Anda di halaman 1dari 22

ANALISA JURNAL

STASE KEPERAWATAN JIWA


“MODIFICATION OF SEVERE VIOLENT AND AGGRESSIVE
BEHAVIOR AMONG PSYCHIATRIC INPATIENTS THROUGH THE USE
OF A SHORT-TERM TOKEN ECONOMY”

DISUSUN OLEH :
BAB I
LATAR BELAKANG

Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual


maupun social yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara
sosial dan ekonomis (Undang-Undang RI No. 36, 2009). Undang-undang No. 36
tahun 2009 tentang kesehatan Bab IX pasal 144 menyatakan upaya kesehatan jiwa
ditujukan untuk menjamin setiap orang dapat menikmati kehidupan kejiwaan
yang sehat, bebas dari ketakutan, tekanan, dan gangguan lain yang dapat
mengganggu kesehatan jiwa. World Health Organization (2009) memperkirakan
450 juta orang di seluruh dunia mengalami gangguan mental, sekitar 10% orang
dewasa mengalami gangguan jiwa saat ini dan 25% penduduk diperkirakan akan
mengalami gangguan jiwa pada usia tertentu selama hidupnya. Gangguan jiwa
mencapai 13% dari penyakit secara keseluruhan dan kemungkinan akan
berkembang menjadi 25% di tahun 2030, gangguan jiwa juga berhubungan
dengan bunuh diri, lebih dari 90% dari satu juta kasus bunuh diri setiap tahunnya
akibat gangguan jiwa (WHO, 2009). Gangguan jiwa berat di Indonesia tahun
2007 memiliki prevalensi sebesar 4.6 permil, dengan kata lain dari 1000
penduduk Indonesia empat sampai lima diantaranya menderita gangguan jiwa
berat (Puslitbang Depkes RI, 2008).
Penyaki jiwa sering menyebabkan individu menjadi lebih agresif karena
ketidakstabilan psikologi. Selain itu, pasien psikiatrik merasa kondisi lingkungan
dan komunikasi yang kurang menjadi penyebab signifikan terjadinya perilaku
kekerasan yang tidak memuaskan dengan ketentuan yang membatasi dan
mengarah pada ketegangan antar individu (Han, et.al, 2012).
Ada beberapa penelitian yang menunjukkan hubungan faktor perilaku
kekerasan yang relevan pada pasien psikiatrik. Faktor-faktor tersebut adalah
cenderung laki-laki, usia kurang dari 45 tahun, dan individu yang terdiagnosa
skizoprenia (Chukwujekwu & Stankey, 2011), riwayat melakukan perilaku
kekerasan, catatan criminal, dan riwayat penggunakan obat-obat terlarang.
Terjadinya perilaku agresif atau perilaku kekerasan bisa membahayakan
diri sendiri, staf lain atau lingkungan terapeutik. Perilaku kekerasan terhadap diri
dan orang lain merupakan gejala yang sering muncul dari skizofrenia dalam dua
tahun pertama dan diprediksi selama sebelumnya dua tahun setelah masuk
pertama. Perawat psikiatrik bekerja dengan pasien langsung dalam 24 jam setiap
hari. Oleh sebab itu, perawat mendapatkan pengalaman perilaku kekerasan
langsung dari pasien. Kim (2010) melaporkan bahwa evaluasi subyektif dari
perilaku kekerasan pasien oleh perawat psikiatrik meliputi perilaku kekerasan
secara verbal (96,2%), perilaku kekerasan terhadap orang lain (84%), perilaku
kekerasan terhadap benda-benda disekitar (79,7%), dan perilaku kekerasan
terhadap diri sendiri (77,7%).
Perilaku kekerasan pada pasien psikiatrik disebabkan oleh faktor biologi
dan lingkungan, maka intervensi penggabungan antara medikasi dan terapi
perilaku merupakan cara yang lebih efektif. Kegiatan modifikasi perilaku secara
umum mendasarkan kegiatannya pada pemikiran psikologi perilaku. Psikologi
perilaku memandang bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungannya
dan dapat diubah dengan memberikan stimulus, prinsip inilah yang kemudian
menjadi dasar kerja modifikasi perilaku (Hadi, 2005). Berdasarkan pada
kemampuan mengambil keputusan dalam keadaan sulit, pedoman tentang
farmakologi dan modifikasi perilaku kekerasan bergantung pada dimana kesulitan
pasien dengan gangguan ditunjukkan, dalam hal ini token ekonomi dapat menjadi
alat yang komprehensif untuk membuat struktur lingkungan pergaulan lebih baik.
Teknik token ekonomi atau disebut juga dengan tabungan keping,
merupakan salah satu bentuk aplikasi dari pendekatan perilaku, yang mana
pendekatan perilaku sangat erat hubungannya dengan modifikasi perilaku. Token
ekonomi adalah penerapan operant conditioning dengan mengganti hadiah
langsung dengan sesuatu yang dapat ditukarkan kemudian disebut operant karena
memberikan perlakuan terhadap lingkungan yaitu berupa hadiah kepada tingkah
laku. Dengan adanya hadiah perilaku akan terus berulang atau muncul. Pemberian
hadiah atau ganjaran bukan jawaban atas semua masalah perilaku kekerasan. Yang
akan dinyatakan di sini adalah bahwa hadiah atau ganjaran agaknya sangat
berguna dalam mengurangi perilaku kekerasan pada pasien psikiatrik (Hadi,
2005).
Dalam pengambilan jurnal ini, alasan masuk untuk perawatan di rumah
sakit pada klien dengan gangguan jiwa dikarenakan perilaku kekerasan seperti
marah-marah, mengamuk, mengancam, dan merusak barang-barang dilingkungan
sekitar. Oleh karena itu, kami ingin mengurangi kejadian perilaku kekerasan
dengan menggunakan modifikasi perilaku token ekonomi supaya klien dapat
mengontrol marah.
BAB II
JURNAL
“MODIFICATION OF SEVERE VIOLENT AND AGGRESSIVE
BEHAVIOR AMONG PSYCHIATRIC INPATIENTS THROUGH THE USE
OF A SHORT-TERM TOKEN ECONOMY”

