Anda di halaman 1dari 18

PENGARUH KOMBINASI TEKNIK RELAKSASI BENSON DAN

SLOW DEEP BREATH TERHADAP INTENSITAS NYERI


POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI
RSU DEWI SARTIKA KENDARI

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Program


D-III Keperawatan Prodi Kendari

DISUSUN OLEH:

NAMA: PUTRI AULIA FEBRIANA


NIM : P00320020032

DIREKTORAT JENDRAL TENAGA KESEHATAN


POLTEKKES KEMENKES KENDARI
PRODI D-III KEPERAWATAN
KENDARI
2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sectio Caesarea (SC) adalah suatu Tindakan pembedahan yang dilakukan dengan

cara memberikan sayatan pada dinding depan uterus untuk membant u proses persalinan

(Novia Febriantri & Machmudah Machmuda, 2020).

Nyeri post operasi merupakan salah satu masalah yang dirasakan oleh ibu post

operasi sectio caesarea. Ada beberapa tindakan non farmakologis yaitu relaksasi.

Relaksasi adalah suatu Teknik yang dapat membuat pikiran dan tubuh seseorang menjadi

rileks, salah satu Teknik relaksasi yang akan di lakukan yaitu Teknik relaksasi benson

dan slow deep breath. (Rustini & Tridiyawati, 2022)

Kelebihan dari latihan teknik relaksasi dibandingkan dengan tehnik lain yaitu tehnik

relaksasi lebih mudah dilakukan bahkan dalam kondisi apapun serta tidak memiliki efek

samping apapun. Teknik relaksasi yang akan dilakukan yaitu relaksasi Benson dan Slow

deep breathing. Relaksasi Benson dapat mempengaruhi intensitas nyeri dengan cara

menghambat aktivitas saraf simpatis yang dapat menurunkan konsumsi oksigen oleh

tubuh serta otot-otot tubuh menjadi relaks serta dapat menimbulkan perasaan tenang dan

nyaman. Slow deep breathing merupakan teknik pernapasan yang berfungsi untuk

meningkatkan relaksasi, yang dapat menurunkan tingkat kecemasan. . (Sari Dinaryanti et

al., 2022)
Menurut World Health Organization (WHO), menetapkan standar rata-rata section

caesarea di masing-masing negara adalah sekitar 5-15% per 1000 kelahiran di dunia.

Rumah sakit pemerintah 11% dan rumah sakit swasta lebih dari 30%. Menurut Data Riset

Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada tahun 2018, proses persalinan dengan

menggunakan cara operasi section caesarea di Indonesia mencapai 17,6% dari seluruh

total kelahiran (Mahmudi & Ratna Sari Dinaryanti, 2022)

Berdasarkan data RISKESDAS tahun 2018, jumlah persalinan dengan metode

Sectio Caesarea (SC) di Indonesia sebesar 17,6%. Indikasi dilakukannya persalinan

secara Sectio Caesarea (SC) disebabkan oleh beberapa komplikasi dengan persentase

sebesar 23,2% diantaranya posisi janin melintang/sunsang (3,1%), perdarahan (2,4%,)

kejang (0,2%), ketuban pecah dini 2 (5,6%), partus lama (4,3%), lilitan tali pusat (2,9%),

plasenta previa (0,7%), plasenta tertinggal (0,8%), hipertensi (2,7%), dan lainnya (4,6%)

(Kementerian Kesehatan RI, 2018). Sulawesi tenggara pada tahun 2019 dengan angka

kejadian persalinan mencapai 4,83% dan pada tahun 2020 mengalami peningkatan

sebanyak 4,91%.

Dari hasil penelitian yang di temukan oleh mahmudi dan ratna sari dinaryanti yaitu

nilai mean sebelum dilakukannya kombinasi terapi relaksasi benson dan slow deep breath

sebesar 4,72 dan nilai mean sesudah sebesar 3,00, sehingga dapat dikatakan terdapat

pengaruh dalam pemberian kombinasi terapi relaksasi benson dan slow deep breath

terhadap intensitas nyeri pada pasien post operasi section caesarea dengan p value

0,0000. Sehingga, dapat dijadikan sebagai intervensi non farmakologi dalam menurunkan

intensitas nyeri pada pasien post operasi section caesarea.


Berdasarkan penjelasan pada latar belakang penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul pengaruh kombinasi relaksasi benson dan slow deep breath

terhadap intensitas nyeri post operasi section caesarea di RSU Dewi Sartika Kendari.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh kombinasi relaksasi benson dan slow deep breath terhadap

intensitas nyeri post operasi section caesarea di RSU Dewi Sartika Kendari ?

