Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

“TANGGUNG JAWAB KEWIRAUSAHAAN”

Dosen Pengampu Mata Kuliah


Dali, SKM.,M.Kes

Disusun Oleh :

Kelompok 4

1. Dewi Cahyani (P00320020011)


2. Putri Aulia Febriana (P00320020032)
3. Alpian Irmanto (P00320020004)
4. Glorita Oktavianti (P00320020018)
5. Musdalifah (P00320020025)
6. Sitti Aprilia Fandini H (P00320020039)
7. Yusma Amin (P00320020046)

Kelas : II. A Keperawatan


Semester : 3 (Ganjil)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEPERAWATAN
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami. Sholawat serta salam tetap kami
junjungkan kepada Nabi agung Muhammad SAW yang telah membawa kita dari
zaman jahiliyah sampai ke zaman yang penuh ilmu ini.

Makalah yang berisikan tentang ”Tanggung Jawab Kewirausahaan” ini


kami susun guna memenuhi tugas dari Ibu Dali, SKM.,M.Kes yang senantiasa
mendampingi kami untuk menimba ilmu. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir baik yang
secara langsung maupun tidak langsung. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi
segala ikhtiar kita. Aamiin.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Kendari, 14 Oktober 2021

Penyusun

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
A. Latar Belakang .....................................................................................
B. Rumusan Masalah ................................................................................
C. Tujuan Penulisan..................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................
A. Pengertian Tanggung Jawab Kewirausahaan.......................................
B. Jenis jenis Tanggung Jawab Kewirausahaan .......................................
C. Upaya Memiliki Rasa Tangung Jawab ................................................
D. Resiko-Resiko Yang Mungkin Timbul Dalam Kegiatan Bisnis ..........
E. Mengelola Program Tanggung Jawab Dalam Kewirausahaan ............
F. Tanggung Jawab Seorang Pengusaha ..................................................
G. Lingkup-Lingkup Tanggung Jawab Sosial ..........................................
BAB III PENUTUP ........................................................................................
A. Kesimpulan ..........................................................................................
B. Saran ....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah proses mengidentifikasi,
mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa
berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu.
Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk
pada kondisi risiko atau ketidakpastian.
Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenlkan oleh Richard
Castillon pada tahun 1755. Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda
dikenal dengan ondernemer, di jerman dikenal dengan unternehmer.
Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa Negara
seperti Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an banyak
universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha kecil.
Pada tahun 1980-an, hamper 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan
pendidikan kewirausahaan. Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru
terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan
dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi,
pemahaman kewirausahann baik melalui pendidikan formal maupun
pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi
berkembang.
Kewirausahaan suatu ilmu yng mengkaji tentang pengembangan dan
pembangunan semangat kreatifitas serta berani menanggung resiko terhadap
pekerjaan yang dilakukan demi mewujudkan hasil karya tersebut. Keberanian
mengambil resiko sudah menjadi milik seorang wirausahawan karena ia
dituntut untuk berani dan siap jika usaha yang dilakukan tersebut belum
memiliki nilai perhatian di pasar, dan ini harus dilihat sebagai bentuk proses
menuju kewirausahaan sejati. Rasa tanggung jawab merupakan sebuah sikap
yang selalu diajarkan oleh orang tua kepada anak-anaknya semenjak kecil.
Setiap orang memang perlu memiliki sikap tanggung jawab terhadap apapun,
seperti pekerjaan dan juga pilihan hidupnya sendiri. Saat masih kecil, seorang
anak cenderung untuk belum memiliki rasa tanggung jawab. Contoh paling
sederhana untuk menggambarkan hal ini adalah seorang anak biasanya enggan
membereskan kamarnya yang berantakan setelah bermain boneka seharian.
Sikap seperti ini dapat diubah dengan pengertian dan latihan yang diberikan
orang tua kepada anaknya. Latihan dan pengertian untuk membereskan kamar
setelah bermain bukan hanya perkara membuat kamar menjadi rapi, tapi juga
mengajarkan seorang anak untuk bisa bertanggung jawab semenjak ia masih
kecil.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari Tanggung Jawab Kewirausahaan?
2. Apa Saja Jenis-Jenis Tanggung Jawab Kewirausahaan?
3. Bagaimana Upaya Memiliki Rasa Tanggung Jawab ?
4. Apa Saja Resiko-Resiko Yang Mungkin Timbul Dalam Kegiatan Bisnis ?
5. Bagaimana Mengelola Program Tanggung Jawab Dalam Kewirausahaan ?
6. Apa Tanggung Jawab Seorang Pengusaha ?
7. Bagaimana Lingkup Lingkup Tanggung Jawab Sosial ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian dari Tanggung Jawab Kewirausahaan
2. Untuk Mengetahui Jenis-Jenis Tanggung Jawab Kewirausahaan
3. Untuk Mengetahui Upaya Memiliki Rasa Tanggung Jawab
4. Untuk Mengetahui Resiko-Resiko Yang Mungkin Timbul Dalam Kegiatan
Bisnis
5. Untuk Mengetahui Mengelola Program Tanggung Jawab Dalam
Kewirausahaan
6. Untuk Mengetahui Tanggung Jawab Seorang Pengusaha
7. Untuk Mengetahui Lingkup Lingkup Tanggung Jawab Sosial
BAB II
PEMBAHASA
N