TERLAMPIR
BAB III
RESUME JURNAL

A. Nama Peneliti
Penelitian ini dilakukan oleh Park, Jae Soon dan Lee, Kyunghee.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Seong Dong, Universitas
Keimyung, Jurusan Keperawatan, Daegu, Korea. Penelitian ini dilakukan
pada bulan Januari hingga April 2008. Tempat penelitian telah sesuai dengan
pengambilan judul penelitian.
C. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian telah disebutkan secara jelas dan sesuai dengan
judul penelitian yang diambil. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
mengetahui efektivitas Short-Term Token Ekonomi (STTE) terhadap perilaku
kekerasan pada pasien dengan gangguan jiwa kronis.
D. Metode penelitian
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode desain kelompok
kontrol nonequivalent. Peserta dibagi menjadi kelompok eksperimen dan
kelompok control yang masing masing berjumlah 22 pasien yang berjenis
kelamin laki-laki. Satu minggu sebelum dilakukan program modifikasi,
dilakukan pengamatan terlebih dahulu terhadap perilaku agresif pada pasien
selama di rumah sakit dengan menggunakan Observation Aggression Scale
(OAS) yang meliputi serangan verbal, kerusakan properti dan serangan fisik.
Metode penelitian ini telah sesuai dengan tujuan penelitian.
E. Hasil penelitian
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa STTE efektif dalam
mengurangi kejadian perilaku agresif pada pasien laki-laki-pasien di rumah
sakit jiwa. Hasil penelitian yang disebutkan dalam penelitian telah sesuai
dengan tujuan penelitian.
BAB IV
ANALISA JURNAL

