Anda di halaman 1dari 13

Journal Of Health Services Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi

http://creativecommons.org/licenses/by-
Volume 01 Nomor 01 nc-sa/4.0/
Journal Hompage: https://ojs.polbap.ac.id/ojs/index.php/jhs

EFEKTIVITAS MASSAGE EFFLEURAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI


PERSALINAN KALA I FASE AKTIF DI RSIA KENARI GRAHA MEDIKA,
CILEUNGSI KABUPATEN BOGOR
DESEMBER TAHUN 2022

Daris Yolanda Sari

Politeknik Bhakti Asih Purwakarta

darisyolandasari@gmail.com

Abstrak
Nyeri pada saat melahirkan memiliki derajat yang paling tinggi diantara rasa
nyeri yang lain, secara medis dikatagorikan bersifat tajam dan panas atau somatic-sharp
and burning. Sekitar 90% ibu bersalin selalu disertai rasa nyeri. Massage effleurage
berdampak positif bagi ibu dan bayi yaitu meningkatkan produksi oksitosin dan
endogen yang merangsang kontraksi uterus mempercepat persalinan dan mengurangi
terjadinya hipoksia pada bayi, massage effleurage membuat relaksasi, mengurangi
nyeri, memberikan kenyamanan dan mengurangi kecemasan ibu bersalin serta
menurunkan argumentasi kontraksi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
efektivitas massage effleurage terhadap penurunan nyeri persalinan kala I fase aktif.
Pendekatan pada penelitian ini adalah teknik one group pre test and post test
design. Total Sampling sebanyak 32 orang ibu bersalin, yang sebelumnya diberikan
kuesioner Visual Analogue Scale (VAS) sebagai pre test serta wawancara. Intervensi
penggunaan dilakukan dengan durasi minimal 10 menit.
Ibu bersalin kala I fase aktif sebelum intervensi sebagian besar mengalami nyeri
pada skala nyeri berat (65,6%), nyeri sedang (31,3%) dan nyeri sangat (3,1%). Setelah
intervensi massage effleurage hampir setengah responden mengalami nyeri persalinan
pada skala nyeri sedang (40,6%), nyeri ringan (34,4%) dan nyeri berat (25%).
Terdapat pengaruh efektivitas massage effleurage terhadap penurunan nyeri
persalinan kala I fase aktif.
Diharapkan intervensi nonfarmokogis massage effleurage dapat lebih
disosialisasikan dalam menangani nyeri persalinan kala I fase aktif.
Kata Kunci : persalinan kala I fase aktif, nyeri persalinan, terapi massage effleurage

1
Journal Of Health Services
Volume 01 Nomor 01
Journal Hompage: https://ojs.polbap.ac.id/ojs/index.php/jhs

Pendahuluan Sedangkan menurut Handayani (2016)