A. Pengertian Tanggung Jawab Kewirausahaan


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tanggung jawab adalah
keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Jika terjadi sesuatu yang tidak
sesuai dengan harapan, maka seorang penanggung jawab dapat dituntut,
dipersalahkan, diperkarakan, dan sebagainya.
Tanggung jawab juga merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku
atau perbuatan yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab
juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
Tanggung jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian
kehidupan manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung
jawab. Apabila ia tidak mau bertanggung jawab, maka ada pihak lain yang
memaksakan tanggung jawab itu. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat
dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi pihak yang berbuat dan dari sisi
kepentingan pihak lain
Jadi, dapat di simpulkan bahwa, tanggung jawab kewirausahaan adalah
kesadaran akan tigkah laku atau perbuatan dalam menjalankan suatu bisnis
atau usaha

B. Jenis – Jenis Tanggung Jawab Kewirausahaan


Menurut Stephen R. Covey (1997: 61) kata responsibility (tanggung
jawab) terdiri dari dua kata yaitu response (tanggapan) dan ability
(kemampuan). Jadi pada dasarnya tanggung jawab menunjukkan kemampuan
yang harus dimiliki seseorang atau sebuah organisasi perusahaan untuk
memberikan tanggapan terhadap berbagai hal yang diminta tanggapannya oleh
pihak lain.
Saat ini perusahaan dihadapkan kepada tiga jenis tanggung jawab yaitu
tanggung jawab ekonomi, tanggung jawab hukum, dan tanggung jawab sosial.
1. Tanggung Jawab Ekonomi
Perusahaan korporasi dibentuk untuk menghasilkan laba secara
optimal. Dalam hal ini para pengelola perusahaan korporasi memiliki
tanggung jawab ekonomi (economic responsibility) diantaranya
kepada para pemegang saham (stockholders/shareholders) dimana laba
tersebut sebagian diantaranya akan dibagikan kepada para pemegang
saham dalam bentuk deviden dan sebagian lainnya merupakan laba
ditahan (retained earning) yang akan meningkatkan nilai dari suatu
perusahaan.
Selain memiliki tanggung jawab ekonomi kepada para pemegang
saham, perusahaan korporasi juga memiliki tanggung jawab ekonomi
kepada para kreditor yang telah menyediakan pinjaman bagi
perusahaan. Dalam hal ii perusahaan memiliki tanggung jawab untuk
membayar cicilan pokok pinjaman dan bunga pinjaman yang jatuh
tempo.kegagalan perusahaan untuk memenuhi tanggung jawab kepada
para kreditor akan sangat memengaruhi riwayat kredit perusahaan dan
akan mengakibatkan penurunan harga saham perusahaan (Solihin,
2006).
2. Tanggung Jawab Hukum
Dalam melaksanakan kegiatan operasinya perusahaan korporasi
juga harus mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku
sebagai bentuk tanggung jawab hukum (legal responsibility).
Hukum dan peraturan dibuat agar perusahaan berjalan sesuai
harapan dan cita-cita masyarakat. Selain itu, hukum dan peraturan juga
membantu menciptakan bisnis yang relatif adil bagi semua pemain
bisnis dalam suatu industri yang saling bersaing satu dengan lainnya.
Tujuan yang ingin dicapai melalui penegakan hukum dan peraturan
adalah agar perusahaan yang satu tidak dirugikan oleh tindakan
perusahaan pesaing lainnya.
3. Tanggung Jawab Sosial
Kotler dan Lee (2005) memberikan rumusan tanggung jawab sosial
perusahaan (corporate social responsibility) sebagai berikut:
”corporate social responsibility is a commitment to improve
community well being through discretionary business practices and
contribution of corporate resources”
Dalam definisi tersebut, Kotler dan Lee memberikann penekanan
pada kata discretionary dalam arti bahwa kegiatan tanggung jawab
sosial perusahaan semata-mata merupakan komitmen perusahaan
secara sukarela untuk turut meningkatkan kesejahteraan komunitas
dan bukan merupakan aktivitas bisnis yang diwajibkan oleh hukum
dan perundang-undangan seperti keajiban untuk membayar pajak atau
kepatuhan perusahaan terhadap undang-undang ketenagakerjaan.