A. Analisa Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2010).
Penentuan besar sampel penelitian ini menggunakan G*Power
3.13. Total sample size pada penelitian adalah 32 subyek penelitian. Dalam
penelitian ini melibatkan 44 subyek, semua berjenis kelamin laki-laki yang
berusia antara 30 sampai 60 tahun dan yang menyepakati untuk mengikuti
penelitian ini. Pasien yang mengikuti penelitian ini sebelumnya pernah
mengalami tindakan koersif (secara paksa) seperti dilakukannya
pengasingan (isolasi) dan restraint selama satu bulan sebelum dilakukan
eksperimen karena adanya riwayat perilaku kekerasan di masa lalu
terhadap diri mereka sendiri maupun terhadap pasien lain dan petugas.
Masing-masing kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dipisahkan di
bangsal yang berbeda. Semua subjek penelitian (sejumlah 44 pasien)
adalah pasien yang didiagnosa mengalami gangguan kejiwaan berdasarkan
Statistik Manual Diagnostik Gangguan Jiwa, Edisi ke-4 (DSM-IV) dan
berdasarkan penilaian klinis independen.
2. Intervention
Interensi penelitian telah dituliskan secara runtut dan jelas dalam
jurnal ini sehingga pembaca dapat memahami langkah-langkah pemberian
intervensi terhadap kelompok intervensi maupun kelompok control dalam
penelitian. Dalam jurnal ini peneliti telah menjelaskan bentuk intervensi
terhadap kelompok eksperimen sebagai berikut.
a. Satu minggu sebelum dilakukan program modifikasi, sepuluh perawat
yang bertugas termasuk peneliti melakukan pengamatan terlebih
dahulu terhadap perilaku agresif pada pasien selama di rumah sakit
dengan menggunakan Observation Aggression Scale (OAS) yang
meliputi serangan verbal, kerusakan properti dan serangan fisik.
b. Peneliti menjelaskan kepada staf tentang tujuan dan standar terapi
serta benda-benda yang diperbolehkan digunakan sebagai
reinforcement.
c. Para peserta (pasien) diberikan kesempatan untuk menuliskan 3 item
yang mereka suka dalam urutan prioritas. Reinforcers dipilih
berdasarkan pilihan mayoritas yang kemudian dibahas secara
mendalam dalam rapat staf apakah diperbolehkan diberikan atau tidak
di dalam lingkungan RS. Berikut bentuk reinforcers yang dapat
ditukar dengan stiker :
1) Tiga stiker dapat ditukar dengan secangkir kopi yang disediakan
pada jam 10.00 pagi
2) Tujuh stiker dapat ditukar dengan semangkuk zhajiangmian, mie
dengan saus kacang hitam disediakan jam 07.00 pagi
3) Sepuluh stiker dapat ditukar dengan ayam goreng disediakan pada
jam 07.00 pagi
4) Lima belas stiker dapat ditukar dengan berjalan-jalan dengan
dibatasi selama 30 menit untuk mencegah terjadinya melarikan diri
dan kecelakaan.
5) Dua puluh stiker dapat ditukar dengan melakukan kegiatan di luar
ruangan
6) Tiga puluh stiker dapat ditukar dengan tidur
7) Untuk pasien diabetes, secangkir kopi diganti dengan secangkir teh
Job’s Tears, semangkuk zhajiangmian diganti dengan semangkuk
Udong.
d. Petugas akan memberikan stiker bergambar senyum pada hari
berikutnya pukul 08.00 serta memberikan penguatan dengan kata-kata
“kerja yang bagus” pada pasien saat petugas tidak mengamati adanya
perilaku kekerasan selama 24 jam,
e. Token (stiker senyum) yang disediakan akan ditempelkan pada papan
pengumuman berdasarkan nama pasien untuk mengkonfirmasi jumlah
stiker yang telah didapatkan.
f. Petugas memberitahukan kepada peserta bahwa STTE akan dilakukan
selama 12 minggu untuk mengurangi terjadinya perilaku agresif dan
mengurangi penggunaan langkah-langkah koersif seperti pengasingan
(isolasi) dan restrain pada pasien dengan perilaku agresif.
g. Stiker dapat ditukarkan dengan reinforce namun hanya dapat
digunakan sekali dan tidak dapat dipindahtangankan.
Peneliti dan perawat bertemu seminggu sekali dan memeriksa
perubahan perilaku pasien berdasarkan catatan petugas. Catatan akan
dievaluasi setiap 2 minggu sekali.
3. Compare
Penelitian dengan pendekatan eksperimen, adalah suatu penelitian
yang berusaha mencari pengaruh variable tertentu terhadap variable yang
lain dalam kondisi yang terkontrolsecara ketat. Adanya kelompok kontrol
sebagai data dasar (base line) untuk dibandingkan dengan kelompok
eksperimen (Imron & Munif, 2010). Dalam penelitian ini telah sesuai
dengan teori tersebut karena dalam penelitian ini menggunakan kelompok
control sebagai dbase line untuk dibandingkan dengan kelompok
eksperimen. Untuk menguji hipotesis penelitian perbedaan antara
kelompok intervensi dan kelompok kontrol dievaluasi menggunakan
pengukur model ANOVA.
4. Output
a) Analisa univariate
Analisa univariate dalam penelitian ini telah dipaparkan secara
rinci dan jelas yang didukung dengan ditampilkannya data dalam
bentuk table dan grafik sehingga memudahkan pembaca dalam
memahami hasil penelitian secara detile. Dalam penelitia ini
disebutkan bahwa penelitian melibatkan kelompok eksperimen dan
kelompok control yang masing-masing kelompok terdiri dari 22
pasien. Pada kelompok intervensi terjadi perubahan jumlah kasus
perilaku kekerasan dari 178 kasus (Pre-test) menjadi 141 kasus (Post-
test). Sedangkan pada kelompok control terjadi perubahan jumlah
kasus dari 178 kasus (Pre-test) menjadi 168 kasus (post-test). Peneliti
menemukan perbedaan signifikan dari waktu ke waktu pada kelompok
intervensi maupun pada kelompok kontrol (kelompok intervensi F =
194,46, p <.001; kelompok pembanding F = 98,22, p <.001).
b) Analisa bivariate
Dalam memaparkan data analisa univariate peneliti juga telah
menyajikan data dalam bentuk tabel sehingga memudahkan pembaca
dalam mendapatkan informasi tentang hasil penelitian secara rinci.
Peneliti menyebutkan adanya perbedaan skor perilaku agresif antara
kelompok intervensi dan kelompok control sebagai berikut: pra-
intervensi awal dan pada minggu ke dua tidak ditemukan skor yang
signifikan (F = 84,74, p = 0,084; F = 176,77, p = 0,051). Ditemukan
adanya perbedaan kelompok yang signifikan pada minggu ke empat
(F = 396,85, p <.001), pada minggu ke delapan (F = 369,33, p <.001),
dan pada minggu ke dua belas (F = 392,55, p <.001).

