DISUSUN OLEH :
Reinhard Sopaheluwakan
P07120119036
II A
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur patut kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmatNya Saya dapat menyelesaikan Asuhan Keperawatan ini dengan tepat waktu dan tanpa ada
masalah. Asuhan Keperawatan ini berjudul tentang " POST SECTIO CAESAREA ". Dalam
menyelesaikan makalah ini, banyak pihak yang turut membantu, oleh sebab itu kami ingin
Dalam penyusunan asuhan keperawatan ini, kami menyadari masih terdapat kekurangan
maupun kesalahan, untuk itu kami meminta saran dan kritik agar kami dapat memperbaiki kesalahan
kami. Kami juga berharap bahwa Makalah ini dapat bermanfaat bagi tiap orang yang membacanya .
Penulis
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Tujuan.............................................................................................................3
1. Tujuan Umum...........................................................................................3
2. Tujuan Khusus..........................................................................................3
C. Manfaat............................................................................................................3
BAB II PENGELOLAAN KASUS
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Rasa Nyaman:
Nyeri
1.1 Konsep Dasar Sectio Caesarea..................................................................4
1.1.1 Defenisi Sectio Caesarea................................................................4
1.1.2 Indikasi Sectio Caesarea.................................................................5
1.1.3 Jenis- Jenis Operasi Sectio Caersarea.............................................6
1.1.4 Resiko atau Efek Samping Melahirkan Caesarea............................7
1.2 Konsep Dasar Nyeri pada Ibu Post operasi Sectio Caesarea...................8
1.2.1 Etiologi Nyeri Sectio Caesarea.......................................................9
1.2.2 Manajemen Nyeri Pasca Operasi Sectio Caesarea..........................9
1.2.3 Faktor-Faktor yang mempengaruhi.................................................10
1.2.4 Asuhan Keperawatan.......................................................................12
PENDAHULUA
A. Latar Belakang
Persalinan Sectio caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin
dengan membuka dinding perut dan dinding uterus. Persalinan sectio caesarea
dipengaruhi oleh beberapa indikasi diantaranya indikasi ibu dan indikasi
janin.Indikasi ibu antara laindisproporsi kepala panggul/CPD, disfungsi uterus,
distosia jaringan lunak, dan plasenta previa. Sedangkan indikasi janin: janin besar,
gawat janin, letak lintang (Kasdu,2003).
Hasil data dari Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2010, angka ibu
melahirkan dengan sectio caesarea periode lima tahun terakhir di indonesia
sebesar 15,3% dengan rentang tertinggi 27,2%.Hasil Riskesdas tahun 2013
menunjukan pre-eklampsia berat (11,04%), ketuban pecah dini (9,74%) dan
kelainan kontrksi rahim (8,77%). Faktor janin sebagian besar disebabkan karena
kelainan letak janin sebanyak 33 kasus (10,72%), kelainan plasenta baik plasenta
previa maupun solusio plasenta sebanyak 31 kasus (10,06%) dan (4,54%) karena
gawat janin.
Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah
memberikan “Asuhan keperawatan pada klien yang mengalami masalah
gangguan rasa nyaman: Nyeri post operasi sectio caesarea khususnya pada Ny.S
guna membantu memenuhi kebutuhan dasar”
Tujuan Khusus
C.Manfaat
4
2.1.2 Indikasi Sectio Caesarea
Indikasi dilakukan Sectio Caesara (SC) secara garis besar digolongkan
menjadi 2 yaitu (Kasdu,2003):
a. Indikasi Janin
Indikasi yang umum terjadi untuk dilakukan SC yaitu: bayi terlalu besar
(makrosomia), kelainan letak janin seperti: letak sungsang atau letak lintang,
presentasi bokong, berat lahir sangat rendah, ancaman gawat janin (fetal
disterss), janin abnormal, faktor plasenta seperti: plasenta previa, plasenta
lepas, plasenta accreta, vasa previa, kelainan tali pusat seperti: Prolapsus tali
pusat (tali pusat menumbung), terlilit tali pusat, bayi kembar (multiple
pregnancy).
b. Indikasi ibu
1) Usia
Ibu yang melahirkan untuk pertama kali pada usia sekitar 35 tahun
memiliki resiko melahirkan operasi. Apalagi usia 40 tahun keatas. Pada
usia ini, biasanya seseorang memiliki penyakit yang beresiko, misalnya
tekanan darah tinggi, penyakit jantung, kencing manis, dan preeklampsia.
