Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

PEMBAHASAAN DAN KESIMPULAN

A. Pembahasaan

Pada bab ini penulis akan menguraikan permasalahan yang terjadi didalam

kasus serta perbandingan teori dengan kenyataan yang terjadi pada saat

melakukan asuhan keperawatan pada Tn.T dengan perilaku kekerasan di

Ruang Endrotenoyo Rumah Sakit Jiwa Dr.Amino Gondhohutomo

Semarang yang dilaksanakan pada tanggal 15 Juli 2014. Untuk

memudahkan pemahaman pada kasus ini diperlukan menggunakan asuhan

keperawatan yang terdiri dari : pengkajian,diagnosa

keperawatan,intervensi,implementasi dan evaluasi

Hasil pengkajian pada tanggal 15 Juli 2014 pada Tn.t dengan diagnosa :

1. Resiko Perilaku kekerasan

Pada pengkajian ditemukan data subjekyif: Klien mengatakan suka

membanting barang dirumah dan mengamuk. Dan ditemukan data

Objektif: Klien terlihat tengang dan suara keras. Perilaku kekerasan

adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang

dapat membahayakan secara fisik,baik kepada diri sendiri maupun

orang lain. ( Yosep,2010).

Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan

untuk melukai seeorang,baik secara fisik maupun psikologis. Perilaku

65
66

kekerasan dapat dilakukan secara verbal,diarahkan pada diri sendiri,orang

lain dan lingkungan ( Keliat,2012). Perilaku kekerasan adalah suatu

bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang, baik secara fisik

maupun psikologis. Perilaku kekerasan dapat dilakukan secara verbal,

diarahkan pada diri sendiri, orang lain, dan lingkungan. ( Dr. Budi Anna

Keliat , 2012 ).

Manifestasi yang bisa muncul pada klien gangguan jiwa dengan

perilaku kekerasan : secara fisik, verbal,emosional, sosial dan spiritual

( Yosep, 2010 ). Perilaku kekerasan : diangkat sebagai perioritas

diagnosa pertama karena dari pengkajian didapatkan data-data yang

menunjukan tanda-tanda dari pasien perilaku kekerasan. Data-data

tersebut atas merupakan data sbjektif dan objektif yang diperoleh

penulis saat melakukan pengkajian. Maka penulis menarik kesimpulan

dari emperis ( teori) tidak ada perbedaan yang mencolok.

Masalah yang terjadi pada Tn.T adalah Pasien mengatakan suka

membanting barang dirumah dan mengamuk. Dan pasien tampak

sering melamun. Data-data tersebut data subjektif yang sudah

memenuhi batasan karakteristik ( Yosep, 2010). Oleh sebab itu penulis

dapat menarik kesimpulan perilaku kekerasan. Yang dilakukan pasien

dengan membanying barang dan mengamuk. Pasien berfikir dengan

mengamuk masalah akan terselesaikan.


67

Tujuan dari asuhan keperawatan pada diagnosa keperawatan

perilaku kekerasan yaitu pasien tidak lagi menciderai diri sendiri dan

lingkungan,sedangkan tujuan khususnya yaitu pasien dapat membina

hubungan saling percaya, dapat mengidentifikasi penyebab perilaku

kekerasan,dapat mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku

kekerasan,dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan,dapat

mendemonstrasikan cara fisik untuk mencegah perilaku kekerasan

yaitu dengan cara tarik nafas dalam sesuai dengan atauran yang benar.

Implementasi yang dapat penulis lakukan pada Tn.T dengan

perilaku kekerasan dengan strategi tindakan keperawatan membina

hubungan saling percaya, mengidentifikasi penyebab perilaku

kekerasan,mengidentikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan,

mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan,menyebutkan cara

mengontrol perilaku kekerasan,membantu cara latihan 1 perilaku

kekerasan : latihan nafas dalam. Mengeevaluasi jadwal kegiatan harian

pasien, melatih mongontrol perilaku kekerasan dengan cara fisik tarik

nafas dalam. Menganjurkan klien memasukan latihan nafas dalam

kedalam catatan harian pasien.

Tindakan keperawatan pada teknik relaksasi nafas dalam terhadap

tingkat emosi pasien perilaku kekerasan yang diteliti oleh Nanny dan

Sujarwo pada pasien perilaku kekerasan di RSJ Dr.Amino

Gondhohutomo Semarang . Tingkat emosi tinggi frekuensi 24

presentasi ( 80 % ), emosi sedang frekuensi 6 presentasase 20% dan


68

emosi rendah frekuensi 0 presentase. Dan yang menunjukan tingkat

emosi tinggi sebanyak 24 responden ( 80 ). Kemampuan klien dalam

mengontrol emosi dalam teknik relaksasi nafas dalam sebelum

diajarkan tinggi. Setelah diajarkan teknik relaksasi nafas dalam selama

3 hari emosi klien berkurang atau menurun.