Persalinan dan kelahiran Apabila nyeri tidak segera diatasi janin
merupakan peristiwa fisiologis, yang ada didalam kandungan akan
kelahiran bayi adalah kejadian sosial terjadi hipoksia akibat asidosis, detak
yang dinantikan oleh ibu dan keluarga. jantung janin semakin cepat yang akan
Ketika persalinan di mulai peran ibu mengakibatkan kematian pada janin
adalah melahirkan bayinya, peran didalam kandungan.
petugas kesehatan memantau persalinan Di Amerika Serikat 70% sampai
untuk mendeteksi dini adanya 80% ibu yang melahirkan
komplikasi sedangkan keluarga mengharapkan persalinan berlangsung
memberikan bantuan dan dukungan tanpa rasa nyeri. Di Indonesia
pada ibu (Palimbo, 2015). Persalinan persentase operasi seksio sesaria sekitar
yang tidak ditangani dengan baik dapat 5%. Dirumah sakit pemerintah rata-
menyebabkan proses persalinan tidak rata 11%, sementara dirumah sakit
berjalan lancar sehingga lama swasta sekitar 20% hingga 50%
persalinan lebih lama dari normal (Humaira dan Saragih, 2016). Data
(Yolanda dan Widyanti, 2015). persatuan rumah sakit di seluruh
Peristiwa fisiologis pada saat Indonesia menjelaskan bahwa 15% ibu
persalinan terkadang dapat di Indonesia mengalami komplikasi
menimbulkan trauma pada ibu karena persalinan dan 21% menyatakan bahwa
nyeri yang dialaminya. Beberapa ibu persalinan yang dialami merupakan
bahkan ada yang trauma untuk hamil persalinan yang menyakitkan,
lagi karena takut akan mengalami nyeri sedangkan 63% tidak memperoleh
yang sama. Bagi ibu yang pernah informasi tentang persiapan yang harus
melahirkan, nyeri persalinan yang dilakukan guna mengurangi nyeri pada
paling menyakitkan apalagi bagi ibu-ibu persalinan (Mulyani, 2017 dalam
yang baru pertama kali merasakannya Herinawati, dkk. 2019).
(Astriana dan Inna, 2016). Sekitar 90% ibu bersalin selalu
Menurut Elly Susilawati (2017) disertai rasa nyeri sedangkan rasa nyeri
Nyeri pada persalinan apabila tidak pada persalinan merupakan hal yang
diatasi maka akan meningkatkan rasa lazim terjadi. Peristiwa fisiologis pada
khawatir, tegang, takut dan stress. saat persalinan terkadang dapat

2
menimbulkan trauma pada ibu karena relaksasi yang mencakup relaksasi
nyeri yang dialaminya. Beberapa ibu napas dalam, relaksasi otot, masase,
bahkan ada yang trauma untuk hamil musik dan aromaterapi (Tetti dan
dan melahirkan lagi karena takut akan Cecep, 2015). Massage effleurage
mengalami nyeri yang sama. Nyeri mempunyai dampak positif untuk ibu
hebat pada proses persalinan dan bayi yaitu dapat meningkatkan
menyebabkan ibu mengalami gangguan produksi oksitosin dan endogen yang
psikologis, 87% post partum blues yang dapat merangsang kontraksi uterus
terjadi dari 2 minggu sampai 1 tahun , sehingga membantu mempercepat
10% depresi dan 3% dengan psikosa persalinan dan mengurangi terjadinya
(Rezeki dan Hartiti, 2015 ). hipoksia pada bayi, Massage effleurage
Rasa nyeri yang ada pada saat juga mampu menurunkan hormon
persalinan adalah manifestasi dari setress, meningkatkan fungsi fisiologis,
adanya kontraksi (pemendekan) otot membuat relaksasi, mengurangi nyeri,
rahim. Kontraksi inilah yang dapat memberikan kenyamanan dan
menimbulkan rasa sakit pada pinggang, mengurangi kecemasan pada ibu
daerah perut dan menjalar ke arah paha. bersalin serta menurunkan argumentasi
Kontraksi ini menyebabkan adanya kontraksi.
pembukaan mulut rahim (serviks). Berdasarkan penelitian Wulandari,
Dengan adanya pembukaan serviks ini dkk (2015) di Ruang Bougenville
maka akan terjadi persalinan (Aprilia, RSUD Tugurejo Semarang dengan
2014). judul Pengaruh Massage effleurage
Nyeri persalinan dapat Terhadap Pengurangan Tingkat Nyeri
dikendalikan dengan 2 metode yaitu Persalinan Kala I Fase Aktif pada ibu
farmakologis dan non farmakologis. bersalin bahwa ada pengaruh pemberian
Metode penghilang rasa nyeri secara Massage effleurage terhadap intensitas
farmakologis adalah dengan nyeri pada ibu bersalin kala l fase aktif.
menggunakan obat-obatan kimiawi, Hal ini menunjukkan bahwa pemberian
sedangkan metode non farmakologis terapi massage efflurage sebagai terapi
dilakukan secara alami tanpa non farmakologis dapat menurunkan
menggunakan obat-obatan kimiawi intensitas nyeri pada ibu bersalin.
yaitu dengan melakukan teknik Penelitian Nur Cahaya Putri Gulo yang

