Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS JURNAL KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN

RISIKO PERILAKU KEKERASAN


Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas

Disusun oleh :

YUDHO SETIAWAN

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU BANI SALEH

2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Masalah yang ditemukan pada pasien adalah bipolar afektif tipe manik
dengan isolasi sosial dan risiko perilaku kekerasan. Pasien sudah pernah
dirawat di Rumah Sakit Jiiwa Provinsi Jawa Barat sebelumnya sebanyak 3
kali dengan diagnosa yang sama yaitu perilaku kekerasan. Pada saat
pertemuan ke-4 dengan klien terdapat insiden klien memukul kakanya
sendiri.
Tindakan yang diberikan di ruangan Merpati pada klien tidak terlalu
spesifik untuk mengatasi perilaku kekerasan klien. Klien diberikan obat-
obatan. Terdapat beberapa strategi manajemen marah pada pasien gangguan
jiwa dengan perilaku kekerasan, yaitu: strategi nafas dalam, pukul bantal,
bercakap-cakap dengan orang lain, spiritual dan pemanfaatan obat. Banyak
penelitian mengungkapkan pendekatan islam telah memegang peran penting
sebagai alat terapi dalam intervensi psikoterapi dan konseling. Terapi-terapi
otot progresif, terapi nafas dalam dan terapi tertawa adalah terapi yang
banyak digunakan para peneliti dan memberikan hasil yang memuaskan.
BAB II

ANALISIS JURNAL

A. PICO
1. P (Patient, Problem)
a. Terdapat beberapa strategi manajemen marah pada pasien gangguan
jiwa dengan perilaku kekerasan, yaitu: strategi nafas dalam, pukul
bantal, bercakap-cakap dengan orang lain, spiritual dan pemanfaatan
obat. Banyak penelitian yang mengungkapkan strategi spiritual
memiliki keberhasilan yang cukup signifikan.
b. Pasien gangguan jiwa dengan diagnosa bipolar tipe manik : perilaku
kekerasan
2. I (Intervention)
Terapi otot progresif
3. C (Comparisson)
Efektivitas terapi relaksasi nafas dalam dan tertawa
4. O (Outcome)
Hasil yang diharapkan yaitu dapat menurunkan rasa marah dan
menurunkan risiko perilaku kekerasan
Pertanyaan: Manakah yang lebih efektif untuk menurunkan rasa marah
dan menurunkan risiko perilaku kekerasan, terapi otot progresif atau
Efektivitas terapi relaksasi nafas dalam dan tertawa?

Kata Kunci: Perilaku kekerasan, terapi otot progresif, relaksasi nafas dalam,
tertawa.
B. VIA

No JUDUL V (VALIDITY) R (RELIABILITY) A (APPLICABILITY)


1 Pengaruh Terapi Relaksasi Otot Progresif 1. Validitas Seleksi Penelitian ini penting, dari hasil Penelitian ini dapat diaplikasikan
Terhadap Tingkat Kecemasan pada Dalam penelitian ini peneliti penelitian ada pengaruh terapi di Rumah Sakit Jiwa Provinsi
Pasien Resiko Perilaku menggunakan teknik sampling relaksasi otot progresif terhadap Jawa Barat karena intervensi ini
Kekerasan di RSJ Provinsi Amino purposive sampling yaitu penurunan kecemasan pada termasuk ekonomis. Intervensi ini
Gondohutomo Jawa Tengah. teknik penentuan sampel pasien resiko perilaku kekerasan hanya cukup memberikan sugesti
dengan pertimbangan tertentu di RSJ Provinsi Amino terhadap pasien dapat
Author : Helen, 2015 yang dibuat oleh peneliti Gondohutomo Jawa Tengah (p < memberikan efek tenang untuk
sendiri, berdasarkan ciri atau 0.000). pasien.
Publikasi : - sifat-sifat populasi yang
sudah diketahui sebelumnya.
Pada penelitian ini juga
dipaparkan kriteria inklusi dan
ekslusi yang sangat jelas.
Kriteria Inklusi sebagai
berikut: Pasien resiko perilaku
kekerasan yang mengalami
kecemasan sedang ringan,
Pasien resiko perilaku
kekerasan dengan jenis
kelamin laki–laki atau
perempuan, Pasien yang
berumur di atas 18–59
tahun, Pasien yang bersedia
menjadi
responden.
Kriteria Eksklusi: Pasien
resiko perilaku kekerasan yang
tidak mengalami kecemasan,
Pasien yang berumur di atas 59
tahun.
2. Validitas Informasi
Prosedur pengambilan data
pada penelitian ini sanngat
jelas dipaparkan. Penelitian ini
menggunakan Alat
pengumpulan data Dalam
penelitian ini peneliti telah
menggunakan lembar
kuesioner alat ukur
(instrumen) Hamilton Rating
Scale for Anxiety (HRS-A),
untuk mengetahui tingkat
kecemasan pada pasien
perilaku kekerasan. Alat ukur
ini terdiri dari 14
kelompok gejala yang masing–
masing kelompok dirinci lagi
dengan gejala–gejala yang
lebih spesifik. Masing–masing
kelompok gejala diberi
penilaian angaka (skor) antara
0 –4 yang artinya Nilai 0 tidak
ada gejala (keluhan), 1 gejala
ringan, 2 gejala sedang, 3
gejala berat, 4 gejala berat
sekali .Penilaia atau
pemakaian alat ukur ini telah
dilakukan oleh peneliti melalui
teknik wawancara langsung.
Masing – masing nilai angka
(skor)
dari ke 14 kelompok gejala
tersebut
dijumlahkan dan dari hasil
penjumlahan
tersebut dapat diketahui derajat
kecemasan
seseorang, yaitu Total nilai
(skor) Kurang dari
14 tidak ada kecemasan, 14–27
kecemasan
ringan, 21–27 kecemasan
sedang, 28–41
kecemasan berat, 42–56
kecemasan berat
sekali.