2) Tulang Panggul
Cephalopelvic disproportion (CPD) adalah ukuran lingkar panggul ibu
tidak sesuai dengan ukuran lingkar kepala janin yang dapat menyebabkan
ibu tidak dapat melahirkan secara alami.
3) Persalinan sebelumnya dengan Operasi Secar
Sebenarnya, persalinan melalui bedah caesar tidak mempengaruhi
persalinan selanjutnya harus berlangsung secara operasi atau tidak.
Apabila memang ada indikasi yang mengharuskan dilakukannya tindakan
pembedahan, seperti bayi terlalu besar, panggul terlalu sempit, atau jalan
lahir yang tidak mau membuka, operasi bisa saja dilakukan.
4) Faktor hambatan jalan lahir
Adanya gangguan jalan lahir, misalnya jalan lahir yang kaku sehingga
tidak memungkinkan adanya pembukaan, adanya tumor dan kelainan
bawaan pada jalan lahir, tali pusat pendek, dan ibu sulit bernafas. Keadaan
ini menyebabkan persalinan terhambat atau macet, yang biasa disebut
distosia.
5) Kelainan kontraksi rahim
Jika kontraksi rahim lemah dan tidak terkoordinasi (inkordinate uterin
action) atau tidak elastisnya leher rahim sehingga tidak dapat melebar pada
proses persalinan, menyebabkan kepala bayi tidak terdorong dan tidak
dapat melewati jalan lahir dengan lancar.
6) Ketuban pecah dini
Robeknya kantung ketuban sebelum waktunya dapat menyebabkan bayi
harus segera dilahirkan. Apabila air ketuban habis sama sekali, padahal
bayi masih belum waktunya lahir, biasanya dokter akan berusaha
melahirkan bayi dari dalam kandungan, baik melalui kelahiran biasa
maupaun secara operasi caesarea. Air ketuban yang pecah sebelum
waktunya akan membuka rahim sehingga memudahkan masuknya bakteri
dari vagina.
7) Rasa takut kesakitan
Umumnya, seorang wanita yang melahirkan secara alami akan mengalami
proses rasa sakit, yaitu berupa rasa mulas, disertai rasa sakit dipinggang
dan pangkal paha yang semakin kuat dan menggigit. Akibatnya, untuk
menghilangkan itu semua mereka berfikir melahirkan dengan cara operasi.
2.1.3Jenis- Jenis Operasi Sectio Caesarea
Menurut Kasdu (2003), ada dua jenis sayatan operasi, yaitu sayatan
melintang dan vertikal.
Menurut Simkin (2007), terdapat resiko atau efek samping dari melahirkan
Sectio Caesarea:
a) Masalah muncul akibat obat bius selama pembedahan dan obat penghilang
nyeri sesudah Sectio Caesarea
b) Peningkatan insidensi infeksi dan kebutuhan akan antibiotik
c) Perdarahan yang dapat menimbulkan anemia
d) Rawat inap yang lebih lama, yang meningkatkan biaya persalinan
e) Nyeri pasca bedah yang berlangsung berminggu- minggu atau berbulan-
bulan
f) Resiko timbulnya masalah dari jaringan parut
g) Kemingkinan cidera pada organ lain
h) Peningkatan masalaha resiko pernafasan
i) Tingkat kemandulan yang lebih tinggi dibanding dengan wanita yang
melahirkan dengan pervaginam
j) Peningkatan resiko plasenta previa
k) Peningkatan kemungkinan harus dilakukannya bedah Sectio Caesarea
pada kehamilan berikutnya
2.2 Konsep Dasar Nyeri pada Ibu Post operasi Sectio Caesarea
a) Usia
Usia merupakan variabel penting yang mempengaruhi nyeri, khususnya pada
anak-anak dan lansia. Perbedaan perkembangan yang ditemukan diantara
kelompok usia ini dapat mempengaruhi bagaimana anak-anak dan lansia
bereaksi terhadap nyeri.