3
berjudul “Pengaruh Massage effleurage eksperimental, adalah suatu prosedur
Terhadap Tingkat Nyeri Ibu Bersalin penelitian yang dilakukan dengan
Kala I Fase Aktif di Klinik Sejati memberikan perlakuan/intervensi pada
Cibodas Purwakarta Tahun 2021’’ juga subjek penelitian, dengan tujuan menilai
membuktikan bahwa pemberian pengaruh suatu perlakuan pada variabel
Massage effleurage dapat menurunkan independen terhadap variabel dependen.
tingkat nyeri pada pasien bersalin kala I Desain penelitian ini menggunakan pre
fase aktif. experiment. Menurut Sugiyono (2017),
Berdasarkan survey awal yang pre eksperiment adalah penelitian
dilakukan oleh peneliti di RSIA Kenari eksperimen yang dilaksanakan pada
Graha medika pada 10 orang ibu satu kelompok saja tanpa kelompok
bersalin di bulan November 2022. pembanding dan sampel tidak dipilih
Setelah dilakukan massage efflurage secara random. Oleh karena itu
ternyata didapatkan 7 orang ibu bersalin Rancangan penelitian ini tidak ada
mengalami penurunan rasa nyeri control group ataupun randomization.
dibandingkan sebelum massage Rancangan penelitian ini bertujuan
efflurage dan 3 orang tidak mengalami untuk mengetahui efektivitas intervensi
perubahan rasa nyeri. massage effleurage terhadap penurunan
Berdasarkan latar belakang di atas, nyeri pada ibu bersalin kala I fase aktif.
penulis tertarik untuk melakukan
penelitian yang tentang Efektivitas Hasil Penelitian
Massage effleurage Terhadap Hasil penelitian mengenai pengaruh
Penurunan Nyeri Persalinan Kala I Fase intervensi massage effleurage terhadap
Aktif di RSIA Kenari Graha Medika, penurunan nyeri pada persalinan kala I
Cileungsi Kabupaten Bogor”. fase aktif di RSIA Kenari Graha Medika
cileungsi Bogor, dengan jumlah
Metode Penelitian responden sebanyak 32 orang, diperoleh
Jenis penelitian yang digunakan data sebagai berikut :
dalam penelitian ini adalah penelitian

4
1. Tingkat Nyeri persalinan sebelum dilakukan Massage Effleurage pada ibu bersalin
Kala I Fase Aktif
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Intensitas Nyeri Persalinan
Responden Sebelum Dilakukan Intervensi Massage effleurage pada Ibu
Bersalin Kala I Fase Aktif di RSIA Graha Medika Cileungsi kabupaten
Bogor
Intensitas Nyeri Frekuensi (f) Persentase (%)
1. Nyeri Sedang(skala 4-6) 10 31,3
2. Nyeri Berat (skala 7-9) 21 65,6
Nyeri Sangat berat (skala 10) 1 3,1
Total 32 100,0
Sumber : Data Primer, Desember 2022
Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat (65,6%) dan frekuensi terendah
bahwa frekuensi tertinggi intensitas intensitas nyeri bersalin yang
nyeri persalinan kala I fase aktif dirasakan responden adalah nyeri
adalah nyeri berat dengan sangat berat dengan persentase
persentase lebih dari setengah (3,1%).

2. Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Setelah Intervensi Massage


effleurage. Skala nyeri persalinan kala I fase aktif setelah dilakukan intervensi
massage effleurage menggunakan skala pengukuran nyeri Visual Analogue Scale
(VAS) sebagai post test.

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Intensitas Nyeri Persalinan


Responden Setelah Dilakukan Intervensi Massage effleurage pada
Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif di RSIA Graha Medika Cileungsi
kabupaten Bogor
Intensitas Nyeri Frekuensi (f) Persentase (%)
1. 1-3 Nyeri Ringan 11 34,4
2. 4-6 Nyeri Sedang 13 40,6
3. 7-9 Nyeri Berat 8 25,0
Total 32 100,0
5
Sumber : Data Primer, Desember 2022
Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan setengah (40,6%), skala nyeri 1-3
bahwa intensitas nyeri persalinan nyeri ringan 11 responden dengan
kala I fase aktif mengalami persentase (34,4%) dan responden
penurunan setelah dilakukan yang mansih mengalami nyeri berat
massage efflurage, dengan skala 4- dengan skala 7-9 berkurang
6 nyeri sedang 13 responden menjadi 8 orang dengan persentase
dengan persentase hampir dari (25,0 %).

