Anda di halaman 1dari 20

44

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

3.1.1 Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah pendekatan Kuantitatif,

yaitu menekankan analisannya pada data-data numerical (angka-

angka) yang di olah dengan metoda statistik. Pada dasarnya

pendekatan ini dilakukan pada jenis penelitian inferensial dan

menyadarkan kesimpulan hasil penelitian pada suatu probabilitas

kesalahan penolakan hipotesis nihil. Dengan pendekatan kuantitatif

akan di peroleh signifikansi perbedaan kelompok atau signifikasi

hubungan antar variabel yang di teliti. Penelitian kuantitatif

merupakan penelitian dengan jumlah sampel besar (Badriah, 2006)

3.1.2 Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian adalah pola pikir yang menunjukan

hubungan antara variabel yang akan di teliti dan sekaligus

mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu di jawab

melalui penelitian, teori dan teknik analisis statistik yang akan di

gunakan (Sugiyono,2006)

Motivasi untuk sembuh menjadi suatu kekuatan yang berasal dari

dalam diri pasien yang mendorong perilaku menuju kesembuhan yang


45

ingin dicapai. Banyak persoalan timbul ketika seseorang menderita

penyakit tertentu tidak memiliki motivasi bagi kesembuhannya sendiri.

Hambatan ini mungkin terjadi karena sebagian besar kurangnya

dukungan dari lingkungan yang ada pada dirinya. Pasien sangat

membutuhkan banyak dukungan dan bantuan dari diri orang lain yang

ada disekitarnya, dukungan informasi sangat diperlukan bagi pasien

untuk mendapatkan petunjuk dan informasi yang dibutuhkan

(Munandar 2007).

Gambar 3.1

Kerangka Konsep Penelitian

Komunikasi
Terapeutik

 Kesejatian Motivasi sembuh pada


 Empati pasien
 Respek/Hormat
 Konkret

Sumber: Mukhripah, 2010

3.1.3 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara penelitian, patokan duga, atau

dalil sementara yang kebenaranya akan di buktikan dalam penelitian


46

(Notoatmodjo, 2012). Hipotesis dalam penelitian ini merupakan

jawaban sementara atas pertanyaan penelitian “ Apakah ada hubungan

komunikasi terapeutik perawat dengan motivasi sembuh pada pasien

rawat inap diruang Anggrek RSUD Sumedang”

Hipotesis yang di rumuskan adalah:

Ho: Tidak terdapat hubungan antara komunikasi terapeutik perawat

dengan motivasi untuk sembuh pada pasien rawat inap diruang

Anggrek RSUD Sumedang”

Ha: Terdapat hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan

motivasi untuk sembuh pada pasien rawat inap diruang Anggrek

RSUD Sumedang”

3.1.4 Variabel Penelitian

3.1.4.1 Variabel

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri,

sifat, atau ukuran yang dimiliki atau di dapatkan oleh satuan

penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu

(Notoatmodjo,2012). Pada penelitian ini variabel independen

(variabel bebas yang mempengaruhi), yaitu”komunikasi

terapeutik perawat”. dan variabel depeden (Variabel yang

dipengaruhi), yaitu “Motivasi Sembuh pada pasien rawat

inap”.
47

3.1.4.2 Definisi Operasional

Tabel 3.1
Definisi Operasional
48

NO VARIABEL DEFINISI ALAT HASIL SKALA


OPERASIONAL UKUR UKUR UKUR
1 Independen
Komunikasi
Terapeutik:

Sub Variabel
a. Kesejatian Sikap perawat Kuesioner 1. Kurang, Ordinal
dalam jika <
menyampaikan median
pesan tindakan 1 Tinggi, jika
untuk motivasi > median
kesembuhan (Setiadi, 2008)
pasien

b. Empati Kemampuan Kuesioner 1. Kurang, Ordinal


perawat dalam jika <
memahami median
perasaan pasien 2. Tinggi,
dalam motivasi jika >
kesembuhan median
pasien (Setiadi, 2008)

c. Respek atau Perawat Kuesioner 1. Kurang, Ordinal


Hormat menunjukan jika <
kepedulian,meng median
hargai dan 2. Tinggi,
menerima pasien jika >
untuk motivasi median
kesembuhan (Setiadi, 2008)
pasien

d. Konkret Perawat Kuesioner 1. Kurang, Ordinal


memberikan jika <
penjelasan median
tentang masalah 2. Tinggi,
pasien dan jika >
mendorong median
memikirkan (Setiadi, 2008)
kesembuhan
pasien

2 Dependen Kekuatan pasien Kuesioner 1. Kurang, Ordinal


Motivasi dalam jika <
Sembuh mendorong,memb median
angkitkan, 2. Tinggi,
mengontrol dan jika >
melakukan median
tindakan (Setiadi, 2008)
penyembuhan.
49

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

3.2.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek

/ subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

diterapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi dapat bersifat terbatas dan tidak terbatas.