C. Upaya Memiliki Rasa Tanggung Jawab


a. Pengertian Tanggung Jawab
Tanggung jawab menurut kamus umum bahasa indonesia adalah
keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung
jawab menurut kamus umum bahasa indonesia adalah berkewajiban
menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya atau
memberikan jawab dan menanggung akibatnya. Tanggung jawab adalah
kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja
maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat
sebagai wujudan kesadaran akan kewajibannya. Manusia pada hakikatnya
adalah makhluk yang bertanggung jawab.Disebut demikian karena
manusia, selain merupakan makhluk individual dan makhluk sosial, juga
merupakan makhluk ‘I’uhan. Manusia memiliki tuntutan yang besar untuk
bertanggung jawab mengingat ia mementaskan sejumlah peranan dalam
konteks sosial, individual ataupun teologis.Tanggung jawab juga
berkaitan dengan kewajiban. Kewajiban adalah sesuatu yang dibebankan
terhadap seseorang. Kewajiban merupakan bandingan terhadap hak dan
dapat juga tidak mengacu kepada hak. Maka tanggung jawab dalam hal
ini adalah tanggung jawab terhadap kewajibannya. Kewajiban dibagi
menjadi 2 macam, yaitu :
1) Kewajiban Terbatas
Kewajiban ini tanggung jawab diberlakukan kepada setiap
orang. Contohnya undang-undang larangan membunuh, mencuri
yang disampingnya dapat diadakan hukuman-hukuman.
2) Kewajiban tidak Terbatas
Kewajiban ini tanggung jawabnya diberlakukan kepada semua
orang. Tanggung jawab terhadap kewajiban ini nilainya lebih tinggi,
sebab dijalankan oleh suara hati, seperti keadilan dan kebajikan.
Orang yang bertanggung jawab dapat memperoleh kebahagiaan,
karena orang tersebut dapat menunaikan kewajibannya. Dimana
Rasa tanggung jawab yang tidak mengacu kepada nilai-nilai positif
maka akan berubah menjadi sesuatu yang asosial. Ada beberapa
cara yang dapat diterapkan untuk mendidik anak sejak usia dini agar
menjadi anak yang bertanggung jawab, dikemukakan oleh Dr.
Carlotta De Lerma dalam http://www. Wonosari.com/t2844-share-
tanggung jawab yang harus dilakukan untuk membantu anak
bertanggung jawab yaitu :
1. Memberi teladan yang baik
2. Tetap dalam pendirian dan teguh dalam prinsip
3. Memberi anjuran atau perintah hendaknya jelas dan terperinci
4. Memberikan ganjaran atas kesalahan
5. Jangan terlalu banyak menuntut
Tanggung jawab merupakan perbuatan yang kita lakukan
dalam kehidupan sehari-hari dan tanggung jawab adalah suatu
kewajiban. Tanpa tanggung jawab maka kehidupan akan kacau.
Contohnya, ada seorang pelajar yang tidak melaksanakan tanggung
jawabnya untuk belajar sebagaimana semestinya yang dilakukan
oleh seorang pelajar, maka sekolahnya tentu akan berantakan.
b. Klasifikasi Tanggung Jawab
Manusia itu berjuang memenuhi keperluannya sendiri atau untuk
keperluan pihak lain. Untuk itu ia akan menghadapi manusia lain dalam
masyarakat atau menghadapi lingkungan alam. Dalam usahanya itu
manusia menyadari bahwa ada kekuatan lain yang ikut menentukan yaitu
kekuasaan Tuhan. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dibedakan
menurut keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya. Atas dasar ini,
dikenal jenis-jenis atau macam-macam dari tanggung jawab.
1) Tanggung Jawab Manusia Terhadap Diri Sendiri
Menurut sifatnya manusia adalah makhluk bermoral. Akan
tetapi manusia juga seorang pribadi, dan sebagai makhluk pribadi
manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri, angan-
angan untuk berbuat ataupun bertindak, sudah barang tentu apabila
perbuatan dan tindakan tersebut dihadapan orang banyak, bisa jadi
mengundang kekeliruan dan juga kesalahan. Untuk itulah agar
maanusia itu dalam mengisi kehidupannya memperoleh makna,
maka atas diri manusia perlu diberi Tanggung Jawab.
2) Tanggung Jawab Kepada Keluarga
Masyarakat kecil ialah keluarga. Keluarga adalah suami-istri,
ayah-ibu dan anak-anak, dan juga orang-orang lain yang menjadi
anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab
kepada keluarganya. Tanggung Jawab ini menyangkut nama baik
keluarga. Tetapi Tanggung Jawab juga merupakan kesejahteraan,
keselamatan, pendidikan, dan kehidupan.
3) Tanggung Jawab Kepada Masyarakat
Satu kenyataan pula, bahwa manusia adalah makhluk sosial.
Manusia merupakan anggota masyarakat. Karena itu, dalam
berpikir, bertingkah laku, berbicara, dan sebagainya manusia
terikat oleh masyarakat. Wajarlah apabila segala tingkah laku dan
perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.
Secara kodrati dari sejak lahir sampai manusia mati,
memerlukan bantuan orang lain. Terlebih lagi pada zaman yang
sudah semakin maju ini. Secara langsung maupun tidak langsung
manusia membutuhkan hasil karya dan jasa orang lain untuk
memenuhi segala kebutuhan hidup. Dalam kondisi inilah manusia
membutuhkan dan kerjasama dengan orang lain.
Kesadaran demikian melahirkan kesadaran bahwa setiap
manusia terpanggil hatinya untuk melakukan apa yang terbaik bagi
orang lain dan masyarakat. Boleh jadi inilah Tanggung Jawab
manusia yang utama dalam hidup kaitannya dengan masyarakat.
4) Tanggung Jawab Kepada Bangsa Dan Negara
Satu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individual
adalah warga nagara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat,
bertindak, bertingkah laku manusia terikat olah norma-norma atau
ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak dapat
berbuat semau sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia
harus bertanggung jawab kepada negara.
5) Tanggung Jawab Kepada Tuhan
Manusia ada tidak dengan sendirimya, tetapi merupakan
makhluk ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan manusia dapat
mengembangkan diri sendiri dengan sarana-sarana pada dirinya
yaitu pikiran, perasaan, seluruh anggota tubuhnya, dan alam
sekitarnya. Dalam mengembangkan dirinya manusia bertingkah
laku dan berbuat. Sudah tentu dalam perbuatannya manusia
membuat banyak kesalahan baik yangdisengaja maupun tidak.
Sebagai hamba Tuhan, manusia harus bertanggung jawab atas
segala perbuatan yang saalah itu atau dengan istilah agama atas
segala dosanya. Dalam kehidupan sehari-hari manusia
bersembahyang sesuai dengan perintah Tuhan. Apabila tidak
bersembahyang, maka manusia itu harus mempertanggung
jawabkan kelalaiannya itu diakhirat kelak.
Manusia hidup dalam perjuangan, begitu firman Tuhan.
Tetapi bila manusia tidak bekerja keras untuk kelangsungan
hidupnya, maka segala akibatnya harus dipikul sendiri,
penderitaan akibat kelalaian adalah tanggung jawabnya. Meskipun
manusia menutupi perbuatannya yang salah dengan segala jalan
sesuai dengan kondisi dan kemampuannya, misalnya dengan
hartanya, kekuasaannya, atau kekuatannya (ancaman), namun
manusia tak dapat lepas dari tanggung jawabnya kepada Tuhan.