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase Intensitas Nyeri Persalinan


Responden Pengaruh Sebelum dan Setelah Dilakukan Intervensi Massage
effleurage pada Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif di RSIA Graha Medika Cileungsi
Kabupaten Bogor.
Tabel 5.6 Pengaruh tingkat ibu bersalin sebelum dan sesudah dilakukan
Massage Effleurage pada ibu bersalin kala I fase aktif
Sebelum dilakukan Massage Sesudah dilakukan Massage
Skala Effleurage Effleurage
Nyeri
f % f %
0 0 0 0 0
1-3 0 0 11 34.4
4-6 10 31,3 13 40,6
7-9 21 65,6 8 25.0
10 1 3,1 0 0
Total 32 100,0 32 100,0

Sumber : Data Primer Desember 2022


Berdasarkan tabel 5.6 Tabulasi silang penurunan tingkat nyeri persalinan kala
pengaruh Massage Effleurage terhadap 1 fase aktif setelah dilakukan Massage
tingkat nyeri ibu bersalin kala I fase Effleurage. data yang diperoleh sebelum
aktif di RSIA Graha Medika Kenari dilakukan Massage Effleurage yaitu
Cileungsi Bogor dengan jumlah 32 65,6% atau 21 responden dengan skala
responden. Hal ini menunjukkan bahwa 7-9 (Nyeri berat) kemudian setelah
sebagian besar responden terjadi dilakukan Massage Effleurage menjadi
6
13 responden (40,6%) dengan skala intervensi massage effleurage terhadap
nyeri 4-6 (Nyeri sedang). intensitas nyeri persalinan kala I fase
Berdasarkan hasil analisis data pada aktif (Ha diterima). Hal ini
tabel 5.7 didapatkan p value sebesar menunjukkan bahwa 0,000 lebih kecil
0,000. Dasar pengambilan keputusan dari 0,05. Dengan demikin H0 yang
dilakukan dengan cara melihat derajat menyatakan tidak terdapat pengaruh
kemaknaan p value (α = 0.05). p value Massage Effleurage terhadap tingkat
yang didapatkan sebesar 0,000 sehingga nyeri kontraksi pada ibu bersalin ditolak
p<α yang artinya ada pengaruh dan H1 diterima.
.
Tabel 5.8 Hubungan Antara Efektivitas massage efflurage terhadap nyeri
persalinan kala 1 fase aktif dengan Umur setelah dilakukan tindakan intervensi
Penurunan nyeri

Umur Nyeri Nyeri Nyeri P-Value


Total
Berat Sedang Ringan
n % n % N % N %
Resti (<20->35) 3 9,4 3 9,4 3 9,4 9 28,2 0.773
Tidak Resti (20-35) 5 15,6 10 31,2 8 25 23 71,8
Total 8 25 13 40,6 11 34,4 32 100

Berdasarkan hasil analisis data pada signifikan terhadap usia responden


tabel 5.8 didapatkan P-value = 0.77 < kelompok intervensi setelah diberikan
(0.05) dapat disimpulkan Ha ditolak massage efllurage
yang artinya tidak ada pengaruh yang

Tabel 5.9 Hubungan Antara Efektivitas massage efflurage terhadap nyeri


persalinan kala 1 fase aktif dengan Pendidikan setelah dilakukan tindakan
intervensi
Penurunan nyeri

Pendidikan Nyeri Nyeri Nyeri P-Value


Total
Berat sedang Ringan
n % n % n % N %
Rendah (SD-SMP) 2 6,3 2 6,3 1 3,1 5 15,7 0.641