B. Critical Appraisal
Komponen yang Dinilai Ya / Penjelasan
Tdk
Judul dan abstrak : Menurut Sugiyono (2010), judul yang
Apakah judul sesuai dengan Ya ideal untuk sebuah penelitian terdiri
isi ? dari 12-14 kata menunjukkan dengan
tepat masalah yang hendak diteliti,
tempat dan waktu pelaksanaan, serta
tidak membuka penafsiran yang
beraneka ragam. Judul jurnal dalam
penelitian sudah memenuhi syarat
tersebut, judul penelitian tidak sesuai
dengan isi abstrak, di dalam abstrak
latar belakang penelitian tidak di
jelaskan.
Apakah tujuan penelitian Ya Tujuan penelitian merupakan rumusan
disebutkan? apa ? kalimat yang menunjukkan keinginan
peneliti untuk mencapai sesuatu dalam
penelitian. Jika rumusan masalah
dikemukakan dalam bentuk
pertanyaan, tujuan penelitian
dikemukakan dalam bentuk
pernyataan. (Murdayatmiko, 2008).
Dalam jurnal ini telah dituliskan judul
penelitian yaitu bertujuan untuk
mengetahui efektivitas jangka pendek
token ekonomi (STTE) pada perilaku
kekerasan di kalangan kejiwaan kronis
pada pasien.
Apakah abstrak memberikan Tidak Abstrak dalam penelitian ini belum
informasi yang lengkap? : memberikan informasi secara lengkap.
latar belakang, tujuan, Dalam abstrak tidak mencantumkan
metode, hasil tentang latar belakang masalah.
Menurut Nursanti (2013), Abstrak
merupakan uraian singkat hasil
penelitian yang terdiri dari latar
belakang, tujuan, metode, sampel, cara
pemilihan sampel, hasil dan
kesimpulan dan saran.
Justifikasi, metodologi, Latar belakang suatu penelitian yang
desain : Ya baik mengandung unsur keseriusan
Apakah dijelaskan alasan masalah (seriousness of the problem),
melakukan penelitian (di
political concern, community concern
latar belakang dan tinjauan
pustaka) ? atau public dan magnitude. Pada
pendahuluan sudah menunjukkan
seriousness of problem dan magnitude
of the problem, sedangkan untuk
political concern (data tentang
kebijakan pemerintah dalam mengatasi
masalah) belum dicantumkan.
Apakah tinjauan pustakanya Ya Daftar pustaka yang diambil dalam
lengkap / cukup ? penelitian ini ada 21 referensi. Jumlah
rujukan sebaiknya dibatasi sampai 25
buah dan secara umum merujuk pada
tulisan yang terbit dalam satu dekade
terakhir perlu dihindari penggunaan
abstrak sebagai rujukan (Jurnal
Agronomi Indonesia (2013).
Apakah menggunakan Tidak Referensi yang digunakan pada jurnal
referensi terbaru ? ini merupakan referensi lama dengan
(maksimal 5 tahun) kisaran referensi paling lama tahun
1965 dan referensi terbaru tahun 2012.
Apakah hipotesisnya Ya Hipotesis adalah dugaan atau
disebutkan ? pernyataan sementara yang
diungkapkan secara deklaratif/ yang
menjadi jawaban dari sebuah
permasalahan (Sugiyono, 2009).
Hipotesis utama adalah bahwa nilai
perilaku agresif eksperimental
kelompok yang menerima STTE akan
lebih meningkat daripada agresif skor
perilaku kelompok kontrol. Hipotesis
dalam penelitian ini sudah sesuai
dengan unsur pembuatan hipotesisi
yaitu sudah mewakili dari unit
permasalahan penelitian dan telah
memenuhi syarat suatu hipotesis
penelitian yaitu relevance, testability,
compatibility, predictive dan
simplicity seperti yang disebutkan
dalam teori Nurssalam (2012).
Jika eksperimen, apakah Tidak Terdapat kelompok kontrol dan
kelompok intervensi dan intervensi, setiap kelompok berjumlah
kontrol dijelaskan ? 22. Namun pada kelompok kontrol
tidak dijelaskan. Dalam suatu
penelitian ekperimen kelompok
kontrol ataupun kelompok intervensi
harus di tentukan secara jelas agar