D. Resiko – Resiko Yang Mungkin Timbul Dalam Kegiatan Bisnis


Berikut ini adalah risiko-risisko yang mungkin muncul dalam kegiatan
bisnis dan kemungkinan dihadapi oleh para pengusaha
a. Risiko Strategi
Risiko ini dapat disimpulkan sebagai risiko atau ketidakpastian
yang diakibatkan dari kurang matangnya strategi Anda dalam
menjalankan bisnis. Contohnya bisnis Aqua yang dahulu sempat tidak
diterima pasar karena bisnisnya hanya menjual air putih yang
ditempatkan dalam kemasan. Namun sekarang siapa yang tak kenal
perusahaan tersebut. Strategi sangat dibutuhkan dan dipersiapkan
matang dan juga harus mengetahui strategi jika ada pesaing yang
mengancam bisnis.
b. Risiko Kepatuhan
Risiko kepatuhan berarti risiko atau ketidakpastian yang
disebabkan karena ketidakpatuhan terhadap peraturan, regulasi atau
hukum yang ditetapkan pemerintah setempat secara tertulis maupun
tidak tertulis. Risiko kepatuhan dalam berbisnis contohnya di suatu
daerah melarang kegiatan bisnis yang bertema dengan permainan
anak seperti playstation karena dapat menyebabkan anak malas belajar.
c. Risiko Operasional
Risiko operasional lebih mengarah pada sebuah kegagalan yang
sangat tidak diharapkan dan biasanya terjadi dalam kegiatan sehari-hari
dalam perusahaan. Hal itu dapat terjadi karena beberapa kegagalan
teknis, seperti server yang sudah error, perseorangan (karyawan)
maupun proses pada kegiatan operasional perusahaan. Dalam beberapa
kasus, risiko operasional biasanya memiliki lebih dari satu penyebab.
Sebagai contoh, salah satu karyawan Anda yang menulis jumlah
salah dalam sebuah cek atau pembukuan keuangan perusahaan. Angka
yang ditulis seharusnya Rp10.000.000 (sepuluh juta rupiah). Akan
tetapi, tertulis sebesar Rp100.000.000 (seratus juta rupiah). Maka hal itu
akan dapat menyebabkan kerugian, terlebih jika hal tersebut sering
terjadi. Dalam beberapa kasus lainnya, risiko operasional juga dapat
muncul dari kejadian yang terjadi di luar kendali seperti bencana alam,
kebakaran perusahaan, pemutusan daya atau masalah dengan website
hosting. Apapun yang dapat mengganggu operasi utama perusahaan
maka hal itu dikategorikan dalam risiko operasional.
d. Risiko Finansial
Risiko ini dalam istilahnya sering juga dikaitkan dengan biaya
ekstra atau kerugian pemasukan perusahaan. Namun, kategori risiko
finansial biasanya adalah lebih mengacu secara khusus terhadap arus
masuk dan keluar uang dalam perputaran bisnis.
Sebagai contoh, Anda memiliki perusahaan yang sebagian besar
pemasukan perusahaan Anda berasal dari sejumlah klien besar yang
melakukan proses pembayaran produk anda dengan sistem kredit jangka
waktu yang cukup lama. Dalam kasus tersebut, perusahaan Anda tentu
akan memiliki risiko finansial yang cukup signifikan. Jika beberapa
pelanggan tersebut tidak dapat membayar kredit yang harus dibayar
dalam jangka waktu yang lama atau tidak melunasi kredit yang
dibayarkan maka bisnis Anda sedang dalam masalah finansial.
Risiko finansial lainnya adalah mengenai utang. Memiliki utang
yang banyak tentu juga meningkatkan risiko finansial bagi perusahaan,
khususnya jika kebanyakan utang yang sedang dimiliki adalah utang
jangka panjang dan akan jatuh tempo dalam waktu dekat. Kemudian
suku bunga tiba-tiba naik.
e. Risiko Reputasional
Reputasi dapat dibilang sebagai nama baik perusahaan. Jika nama
baik perusahaan hancur atau reputasinya buruk tentu hal tersebut akan
menyebabkan risiko reputasi dengan kerugian yaitu ketidakpercayaan
pelanggan terhadap bisnis.
Jika reputasi perusahaan rusak, perusahaan akan mengalami
kerugian dalam waktu singkat, seperti klien yang tentu akan mulai ragu
berbisnis dengan Anda.Lalu pekerja yang bekerja di perusahaan akan
menurun moralnya bahkan akan memutuskan untuk pergi meninggalkan
perusahaan. perusahaan akan kesulitan untuk mencari pekerja dan
pelanggan pengganti yang bagus karena calon kandidat sudah
mendengar reputasi perusahaan yang jelek dan tidak ingin bergabung
karena ketakutan ikut terkena dampaknya.