Validitas Pengontrolan Perancu


Pada penelitian ini variabel
confounding dikendalikan,
dilihat dari penetapan kriteria
inklusi dan ekslusi penelitian
3. Validitas Analisis
Dalam penelitian ini uji
normalitas
yang telah digunakan adalah
Kolmogorov
swirnov karena jumlah
responden sebanyak 55
orang. Data berdistribusi
normal (P value >
0,05) maka dilakukan analisis
menggunakan
uji statistic parametik yakni uji
T Test
dependent. Apabila data tidak
berdistribusi
normal maka akan digunakan
uji statistik non
parametik yakni uji wiloxcon
range test.
4. Validitas Eksterna
Jumlah sampel pada penelitian
ini adalah sebanyak 55
responden. Untuk penelitian
eksperimen 10 sampai 20
responden dinyatakan cukup
mewakili (Sopyudin, 2010).
2 Efektivitas Terapi Relaksasi Nafas Dalam 1. Validitas Seleksi Penelitian ini penting. Hasil Penelitian ini dapat diaplikasikan
Dan Tertawa Dalam Mengontrol Perilaku Populasi pada penelitian ini penelitian menunjukkan bahwa di Rumah Sakit Jiwa Provinsi
Kekerasan Pada Pasien Perilaku 375 orang, tetapi hanya 78 selisih mean berbeda, relaksasi Jawa Barat karena intervensi ini
Kekerasan Di Rsjd Dr. Amino responden yang dijadikan nafas dalam 0,94 dan tertawa termasuk ekonomis. Intervensi ini
Gondohutomo Semarang sample penelitian. Tetapi 0,97. Analisis dengan uji hanya cukup memberikan sugesti
peneliti tidak mencantumkan wilcoxon didapatkan Z hitung terhadap pasien dapat
Author : Dea Yuhanda, Dwi Heppy kriteria inklusi dan eksklusi. sebesar 7,682 > Z tabel 5,000 memberikan efek tenang untuk
Rochmawati, Eko Purnomo (2013) 2. Validitas Informasi dan p value pasien.
Prosedur pengambilan data 0,000.
Publikasi : - pada penelitian ini sanngat
jelas dipaparkan. Pada
penelitian ini Melakukan
langkah-langkah terapi
relaksasi nafas dalam dan
terapi tertawa sesuai dengan
SOP dan akan di evaluasi
dalam bentuk kuesioner.
3. Validitas Pengontrolan
Perancu
Pada penelitian ini variabel
confounding tidak
dikendalikan, dilihat dari tidak
adanya penetapan kriteria
inklusi dan ekslusi penelitian.
4. Validitas Analisis
Penelitian ini menggunakan
jenis Penelitian ini
menggunakan metode
penelitian two group pre-post
design.
5. Validitas Eksterna
Jumlah sampel pada penelitian
ini adalah sebanyak 78
responden. Untuk penelitian
eksperimen 10 sampai 20
responden dinyatakan cukup
mewakili (Sopyudin, 2010).
BAB III

PEMBAHAS

Masalah yang ada pada pasien adalah bipolar tipe manik dengan risiko
perilaku kekerasan. Pada penelitian pertama dan kedua memaparkan intervensi
yang bersifat psikososial, teetapi pada dua diagnosa medis yang berbeda.

Pada jurnal pertama dengan judul “ Pengaruh Terapi Relaksasi Otot


Progresif Terhadap Tingkat Kecemasan pada Pasien Resiko Perilaku Kekerasan di
RSJ Provinsi Amino Gondohutomo Jawa Tengah ” dapat membantu
mempermudah penyembuhan pada pasien dengan diagnosa kekerasan ataupun
kecemasan. Sedangkan pada jurnal kedua dengan judul “Efektivitas Terapi
Relaksasi Nafas Dalam Dan Tertawa Dalam Mengontrol Perilaku Kekerasan Pada
Pasien Perilaku Kekerasan Di Rsjd Dr. Amino Gondohutomo Semarang” tidak
memaparkan diagnosa medis yang jelas. Penulis belum menemukan penelitian
yang khusus hanya saja pada jurnal kedua ini lebih efektif terapi dengan terapi
tertawa dibandingkan dengan tarik nafas dalam meneliti intervensi psikospiritual
pada kasus bipolar tipe manik dengan perilaku kekerasan.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Kedua jurnal yang dianalisis merupakan termasuk jurnal yang valid
setelah ditelaah dari 5 komponen validitas. Kedua jurnal juga merupakan
jurnal yang penting, karena keilmuan yang baru dan dapat direkomendasikan
untuk mengatasi emosi pasien gangguan jiwa. Dua jurnal terapi otot
progresif, terapi nafas dalam dan terapi tertawa dapat diterapkan di Rumah
Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat setelah dipertimbangkan dari segi sumber
daya, ekonomi, sosial dan budaya, intervensi ini dapat diterapkan di beberapa
ruangan rawat inap yang ada pasien dengan diagnosa perilaku kekerasan
didalamnya.

B. SARAN
Saran bagi perawat khususnya yang bertugas di ruang rawat inap ruang
merpati untuk mengaplikasikan terapi mendengarkan ayat suci Al-Qur’an
sebagai media untuk menurunkan tingkat emosi pasien dengan diagnosa
perilaku kekerasan.

Anda mungkin juga menyukai