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh kombinasi teknik relaksasi benson dan slow deep breath

terhadap intensitas nyeri post operasi sectio caesarea di rsu dewi sartika kendari

tahun 2023.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat nyeri pada ibu post operasi section caesarea sebelum

diberi terapi relaksasi benson dan slow deep breath.

b. Untuk mengetahui tingkat nyeri pada ibu post operasi section caesarea sesudah

diberi terapi relaksasi benson dan slow deep breath ?

D. Manfaat Penulisan

1. Bagi Masyarakat

Untuk menambah wawasan dan motivasi dalam menerapkan ilmu pengetahuan

mengenai tingkat nyeri pada ibu post operasi section caesarea sesudah diberi

terapi relaksasi benson dan slow deep breath.

2. Bagi Institusi Pendidikan


Untuk memberikan tambahan informasi kepada institusi pendidikan khususnya

bagi mahasiswa sebagai acuan penelitian lebih lanjut dalam menerapkan terapi

relaksasi benson dan slow deep breath dan sebagai bahan bacaan untuk menambah

wawasan khususnya yang berkaitan dengan terapi relaksasi benson dan slow deep

breath.

3. Bagi Profesi Perawat

Untuk menambah bahan bacaan dan wawasan khususnya yang berkaitan dengan

terapi relaksasi benson dan slow deep breath terhadap intensitas nyeri post operasi

sectio caesarea.

4. Bagi Penulis

Penulisan karya tulis ilmiah (KTI) dapat menambah wawasan dan pengalaman

dalam memberikan teknik relaksasi benson dan slow deep breath terhadap

intensitas nyeri post operasi sectio caesarea.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar

1. Pengertian Sectio Caesarea (SC)


Sectio Caesarea (SC) adalah suatu Tindakan pembedahan yang dilakukan dengan

cara memberikan sayatan pada dinding depan uterus untuk membant u proses

persalinan (Novia Febriantri & Machmudah Machmuda, 2020).

Sectio Caesarea atau (SC ) adalah suatu prosedur pembedahan dimana di lakukan

satu atau lebih sayatan pada abdomen dan dinding rahim. pembedahan dilakukan agar

dapat mengeluarkan satu atau lebih bayi dari rahim ibu. sectio caesarea biasanya

dilakukan bila ada indikasi persalinan pervagina yang dapat membahayakan

keselamatan ibu maupun bayi. Namun ada beberapa pasien melakukan SC

berdasarkan keinginan diri sendiri tanpa adanya indikasi medis, Tetapi World Health

Organization (WHO ) menyarankan agar persalinan sectio caesarea hanya dilakukan

berdasarkan indikasi medis saja.

Nyeri post operasi merupakan salah satu masalah yang dirasakan oleh ibu post

operasi sectio caesarea. Ada beberapa tindakan non farmakologis yaitu relaksasi.

Relaksasi adalah suatu Teknik yang dapat membuat pikiran dan tubuh seseorang

menjadi rileks, salah satu Teknik relaksasi yang akan di lakukan yaitu Teknik

relaksasi benson dan slow deep breath. (Rustini & Tridiyawati, 2022)

Nyeri Menurut IASP (International Assosiation for the Study of Pain) Nyeri

adalah suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang

berhubungan dengan adanya kerusakan jaringan atau yang berpotensi rusak atau yang

digambarkan seperti adanya kerusakan jaringan. (Rustini & Tridiyawati, 2022)

2. Indikasi Sectio Caesarea

A. Indikasi mutlak
a. Indikasi Ibu

1) Panggul sempit absolute (CPD)

2) Kegagalan melahirkan secara normal karena kurang adekuatnya

stimulus.

3) Tumor-tumor jalan lahir yang menyebabkan obstruksi

4) Stenosis serviks atau vagina

5) Plasenta previa

6) Distribusi frekuensi sefalopervik

7) Rupture uteri membakat

b. Indikasi Janin

1) Malpresentasi janin

2) Gawat janin

3) Prolapse plasenta

4) Perkembangan bayi yang terhambat.

5) Mencegah hipoksi janin, misalnya karena pre-eklamsia

B. Indikasi Relatif

a. Riwayat Sectio Caesarea sebelumnya

b. Presentasi bokong

c. Distosia

d. Gawat janin / fetal distress

e. Pre-eklamasi berat, penyakit kardiovaskuler dan diabetes

f. Ibu dengan HIV positif sebelum inpartu

g. Herpas (papilloma genital)


C. Indikasi social

a. Wanita yang takut melahirkan berdasarkan pengalaman sebelumnya.

b. Wanita yang ingin sectio caesarea elektif karena selama persalinan atau

mengurangi resiko kerusakan dasar panggul.

c. Wanita yang takut terjadinya perubahan pada tubuhnya atau sexuality

image dan setelah melahirkan.