E. Mengelola Program Tanggung Jawab Dalam Kewirausahaan


Sebuah tanggung jawab sosial tidak akan berlangsung dengan baik apabila
tidak dikelola dengan baik pula. Sebuah program tanggung jawab sosial
membutuhkan program yang diorganisasikan dan dikelola dengan hati-hati.
Secara umum, manajer harus melakukan hal-hal berikut:
1. Tanggung jawab sosial harus dimulai dari tingkatan manajemen puncak
karena tanpa dukungan dari manajemen puncak tidak akan ada program
yang berjalan sukses.
2. Sebuah komite atau panitia yang terdiri dari manajer-manajer tertinggi
harus mengembangkan sebuah rencana yang merinci tingkat dukungan
manajemen.
3. Seorang eksekutif atau manajer harus bertanggung jawab dalam
pengimplementasian program yang telah direncanakan.
4. Perusahaan harus melakukan audit sosial, yaitu analisis sistematis
mengenai penggunaan dana dan pencapaiannya terhadap tujuan tanggung
jawab sosialnya.

F. Tanggung Jawab Seorang Pengusaha


Sama seperti layaknya warga negara lainnya, seorang pengusaha juga
sebenarnya memiliki tanggungjawab yang harus ditanggungnya. Sebagai
seorang pengusaha, tanggungjawab yang akan ditanggung tentunya sangat
luas. Selain tanggungjawab terhadap bisnisnya sendiri, seorang pengusaha
juga memiliki tanggungjawab terhadap para karyawannya, masyarakat yang
ada di lingkungan sekitar bisnisnya, juga tanggungjawabnya terhadap
lingkungan sekitar bisnis. Tanggung jawab seorang pengusaha ini seringkali
disebut sebagai tanggungjawab secara sosial perusahaan atau corporate social
responsibility (CSR).
Sesuai dengan namanya, CSR merupakan suatu bentuk rasa
tanggungjawab seorang pengusaha dan perusahaannya yang tidak sekedar
membuat keputusan berdasarkan sisi keuntungan ekonomi semata, namun
juga melalui beberapa pembangunan yang berkelanjutan dalam bidang sosial.
Tanggung jawab perusahaan dalam bentuk CSR dilakukan karena perusahaan
telah menyadari jika dalam sebuah bisnis, tidak sekedar keuntungan saja yang
bisa didatangkan oleh perusahaan, namun juga bisa saja suatu kerugian untuk
lingkungan dan masyarakat sekitar. Dengan kata lain, CSR dapat juga
dikatakan sebagai pihak pemberi kontribusi perusahaan terhadap berbagai
tujuan pembangunan yang berkelanjutan melalui manajemen dampak, yaitu
meminimalkan segala dampak negatif dan memaksimalkan segala dampak
positif terhadap seluruh pengelola kepentingan perusahaan.
a. Ruang Lingkup Tanggung Jawab Sosial
Seorang pengusaha sebenarnya memiliki tanggun gjawab yang
cukup besar terhadap banyak pihak. Dalam tanggung jawab sosial, seorang
pengusaha setidaknya harus memiliki tanggung jawab terhadap empat
macam pihak, yaitu