Dikatakan terbatas apabila jumlah individu atau objek dalam

populasi tersebut dapat di hitung, sedangkan tidak terbatas dalam

arti tidak dapat di tentukan jumlah individu atau objek dalam

populasi tersebut (Hidayat, 2013).

Dalam penelitian ini karakteristik populasi yang ditentukan

adalah seluruh pasien yang menjalani perawatan inap (opname) di

ruang Anggrek RSUD Sumedang adalah 217 pasien pada bulan

April 2016.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti

(Arikunto, 2006).

Pemilihan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan

non probability sampling dengan teknik accidental sampling yaitu

pengambilan sampling berdasarkan faktor spontanitas artinya siapa


50

saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti maka orang

tersebut dapat dijadikan sampel (Hidayat, 2013).

Adapun besarnya sampel yang sudah di teliti di tentukan

dengan rumus berikut ini:

N
n=
1+ N ( d ) 2

Keterangan:

n : besarnya sampel

N : besarnya populasi

d : derajat penyimpangan terhadap populasi yang di

inginkan

(10%=0,10 5%=0,05 1%=0,01)

217
n=
1+ 217 ( 0,1 ) 2

217
n=
1+ 2,17

217
n=
3,17

n = 68.45

n = 68

Dengan demikian jumlah sampel dalam penelitian ini

adalah 68 responden.

Supaya hasil penelitian sesuai dengan tujuan maka

penentuan sampel harus sesuai dengan kriteria tertentu yang telah


51

ditetapkan, kriteria ini berupa kriteria inklusi yaitu batasan karakter

pada subjek penelitian. Sebagian subjek yang tidak memenuhi

kriteria inklusi harus dikeluarkan atau dibuang karena berbagai

sebab yang dapat mempengaruhi hasil penelitian, hal ini disebut

kriteria eksklusi (Saryono, 2008). Berikut ini kriteria tersebut :

3.2.2.1 Kriteria Inklusi

a. Pasien dalam masa perawatan minimal 1x24 jam

(sehari semalam).

b. Pasien yang bersedia menjadi subjek atau responden

penelitian.

c. Pasien dapat berkomunikasi dengan baik.

d. Seluruh pasien di dalam ruangan.

3.2.2.2 Kriteria Eksklusi

a. Pasien tidak dalam masa perawatan minimal 1x24 jam

(sehari semalam).

b. Pasien yang tidak bersedia menjadi subjek atau

responden penelitian.

c. Pasien tidak dapat berkomunikasi dengan baik.

d. Bukan seluruh pasien di dalam ruangan.

3.3 Pengumpulan Data

3.3.1 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada

subjek dan proses pengumpulan karateristik subjek yang di perlukan


52

dalam suatu penelitian (Nursalam, 2011)

Adapun langkah-langkah pengumpulan data yang akan

dilakukan:

3.3.1.1 Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan di lakukan penelitian,

serta meminta izin kepada kepala ruangan untuk melakukan

penelitian tersebut.

3.3.1.2 Menentukan responden yang memenuhi kriteria inklusi sesuai

dengan teknik pengambilan sampel.

3.3.1.3 Meminta kesedian responden untuk menjadi sample dengan

terlebih dahulu menjelaskan maksud dan tujuan penelitian.

3.3.1.4 Meminta dengan sukarela kepada responden untuk

menandatangani lembar informed consent.

3.3.1.5 Mencatat data responden sesuai dengan tujuan penelitian.

3.3.1.6 Melakukan pengisian kuisioner tentang komunikasi

therapeutic dan motivasi sembuh.

3.3.1.7 Mengumpulkan hasil pengumpulan data untuk

selanjutnya diolah dan dianalisis.

3.3.2 Instrumen Penelitian

Menurut Notoatmodjo (2010) intrumen penelitian adalah

suatu alat yang di gunakan untuk pengumpulan data dengan sesuatu

metoda. Untuk memperoleh data yang relevan dengan masalah yang

di teliti, maka diperlukan alat pengumpul data atau instrument yang

tepat.

