunkan skala nyeri
Yogyakarta: Nuha Medika
dan meningkatkan toleransi terhadap
nyeri pada masalah nyeri akut post Inggrid Dirgahayu.2019.Pengaruh

SC. Mobilisasi Dini Terhadap Nyeri


Pada Pasien Post Sectio Caesarea
Di Rsud Al-Ihsan Kab.Bandung.
Saran
Kementrian Kesehatan RI. 2018.
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka Riset Kesehatan Dasar. Jakarta:
peneliti memberikan saran yang Kemenkes RI.
diharapkan bermanfaat antara lain :
Kettle, C. Dan Frohlich, J. (2011).
a. Bagi Rumah Sakit Perineal Care. Consultant
Diharapkan dapat digunakan Midwife And Supervisor Of
sebagai acuan dalam pemberian Midwives, Women’s Health
SOP mobilisasi dini. Directorate, Journal List Of Bmj
b. Bagi Institusi Pendidikan Clin Evid. Published [Online]
Diharapkan dapat memfasilitasi April, 11; 2011.
untuk bahan acuan dalam
Mochtar, Rustam. 2011. Sinopsis
pemberian asuhan keperawatan
Obstetric, Jakarta : EGC
tertutama pemberian asuhan
keperawatan. Musrifiatul.2018. Buku Ajar Asuhan
c. Bagi Perawat Keperawatan Maternitas: Nanda
Sebagai referensi dan bisa Nic Noc.Jakarta:Tim

ditambahkan kedalam SOP rumah Prasetyo.2018.Ilmu Kebidanan.


sakit dalam mengatasi masalah Jakarta:Yayasan Bina Pustaka
nyeri akut. Sarwono Prawiroharjo
Primadona, P. (2015). The Process
Of Healing Proliferation. Profesi,
13 September, 1-5

Anda mungkin juga menyukai