7
Penurunan nyeri

Pendidikan Nyeri Nyeri Nyeri P-Value


Total
Berat sedang Ringan
n % n % n % N %
Tinggi (SMA-PT) 6 18,8 11 34,4 10 31,3 27 84,3
Total 8 25 13 40,6 11 34,4 32 100

Berdasarkan hasil analisis data pada signifikan terhadap usia responden


tabel 5.9 didapatkan P-value = 0.64 < kelompok intervensi setelah diberikan
(0.05) dapat disimpulkan Ha ditolak massage efllurage.
yang artinya tidak ada pengaruh yang
Tabel 5.10 Hubungan Antara Efektivitas massage efflurage terhadap nyeri
persalinan kala 1 fase aktif dengan Paritas sebelum dilakukan tindakan intervensi
Penurunan nyeri

Paritas Nyeri Nyeri Nyeri P-Value


Jumlah
Berat sedang Ringan
n % n % n % N %
Primipara 5 15.6 2 6.3 0 0 7 21,9 0.016
Multipara 7 21.9 8 25 3 9.4 18 56,2
Grandemultipara 0 0 3 9.4 4 12,5 7 21.9
Total 8 25 13 40.7 11 34.4 32 100

Berdasarkan hasil analisis data pada terhadap Paritas responden kelompok


tabel 5.10 P-value = 0.016 < (0.05) intervensi setelah diberikan massage
dapat disimpulkan Ha diterima yang efllurage.
artinya ada pengaruh yang signifikan

Pembahasan yang bertujuan untuk mengetahui


Berdasarkan hasil penelitian, pengaruh massage effleurage terhadap
mayoritas usia ibu yang menjadi intensitas nyeri persalinan kala I di
responden berusia 20-35 tahun dengan wilayah Kota Bogor mengatakan usia
jumlah mencapai 23 orang (71,9%). 20-35 tahun adalah usia reproduksi
Supliyani (2017) dalam penelitiannya yang sehat dan optimal. Secara

8
fisiologis saat ibu hamil merasakan penurunan yang signifikan seiring
nyeri pada usia tersebut, ibu dengan dengan meningkatnya usia. Dari kedua
usia lebih muda cenderung data diatas, usia responden
mengekspresikan nyeri yang dirasakan menunjukkan kelompok usia yang
secara verbal dan memungkinkan masih relatif aman yaitu masih dalam rentang
kuat menahan nyeri. usia yang optimal dalam melahirkan
Pada usia 20-35 tahun, ibu telah dan usia berpengaruh dalam respon
memiliki umur kesehatan reproduksi nyeri persalinan yang dialami
yang optimal. Hal tersebut sejalan responden.
dengan Winkjosastro (2012) yang Data demografi menunjukkan
menjelaskan bahwa usia 20-35 tahun bahwa pendidikan terakhir terbanyak
merupakan kelompok umur kesehatan responden adalah Pedidikan tinggi
reproduksi yang optimal. Widyana et al (SMA/ SMK - PT) sebanyak 27
(2015) juga menyatakan bahwa usia 21 responden (84,4%). Umumnya, tingkat
tahun keatas dikatakan telah memasuki pendidikan dapat mempengaruhi cara
masa dewasa dan memiliki kematangan berpikir seseorang dalam menerima dan
baik fisik maupun psikologis. memahami suatu informasi sehingga
Bila mengacu pada hukum di mempengaruhi cara pandang terhadap
Indonesia, menurut UU Pasal 7 penyelesaian masalah. Pendidikan
No.1/1974 tentang perkawinan, usia responden mempengaruhi pengetahuan
minimal untuk suatu perkawinan, dari responden sebab semakin tinggi
membina rumah tangga dan mengurus pendidikan yang ditempuh responden
anak adalah 16 tahun untuk wanita dan maka semakin mudah responden untuk
19 tahun untuk pria. Secara teori, usia menerima informasi baru (Notoatmodjo,
berperan penting dalam respon nyeri, 2012).
usia muda akan mengalami peningkatan Data paritas responden pada
nyeri dibandingkan usia tua. Penelitian penelitian yang didapatkan mayoritas
yang dilakukan oleh Lydwina pada adalah multipara 18 0rang(56,3%).
tahun 2011 yang berjudul persepsi nyeri Dalam penelitian Purnamasari (2019)
pada persalinan normal mengatakan yang bertujuan untuk menggambarkan
bahwa dari 447 perempuan ditemukan nyeri punggung bawah pada ibu hamil
nyeri pada awal persalinan mengalami trimester II dan III mengatakan ibu yang