1. Tanggung Jawab Kepada Lingkungan.


Bentuk dari rasa tanggungjawab seorang pengusaha terhadap
lingkungan dapat diwujudkan dengan cara meminimalkan polusi
dan kerusakan lingkungan yang telah dihasilkan oleh pihak
perusahaan. Misalnya : perusahaan dapat menggunakan penghisap
dari zat-zat beracun terhadap asap yang telah dikeluarkan dari
produksi agar dapat meminimalkan polusi udara, membuat tempat
penampungan limbah yang dapat menyerap zat-zat berbahaya
sebelum dialirkan ke dalam aliran sungai agar dapat meminimalkan
polusi air, dan dapat meminimalkan sampah yang telah dikeluarkan
dengan cara menggunakan bahan-bahan yang dapat di daur ulang
kembali agar dapat meminimalisir polusi air.
2. Tanggung Jawab Kepada Konsumen.
Tanggung jawab perusahaan terhadap konsumen dapat
diwujudkan dengan cara menyediakan kebutuhan produk yang
berkualitas dan dengan harga yang sudah sesuai. Konsumen
memiliki hak agar dapat memperoleh produk yang lebih aman,
dapat memperoleh segala informasi tentang produk yang telah
digunakan, hak untuk didengarkan dan hak untuk dapat memilih apa
saja yang hendak dibeli. Tanggungjawab perusahaan terhadap
konsumennya juga termasuk dengan memperhatikan berbagai etika
dalam beriklan, antara lain dengan tidak membuat janji-janji tentang
sebuah produk yang sama sekali tidak mampu untuk ditepati oleh
perusahaan.
3. Tanggung Jawab Kepada Karyawan.
Tanggung jawab yang dapat diberikan oleh perusahaan terhadap
karyawan adalah dengan cara melakukan berbagai aktivitas, seperti
rekruitmen, pelatihan, promosi dan kompensasi yang sesuai dengan
hak-hak yang harus diperoleh oleh karyawan.
4. Tanggung Jawab Kepada Investor.
Tanggung jawab terhadap investor dapat dilakukan contohnya
dengan memberikan berbagai laporan keuangan dengan jujur dan
sudah sesuai dengan keadaan, tidak akan memberikan berbagai
informasi terhadap para investor-investor tertentu saja, dan akan
memberikan laporan keuangan yang sesuai dengan aturan-aturan
dalam sisi laporan keuangan yang masih berlaku.
b. Mengelola Tangung Jawab Sosial
Suatu tanggung jawab sosial tidak dapat berlangsung dengan baik
apabila tidak dikelola dengan baik. Untuk itu perlu adanya sebuah program
tanggungjawab sosial yang membutuhkan perencanaan yang perlu
diorganisasikan dan harus dikelola dengan sangat hati-hati. Secara umum,
manajer harus melakukan beberapa hal-hal berikut :
1) Tanggung jawab sosial harus memulai dari tingkatan manajemen
puncak terlebih dahulu karena tanpa dukungan dari pihak
manajemen puncak maka segala program yang telah akan sia-sia.
2) Sebuah komite yang terdiri dari beberapa manajer-manajer
tertinggi harus lebih banyak mengembangkan sebuah rencana
yang terperinci dengan tingkat dukungan dari pihak manajemen.
3) Seorang eksekutif atau manajer harus bertanggung jawab dalam
pengimplementasian program yang telah direncanakan.
4) Perusahaan harus melakukan rutin dalam audit sosial, yaitu
analisis secara sistematis tetnang penggunaan dana dan
pencapaiannya terhadap berbagai tujuan tanggungjawab sosialnya.