b) Jenis Kelamin
Secara umum, pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam berespon
terhadap nyeri. Akan tetapi, toleransi terhadap nyeri dipengaruhi oleh faktor
biokimia dan merupakan hal yang unik pada setiap individu.
c) Kebudayaan
Keyakinan dan nilai-nilai budaya mempengarui cara individu mengatasi
nyeri. Individu mempelajari apa-apa yang diharapkan dan apa yang diterima
oleh kebudayaan mereka. Hal ini meliputi bagaimana bereaksi terhadap nyeri.
d) Makna Nyeri
Makna seseorang yang berkaitan dengan nyeri mempengaruhi pengalaman
nyeri dan cara seseorang beradaptasi terhadap nyeri. Hal ini juga dikaitkan
secara dekat dengan latarbelakang budaya individu tersebut.
e) Perhatian
Tingkat seseorang klien memfokuskan perhatiannya pada nyeri dapat
mempengaruhi persepsi nyeri. Perhatian yang meningkat dihubungkan
dengan nyeri yang meningkat, sedangkan upaya pengalihan dihubungkan
dengan nyeri yang meningkat, sedangkan upaya pengalihan dihubungkan
dengan respon nyeri yang menurun. Konsep ini merupakan salah satu konsep
yang perawat terapkan di berbagai terapi untuk menghilangkan nyeri, seperti
relaksasi, teknik imajinasi, dan masasse.
f) Ansietas
Hubungan antar nyeri dan ansietas bersifat kompleks. Ansietas seringkali
meningkatkan persepsi nyeri, tetapi nyeri juga dapat menimbulkan suatu
perasaan ansietas.
g) Keletihan
Keletihan meningkatkan persepsi nyeri. Rasa kelelahan menyebabkan sensasi
nyeri semakin intensif dan menurunkan kemampuan koping.
h) Pengalaman sebelumnya
Setiap individu belajar dari pengalaman nyeri. Pengalaman nyeri sebelumnya
tidak selalu berarti bahwa individu tersebut akan menerima nyeri dengan
lebih mudah pada masa yang akan datang. Apabila seorang klien tidak pernah
meraskan nyeri, maka persepsi pertama dapat mengganggu koping terhadap
nyeri.
i) Mekanisme Koping
Pengalaman nyeri dapat menjadi suatu pengalaman yang membuat seorang
merasakan kesepian. Hal yang sering terjadi adalah klien yang merasa
kehilangan kontrol terhadap lingkungan atau kehilangan kontrol terhadap
hasil akhir dari peristiwa yang terjadi
j) Dukungan keluarga dan sosial
adalah kehadiran orang-orang terdekat klien dan bagaimana sikap mereka
terhadap klien.
2.2.4 Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan pada Sectio Caesarea menurut (Mitayani,2009)
adalah sebagai berikut:
1. Sirkulasi
a. Hipertensi
b. Terdapat perdarahan vagina
2. Integritas ego
a. Dapat menunjukan prosedur yang diantisipasi sebagai tanda kegagalan dan
atau refleksi negatif pada kemampuan sebagai wanita.