tidak mempengaruhi hasil penelitian.
Menurut Nurssalam (2012) pembagian
kelompok kontrol maupun kelompok
intervensi harus jelas
situasi/kondisinya, tempat,dan jumlah
harus mewakili sample dari setiap
kategori. Sehingga dalam penelitian
ini akan lebih baik jika jumlah setiap
kelompok baik kelompok kontrol
maupun kelompok intervensi
dijelaskan jumlahnya.
Apakah kelompok Tidak Menurut Nursalam (2012) dalam
intervensi dan kontrol penentuan kelompok kontrol maupun
dimatchingkan atau tidak ? kelompok intervensi harus memiliki
karakteristik yang sama, agar tidak
terjadi bias. Terdapat kelompok
intervensi dan kontrol namun tidak
dimatchingkan.
Apakah eksperimennya Tidak Dalam penelitian ini tdak menggunaka
blind atau double blind ? eksperimen blind
Kalau blind, bagaimana cara tidak -
melakukan blindingnya ?
Sampling : Sampel adalah bagian dari jumlah dan
Bagaimana populasi - karakteristik yang dimiliki populasi
dipilih ? Menggunakan (Sugiyono, 2010). Populasi dalam
probability sampling atau penelitian ini tidak dijelaskan.
non probability sampling ?
Apakah kriteria inklusi dan Tidak Kriteria inklusi adalah kriteria atau
eksklusi disebutkan ? apa ? ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh
setiap anggota populasi yang dapat
diambil sebagai sampel (Notoatmodjo,
2010). Sedangkan kriteria eksklusi
merupakan keadaan yang
menyebabkan subyek yang memenuhi
kriteria inklusi tidak dapat
diikutsertakan dalam penelitian
(Nursalam, 2013). Kriteria inklusi-
eklusi yaitu semua laki-laki, usia
antara 30 sampai 60 tahun, pernah
mengalami tindakan pemaksaan
seperti pengasingan (isolasi) dan
restraint dalam satu bulan terakhir
sebelum dilakukan penelitian, pasien
yang didiagnosia mengalami gangguan
kejiwaan berdasarkan Statistik Manual
Diagnostik Gangguan Jiwa, Edisi ke-4
(DSM-IV) dan berdasarkan penilaian
klinis independen.
Apakah ukuran sampel - Jumlah sampel 44 orang, dalam
cukup ? penelitian ini sampel penelitian sudah
cukup. Untuk penelitian eksperimen
yang sederhana yang menggunakan
kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol, maka jumlah anggota sampel
masing-masing antara 10 -20
(Sugiyono, 2006).
Pengumpulan data : Cara pengumpulan data dalam
Bagaimana cara Ya penelitian ini adalah dengan
pengumpulan datanya menggunakan instrumen yang
(kuesioner atau ada yang digunakan dalam studi Yudofsky dkk
lain) yaitu Overt Aggression Scale (OAS)
dan stiker senyum sebagai tanda.
Siapa yang mengumpulkan tidak Pada jurnal disebutkan bahwa data
data ? dikumpulkan oleh 10 asisten peneliti
yang dilatih untuk penelitian
mengamati perilaku agresif peserta di
rumah sakit jiwa dan memeriksa nilai
mereka dari agresi di kekerasan.
Apakah instrumen Ya Overt Aggression Scale (OAS) untuk
pengumpulan data menilai perilaku peserta agresif,
dijelaskan ? seluruh ranah serangan verbal,
kerusakan properti dan serangan fisik.
Sedangkan stiker senyum diberikan
kepada para peserta sebagai tanda
dengan penguatan lisan jika peserta
tidak melakukan perilaku agresif
selama satu hari (24 jam).
Apakah instrumen diuji dulu ya Validitas adalah suatu ukuran yang
? menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu
instrumen. Sebuah instrumen
dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang diinginkan dan
dapat mengungkap data dari variabel
yang diteliti secara tepat (Arikunto
(2006). Jurnal ini tidak melewati uji
validitas.
Apakah confounding factors Tidak -
diidentifikasi ?

