KELOMPOK 8
anggota kelompok
02 trowbridge
Menurut Rogers dan Holm rangkaian diagnostic reasoning terdiri dari empat
stase model hypothetical reasoning yaitu:
1. Cue acquisition
2. Hypothesis generation
3. Cue interpretation
4. Hypothesis evaluation
Cue acquisition
Cue acquisition adalah mengumpulkan kompilasi data pasien. Bisa
berasal dari chart pasien, rujukan rehab medis ke terapi okupasi,
wawancara, observasi, tes formal maupun informal. Informasi yang
didapatkan akan menunjukkan sumber dan tipe disfungsi (masalah).
Hypothesis generation
Hypothesis generation atau diagnostic hypothesis adalah penjelasan
sementara dari sumber dan tipe disfungsi (masalah). Dalam terapi
okupasi, ini disebut diagnosis okupasi terapi sementara. Diagnosis
bisa berdasarkan dari pengalaman terapis yang pernah menangani
kasus yang mirip atau interpretasi dari theoretical view, practice
model, atau penanganan prosedur standar dari fasilitas atau projek
penelitian.
Cue interpretation
Cue interpretation berdasar dari hubungan atau sangkut paut cues dengan
hipotesis yang dipertimbangkan. Cues dibagi menjadi 3 kelompok;
terindikasi sebagai fungsi normal, yang terindikasi sebagai disfungsi
(masalah), tidak masuk ke dalam dua kategori sebelumnya dan harus
disingkirkan atau dikaji ulang untuk membuat hipotesis tambahan.
Ketepatan diagnosis sementara tergantung dari cue interpretation. Entah
itu akurat, tidak akurat, atau salah.
Hypothesis evaluation
Interpretasi cues yang benar akan menimbulkan hasil yang baik jika
evidence (data, interpretasi, dan cues) telah dikaji ulang saat hypothesis
evaluation. Evidence ini akan dianalisis untuk nantinya hipotesis yang dikira
benar untuk dilanjutkan atau diganti dengan hipotesis yang lebih masuk
dengan evidence yang ditemukan. Hipotesis yang terpilih akan menjadi
dasar dari plan dan intervensi yang akan diberikan pada pasien nantinya.
strategi clinical reasoning
Theoretical reasoning
Teori merupakan panduan yang berguna untuk menganalisis masalah pasien,
pengembangan hipotesis, menyusun plan intervensi, dan mengimplementasi strategi.
Terapis okupasi harus bisa membandingkan masalah pasien dengan teori untuk melihat
kecocokan di antara masalah pasien dengan theoretical concept dan rekomendasi
penanganannya.
Practical reasoning
Practical reasoning digunakan di situasi sehari-hari dan bukan situasi profesional seperti
bekerja dengan pasien. Pertimbangan mengenai aksi yang sesuai dalam kasus tertentu,
dengan orang tertentu, di waktu tertentu. Jadi seseorang harus tahu bagaimana bertindak,
aksi apa yang harus dia ambil, dan apa yang benar dalam sebuah kasus.
strategi clinical reasoning
Ethical reasoning
Hagedorn menyatakan terapis dapat mengevaluasi usulan intervensi yang berhubungan
dengan moral dan etika dasar berpraktik. Ada panduan etik yang harus para terapis patuhi.
Panduan tersebut memberi arahan pada proses terapeutik terutama saat pasien rentan dan
tidak bisa secara penuh mengekspresikan kebutuhan personalnya atau keinginannya.
Ethical reasoning mengharuskan terapis okupasi untuk memikirkan apa yang terbaik untuk
pasien.
Predictive reasoning
Hagedorn menyatakan bahwa predictive reasoning adalah ketika terapis menimbang
peluang, kemungkinan, dan percobaan untuk memprediksi efek dari opsi intervensi dan
untuk mendapatkan gambaran outcomes untuk bermacam skenario yang dibayangkan.
strategi clinical reasoning
Narrative reasoning
Narrative reasoning adalah kegunaan dari cerita untuk membantu menetapkan practical
decision tentang apa yang harus dilakukan. Dengan bercerita, cues penting dapat
diidentifikasi dan penanganan bisa di planning.
Conditional reasoning
Berdasarkan proses sosial budaya untuk memahami dan untuk membantu pasien saat
kesulitan merekonstruksi kehidupan yang berubah akibat penyakitnya,
strategi clinical reasoning
Pragmatic Reasoning
Praktisi memperhitungkan bagaimana faktor-faktor dalam konteks praktikal dan konteks
pribadinya dapat mempengaruhi intervensi. Faktor dalam praktek pengaturan berhubungan
dengan ketersediaan sumber daya (yaitu, penggantian atau ketersediaan tools). Faktor-
faktor dalam konteks pribadi praktisi mungkin termasuk: keterampilan terapeutik dan
motivasi pribadi.
fase
penalaran
klinis
12
pendukung
penalaran klinis
Elemen pokok: Elemen tambahan:
1. Knowledge 1. Clinical problem
2. Cognition 2. Environment
3. Metacognition 3. Client’s input
Jawaban atas pertanyaan ini terdapat dalam prosedur evaluasi dan penilaian yang
digunakan untuk menentukan kekuatan dan kelemahan klien, penulisan rencana untuk
membimbing dan mengarahkan proses perubahan, dan pemilihan modalitas terapeutik
yang menghasilkan hasil kinerja pekerjaan yang sukses. Unsur ilmiah menuntut
penilaian, analisis, dan pencatatan yang cermat dan akurat.
Ethical Element
Menjawab pertanyaan, "apa yang harus dilakukan untuk klien ini?" dan "apa itu jalan
yang benar dan adil untuk diambil?"
introduction to
occupational
therapy by
O'brien and
Hussey
Terima kasih!
ADA PERTANYAAN?