3. Makanan cairan
a. Nyeri epigastrium, gangguan pengelihatan dan edema sebagai tanda- tanda
hipertensi karena kehamilan (HKK)
4. Nyeri/ketidaknyamanan
a. Distosia
b. Persalinan lama/disfungsional,kegagalan induksi
c. Terdapat nyeri tekan uterus
5. Keamananan
a. Penyakit hubungan seksual aktif (misalnya herpes)
b. Prolaps tali pusat, distres janin
c. Ancaman kelahiran janin yang prematur
d. Presentasi bokong dengan versi sefalik eksternal yang tidak berhasil
e. Ketuban pecah selama 24 jam atau lebih
f. Adanya kompilkasi ibu seperti HKK, diabetes, penyakit ginjal, atau jantung
serta infeksi asendens
6. Seksualitas
a. Disproporsi sefalopelvik (CPD)
b. Kehamilan multiple atau gestasi
c. Melahirkan secara bedah uterus atau serviks sebelumnya
d. Tumor atau neoplasma penghambat pelvis/jalan lahir
7. Penyuluhan/Pembelajaran
a. Kelahiran caeserea yang tidak direncanakan, dapat mempengaruhi ibu
2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah keperawatan didasarkan pada identifikasi kebutuhan
klien. Saat melakukan pengkajian menunjukan masalah, perawat harus mampu
menentukan pilihan diagnosa yang sesuai dengan masalah klien.
(Menurut Bobak,2005) Diagnosa keperawatan bervariasi pada setiap
individu. Berikut contoh diagnosa keperawatan yang relevan terhadap
pengendalian nyeri saat melahirkan sectio caeserea:
Resiko tinggi perubahan perfusi jaringan yang berhubungan dengan :
a. Efek analgesi atau anastesi
b. Posisi Maternal
Nyeri berhubungan dengan :
a. Proses persalinandan kelahiran
Rendah diri situasional yang berhubugan dengan :
a. Persepsi negatif terhadap prilaku wanita atau keluarga
Ansietas atau ketakutan yang berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang :
a. Prosedur analgesi blok saraf
b. Sensasi analgesi blok saraf yang timbul
c. Peran ibu selama analgesi blok saraf
d. Pilihan analgesi dan anastesi
Resiko tinggi cedera pada ibu yang berhubungan dengan :
a. Efek analgesi dan anastesi pada pengontrolan sensasi dan pengontrolan
motorik
4.Perencanaan
Menurut Bobak (2005), Rencana yang berkaitan dengan masalah klinis
dan masalah keperawatan dikembangkan secara spesifik. Rencana ini melibatkan
ibu dan keluarganya dalam menyusun prioritas dan pilihan mereka, perawat
bekerjasama dengan tenaga kesehatan primer dan ibu bersalin, memilih aspek-
aspek perawatan yang relevan bagi ibu dan keluarganya. Rencana keperawatan
yang dilakukan pada pasien dengan nyeri post Sectio Caeserea seperti mengkaji
skala nyeri pasien secara komprehensif meliputi intensitas nyeri, karakteristik,
frekuensi nyeri, lokasi nyeri, kaji tanda-tanda vital, lakukan penatalaksanaan non
farmakologis seperti teknik distraksi ( seperti pijatan dan musik) teknik relaksasi
(seperti teknik nafas dalam) dan pemberian terapi obat.
Hasil akhir asuhan keperawatan yang diharapan dan berhubungan dengan
pengontrolan nyeri meliputi pertimbangan berikut :
1. Ibu akan memperoleh pereda nyeri yang adekuat tanpa menambah
resiko bahaya pada dirinya (misalnya, melalui metode non
farmakologis, pemberian dosis obat, waktu dan cara pemberian yang
tepat)
2. Janin tetap sehat dan akan menyesuaikan diri terhadap kehidupan
ekstrauterin
3. Keluarga/orang-orang terdekat lain mengetahui kebutuhan dan hak-
hak mereka dalam kaitannya dengan pemakaian analgesi dan anastesi.
Implementasi Keperawatan
Menurut Mitayani (2009), implementasi merupakan tindakan yang sesuai
dengan yang telah direncanakan, mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi.
1.Tindakan mandiri adalah tindakan keperawatan berdasarkan analisis dan
kesimpulan perawat dan bukan atas petunjuk tenaga kesehatan lain.