Apakah ada penjelasan Tidak -


validitas dan reliabilitas
instrumen ?
Pertimbangan etik : Etika penelitian memiliki berbagai
Apakah penelitian ya macap prinsip, namun terdapat empat
menggunakan ethical prinsip utama yaitu : menghormati
approval dari komite etik ? harkat martabat manusia, menghormati
privasi dan kerahasiaan subyek
penelitian, keadilan dan inklusivitas,
serta memperhitungkan manfaat dan
kerugian yang ditimbulkan (Polit &
Beck, 2004). Penelitian ini sudah
menggunakan ethical approval
tersebut. Dalam Penelitian ini
dijelaskan bahwa penelitian ini
mengguanakan persetujuan etis.
Penelitian ini disetujui oleh direktur
rumah sakit setempat dan persetujuan
dari peserta diperoleh dari anggota
keluarga melalui telepon.
Apakah ada informed - Dalam penelitian ini menggunakan
consent dalam penelitian ? informed consent. Izin untuk
mengakses dan menggunakan data
diperoleh dari direktur rumah sakit.
Semua peserta yang diminta untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini
setuju dan menandatangani informed
consent. Persetujuan dari peserta
diperoleh dari anggota keluarga
melalui telepon.
Analisis data dan hasil : Hasil penelitian dituliskan dengan
Apakah hasil disampaikan Ya jelas. Hasil penelitian yang
dengan jelas ? disampaikan meliputi analisa
univariate dan bivariate secara
lengkap. Hasil ditampilkan
menggunakan table serta grafik dan
diberi penjelasan umum setiap
hasilnya.
Apakah p-value dan Tidak Hanya ditampilkan p-value < 0,001
confidence interval
dilaporkan ?
Apakah hasilnya Ya Terdapat perubahan yang signifikan
signifikan ? pada kelompok eksperimen. Skor
perilaku agresif dari kelompok
eksperimen menurun sedangkan pada
kelompok kontrol, skor menunjukkan
peningkatan setelah minggu ke
delapan.
Apakah kesimpulan - Kesimpulan dari penelitian ini adalah
penelitian ini ? STTE efektif dalam mengurangi
kejadian agresif perilaku antara laki-
laki-pasien di rumah sakit jiwa.
Hasil dan keterbatasan
penelitian : Ya Modifikasi terapi perilaku dapat
 Apakah hasil bisa diterapkan karena cukup efektif dalam
digeneralisasikan? mengurangi perilaku agresif antara
pasien rawat inap dengan gangguan
jiwa kronis di rumah sakit
 Apakah keterbatasan Tidak Tidak dijelaskan
penelitian ini disebutkan ?
 Apakah ada saran untuk Ya Tidak dicantumkan saran dalam jurnal
penelitian selanjutnya ? ini

 Apakah implikasi Ya STTE membantu dalam mengurangi


penelitian tersebut? (yang penggunaan tindakan koersif (seperti
disebutkan dalam jurnal) dilakukannya isolasi dan restraint) atau
penggunaan obat psikoaktif dalam
mengendalikan perilaku kekerasan di
kalangan pasien rawat inap di rumah
sakit.

C. Kelebihan dan Kekurangan Jurnal


1. Kelebihan
a. Tujuan jurnal telah dicantumkan secara lengkap dan sesuai dengan
pembahasan.
b. Hipotesis dalam penelitian ini sudah sesuai dengan unsur pembuatan
hipotesis.
c. Penelitian ini menggunakan kelompok intervensi dan kelompok control.
d. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi Yudofsky
dkk yaitu Overt Aggression Scale (OAS) yang sudah valid.
e. Hasil penelitian dibuat dalam bentuk table dan diberikan penjelasan.
f. Penelitian ini sudah mencantumkan ethical approval dari komite etik.
g. Terapi ini dapat diterapkan pada klien dengan gangguan jiwa khususnya
dengan resiko perilaku kekerasan.
h. Kesimpulan dalam penelitian ini sudah sesuai dengan tujuan penelitian
2. Kekurangan
a. Judul jurnal tidak mencantumkan waktu dan tempat penelitian.
b. Abstrak tidak mencantumkan latar belakang penelitian.
c. Karakteristik kelompok control dan kelompok intervensi tidak
dijelaskan.
d. Tidak dicantumkan kriteria inklusi dan eksklusi dalam penelitian ini.
e. Tidak dicantumkan keterbatasan penelitian dan saran dalam penelitian
ini.
f. Referensi yang digunakan pada jurnal ini masih terdapat referensi lama
yaitu tahun 1965.