Skala komunikasi terapeutik di gunakan untuk mengukur


53

komunikasi terapeutik perawat rawat inap di ruang Anggrek RSUD

Sumedang. Dalam hal ini adalah mengenai komunikasi terapeutik

perawat dengan dimensi-dimensi meliputi kesejatian, empati, respek

atau hormat, konkret. Skala yang digunakan dalam penelitian ini

bersifat langsung dimana daftar pernyataan diberikan secara langsung

kepada subjek penelitian yang akan dimintai pendapat dan

keyakinannya. Bentuk skala yang dibuat dalam penelitian ini adalah

tertutup, dimana subjek penelitian harus memilih jawaban yang telah

disediakan. Responden mengisi salah satu jawaban dengan memberi

tanda checklist (√) pada kolom yang di sediakan. Skala ini terdiri dari

28 pernyataan. Kuesioner ini peneliti buat sendiri dan sudah di uji

validitas.

Pilihan jawaban dari setiap pernyataan terdiri dari 4 alternatif,

yaitu: Sangat Sesuai (SS),Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat

Tidak Sesuai (STS). Untuk pernyataan positif SS=4, S=3, TS=2 dan

STS=1, sedangkan untuk pernyataan negatif SS=1, S=2, TS=3, dan

STS=4. Hasil ukur untuk komunikasi terapeutik ini ditetapkan bahwa

0 = kurang (bila < median) dan 1= tinggi (bila > median). Cut of

point yang digunakan adalah median karena apabila nilai dari hasil uji

normalitas data di dapatkan bahwa data tidak berdistribusi normal

maka nilai tengah yang digunakannya atau median.

Skala motivasi untuk sembuh di gunakan untuk mengukur


54

motivasi untuk sembuh pada pasien rawat inap di ruang Anggrek

RSUD Sumedang. Skala yang digunakan dalam penelitian ini bersifat

langsung dimana daftar pernyataan diberikan secara langsung kepada

subjek penelitian yang akan dimintai pendapat dan keyakinannya.

Bentuk skala yang dibuat dalam penelitian ini adalah tertutup, dimana

subjek penelitian harus memilih jawaban yang telah disediakan.

Responden mengisi salah satu jawaban dengan memberi tanda

checklist (√) pada kolom yang di sediakan. Skala ini terdiri dari 20

pernyataan. Kuesioner ini peneliti buat sendiri dan sudah di uji

validitas.

Pilihan jawaban dari setiap pernyataan terdiri dari 4 alternatif,

yaitu: Sangat Sesuai (SS),Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat

Tidak Sesuai (STS). Untuk pernyataan positif SS=4, S=3, TS=2 dan

STS=1, sedangkan untuk pernyataan negatif SS=1, S=2, TS=3, dan

STS=4. Hasil ukur untuk motivasi untuk sembuh ini ditetapkan

bahwa 0 = kurang (bila < median) dan 1= tinggi (bila > median).

Cut of point yang digunakan adalah median karena apabila nilai dari

hasil uji normalitas data di dapatkan bahwa data tidak berdistribusi

normal maka nilai tengah yang digunakannya atau median.

3.3.3 Uji Validitas dan Reliabilitas

3.3.3.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat

ukur itu benar-benar mengukur apa yang di ukur

(Notoatmodjo, 2010). Suatu intrumen penelitian di katakan


55

valid apabila mampu mengukur apa yang di inginkan atau

dapat mengungkapkan data dari variable yang di teliti secara

tepat (Arikunto, 2012). Dalam penelitian ini instrument yang

digunakan adalah kuesioner menggunakan skala likert,

dimana kuesioner yang di gunakan peneliti susun sendiri

untuk komunikasi terapeutik (sangat sesuai, sesuai, tidak

sesuai dan sangat tidak sesuai) dan untuk motivasi

sembuh(sangat sesuai, sesuai, tidak sesuai dan sangat tidak

sesuai). Uji validitas menggunakan rumus uji korelasi Product

Moment, dengan rumus:

rhitung¿ n ¿ ¿

Keterangan:

r hitung = koefisien korelasi

∑Χİ = jumlah skor item

∑Yİ = jumlah skor total

N = jumlah responden

Untuk mengetahui validitas intrumen di lakukan

dengan membandingkan r table dengan nilai r hasil, jika r

hasil > r table maka pertanyaan tersebut valid dan jika r

hasil < r table maka pertanyaan tersebut tidak valid.

