BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Kesejatian Perawat pada Pasien
Rawat Inap di Ruang Anggrek RSUD sumedang
Tahun 2016
Interprestasi Data:
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Empati Perawat pada Pasien Rawat Inap
di Ruang Anggrek RSUD Sumedang
Tahun 2016
Interprestasi Data:
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Respek/Hormat Perawat pada Pasien
Rawat Inap di Ruang Anggrek RSUD Sumedang
Tahun 2016
Interprestasi Data:
(61,8%).
65
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Konkret Perawat pada Pasien Rawat Inap
di Ruang Anggrek RSUD Sumedang
Tahun 2016
Interprestasi Data:
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Motivasi Sembuh pada Pasien Rawat Inap
di Ruang Anggrek RSUD Sumedang
Tahun 2016
Interprestasi Data:
Tabel 4.6
Tabulasi Silang
Hubungan Kesejatian Perawat dengan Motivasi Sembuh
Pasien Rawat Inap di Ruang Anggrek RSUD Sumedang
Tahun 2016
Motivasi Sembuh
Kurang Tinggi
P-
Kesejatian Jumlah Value
Dari hasil
f % f % F %
Kurang 14 58,3 10 41,7 24 100
statistik didapatkan
Tinggi 10 22,7 34 77,3 44 100 0,008
Jumlah 24 35,3 44 64,7 68 100
bahwa nilai uji Chi
Square dengan nilai P-Value = 0,008 dengan alpha 0,05 berarti P- value < dari alpha
sehingga dapat disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara kesejatian perawat
Tabel 4.7
Tabulasi Silang
Hubungan Empati Perawat dengan Motivasi Sembuh
pada Pasien Rawat Inap di Ruang Anggrek RSUD
Sumedang Tahun 2016
67
Motivasi Sembuh
Kurang Tinggi
P-
Empati Jumlah Value
f % F % F %
Kurang 12 57.1 9 42,9 21 100
Tinggi 12 25,5 35 74,5 47 100 0,025
Jumlah 24 35,3 44 64,7 68 100
Tabel 4.8
68
Tabulasi Silang
Hubungan Respek/Hormat Perawat dengan Motivasi
Sembuh pada Pasien Rawat Inap di Ruang Anggrek RSUD
Sumedang Tahun 2016
Motivasi Sembuh
Kurang Tinggi
P-
Dari hasil
Respek/Hor Jumlah Value
statistik didapatkan f % f % f %
mat
Kurang 15 57,7 11 42,3 26 100
bahwa nilai uji Chi 0,005
Tinggi 9 21,4 33 78,6 42 100
Jumlah 24 35,3 44 64,7 68 100
Square dengan nilai
P-Value = 0,005 dengan alpha 0,05 berarti P- value < dari alpha sehingga dapat
Tabel 4.9
Tabulasi Silang
Hubungan Konkret Perawat dengan Motivasi Sembuh
pada Pasien Rawat Inap di Ruang Anggrek RSUD
Sumedang Tahun 2016
69
Motivasi Sembuh
Kurang Tinggi
P-
Konkret Jumlah Value
Dari hasil f % f % f %
Kurang 15 53,6 13 46,4 28 100
statistik didapatkan 0,017
Tinggi 9 22,5 31 77,5 40 100
Jumlah 24 35,3 44 64,7 68 100
bahwa nilai uji Chi
Square dengan nilai P-Value = 0,017 dengan alpha 0,05 berarti P- value < dari
alpha sehingga dapat disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara konkret
4.2 Pembahasan
sama tertinggi adalah aspek empati yaitu yaitu sebesar 69,1% . Hal ini
membentuk suatu keadaan yang lebih baik dari dalam badan, jiwa dan
istilah yang lebih umum yang menunjuk pada seluruh proses gerakan,
individu, tingkah laku yang ditimbulkannya dan tujuan atau akhir dari
diri yang kuat dan selalu optimis dalam menghadapi suatu hal, seperti
akan selalu berpikir positif, karena dengan berpikir positif maka pasien
akan terjauh dari hal-hal negatif yang bisa menghambat semangat dan
Kekuatan dari dalam dan luar diri pasien akan sangat berpengaruh
keinginan untuk sembuh berasal dari dalam dan luar diri pasien
diidapnya.
0,008< 0,05 sehingga Ho ditolak, hal ini terbukti bahwa ada hubungan
pengiriman pesan pada orang lain tentang gambaran diri kita yang
0,025< 0,05 sehingga Ho ditolak, hal ini terbukti bahwa ada hubungan
dalam menempatkan diri pada diri orang lain dan bahwa perawat telah
memahami bagaimana perasaan orang lain dalam hal ini adalah pasien
dan apa yang menyebabkan reaksi pasien tanpa emosi perawat larut
0,005< 0,05 sehingga Ho ditolak, hal ini terbukti bahwa ada hubungan
atau hormat dengan motivasi sembuh pada pasien rawat inap di ruang
akan kesembuhannya .
0,017< 0,05 sehingga Ho ditolak, hal ini terbukti bahwa ada hubungan
kesembuhanya.
antara kedua variabel tersebut adalah linier atau searah. Hal ini berarti
jika variabel X-nya tinggi maka variabel Y-nya juga ikut tinggi, dalam
hal ini jika tingkat komunikasi terapeutik tinggi maka tingkat motivasi
aspek yaitu aspek kesejatian, aspek empati, aspek respek atau hormat
sangat menolong tidak saja bagi pasien tapi juga untuk staf medis.
jarang pasien merasa puas dan lega setelah menyalurkan kepihak lain.
ada bila pasien percaya pada hal yang diperlukan, dengan komunikasi
Istiyanto dan Syafei (2008) unsur percaya terhadap staf medis dan
kepatuhan pasien terhadap staf medis hal ini merupakan kekuatan yang
buktikan dengan teori yang menyatakan bahwa Adanya rasa tulus dan
merasa nyaman, dan dengan rasa itulah dapat membantu bahkan dapat
Syafei, 2008).
selalu berfikir bahwa dia akan segera sembuh dari penyakitnya dan
idap.
merasa harapan hidupnya sudah rendah dan tidak ada lagi yang patut
untuk diperjuangkan.