G. Lingkup-lingkup Tanggung Jawab Sosial


Wibisono (2007) menyatakan bahwa implementasi Corporate Social
Responsibility (CSR) di Indonesia belum ada acuan yang jelas. Selama ini
implementasi CSR hanya mengandalkan hati para CEO korporasi yang
bersangkutan. Artinya, jika CEO memiliki hati yang bermoral dan kesadaran
bisnis yang manusiawi, besar kemungkinan akan menerapkan kebijakan CSR
yang layak. Sebaliknya, jika orientasi CEO hanya pada profit semata maka
hanya akan berfikir tentang kepuasan pemegang saham saja dengan mengejar
produktivitas tinggi, profit tinggi dan nilai saham tinggi. Menyadari akan hal
tersebut yang tidak hanya berlaku di Indonesia, maka International Standard
Organization (ISO) sebagai induk organisasi standarisasi internasional,
berinisiatif mengundang berbagai pihak untuk membentuk tim yang
membidani lahirnya panduan dan standarisasi tanggung jawab sosial yang
diberi nama ISO 26000.
Lingkup tanggung jawab sosial meliputi 7 aspek sebagaimana yang
tercantum dalam isu utama ISO 26000 sebagaimana dijelaskan oleh Rachman
et al.(2011) yaitu :
1. Tata kelola organisasi yang ditunjukkan dengan kepatuhan pada
hukum, akuntabilitas, transparansi, kode etik, pengenalan profil dan
minat stakeholder.
2. Hak asasi manusia yang meliputi hak sipil dan politik, hak sosial,
ekonomi, budaya dan kelompok rentan, serta hak dasar dalam kerja.
3. Aktivitas tenaga kerja, dilihat dari pekerja dan hubungan antar pekerja,
kondisi kerja dan perlindungan sosial, dialog sosial, kesehatan dan
keamanan kerja, serta sumber daya manusia).
4. Lingkungan, ditandai dengan preventif polusi, konsumsi berkelanjutan,
adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, serta proteksi dan restorasi
lingkungan alam.
5. Aktivitas operasi yang fair, seperti anti korupsi dan anti suap, pelibatan
tanggung jawab politik, kompetisi yang fair, promosi tanggung jawab
sosial melalui rantai pasok, serta perhatian pada HAKI.
6. Isu konsumen yang meliputi marketing yang fair, praktik perjanjian,
perlindungan keamananan dan kesehatan konsumen, provisi dan
pengembangan produk dan jasa yang memberi manfaat sosial dan
lingkungan, layanan konsumen, penyelesaian perselisihan, privasi dan
perlindungan data konsumen, akses pada produk dan servis utama,
konsumsi berkelanjutan, serta pendidikan dan kepedulian.
7. Kontribusi pada komunitas dan masyarakat seperti pelibatan
komunitas, kontribusi pada pengembangan ekonomi dan kontribusi
pada pengembangan sosial.
Penelitian yang dilakukan oleh CECT di Indonesia menunjukkan bahwa
CSR memiliki beberapa tingkatan berdasarkan ruang lingkup dan
kompleksitasnya, yaitu :
1) Kepatuhan terhadap semua hukum yang ada
2) CSR dalam bentuk Filantropi
3) CSR dalam bentuk Community Development
4) CSR dimana perusahaan mengandung dampak negatif yang timbul
dari bisnisnya dan meningkatkan dampak positif bisnisnya.
5) CSR sebagai suatu sistem yang terintegrasi dalam perencanaan
bisnis perusahaan (Radyati, 2010 dalam Kementerian Kehutanan,
2011).
Aktivitas yang bisa dilakukan untuk mewujudkan tanggung jawab sosial
dapat berupa santunan atau bantuan langsung yang sifatnya hanya charity dan
filantropi. Namun, terkait dengan permasalahan dan kebutuhan bangsa
Indonesia diharapkan lingkup tanggung jawab sosial ini mampu menyentuh
upaya-upaya pemberdayaan masyarakat yang berkontribusi pada
permasalahan kemiskinan, keterbelakangan dan pengangguran. Tuntutan
pembangunan yang berpusat pada manusia terhadap praktek CSR di
Indonesia adalah tercapainya peningkatan IPM yang lebih baik.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah proses mengidentifikasi,
mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa
berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu.
Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk
pada kondisi risiko atau ketidakpastian.
Dalam berwirausaha diperlukan suatu tanggung jawab social untuk
menjalankan suatu usahanya yang umumnya dikenal dengan istilah CSR
(Corporate Social Responsibility). CSR adalah suatu konsep bahwa organisasi,
khususnya (namun bukan hanya) perusahaan memiliki suatu tanggung jawab
terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas, dan lingkungan
dalam segala aspek operasional perusahaan. Tanggung jawab perusahaan
tersebut dalam berbentuk pembinaan maupun pengembangan dalam berbagai
bidang. Tujuan dari penerapan tanggung jawab sosial adalah untuk
memberikan kenyamanan dan keuntungan dalam jangka panjang.
Tanggung jawab tersebut antara lain tanggung jawab terhadap
lingkungan, karyawan, pelanggan, investor, dan masyarakat.

B. SARAN
Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang kami miliki, baik dari
segi tulisan maupun bahasa yang kami sajikan, Oleh karena itu, kami berpesan
kepada pembaca, ambillah sesuatu yang positif dari sebuah coretan yang kami
buat, dan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kami maupun para
pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Daryanto. 2018. Pengantar Ilmu Kewirausahaan. Tanggerang: Tira Smart.

Dharmawati, Made. 206. Kewirausahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Groedu Inti Global Inovasi (Groedu Trainer Pengembangan SDM)


Cito Mall – Jl. A. Yani 288 (Bunderan Waru), Lantai UG, US 23, No. 3 & 5 Surabaya.

http://yohanafitriyani1208.blogspot.com/2017/01/jenis-jenis-tanggung-jawab-
perusahaan.html Diakses Pada Rabu, 13 Oktober 2021 Pukul 19.00 Wita.

https://pdfcoffee.com/tanggung-jawab-wirausahadocx-pdf-free.html Diakses Pada Rabu,


13 Oktober 2021 Pukul 20.30 Wita.

https://www.anekamakalah.com/2013/12/makalah-tanggung-jawab-manusia.html?m=1
Diakses Pada Rabu, 13 Oktober 2021 Pukul 19.00 Wita

https://www.jurnal.id/id/blog/jenis-risiko-bisnis-dan-solusinya/ Diakses Pada Rabu, 13


Oktober 2021 Pukul 20.00 Wita.

Irawati, Rangga. 2019. Konsep Tanggung Jawab Sosial Perguruan Tinggi Untuk
Pemberdayaan Masyarakat Di Sektor Peternakan. Jounal of Extension and
Development, 122-133.

Solihin, Ismail. 2014. Pengantar Bisnis. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai