Anda di halaman 1dari 12

47

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan

antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang

akan dilakukan (Notoatmodjo, 2010). Berdasarkan tinjauan dari kerangka teori

faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan ( kecemasan ) yaitu faktor

internal dan faktor eksternal. Dalam penelitian ini yang akan diteliti adalah

faktor internal (pengetahuan, usia) dan faktor eksternal (dukungan keluarga).

Berdasarkan faktor-faktor tersebut maka secara skematis kerangka konsep

digambarkan sebagai berikut:

Bagan 3.1
Kerangka Konsep

Variabel independen Variabel dependen

Pengetahuan

Usia Tingkat Kecemasan

Dukungan Keluarga

47
48

B. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel

a. Variabel Independen

Variabel Independen dalam penelitian ini adalah pengetahuan, usia,

dan dukungan keluarga.

b. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tingkat kecemasan

2. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional

berdasarkan karakteristik yang diamati, melakukan penelitian untuk

melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek

atau suatu fenomena (Notoatmdjo, 2010).


49

Table 3.1
Defenisi Operasional

Definisi
Variabel Alat Ukur Cara Ukur Skor Hasil Ukur Skala
Operasional
Independen
Pengetahuan Pengetahuan pasien Kuesioner Wawancara Untuk pernyataan 1. Tinggi, jika Ordinal
pasien katarak tentang positif: nilai jawaban >
pengertian, faktor Benar = 1 median 8,00
penyebab, Salah = 0 2. Rendah, jika
pencegahan, Untuk pernyataan nilai jawaban ≤
pengobatan ,teknik negatif: median 8,00
operasi katarak dan Benar = 0 Sumber;
jenis operasi. Salah = 1 Arikunto, 2010
Usia Lama hidup Kuesioner Wawancara 1. Tua, >45 tahun Ordinal
responden dilihat 2. Muda, ≤ 45
dari ulang tahun tahun
terakhir Sumber;
Nugroho, 2001
Dukungan Semua sumber Kuesioner Wawancara 1. Baik, jika nilai Ordinal
Keluarga kekuatan atau jawaban >
dukungan yang median 43,00
berasal dari 2. Kurang baik ≤
keluarga terhadap median 43,00
proses Sumber;
penyembuhan pada Arikunto, 2002
pasien pre operasi
katarak
Dependen
Tingkat Tingkat kecemasan Menggun Observasi 1. Kurang dari Ordinal
kecemasan pasien menghadapi akan dan 14 : tidak ada
pasien pre operasi katarak, formulir wawancara kecemasan
operasi ringan, sedang, angket 2. 14-20 :
katarak berat atau panik, berdasark kecemasan
meliputi 14 item an ringan
HARS (Hamilton variabel 3. 21-27 :
Anxiety Rating tingkat kecemasan
Scale) kecemasa sedang
n pasien 4. 28- 41 :
pre kecemasan
operasi berat
katarak.
50

C. Hipotesis

Hipotesis penelitian ini yang mencakup pada perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Adanya hubungan antara pengetahuan dengan tingkat kecemasan pasien

pre operasi katarak diruangan Mata Rumah Sakit Umum Raden Mattaher

Jambi.

2. Adanya hubungan antara usia dengan tingkat kecemasan pasien pre

operasi katarak di ruangan Mata Rumah Sakit Umum Raden Mattaher

Jambi.

3. Adanya hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pasien

pre operasi katarak di ruangan Mata Rumah Sakit Umum Raden Mattaher

Jambi.

D. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan mengunakan

rancangan studi cross sectional, karena pendekatan ini bersifat sesaat pada

waktu tertentu dan tidak di ikuti secara terus menerus dalam kurun waktu

tertentu dan bertujuan untuk melihat apakah ada hubungan antara variabel

independen (pengetahuan, usia, dukungan keluarga) dan variabel dependen

(tingkat kecemasan pre operasi katarak) (Notoadmodjo, 2003).

E. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dirungan Mata Rumah Sakit Umum Daerah

Raden Mattaher Jambi. Waktu penelitian dilaksanakan pada 01 Juni – 08 Juli

2013.
51

F. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006).

Populasi dalam penelitian ini adalah setiap pasien yang telah di diagnosa

penyakit katarak oleh dokter sepesialis mata dan akan dilakukan operasi

katarak yang berjumlah 635 orang pada tahun 2013.

2. Sampel

Mengingat populasi yang ditemukan begitu banyak maka dalam

penelitian ini akan dipilih beberapa anggota populasi sebagai sampel

penelitian.

Berdasarkan peryataan di atas, maka jumlah sampel yang diteliti

dihitung dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Lemeshow

(1997) sebagai berikut.

2 α
Z 1− × p ×(1− p)× N
2
n=
α
d 2 ( N−1 ) + Z 2 1− × p ×(1− p)
2

Keterangan:

N = Perkiraan jumlah populasi dalam penelitian (498)

n = Perkiraan jumlah sampel

Z = Standar deviasi normal pada derajat kepercayaan yang

Diterapkan oleh peneliti, 95% = 1,96

P = adalah proporsi katarak 15 % = 0,15 maka 1-p = 0,85

d = Tingkat kesalahan yang di inginkan = 0,1%

Berdasarkan angka-angka diatas, maka jumlah sampel adalah sebesar:


52

2 α
Z 1− × p ×(1− p)× N
2 1,962 ×0,15 ×0,85 × 498
n= ¿ 2
α 2
d 2 ( N−1 ) + Z 2 1− × p ×(1− p) 0,1 ( 498−1 ) +1,96 ×0,15 ×0,85
2

= 44

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus

Lemeshow (1997) maka jumlah sampel sebanyak 44 responden.

Untuk menghindari terjadinya drop out pada saat penelitian, maka

jumlah sampel ditambah 10%. Dengan demikian jumlah sampel

sebanyak 48 sampel. Pengambilan sampel dilakukan dengan

menggunakan tehknik accidental sampling dimana subjek penelitian

di ambil secara kebetulan atau bertemu dan sesuai dengan kerteria

yang telah ditentukan oleh peneliti.

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah karakteristik umum

subjek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan

diteliti (Notoatmodjo, 2010).

a. Pasien pre operasi katarak di ruangan perawatan Mata

b. Bersedia menjadi responden

c. Siap untuk dilakukan operasi

d. Pasien sadar

e. Bisa diajak kerjasama

f. Pasien dari usia 20 sampai 70 tahun ke atas.

G. Instrument Penelitian

Instrument penelitian yang digunankan dalam penelitian ini adalah

kuesioner, lembar observasi, untuk mendapatkan data tentang tingkat


53

kecemasan yang dipengaruhi oleh pengetahuan, usia, dan dukungan keluarga.

Untuk mempermudah analisa data diberikan nilai (scoring) pada setiap

jawaban dan variabel.

Uji validitas adalah untuk melihat sejauh mana ketepatan dan kecermatan

suatu alat ukur dalam mengukur suatu data. Uji reabilitas adalah uji untuk

melihat tingkat konsistensi dalam menghasilkan data menurut Riwidiko

(2008) uji coba validitas dan reabilitas minimal 10 orang. Sebelum melakukan

penelitian, terlebih dahulu instrument diuji coba pada 20 responden pada

tanggal 05-10 Mei 2013 di Ruang Rawat THT RSUD Raden Mattaher Jambi.

Hasil uji validitas diperoleh dari r tabel dengan jumlah responden 10 pada

derajat kepercayaan 95% diperoleh nilai r tabel = 0,444 pada tingkat

kemaknaan 95%.

1. Pengetahuan

Untuk pengetahuan terdapat 15 peryataan, jika responden

menjawab “benar” diberikan nilai 1 dan “salah” diberi nilai 0. Responden

dikategorikan mempunyai pengetahuan rendah apabila nilai atau jawaban

< mean (23,40) dan pengetahuan tinggi bila ≥ mean (23,40).

Hasil Uji validitas dan reliabilitas terhadap 10 responden

didapatkan nilai r-hitung 0,659-0,930 (> 0,444) yang artinya kuesioner

valid. Sedangkan nilai r alpa kuesioner adalah 0,964 (> 0,444) yang

artinya kuesioner reliabel.

2. Dukungan Keluarga

Peryataan dukungan keluarga terdiri dari 15 pertanyaan. Untuk

pernyataan kuesioner dukungan keluarga, jika responden menjawab


54

“selalu” diberi nilai 4, “sering” diberi nilai 3, “kadang-kadang” diberi nilai

2, “tidak pernah” diberi nilai 1. Responden dikategorikan dukungan

keluarga terhadap kecemasan kurang baik apabila nilai atau jawaban <

mean (49,00) dan sikap baik bila ≥ mean (49,00)

Hasil uji validitas dan reliabilitas terhadap 10 responden didapatkan

nilai r-hitung 0,753-0,883 (> 0,444) yang artinya kuesioner valid.

Sedangkan nilai r alpa kuesioner adalah 0,973 (> 0,444) yang artinya

kuesioner reliabel.

3. Usia

Pernyataan usia, jika usia pasien diatas 45 tahun dikategorikan tua, dan

jika umur klien dibawah 45 tahun dikategorikan muda.

4. Tingkat Kecemasan

Untuk kecemasan dalam penelitian ini menggunakan angket atau

kuesioner HARS yang terdiri dari 40 item pernyataan, dengan nilai

jika klien menjawab ya diberi nilai 1 dan jika klien menjawab tidak

diberi nilai 0

H. Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh melalui wawancara langsung

dengan menggunakan kuesioner (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian

ini data diperoleh secara wawancara langsung dengan menggunakan

kuesioner kepada responden dan diisi langsung oleh responden.

2. Data Sekunder
55

Data sekunder adalah data yang berasal dari rekam medik Rumah Sakit

Umum Raden Mattaher Jambi.

I. Prosedur Penelitian

Sebelum peneliti melakukan wawancara dengan responden, terlebih

dahulu penelitian melakukan:

a. Menanyakan kepada responden apakah bersedia menjadi responden dalam

penelitian ini.

b. Menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian.

c. Setelah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini, maka peneliti

menjelaskan instrument penelitian kepada responden agar mudah peneliti

melakukan pengumpulan data.

J. Etika Penelitian

Menurut (Hidayat 2009), Etika dalam penelitian merupakan masalah

yang sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan

berhubungan langsung dengan manusia. Oleh karena itu, segi etika harus

di perhatikan karena manusia mempunyai hak asasi dalam segi penelitian.

Komponen etika penelitian meliputi :

1. Informed concernt

Peneliti memberikan penjelasan tentang tujuan serta maksud

penelitian sebelum menyerahkan kuesioner penelitian, kemudian

peneliti memberikan surat permohonan menjadi responden sebagai

permintaan pasien untuk menjadi responden. Setelah pasien membaca

lembar permohonan menjadi responden, kemudian peneliti

menyerahkan lembar persetujuan menjadi responden, pasien


56

memberikan tanda tangan dilembar persetujuan sebagai bukti bersedia

menjadi responden.

2. Anonimity ( tanpa nama )

Peneliti tidak mencantumkan nama pada lembar kuesioner tapi

hanya memberikan kode sebagai no urut menjadi responden.

3.Confidentiality ( kerahasiaan )

Merupakan masalah etika dengan menjamin kerahasiaan dari hasil

penelitian baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua

informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti,

hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset dan

data yang sudah tidak dibutuhkan lagi maka seluruh data dimusnahkan.

K. Teknik Pengolahan Data dan Teknik Analisa Data

1. Pengolahan Data

Data yang dikumpulkan diolah melalui beberapa tahap, yaitu:

a. Editing (penyuntingan data)

Hasil wawancara atau angket, atau pengamatan dilapangan

harus dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu.Editing

adalah kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian kuesioner

tersebut.

b. Coding (kode)
57

Setelah semua data kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya

dilakukan pengkodean atau “coding”, yakni mengubah data

berbentuk kalimat menjadi data angka atau bilangan.

c. Entry Data (memasukan data) atau Processing

Setelah semua jawaban-jawaban dari masing-masing responden

yang dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan dalam

program atau “software” computer. Maka pemprosesan data

dilakukan dengan cara mengentry data dari angket ke paket program

Windows.

d. Data Cleaning (pembersihan data)

Apabila semua data dari setiap responden selesai dimasukkan,

perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan

adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan

sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.

2. Analis Data

a. Analisis Univariat

Analisis univariat ini bertujuan untuk mengetahui tentang

distribusi frekuensi atau proporsi masing-masing variabel yang

diteliti, baik variabel independen maupun variabel dependen.

b. Analisis bivariat

Analisis bivariate bertujuan untuk melihat hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen dengan

menggunakan uji statistic chi-square dan untuk melihat hasil

kemaknaan perhitungan statistic digunakan batas kemaknaan


58

alpha 5 % (0,05) sehingga apabila hasil perhitungan nilai p-value

kurang dari alpha (0,05) berarti secara statistik bermakna

(signifikan) dan bila p-value lebih besar dari 0,05 berarti secara

statistik tidak bermakna.

Anda mungkin juga menyukai