Pada penelitian Kustanti dan Widodo ( 2008 ) tentang Pengaruh

Teknik Relaksasi Terhadap Perubahan Setatus Mental Klien

Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta telah membutikan

bahwa relaksasi efektif untukk menurunkan keluhan fisik yang dialami

oleh klien perilaku kekerasan.

Pada pasien penulis yang diberikan intervensi sesuai dengan hasil

penelitian Nanny dan Sujarwo, dan Kustanti dan Widodo dapat

dibuktikan sebelum diberikan intervensi teknik relaksasi nafas dalam

pasien tidak menunjukan pengaruh relaksasi nafas dalam saat marah.

Kemudian setelah diberikan teknik relaksasi nafas dalam selama tiga

hari pasien merasa dirinya lebih lega dan tenang. Pasien yang

melakukan tarik nafas dalam , dengan kondisi dan situasi yang rileks

maka hasil dan prosesnya akan optimal, emosinya menjadi menurun.

Setelah tindakan keperawatan diberikan selama 3 hari maka dapat

dievaluasi dari diagnosa perilaku kekerasan dengan pasien yang sudah

terlaksanakan yaitu pasien mampu membina hubungan saling

percaya,pasien mampu cara menontrol perilaku kekerasan dengan

teknik relakasasi nafas dalam. Upaya penulis untuk mengatasi masalah


69

dengan memberikan teknik relaksasi nafas dalam pada Tn.T adalah

untuk mengontrol marah yang dilakukan pasien.

B. Kesimpulan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada Tn.T dengan perilaku

kekerasan di ruang Endrotenoyo Rumah Sakit Jiwa Dr.Amino

Gondohutomo Semarang pada tanggal 15 Juli 2014 sebagai langkah

terakhir dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini maka penulis

mengambil beberapa kesimpulan yang sekiranya dapat digunakan sebagai

bahan pertimbangan bagi pemberian asuhan keperawatan pada pasien

khususny pasien perilaku kekerasan.

Kesimpulan yang diperoleh penulis setelah melakukan tindakan

keperawatan dirumah sakit jiwa daerah Dr. Amino Gondohutomo

Semarang berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan karya

tulis ilmiah:

a) Mampu mendeskripsikan hasil pengkajian keperawatan

pada klien dengan perilaku kekerasan

b) Mampu mendiskripsikan diagnosa keperawatan pada klien

dengan perilaku kekerasan

c) Mampu mendiskripsikan perencanaan keperawatan untuk

mengatasi masalah perilaku kekerasan.

d) Mampu mendiskripsikan pada pasien dengan perilaku

kekerasan
70

e) Mampu mendeskripsikan evaluasi tindakan keperawatan

yang dilakukan.

f) Mampu mendeskripsikan tingkat emosi klien perilaku

kekerasan sebelum dan sesudah dilakukan teknik relaksasi

nafas dalam di Rumah Sakit Jiwa Daerah dr.Amino

Gondohutomo.

g) Mampu mendeskripsikan tingkat emosi klien perilaku

kekerasan setelah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam di

Rumah Sakit Jiwa dr.Amino Gondohutomo Semarang.

h) Mampu mendeskripsikan pengaruh teknik relaksasi nafas

dalam terhadap klien perilaku kekerasan di Rumah Sakit

Jiwa Daerah dr.Amino Gondhutomo Semarang.

i) Mampu mendeskripsikan pengaruh teknik relaksasi nafas

dalam terhadap pasien perilaku kekerasan di Rumah Sakit

Jiwa Dr.Amino Gondohutomo Semarang.

C. SARAN

1. Bagi perawat, perlu menyampaikan dan memberi informasi tentang

masalah keperawatan dengan perilaku kekerasan sebab masalah

tersebut sangat penting untuk memandirikan pasien dan keluarga

dalam perawatan dirumah.

2. Bagi sarana rumah sakit untuk menunjang keberhasilan perawatan

pasien dengan perilaku kekerasan perlu diingatkan hubungan kerja


71

sama antara pihak rumah sakit dan keluarga dalam perawatan baik

dirumah sakit maupun sesudah pasien pulang kerumah.

3. Bagi keluarga,berperan penting bagi peristiwa terjadinya gangguan

jiwa dan proses penyesuain kembali setiap pasien,oleh karena itu perlu

serta keluarga dalam proses pemulihan dan pencegahan pada pasien

gangguan jiwa sangat diperlukan.

4. Bagi pasien.harus meningkatkan apa yang telah diajarkan selama

dirumah sakit dan harus bisa mempraktekan apabila pasien sedang

marah dan serta tidak boleh lupa minum obat dan kontrol secara

teratur.

5. Bagi masyarakat,berperan pentingdalam kesembuhan pasien karena

masyarakat yang utama dalam kehidupan seharai-hari pasien

dirumah,olehsebab itu masyarakat dianjurkan ikut berpartisipasi dalam

kesembuhan pasien agar tidak terjadi kekambuhan kembali setelah

pulang dari rumah sakit

Anda mungkin juga menyukai