D. Perbandingan Isi Jurnal


1. Perbandingan isi jurnal dengan penelitian lain (metode, tempat) terkait kasus
ANALISA JURNAL PENELITIAN JURNAL
PEMBANDING
Judul Modification of Severe Effectiveness of Group
Penelitian Violent and Aggressive Dialectical Behavior
Behavior Therapy (Based on Core
among Psychiatric Distress Tolerance and
Inpatients through the Use Emotion Regulation
of Components) on
a Short-Term Token Expulsive Anger and
Economy Impulsive Behaviors
Nama Peneliti Park, Jae Soon dan Lee, H. R. Jamilian1, A. A.
Kyunghee Malekirad2, M. Farhadi3,
M. Habibi4 & N. Zamani5
Tempat Rumah Sakit Jiwa Seong Rumah Sakit Kabir di
Penelitian Dong, Universitas Arak, Iran
Keimyung, Jurusan
Keperawatan, Daegu,
Korea.
Metode Metode desain kelompok Metode penelitian adalah
Penelitian kontrol nonequivalent. semi eksperimental
pendekatan sosio-statistik

Populasi Dalam penelitian ini Penelitian ini dilakukan


Penelitian melibatkan 44 subyek, pada 36 dibagi menjadi
dibagi menjadi kelompok kelompok kontrol dan
kontrol dan eksperimental eksperimental (n = 16).
(n = 22). Semua berjenis peserta perempuan dengan
kelamin laki-laki dengan usia
usia antara 30 sampai 60 peserta antara 25 sampai
tahun 35 tahun
Hasil Penelitian STTE efektif dalam Group Dialectical
mengurangi kejadian Behavior Therapy efektif
perilaku agresif pada pada Kemarahan yg
pasien laki-laki-pasien di mengusir dan Perilaku
rumah sakit jiwa. Impulsif.