9
telah hamil lebih dari sekali beresiko Visual Analogue Scale (VAS), nyeri
mengalami nyeri punggung akibat otot sedang adalah nyeri dengan skala 4-6.
yang sudah mengalami peregangan Intensitas nyeri persalinan kala I
sehingga otot mengalami penurunan fase aktif yang dirasakan oleh
fungsi. Otot yang melemah responden setelah mendapat intervensi
mengakibatkan kinerja untuk menopang dominan mengalami nyeri sedang
perut yang makin membesar menjadi (40,6%). Intensitas nyeri dikatakan
kurang maksimal. sedang secara subjektif dapat dilihat
Hasil penelitian menunjukkan jika klien menunjukkan secara langsung
intensitas nyeri persalinan kala I fase pada skala ukur yang diberikan. Secara
aktif yang banyak dirasakan responden objektif dapat dilihat saat klien
sebelum mendapat intervensi massage mendesis, dapat menunjukkan lokasi
effleurage berdasarkan tabel 5.4 adalah nyeri yang dirasakan, menyeringai dan
nyeri berat dengan frekuensi 21 orang dapat mengikuti perintah dengan baik
(65,6%). Selanjutnya adalah nyeri (Harsono,2013). Penatalaksanaan nyeri
sedang dengan frekuensi 10 orang persalinan kala I fase aktif sangat
(31,3%) dan nyeri sangat berat dengan diperlukan supaya nyeri bersalin tidak
frekuensi 1 orang (3,1%). Berdasarkan semakin berat, responden tidak merasa
skala ukur nyeri yang dipakai yaitu terganggu saat persalinan dan tidak ada
Visual Analogue Scale (VAS), nyeri komplikasi yang terjadi. Metode yang
berat adalah nyeri dengan skala 7-9. dilakukan untuk menurunkan rasa nyeri
Hasil penelitian menunjukkan pada persalinan kala I fase aktif dapat
intensitas nyeri persalinan yang banyak dilakukan menggunakan cara
dirasakan responden setelah mendapat farmakologis dan non-farmakologis.
intervensi massage effleurage Upaya farmakologis dapat dilakukan
berdasarkan tabel 5.5 adalah nyeri dengan cara memberikan obat anti nyeri
sedang dengan frekuensi 13 orang (analgesik) yang direkomendasikan oleh
(40,6%). Selanjutnya adalah nyeri dokter kepada ibu hamil dan upaya non-
ringan dengan frekuensi 11 orang farmakologis dapat dilakukan oleh
(34,37%) dan nyeri berat dengan petugas kesehatan atau keluarga pasien
frekuensi 8 orang (25,0%). Berdasarkan (Antik et al, 2017)
skala ukur nyeri yang dipakai yaitu