Berdasarkan table taraf significancy yang di perlukan

dengan nilai df dengan 20 orang responden adalah 0,444.

Adapun uji validitas dalam penelitian ini dilakukan

pada 20 responden sesuai dengan jumlah responden yang


56

disarankan untuk uji validitas sebanyak 15-20 responden

(Nursalam, 2011). Uji Validitas di lakukan di RSUD

Cibabat Cimahi yang mempunyai karateristik hampir sama

dengan RSUD Sumedang. Hasil dari uji validitas ini ada 5

pernyataan yang dikatakan tidak valid, yaitu di pernyataan

komunikasi terapeutik ada 3 pernyataan dan di pernyataan

motivasi sembuh ada 2 pernyataan karena nilai r hasil <

nilai r tabel. Untuk pernyataan-pernyataan yang tidak valid

tersebut tidak di masukan dan tidak di ganti karena waktu

yang terbatas jika melakukan uji validitas kembali.

3.3.3.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh

mana suatu alat pengukur dapat di percaya atau dapat di

andalakan. Hal ini berarti menujukan sejauh mana hasil

pengukuran itu tetap konsisten atau tetap asas (ajeg) bila di

lakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala

yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama

(Notoatmodjo, 2010)

Uji reliabilitas menggunkan uji Alpha Cronbach, dengan

rumus:

k ∑ σ 2b❑
r= {
k −1
} {1- σ 2t❑
}

Keterangan:

r = koefisien reliabilitas instrument


57

k = banyaknya butir pertanyaan

∑σb2 = total varians butir

σt2 = total varians

Pertanyaan dikatakan reliabel apabila koefisien

reliabilitasnya lebih dari 0,60. Pengambilan keputusan:

a) Jika r alpha positif, serta r > 0,60 maka factor atau

variable tersebut reliabel.

b) Jika r alpha tidak positif, serta r < 0,60 maka factor atau

variable tersebut tidak reliabel.

Untuk hasil uji reliabilitas, diketahui nilai Crobach

Alpha untuk pernyataan komunikasi terapeutik = 0,954

(Alpha > 0,60), sehingga semua pernyataan reliabel. Dan

untuk hasil uji reliabilitas diketahui nilai nilai Crobach

Alpha untuk pernyataan motivasi sembuh = 0,918 (Alpha >

0,60), sehingga semua pernyataan reliabel.

3.4 Prosedur Penelitian


Dalam melakukan suatu penelitian dilakukan perencanaan penelitian

agar penelitian yang dilakukan berjalan dengan baik, sistematis dan efektif.

Prosedur penelitian-penelitian yang akan dilakukan adalah:

3.4.1 Tahap Persiapan

3.4.1.1 Menyusun rencana penelitian

3.4.1.2 Memilih lapangan penelitian


58

3.4.1.3 Mengurus administrasi penelitian

3.4.1.4 Melakukan studi pendahuluan

3.4.1.5 Menyusun proposal penelitian

3.4.1.6 Seminar proposal

3.4.2 Tahap pelaksanaan

3.4.2.1 Mengurus perizinan

3.4.2.2 Memilih partisipan dan inform consent

3.4.2.3 Menyiapkan perlengkapan penelitian

3.4.2.4 Melakukan penelitian

3.4.2.5 Pengolahan dan analisa data

3.4.2.6 Menarik kesimpulan

3.4.3 Tahap Akhir

3.4.3.1 Menyusun laporan penelitian

3.4.3.2 Menyajikan hasil penelitian

3.4.3.3 Penggandaan laporan penelitian

3.5 Pengolahan dan Analisa Data

3.5.1 Pengolahan Data

Menurut Hidayat (2013) dalam melakukan analisis, data terlebih

dahulu harus diubah dengan tujuan mengubah data menjadi

informasi. Langkah-langkah pengolahan data menurut Hidayat

(2013), adalah sebagai berikut:

3.5.1.1 Editing
59

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran

data yang di peroleh atau dikumpulkan. Dalam penelitian ini

pada tahap editing data yang telah di peroleh semuanya sudah

lengkap dan tidak ada yang kosong.

3.5.1.2 Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numeric (Angka)

terhadap data yang terdiri dari beberapa kategori. Pemberian

kode ini sangat penting bila pengolahan data dan analisis data

menggunakan computer. Dalam penelitian ini apabila

pengetahuan responden dalam kategori baik maka di beri kode

2, kategori cukup di beri kode 1 dan kategori kurang diberi

kode 0.