2. Perbandingan dengan teori yang sudah ada di textbook terkait kasus


a. Pengertian perilaku kekerasan
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan di mana seseorang
melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik
terhadap diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Respon dari
kecemasan dan kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan sebagai
ancaman (Musliha, 2010).
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan emosi yang merupakan
campuran perasaan frustasi dan benci atau marah. Hal ini didasari
keadaan emosi secara mendalam dari setiap orang sebagai bagian
penting dari keadaan emosional kita yang dapat diproyeksikan ke
lingkungan, ke dalam diri atau secara destruktif (Yosep, 2009).
b. Pengertian Token ekonomi
Teknik token ekonomi atau disebut juga dengan tabungan keping,
merupakan salah satu bentuk aplikasi dari pendekatan behavior, yang
mana pendekatan behavior sangat erat hubungannya dengan modifikasi
perilaku. Token ekonomy adalah penerapan operant conditioning
dengan mengganti hadiah langsung dengan sesuatu yang dapat ditukar-
kan kemudian. Disebut operant karena memberikan perlakuan terhadap
lingkungan yaitu berupa hadiah kepada tingkah laku. Dengan adanya
hadiah perilaku akan terus berulang atau muncul (Boniecki & Moore,
2003). Dalam token ekonomi tingkah laku yang diharapkan muncul
bisa diperkuat dengan se-suatu yang diinginkan oleh anak, sehingga
hasil perilaku yang diharapkan oleh kita bisa ditukar dengan sesuatu
yang diinginkan oleh anak (Timothy, 2009).
Token ekonomi merupakan salah satu contoh dari perkuatan
ekstrinsik yang menjadikan seseorang melakukan sesuatu untuk
diraihnya yakni bisa meningkatkan perhatiannya baik dari tingkat
tenasitas maupun dari tingkat vigilitas, tujuannya adalah mengubah
motivasi yang ekstrinsik menjadi motivasi yang instrinsik, dengan cara
ini diharapkan bahwa perolehan tingkah laku yang diinginkan dapat
menjadi ganjaran untuk memelihara tingkah laku yang baru (Tarbox et
al., 2006). Dorongan atau pengembangan yang positif ialah hadiah-
hadiah yang diterima atau timbul sesudah tingkah laku itu muncul.
Hadiah atau ganjaran ini dapat digolongkan kepada yang primer (yaitu
yang berupa makanan, uang, alat-alat permainan, dan benda-benda
nyata lainnya) dan yang bersifat sekunder (pujian dari masyarakat,
perhatian dan perasaan terkenal) (Timothy, 2009).
Token ekonomi merupakan salah satu contoh dari perkuatan
ekstrinsik yang menjadikan seseorang melakukan sesuatu untuk
diraihnya yakni bisa meningkatkan perhatiannya baik dari tingkat
tenasitas maupun dari tingkat vigilitas, tujuannya adalah mengubah
motivasi yang ekstrinsik menjadi motivasi yang instrinsik, dengan cara
ini diharapkan bahwa perolehan tingkah laku yang diinginkan dapat
menjadi ganjaran untuk memelihara tingkah laku yang baru (Tarbox et
al, 2006).
c. Tujuan Token Ekonomi
Tujuan yang utama suatu token ekonomi, yaitu untuk
meningkatkan perilaku yang diinginkan dan mengurangi perilaku yang
tidak diinginkan. Bagaimanapun, tujuan yang lebih utama dari token
ekonomi untuk mengajar perilaku yang sesuai dan ketrampilan-
ketrampilan sosial yang dapat digunakan dalam satu lingkungan yang
alami. Token ekonomi dapat digunakan secara individu atau di dalam
kelompok (Susanto, 2008).
d. Unsur-Unsur Token Ekonomi
Menurut Susanto (2008), unsur-unsur yang perlu diperhatikan
dalam pemberian token ekonomi adalah sebagai berikut:
1) Token
2) Target perilaku jelas dan nyata
3) Motif-motif penguat
4) Sistem yang digunakan untuk menukarkan token
5) Sistem untuk merekam data
6) Implementasi konsistensi token ekonomi oleh pelaksana program.
e. Manfaat Token Ekonomi
Terdapat dua keuntungan dalam menggunakan token sebagai
penguat. Pertama, token tersebut dapat diberikan langsung setelah
perilaku yang diharapkan muncul dan kemudian ditukarkan untuk
sebuah motif penguat (hadiah). Kedua, token mempermudah dalam
mengelola konsistensi dan keefektifan penguat (hadiah) ketika
menangani sekelompok individu (Susanto, 2008).
f. Pengaruh Token Ekonomi terhadap Perilaku Kekerasan
Teknik token ekonomi adalah suatu cara untuk penguatan tingkah
laku yang ditujukan kepada klien yang sesuai dengan target yang telah
disepakati dengan menggunakan hadiah untuk penguatan yang
simbolik. Dalam token ekonomi tingkah laku yang diharapkan muncul
bisa diperkuat dengan sesuatu yang diinginkan oleh klien, sehingga
hasil perilaku yang diharapkan oleh kita bisa ditukar dengan sesuatu
yang diinginkan oleh klien. Token ekonomi merupakan salah satu
contoh dari perkuatan ekstrinsik yang menjadikan seseorang melakukan
sesuatu untuk diraihnya yakni bisa meningkatkan perhatiannya baik
dari tingkat tenasitas maupun dari tingkat vigilitas, tujuannya adalah
mengubah motivasi yang ekstrinsik menjadi motivasi yang instrinsik,
dengan cara ini diharapkan bahwa perolehan tingkah laku yang
diinginkan dapat menjadi ganjaran untuk memelihara tingkah laku yang
baru (Hadi, 2005).
Teknik token ekonomi juga dapat digunakan pada klien dengan
perilaku kekerasan atau dengan resiko perilaku kekerasan. Klien dengan
perilaku kekerasan jika diberikan suatu imbalan sesuai keinginannya
untuk merubah suatu perilaku negative menjadi positif akan berusaha
merubah perilaku tersebut menjadi lebih baik yaitu dengan tidak
melakukan suatu perilaku kekerasan. Hal ini dikarenakan, hasil perilaku
yang diharapkan oleh kita bisa ditukar dengan sesuatu yang diinginkan
oleh klien (Hadi, 2005).
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa modifikasi terapi perilaku
dapat diterapkan karena cukup efektif dalam mengurangi perilaku agresif
antara pasien rawat inap dengan gangguan jiwa kronis di rumah sakit
B. Saran
Adapun saran yang ingin disampaikan mengenai penelitian ini antara
lain:
1. Untuk Rumah Sakit
a) Rumah sakit diharapkan mampu menerapkan terapi token ekonimi
untuk pasien rawat inap dengan gangguan jiwa kronis di rumah sakit
b) Rumah sakit memberikan penyuluhan untuk perawat di rumah sakit
jiwa tentang terapi token ekonomi
2. Instansi pendidikan
Dapat menjadi acuhan atau materi yang bisa dikontribusikan untuk
studi lebih lanjut dalam ilmu keperawatan.
3. Peneliti selanjutnya
Untuk peneliti selanjutnya diharapkan jurnal ini dapat memberikan
refrensi tentang terapi token ekonimi untuk pasien dengan gangguan jiwa
dengan kondisi lain

DAFTAR PUSTAKA
Hadi, P. (2005). Modifikasi Perilaku. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Imron, M., & Munif, A., (2010). Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan.
Jakarta : Sagung Seto.

Musliha. (2010). Keperawatan Gawat Darurat. Yogyakarta: Nuha Medika.


Robbins, S., & Timothy. (2008). Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.
Robbins, S., & Timothy. (2009). Organizational Behavior. New Jersey: Prentice
Hall
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & RND. Bandung:
Alfabeta

Tarbox, R. S. F., Ghezzi, P. M., dan Wilson G. (2006). The effects of token
reinforcement on attending in a young child with autism. Behavioral
Interventions. Vol. 21 Issue 3, p155-164, 10p, 1 Graph.

Yosep, I. (2009). Keperawatan Jiwa, edisi revisi., Bandung: PT. Refika Aditama.

Anda mungkin juga menyukai