10
Upaya non-farmakologis untuk menurunkan nyeri adalah karena
mengurangi nyeri persalinan yang dapat pemberian massage effleurage pada
dilakukan salah satunya dengan cara abdomen menstimulasi serabut taktil
pijatan yaitu massage effleurage. Pijat dikulit sehingga sinyal nyeri dapat
merupakan terapi sentuhan atau pijatan dihambat. Stimulasi kulit dengan
ringan yang diberikan pada wanita effleurage ini menghasilkan pesan yang
hamil saat menjelang kelahiran sampai dikirim lewat serabut A-δ, yang
saat melahirkan (Antik et al, 2017). Hal mengakibatkan gerbang tertutup
ini dikarenakan sentuhan atau pijatan sehingga korteks tidak menerima sinyal
dapat merangsang tubuh untuk nyeri dan intensitas nyeri menjadi
mengeluarkan zat endorfin yang menurun.
merupakan zat pereda rasa sakit dan Keefektifan massage effleurage
menciptakan rasa nyaman (Fitriana & juga terlihat dari penurunan rata-rata
Putri, 2017). skala nyeri sebelum dan sesudah
Massage atau pijatan berupa dilakukan massage effleurage dimana p
sentuhan pada abdomen (effleurage) value sebesar 0,000. Dengan cara
adalah bentuk stimulasi kulit yang melihat derajat kemaknaan p value (α =
digunakan selama proses persalinan 0.05). p value yang didapatkan sebesar
yang dapat menimbulkan efek relaksasi 0,000 sehingga p<α. Dan terjadi
(Monsdragon, 2008). Jika ibu merasa penurunan kategori skala nyeri yaitu
relaks dan tenang, otaknya akan dari nyeri berat menjadi nyeri yang
kembali menjadi mode primitif dan tergolong sedang. Mayoritas ibu
oksitosin akan mengalir, sehingga akan bersalin mengalami penurunan nyeri
segera dibanjiri oleh hormon endorphin pada saat bersalin setelah dilakukan
yang dapat menurunkan nyeri massage effleurage, hal ini sesuai
(Chapman, 2006). Teori Simkin (2011) dengan penelitian Qurniasih (2017)
juga mengungkapkan bahwa sentuhan tentang efektifitas massage effleurage
yang nyaman seperti mengusap dapat terhadap penurunan intensitas nyeri
meningkatkan produksi oksitosin persalinan kala I fase aktif di Puskesmas
endogen. Kota Yogyakarta yang menyatakan
Potter & Perry (2005) mengatakan massage effleurage berpengaruh
bahwa salah satu hal yang dapat terhadap penurunan intensitas nyeri

11
yang ditunjukkan dengan nilai OR melepaskan senyawa endorphin yang
sebesar 3,45 yang berarti ibu yang dapat menghilangkan sakit secara
memperoleh massage effleurage alamiah sehingga lebih nyaman.
berpeluang 3,45 kali mengalami nyeri Dianjurkan selama persalinan agar
sedang dibandingkan dengan ibu yang massage dilakukan terus menerus,
diberi perawatan standar. karena rasa nyeri cenderung akan
Penelitian ini sejalan dengan meningkat jika massage dihentikan. Hal
penelitian Wahyuni & Wahyuningsih tersebut terjadi karena sistem saraf
(2015), yang menunjukkan bahwa nilai menjadi terbiasa terhadap stimulus dan
signifikansi dari penelitiannya p=0,000 organ-organ indra berhenti merespons
α=0,05 yang berarti terdapat pengaruh nyeri tersebut.
massage effleurage untuk menurunkan
nyeri persalinan kala I fase aktif. Sama Kesimpulan
pun dengan penelitian Wulandari & Berdasarkan hasil penelitian yang
Hiba (2015) memperlihatkan hasil dilakukan kepada 32 responden
analisis data didapatkan nilai p=0,000 menunjukkan bahwa mayoritas
yang berarti terdapat pengaruh massage responden adalah ibu hamil berusia 20-
effleurage terhadap tingkat nyeri 35 tahun, pendidikan tinggi (SMA-PT),
persalinan kala I fase aktif. dan kehamilan multigravida. Intensitas
Penelitian ini juga sesuai dengan nyeri yang sebagian besar ibu bersalin
hasil penelitian Susilawati (2018) kala I fase aktif rasakan sebelum
tentang efektifitas pemberian teknik diberikan intervensi adalah nyeri berat.
massage effleurage dan teknik massage
conterpressure terhadap rasa nyeri Saran
persalinan normal pada primigravida di Penelitian ini diharapkan dapat
Langsa pada tahun 2017 yang dijadikan sebagai inovasi dalam asuhan
menyatakan menunjukkan bahwa teknik kebidanan pada ibu bersalin khususnya
Massage Effleurage lebih efektif dari dengan menggunakan intervensi non
pada teknik Massage Conterpressure farmakologis massage effleurage
dalam mengurangi nyeri persalinan sebagai salah satu cara untuk
normal kala I fase aktif. Hal ini menurunkan intensitas atau skala nyeri
dikarenakan massage merangsang tubuh pada persalinan kala I fase aktif.