3. Komplikasi Sectio Caesarea

Komplikasi persalinan Sectio caesarea (SC) yaitu kerusakan organ organ seperti

vesika urinaria dan uterus saat dilangsungkan operasi, komplikasi anastesi,

perdarahan, infeksi dan tromboemboli. Kematian ibu juga lebih besar pada persalinan

SC dibandingkan persalinan pervaginam, gangguan rasa nyeri, infark dada, demam,

mobilitas fisik. (Morita, 2018)

4. Jenis Sectio Caesarea

a) Section caesarea transperitoneal

1) Section caesarea klasik/korpolar

Melakukan pembedahan seperti membuat irisan luka berbentuk tegak lurus

pada perut untuk jalan keluar bayi.

2) Section caesarea ismika

Melakukan pembedahan seperti membuat irisan luka garis mendatar diatas

tulang kemaluan bawah Rahim.

b) Section caesarea ekstraperioneal


Melakukan sectio caesarea dengan membuka parietalis tanpa membuka kavum

perut (H.P. Wahyuningsih, 2018)

B. Asuhan Keperawatan Pada Ibu Post Sectio Caesarea

1. Pengkajian

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosis keperawatan adalah penilaian klinis mengenai suatu pengalaman atau

respon klien mengenai masalah kesehatan pada proses kehidupan yang dialami oleh

klien. Tujuan dari diagnosis keperawatan yaitu mengidentifikasi respon klien

terhadap keadaan klien. (PPNI,2017)

Table 2.1

Diagnosa Keperawatan

NYERI AKUT D.007

Subkategori : Nyeri dan Kenyamanan

Definisi

Pengaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan

jaringan actual dan fungsional, dengan onset mendadak atau lambat

dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari

3 bulan.

Penyebab

1. Agen pencedera fisiologis (mis. Inflamasi, iskemia, neoplasma)


2. Agen pencedera kimiawi (mis. Terbakar, bahan kimia iritan)

Agen pencedera fisik (mis. Abses, amputasi, terbakar, terpotong,

mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, Latihan fisik

berlebihan)

Gejala dan Tanda Mayor

Subjektif Objektif

1. Mengeluh nyeri 2. Tampak meringis

3. Bersikap protektif (mis.

Waspada, posisi

menghindari nyeri)

4. Gelisah

5. Frekuensi nadi

meningkat

6. Sulit tidur

Gejala dan Tanda Minor


Subjektif Objektif

( Tidak tersedia ) 1. Tekanan darah

meningkat

2. Pola nafas berubah

3. Nafsu makan berubah

4. Proses berfikir

terganggu

5. Menarik diri

6. Berfokus pada diri

sendiri

7. Diaphoresis

Kondisi Klinis Terkait

1. Kondisi pembedahan

2. Cedera traumatis

3. Infeksi

4. Sindrom koroner akut

5. Glaukoma

3. Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan merupakan bentuk pemberian terapi yang diberikan serta

dikerjakan oleh tenaga perawat yang berlandaskan ilmu pengetahuan yang dimiliki

serta penilai Kesehatan untuk mencapai peningkatan yang diperoleh meliputi

pencegahan dan pemulihan pada pasien baik secara individu, keluarga, kelompok
serta komunitas. Standar intervensi keperawatan mencakup pemberian penanganan

secara komprehensif yang mengacu pada intervensi berbagai level praktik.

(PPNI,2017)

Tabel 2.2

Intervensi Keperawatan

Diagnosa keperawatan Luaran keperawatan Intervensi keperawatan

Kode D.007 Kode L.08066 Kode I.08238

Nyeri akut Tingkat nyeri Manajemen Nyeri

berhubungan dengan - Kemampuan Tindakan

agen pencedera fisik menuntaskan Observasi

(mis. Prosedur aktivitas dari - Identifikasi lokasi,

operasi) menurun menjadi karakteristik,

meningkat durasi, frekuensi,

- Keluhan nyeri dari kualitas, intensitas

meningkat menjadi nyeri

menurun - Identifikasi skala

- Meringis dari nyeri

meningkat menjadi - Identifikasi nyeri

menurun non verbal

- Gelisah dari - Identifikasi faktor

meningkat menjadi yang memperberat

menurun dan memperingan


- Kesulitan tidur dari nyeri

meningkat menjadi - Identifikasi

menurun pengetahuan dan

- Menarik diri dari keyakinan tentang

meningkat menjadi nyeri

menurun - Identifikasi

- Berfokus pada diri pengaruh budaya

sendiri dari terhadap respon

meningkat menjadi nyeri

menurun - Identifikasi

- Diaphoresis dari pengaruh nyeri

meningkat menjadi pada kualitas

menurun hidup

- Perasaan depresi - Monitor

(tertekan) dari keberhasilan terapi

meningkat menjadi komplementer

menurun yang sudah

- Perasaan takut diberikan

mengalami cedera - Monitor efek

berulang dari samping

meningkat menjadi penggunaan

menurun analgetic

- Anoreksia dari Terapeutik


meningkat menjadi - Berikan Teknik

menurun nonfarmakologis

- Perineum terasa untuk mengurangi

tertekan dari rasa nyeri (mis.