3.5.1.3 Data entry

Data entry adalah kegiatan memasukan data yang telah di

kumpulkan kedalam master tabel atau database computer,

kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau

dengan membuat tabel kontingensi.

3.5.1.4 Cleaning
60

Cleaning (pembersihan data) merupakan kegiatan

pengecekan kembali data yang sudah di entry apakah ada

kesalahan atau tidak. Pada penelitian ini, saat cleaning tidak

ada data yang salah saat di entry data.

3.5.1.5 Tabulating

Membuat tabulasi dalam penelitian ini ialah dengan

memasukkan data kedalam tabel yang digunakan yaitu tabel

distribusi frekuensi yang terdiri dari tiga tabel, yaitu

komunikasi terapeutik perawat, tabel motivasi sembuh pada

pasien dan tabel hubungan antara komunikasi terapeutik

perawat dengan motivasi sembuh pada pasien.

3.5.2 Analisa Data

3.5.2.1 Analisa Univariat

Setelah data terkumpul selanjutnya di tabulasi ke

dalam tabel untuk mendapatkan proporsi sehingga di

dapatkan data dasar gambaran hubungan antara komunikasi

terapeutik perawat dengan motivasi sembuh pada pasien di

ruang rawat inap di ruang Anggrek RSUD Sumedang.

Data diolah dan di analisis dengan statistik deskriptif

agar lebih bermakna dan mudah di pahami, hasilnya di

persentasikan secara automatic dengan teknik computerized

dengan cara melihat distribusi frekuensinya.


61

3.5.2.2 Analisa Bivariat

Analisis bivariat digunakan unutk mengungkapkan

hubungan atara komunikasi terapeutik perawat dengan

motivasi sembuh pada pasien di ruang Anggrek RSUD

sumedang. Adapun jenis statistik yang digunakan

disesuaikan dengan skala pengukuran dari variabel yang

sedang di hubungkan. Seluruh pengolahan data/ entry data

di lakukan dengan bantuan program computer dengan cara

melihat hasil crosstab (tabulasi silang). Analisis

menggunkan uji Chi kuadrat, yaitu uji non-parametik yang

digunakan untuk analisis bivariat dimana variable I dan II

berbentuk kategorik (Riduwan, dkk, 2007). Adapun rumus

yang di pakai adalah Chi Square Test dengan menggunkan

tingkat kemaknaan 95% atau nilai alpha 0,05 (55).

Dengan Ketentuan:

a. Bila P-Value lebih kecil atau sama dengan alpha (P <

0.05) berarti hipotesis alternatif di terima, artinya secara

statistik terdapat hubungan yang bermakna (Significant)

antara kedua variabel yang di teliti.

b. Bila nilai P-Value lebih besar dari alpha (P > 0.05)

berarti hipotesis alternatif di tolak, artinya secara statistik


62

tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kedua

variabel yang di teliti. (Arikunto, 2012).

3.6 Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, peneliti perlu mendapat adanya

rekomendasi dari institusi atau pihak lain dengan mengajukan permohonan

izin kepada institusi/lembaga tempat penelitian. Setelah mendapat

persetujuan barulah melakukan penelitian dengan menekankan masalah

etika yang meliputi:

3.6.1 Informed Consent

Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang

akan di teliti di sertai judul penelitian dan manfaat penelitian, bila

subjek menolak maka peneliti tidak memaksa dan menghormati hak-

hak subjek.

3.6.2 Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan peneliti tidak akan

mencantumkan nama responden tetapi hanya inisial pasien.

3.6.3 Confidentiality
63

Kerahasiaan informasi responden di jamin peneliti, hanya

kelompok data tertentu yang akan di laporkan sebagai hasil

penelitian.

3.6.4 Privacy

Yang berarti bahwa identitas responden tidak akan diketahui

oleh orang lain dan bahkan mungkin oleh peneliti itu sendiri,

sehingga responden dapat secara bebas untuk menentukan jawaban

dari kuesioner tanpa takut oleh intimidasi dari yang lain.

3.6.5 Bebas dari bahaya dimana penelitian ini tidak akan

berdampak secara lansung terhadap responden dan tidak

membahayakan.

3.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di ruang rawat inap di ruang Anggrek

RSUD Sumedang pada bulan juli 2016.

Anda mungkin juga menyukai