Evaluasi Keperawatan
1. Pengkajian
FAKULTAS KEPERAWATAN
POLTEKKES MALUKU
I.BIODATA
Identitas Pengkajian
Nama : Ny.A
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 20 tahun
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Kristen
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Batu gantung dalam kelurahan manggadua
Tanggal Masuk RS : 7 Maret 2021
No.Register : 013683
Ruangan/Kamar : Kelas II
Golongan Darah : O
Tanggal pengkajian : 18 juni 2017
Diagnosa Medis : Post Sectio caesarea hari ke-1
II.KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan nyeri pada luka operasi berhubungan dengan tindakan
sectio caesarea
III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
A. Provocative/palliative
1. Apa Penyebabnya
Karena luka operasi sectio caesarea
2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan :
Pasien mengatakan nyeri terasa berkurang dengan minum obat dan tarik
nafas dalam
B. Quantity/quality
1. Bagaimana di rasakan :
2. Bagaimana di lihat :
1. Dimana Lokasinya :
2. Apakah Menyebar :
D. Saverity
E. Time
C. Pernah dirawat/dioperasi :
A. Orang tua
Pasien mengatakan ibu klien menderita penyakit Asam urat
B. Saudara Kandung
Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang
serius
C. Penyakit keturunan yang ada
Pasien mengatakan tidak ada penyakit keturunan pada keluarga
F. Penyebab meninggal
Tidak ada
VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL
B. Konsep Diri:
- Peran Diri : Pasien di rumah berperan sebagai istri dan menjadi ibu
dari anaknya yang baru lahir walaupun peran sebagai
ibu belum dilakukan secara maksimal
- Identitas : Pasien saat ini sebagai seorang istri dan ibu dari anaknya
C. Keadaan emosi:
D. Hubungan Sosial
E.Spiritual
Pasien beragama islam, selalu mengikuti nilai dan keyakinan sesuai dengan
agama. Selama di rawat pasien jarang beribadah sholat, tetapi ia selalu berdoa
untuk kesembuhannya
VII. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
Composmentis
2. Tanda-tanda Vital
a. Suhu Tubuh : 37,3C
b.Tekanan Darah : 130/80 mmHg
c. Nadi : 80x/menit
d.Pernafasan : 23x/menit
e. Skala nyeri : 6 diukur dengan skala numerik
f. TB : 155cm
g.BB : 50 kg
3. Pemeriksaan head to toe
Saat dilakukan pengkajian pada kepala bentuk kepala terlihat bulat,
penyebaran rambut merata, warna rambut pesien hitam dan panjang, kulit kepala
terlihat kotor. Struktur wajah pasien berbentuk oval dan warna kulit pasien coklat,
mata terlihat tidak ada anemis (-) pada konjungtiva dan sklera berwana putih,
tidak ada sekret pada hidung, pasien tidak mengalami kesulitan bernafas dan tidak
ada pergerakan cuping hidung, pemerikasaan pada telinga tidak terlihat adanya
serumen (kotoran) pada telinga, ukuran telinga simetris antara kanan dan kiri dan
ketajaman pendengaran pasien baik. Terlihat mukosa bibir pasien lembab dan
bibir simetris, tidak ada pembesaran kelenjar thyroid pada leher dan denyut nadi
karotis teraba. Kebersihan kulit pasien terjaga terlihat kulit pasien lembab, turgor
kulit kembali < 2detik, kuku pasien terlihat bersih dan pendek, ekstermitas atas
dan bawah tidak terlihat adanya edema (-). Saat dilakukan pemeriksaan pada
payudara terlihat payudara pasien bengkak dan pengeluaran ASI belum lancar
pada hari ke -1, putting payudara tampak menonjol serta warna aerola hitam,
pemeriksaan pada abdomen terdapat luka jahitan post operasi sectio ±10cm yang
dibalut dengan kassa, balutan terlihat bersih dan tidak ada pendarahan, tidak
dilakukan palpasi pada abdomen pasien.
VIII. PENGKAJIAN PADA IBU SECTIO CAESEREA
1. Sirkulasi
Saat dilakukan pengkajian tidak ada ditemukan tanda-tanda kesulitan bernafas,
pemeriksaan tanda-tanda vital TD: 130/80mmHg, pernafasan: 23x/menit, dan nadi
80x/menit, klien mengatakan tidak ada riwayat hipertensi, pada ekstermitas atas
dan bawah pasien tidak ada pembengkakan (edema), pasien mengalami
perdarahan vagina karena cairan lochea yang mengalir dari rahim, cairan lochea
pasien terlihat berwarna merah yang bercampur dengan warna urin karena hari ke-
1 klien masih menggunakan kateter.