meningkat menjadi TENS, hipnosis,

menurun akupresur, terapi

- Uterus teraba musik,

membulat dari biofeedback, terapi

meningkat menjadi pijat, aromaterapi,

menurun Teknik imajinasi

- Ketegangan otot dari terbimbing,

meningkat menjadi kompres

menurun hangat/dingin,

- Pupil dilatasi dari terapi bermain)

meningkat menjadi - Kontrol

menurun lingkungan yang

- Muntah dari memperberat rasa

meningkat menjadi nyeri (mis. Suhu

menurun ruangan,

- Mual dari meningkat pencahayaan,

menjadi menurun kebisingan)

- Frekuensi nadi dari - Fasilitasi istirahat

memburuk menjadi dan tidur


membaik - Pertimbangkan

- Pola napas dari jenis dan sumber

memburuk menjadi nyeri dalam

membaik pemilihan strategi

- Tekanan darah dari meredakan nyeri

memburuk menjadi Edukasi

membaik - Jelaskan

- Proses berpikir dari penyebab, periode

memburuk menjadi dan pemicu nyeri

membaik - Jelaskan strategi

- Fokus dari meredakan nyeri

memburuk menjadi - Anjurkan

membaik memonitor nyeri

- Fungsi berkemih dari secara mandiri

menurun menjadi - Anjurkan

membaik menggunakan

- Perilaku dari analgetic secara

memburuk menjadi tepat

membaik - Ajarkan Teknik

- Nafsu makan dari nonfarmakologis

memburuk menjadi untuk mengurangi

membaik rasa nyeri

- Pola tidur dari Kolaborasi


memburuk menjadi - Kolaborasi

membaik pemberian

analgetic, jika

perlu.

4. Implementasi

Implementasi keperawatan adalah rangkaian proses yang dilakukan oleh tenaga

perawat bertujuan untuk membantu masalah Kesehatan yang dirasakan agar

memperoleh Kesehatan yang lebih baik, pada implementasi ini untuk memenuhi

kebutuhan pasien serta memenuhi kebutuhan keperawatan agar memperoleh kegiatan

komunikasi. (Rukmi, 2022)

5. Evaluasi

Pada tahapan evaluasi ini merupakan akhir dari proses asuhan keperawatan yang

melibatkan evaluasi dari hasil rencana yang kita berikan kepada pasien bertujuan

untuk melihat apakah rencana tersebut berhasil menyelesaikan masalah kesehatan

pada pasien atau perlunya rencana selanjutnya.(Rukmi, 2022)

C. Manajemen Penerapan Terapi Benson Dan Slow Deep Breath

1. Definisi terapi benson dan slow deep breath

Relaksasi Slow Deep Breathing dan relaksasi Benson merupakan salah satu

Tindakan non farmakologi dalam penatalaksanaan nyeri. Slow deep breathing

relaxation atau relaksasi nafas dalam merupakan teknik relaksasi yang dapat
menurunkan nyeri dengan cara merangsang susunan saraf pusat yaitu otak dan

sumsum tulang belakang untuk memproduksi endorfrin yang berfungsi sebagai

penghambat nyeri. Slow deep breathing merupakan tindakan yang disadari untuk

mengatur pernapasan secara dalam dan lambat.

Relaksasi Benson merupakan pengembangan dari metode relaksai nafas dalam

dengan melibatkan factor keyakinan pasien yang dapat menciptakan suatu lingkungan

yang tenang sehingga dapat membantu pasien mencapai kondisi kesehatan dan

kesejahteraan lebih tinggi.

2. Tujuan Terapi Benson Dan Slow Deep Breath

Untuk mengetahui pengaruh kombinasi terpi relaksasi Benson dan slow deep

breath terhadap intensitas nyeri pasien post operasi sectio caesarea. (Sari Dinaryanti et

al., 2022)

3. Manfaat Terapi DBenson Dan Slow Deep Breath

4. SOP Terapi Benson Dan Slow Deep Breath

Table 2.3

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

Anda mungkin juga menyukai