i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................4
C. Tujuan Penelitian........................................................................................4
D. Manfaat Penelitian......................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................6
A. Konsep Post Partum....................................................................................6
B. Konsep Sectio Caesarea..............................................................................8
C. Konsep Nyeri Luka...................................................................................16
D. Konsep Teknik Relaksasi.........................................................................30
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Untuk Mengetahui Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam dengan Nyeri
Luka pada Ibu Post Sectio Caesarea.
b. Tujuan Khusus
a. Untuk Mengetahui tingkat nyeri pada ibu post sectio caesarea
Sebelum melakukan Teknik Relaksasi Nafas Dalam .
b. Untuk Mengetahui tingkat nyeri pada ibu post sectio caesarea
Setelah melakukan Teknik Relaksasi Nafas Dalam .
c. Untuk Mengetahui pengaruh teknik relaksasi nafas dalam pada
nyeri luka ibu post sectio caesarea .
D. Manfaat Penelitian
6
7
Gambar 2.1
Gambar 2.2
(a)Segmen bawah, (b) klasik dan (c) Kroning-Gellhorn-Beck
4. Indikasi sectio caesarea
Indikasi sectio caesarea terbagi menjadi 2 yaitu indikasi medis dan
non medis.
a. Indikasi Medis Menurut Hanifah (2017), bahwa indikasi medis
sectio caesarea di bagi menjadi 2 yaitu:
1) Indikasi ibu
a. Panggul sembit absolut
b. Tumor-tumor jalan lahir yang menimbulkan obstuksi
c. Stenosis serviks/vagina
d. Plasenta previa
e. Disproporsi sefalopelvik
11
c. Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila
reperitonialisasi terlalu tinggi
d. Kemungkinan ruptura uteri spontan pada kehamilan mendatang
8. Pemeriksaan Penunjang sectio caesarea
a. Pemantauan janin terhadap kesehatan janin
b. Pemantauan EKG
c. JDL dengan diferensial
d. Elektrolit
e. Hemoglobin atau hematocrit
f. Golongan darah
g. Urinalisis
h. Amniosentesis terhadap maturitas paru janin sesuai indikasi
i. Pemeriksaan sinar x sesuai indikasi
9. Dicharge Planning
a. Dianjurkan jangan hamil selama kurang lebih satutahun
b. Kehamilan selanjutnya hendaknya diawasi dengan pemeriksaan
anternatal yang baik
c. Dianjurkan untuk bersalin dirumah sakit yang besar
d. Lakukan perawatan post operasi sesuai arahan tenaga medis selama
dirumah
e. Konsumsi makanan yang bergizi dan istirahat yang cukup
10. Penatalaksanaan
a. Pre-Sectio Caesarea
1. Dapatkan persetujuan tindakan.
2. Lakukan pemeriksaan golongan darah dan kompatibilitas atau
crossmatch
jika diperlukan. Darah harus cross match jika terjadi kondisi
berikut:
a. Ibu mengalami anemia (Hb<10g/dl). Normal : ibu hamil (12-
14g/dl)
b. Plasenta previa (4 unit darah dilakukan cross match)
c. Letak plasenta anterior dan sectio caesarea sebelumnya.
14
1. Definisi Nyeri
Menurut Sigit Nian Prasetyo (2015) nyeri dibagi beberapa bagian
yaitu :
a. Definisi Nyeri secara medis
15
koronaria
Listrik Terkena sengatan
listrik
Spasme Spasme otot
b. Reseptor Nyeri
Reseptor merupakan sel-sel khusus yang mendektesi perubahan-
perubahan partikular disekitarnya, dengan proses terjadinya nyeri
maka reseptor inilah yang menangkap stimulus nyeri. Reseptor
dapat terbagi menjadi :
1. Exteroreseptor
Yaitu reseptor yang berpangaruh terhadap perubahan pada
lingkungan eksternal, antara lain :
a. Corpusculum miessineri, corpusculum markel : untuk
merasakan stimulus taktil (sentuh/ rabaan)
b. Corpusculum krausse : untuk merasakan rangsangan
dingin
c. Corpusculum Ruffini : untuk merangsang panas,
merupakan ujung saraf bebas yang terletak di dermis dan
sub kutis
2. Teleresptor
18
Tabel 1.3
Perbedaan antara Nyeri Akut dan Nyeri Kronik
Karakt Nyeri Akut Nyeri
eristik Kronik
Tujuan Memperingat Memberik
kan klien an alasan
terhadap pada klien
21
cedera/ untuk
masalah mencari
Awitan Mendadak Terus
menerus/
intermitte
nt
Durasi Durasi Durasi
intensit singkat (dari lama (6
as beberapa bulan/lebi
detik sampai h)
6 bulan)
ringan
sampai berat
Respon Frekuensi Tidak
otonom jantung terdapat
meningkat respon
otonom
Volume
sekuncup Vital sign
meningkat dalam
batas
Tekanan
normal
darah
meningkat
Dilatasi pupil
meningkat
Tegangan
otot
meningkat
Motilitas
22
gastrointestin
al menurun
Aliran saliva
menurun
Respon Anxietas Depresi
psikolo
Keputus
gis
asaan
Mudah
tersinggun
g/ marah
menarik
diri
Respon Menangis Keterbatas
fisik/pe /mengerang an gerak
rilaku
Waspada Kelesuan
Mengerutkan Penurunan
dahi libido
Menyeringai Kelelahan/
kelemahan
Mengeluh
sakit Mengeluh
sakit
hanya
ketika
dikaji/dita
nyakan
Contoh Nyeri bedah, Nyeri
trauma kanker,
23
arthritis,
euralgia
terminal
3) Nyeri Kutaneus/Superficial
Terdapat 2 macam nyeri superficial, bentuk yang pertama
adalah nyeri dengan onset yang tiba-tiba dan mempunyai kualitas
yang tajam, dan bentuk kedua adalah nyeri dengan onset yang
lambat disertai rasa terbakar. Nyeri superficial dapat dirasakan pada
seluruh permukaan tubuh atau kulit klien. Trauma gesekan, suhu
yang terlalu panas dapat menjadi penyebab timbulnya nyeri
superficial.
4) Nyeri Somatis Dalam (Deep Somatic Pain)
Nyeri Somatis ialah fenomena nyeri yang kompleks. Struktur
somatis merupakah bagian tubuh seperti otot-otot atau tulang. Nyeri
somatis dalam biasanya bersifat difus (menyebar) berbeda dengan
nyeri superficial yang mudah untuk dikolalisir. Struktur somatis
berbeda-beda didalam tubuh manusia intensitasnya terhadap nyeri.
Bagian yang mempunyai sensitivitas tinggi terhadap nyeri antara
lain : tendon, fascia dalam, ligamen, pembuluh darah, tulang
periosteum dan nervus-nervus. Otot skeleton hanya sensitif terhadap
iskemi dan peregangan. Tulang dan kartilago biasanya sensitif
terahadap tekanan yang ekstrim atau stimulasi kimia (misal :
rhematoid arthritis, osteomyelitis).
5) Nyeri Visceral
Istilah nyeri visceral biasanya mengacu pada bagian visceral
abdomen, walaupun sebenarnya kata viscus (jamak dari viscera)
berati setiap organ tubuh bagian dalam yang lebar dan mempunyai
ruang seperti cavitis tengkorak, cavitis thorak, cavitis abdominal
dan cavitis pelvis. Penyebab nyeri visceral yaitu semua rangsangan
yang dapat menstimulasi ujung saraf nyeri daerah visceral.
Rangsangan tersebut dapat berupa iskemi jaringan visceral. Spasme
24