2. Integritas ego
Perasaan yang dirasakan klien saat ini yaitu nyeri akibat dari tindakan sectio
caesarea sehingga klien merasa takut untuk melakukan aktivitas bergerak dan
klien terlihat cemas dan sering bertanya-tanya kepada perawat karena produk ASI
belum keluar lancar dan payudara terlihat bengkak.
3. Makanan/cairan
Klien tidak mengalami nyeri pada epigastrium dan tidak ada mual-muntah,
terlihat klien selalu menghabiskan makanan yang diberi dari rumah sakit, mukosa
bibir klien terlihat lembab
4. Nyeri/Ketidaknyamanan
Saat ini klien mengatakan nyeri pada abdomen karena tindakan sectio setelah
efek anastesi hilang sehingga menganggu kenyaman dan aktivitas, sebelum
dilakukan tindakan sectio klien merasakan nyeri hebat karena persalinan
lama/disfungsional .
5. Seksualitas
Klien melahirkan anak pertamanya ini dengan cara sectio karena panggul
sempit (CPD/Disproporsi sefalopelvik)
6. Penyuluhan/Pembelajaran
Klien mengatakan kelahiran dengan cara sectio tidak direncanakan, tetapi
klien sudah memahami prosedur tindakan sectio setelah mendapat penyuluhan
dari tenaga kesehatan seperti perawat dan dokter sehingga menguragi rasa takut
yang dirasakan sebelum dilakukan tindakan sectio.
IX. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
2 Ketorolac 30mg/8jam
3 Ranitidin 50mg/12jam
4 Transamin 500mg/8jam
5 Metronidazole 500mg/8jam
7 Vitamin C 100 mg
1x sehari
ANALISA DATA
Tanda-tanda vital :
TD : 130/80mmHg
Respirasi : 23x/menit
Nadi : 80x/menit
3. Rumusan Masalah
Masalah Keperawatan
Diagnosa Keperawatan(Prioritas)
No Perencanaan Keperawatan
Dx
1 Tujuan dan Kriteria hasil:
Diharapkan nyeri klien berkurang/terkontrol (tahu penyebab nyeri, mampu
menggunakan teknik non farmakologi untuk mengurangi nyeri) dengan
Kriteria hasil:
1. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan
manajemen nyeri (wajah tidak tampak meringis)
2. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
3. Tanda vital dalam rentang normal
Rencana Tindakan Rasional
Komunikasi teraupetik dan Membina hubungan saling
menjelaskan tujuan dari komunikasi percaya
Berikan pendkes tentang penyebab Membantu meningkatkan
nyeri yang dirasakan pengetahuan pasien
Kaji tanda-tanda vital Untuk mengetahui adanya
perubahan tanda-tanda vital
Lakukan pengkajian nyeri Untuk menentukan intervensi
secara komprehensif meliputi yang sesuai dan mengetahui
lokasi, karakteristik, dan keparahan derajat nyeri pasien
nyeri Membantu dalam
Observasi isyarat mengidentifikasi derajat
nonverbal ketidaknyamanan
ketidaknyamanan Membantu mengurangi nyeri
Ajarkan penggunaan teknik dan memberi ketenangan pada
nonfarmakologi : napas dalam (teknik pasien
relaksasi) distraksi (menonton TV,
mendengar musik) Membantu mengurangi nyeri
Kolaborasi pemberian terapi obat
No Perencanaan Keperawatan
Dx
2 Tujuan dan Kriteria hasil:
Mobilitas dapat teratasi dengan baik dengan Kriteria hasil:
1. Keadaan umum baik
2. Klien dapat beraktivitas seperti semula
3. Klien dapat bergerak secara mandiri
PELAKSANAAN
KEPERAWATAN
4.TD : 130/80mmHg
Pernafasan : 23x/menit
Nadi : 80x/menit
P:Intervensi dilanjutkan
Senin, I Mengukur kembali skala nyeri S:
8 Maret pasien : Menggunakan skala Pasien mengatakan nyeri
2021 numeric rating scale (0-10) dengan berkurang
menanyakan skala nyeri yang O:
dirasakan. 1. Pasien terlihat nyaman,
wajah terlihat rileks dan Skala
Mengukur tanda-tanda vital nyeri 5
(TD, pernafasan, nadi)
2.TD: 130/80mmHg
Menganjurkan menggunakan teknik Pernafasan : 23x/menit
nafas dalam saat nyeri muncul Nadi: 80x/menit
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengkajian pada Ny.S tanggal 18-juni 2017 di dapatkan
data subjektif bahwa klien mengeluh nyeri pada daerah abdomen karena luka
jahitan operasi sectio dan pada hari ke -1 klien belum mampu melakukan aktivitas
secara mandiri, data objektif wajah klien tampak meringis dan aktivitas klien
dibantu oleh keluarga dan perawat. Maka dilakukan asuhan keperawatan pada
Ny.S untuk mengurangi skala nyeri yang dirasakan dan membantu meningkatkan
mobilisasi, pengakajian dilakukan selam 3 hari di rumah sakit. Selama
pengkajian perawat memberikan intervensi yang sesuai dan sistematis, tindakan
keperawatan yang dilakukan antara lain: Menanyakan skala nyeri, lokasi dan
karakteristik, menjelaskan penyebab nyeri, mengukur tanda-tanda vital,
mengajarkan teknik distraksi (mendengar musik) dan relaksasi (tarik nafas dalam)
dan pemberian terapi obat, serta mengajarkan klien melakukan miring kanan dan
miring kiri, klien mengalami penurunan skala nyeri setiap hari, lalu pada hari
ketiga pasien mulai berdaptasi terhadap nyeri dan skala nyeri 3, masalah nyeri
pada Ny.S teratasi sehingga intervensi di hentikan
SARAN
Saran dari penulis setelah menyusun karya tulis ilmiah ini adalah
diharapakn kepada perawat untuk lebih memperhatikan gangguan rasa nyaman
yang dialami oleh klien dengan skala kecil sekalipun, dalam memberikan asuhan
keperawatan dimulai dari pengkajian yang tepat untuk mendapatkan data yang
akurat sehingga kriteria hasil tercapai dan kebutuhan dasar klien terpenuhi.
1. Bagi pasien
Disarankan kepada pasien untuk tetap mengikuti anjuran dari doker, dan tenaga
kesehatan lainnya serta menjaga kesehatannya
2. Bagi Layanan Keperawatan
Disarankan kepada perawat untuk dapat memberikan pelayanan keperawatan
dengan meningkatkan kinerja yang baik sehingga memuaskan pasien
32
33
Daftar Pustaka
Aziz, A.H (2008). Pengantar kebutuhan dasar manusia aplikasi konsep dan
proses keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Bobak, M.I, et.,al. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas (ed.4) . Jakarta:
EGC
Depkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan: Jakarta
Potter, P.A & Perry, A.G. (2010). Buku ajar fundamental keperawatan konsep,
proses, dan praktik (ed.7, Buku 3). Jakarta: EGC
Potter, P.A & Perry, A.G. (2006). Buku ajar fundamental keperawatan konsep,
proses, dan praktik (ed.4,vol 2). Jakarta: EGC
Rasjidi, (2009). Manual Secio Sesarea & Laparotomi Kelainan Adneksia. Jakarta:
Cv Sagung Seto
Simkin, et., al. (2007). Kehamilan, melahirkan & bayi: Jakarta: Arcan
Wilkinson, J.M & Ahern, N.R. (2011). Buku saku diagnosis keperawatan:
diagnosis NANDA, intervensi NIC, kriteria hasil NOC. Jakarta: EGC
CATATAN PERKEMBANGAN
4.TD : 130/80mmHg
Pernafasan : 23x/menit
Nadi : 80x/menit