12
Daftar Pustaka Handayani, Esti dan Wahyu Pujiastuti.
(2016). Asuhan Holistik Masa
Aini, N. (2016, Juni 12). Hubungan
Nifas dan Menyusui.
Pelaksanaan senam hamil
Yogyakarta:Trans medika.
dengan ketidakbyamanan ibu
Hani, dkk. (2018). Asuhan Kebidanan
hamil trimester III di Bidan
Pada Kehamilan Fisiologis.
Praktik Mandiri Supadmi,
Jakarta : Salemba Medika
Kunden Bulu, Sukoharjo.
Harahap, N. R. (2019). Pijat Bayi
Retrieved Mei 1, 2020, from
Meningkatkan Berat Badan Bayi
academi.edu:
Usia 0-6 Bulan. Jurnal
https://scholar.google.co.id
Kesehatan Prima. 13(2). 99-106.
Andarmoyo, S. (2013). Konsep dan
Herinawati, Titik Hindriati, A. N.
Proses Keperawatan Nyeri.
(2019). Pengaruh Effleurage
Yogyakarta: ArRuzz.
Massage Terhadap Nyeri
Aprilia, Y. (2011). Melahirkan Nyaman
Persalinan Kala I Fase Aktif Di
Tanpa Rasa Sakit. Jakarta : PT
Praktik Mandiri Bidan Nuriman
Gramedia Widiasarana
Rafida Dan Praktik Mandiri
Indonesia.
Bidan Latifah Kota Jambi Tahun
Aspiani, Reni Yuli. (2017). Buku Ajar
2019. Jurnal Ilmiah Universitas
Asuhan Keperawatan
Batanghari Jambi, 19(3), 590–
Maternitas. Jakarta: Trans Info
601.
Media
Https://Doi.Org/10.33087/Jiubj.
Astriana, W. (2016). Pengeluaran
V19i3.764
Lochea Rubra Ditinjau Dari
Humaira, W., & Saragih, H. S. (2016).
Mobilisasi Dini pada Ibu Pasca
Pengaruh Terapi Musik Klasik
Operasi Sectio Caesare. 1(2), 2–
terhadap Intensitas Nyeri pada
5.
Ibu Inpartu Fase Aktif Kala I
https://media.neliti.com/media/p
Persalinan di Rumah Bersalin
ublications/195271-ID-
Dina Jalan Bromo Kecamatan
pengeluaran-lochearubra-
Medan Area. Jurnal Kesehatan
ditinjau-dari-m.pdf
Ilmiah Nasuwakes, 9(2), 178-
Eka Puspitasari Amd.Keb dan Kurnia
190
Dwi Rimandini S.ST. (2014).
Kurniarum, Ari. (2016). Asuhan
Asuhan Kebidanan Persalinan
Kebidanan Persalinan Dan Bayi
(Intranatal Care). Jakarta: CV.
Baru Lahir. Jakarta: Penerbit
Trans Info Media
Pusdik SDM Kesehatan
Farida, dkk (2017). Pengetahuan Bidan
Maslikhanah. (2011). Penerapan teknik
Tentang Teknik Massage
pijat effleurage sebagai upaya
Dengan Minat Penerapan Dalam
penurunan nyeri persalinan pada
Mengurangi Nyeri Persalinan.
ibu inpartu kala I fase aktif.
Prosiding seminar nasional
Jurnal. Solo: UNS
kebidanan dan call for paper.
Mochtar, R. (2013). Sinopsis Obstetri
Akbid ngudi waluyo. Diunduh
Jilid 2 Edisi 3. Jakarta: EGC
pada 25 Januari 2021.
Mutmainnah, A. U., Johan, H., &
Fitriana,Yuni dan Nurwaiandani, Widy.
Llyod, S. S. (2017). Asuhan
(2018). Asuhan Persalinan.
Persalinan Normal dan Bayi
Yogyakarta: Pustaka Baru Press
Baru Lahir. ANDI.

13

Anda mungkin juga menyukai