PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui Aplikasi dari Instrumen Krisis yang digunakan dalam
Kegawatdaruratan psikiatri di Psychiatric Intensif Care Unit (PICU)
1.2.2 Tujuan Khusus
Untuk mengetahui jenis-jenis instrumen yang digunakan dalam penilaian fase krisis di
Psychiatric Intensif Care Unit (PICU)
Untuk mengetahui penggunaan skala RUFA (Respon Umum Fungsi Adaptif) sebagai
instrumen dalam penilaian fase krisis di Psychiatric Intensif Care Unit (PICU)
Untuk mengetahui penggunaan skala PANSS-EC (Positive and Negative Syndrome
Scale-ExcitedComponent) sebagai instrumen dalam penilaian fase krisis di Psychiatric
Intensif Care Unit (PICU)
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Teorotis
Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberi wawasan dan menambah ilmu
keperawatan jiwa khususnya dalam kegawatdaruratan psikiatri serta dapat menemukan
dan memecahkan permasalahan yang dihadapi khususnya dalam kegawatdaruratan
psikiatri. Selain itu dapat digunakan sebagai sumber dan literatur dalam pengembangan
ilmu pengetahuan selanjutnya.
1.3.2 Manfaat Praktis
Penulisan makalah ini dapat digunakan oleh perawat di Psychiatric Intensif Care
Unit (PICU) sebagai panduan dalam membandingkan efektivitas dan kemudahan
penggunaan instrumen untuk mengukur tingkat kedaruratan penderita gangguan jiwa,
sehingga perawat dapat menggunakan pilihan yang tepat dalam mengklasifikasikan klien.
Selain itu dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan evaluasi dalam pengembangan
aplikasi instrumen untuk penilaian fase krisis penderita dengan gangguan jiwa.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Psikiatri
Psikiatri adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari segala tentang gangguan jiwa,
mulai dari pengenalan, pencegahan, pengobatan, rehabilitasi serta pembinaan dan peningkatan
kondisi kesehatan jiwa (Maramis, 2009).
Menurut Maramis (2009) Beberapa hal yang dipelajari dalam cabang-cabang ilmu lain
membantu perkembangan Ilmu Kedokteran Jiwa, misalnya :
1. Neuroanatomi : hubungan bagian otak tertentu dengan kehidupan dan gangguan
mental.
2. Neurofisiologi : cara kerja substrat anatomi sampai terjadi proses mental dan
gangguannya : penyelidikan hal belajar dan ingatan.
3. Neurokimia : peran zat-zat kimia terhadap hal-hal kejiwaan dan gangguannya.
4. Psikofarmakologi : obat-obatan yang dapat mempengaruhi proses mental, baik dalam
keadaan sehat, maupun dalam keadaan terganggu.
5. Genetika : menyelidiki segala faktor keturunan dalam hal gangguan jiwa
6. Ilmu jiwa atau psikologi : menambah pengertian tentang persepsi, kognisi, ingatan,
berbagai teori tentang belajar, motivasi, dan komunikasi antar manusia serta
kepribadian.
7. Sosiologi : pengaruh faktor-faktor sosial terhadap kesehatan dan gangguan jiwa,
seperti struktur dan fungsi sosial, perubahan sosial, interaksi individu dan kelompok,
serta interaksi antar kelompok.
8. Antropologi : pengaruh norma, nilai dan kepercayaan pada kesehatan jiwa; pengaruh
keluarga : pernikahan, perceraian, struktur keluarga, dan fungsi keluarga.
9. Epidemiologi : sangat membantu penyelidikan tentang keadaan kesehatan jiwa dalam
masyarakat dan segala faktor yang mempengaruhinya.
SIMPTOM NEGATIVE
Afek Tumpul N1 1 2 3 4 5 6 7
Penarikan emosional N2 1 2 3 4 5 6 7
Kemiskinan raport N3 1 2 3 4 5 6 7
Apatis N4 1 2 3 4 5 6 7
Kesulitan berfikir N5 1 2 3 4 5 6 7
Kurangnya spontanitas
N6 1 2 3 4 5 6 7
dan arus percakapan
Pemikiran stereotipik N7 1 2 3 4 5 6 7
SKALA PSIKOPATOLOGI UMUM
Kekhawatiran somatic G1 1 2 3 4 5 6 7
Anxietas G2 1 2 3 4 5 6 7
Rasa bersalah G3 1 2 3 4 5 6 7
Ketegangan G4 1 2 3 4 5 6 7
Mannarisme dan posturing G5 1 2 3 4 5 6 7
Depresi G6 1 2 3 4 5 6 7
Retardasi motorik G7 1 2 3 4 5 6 7
Ketidak kooperatifan G8 1 2 3 4 5 6 7
Isi pikiran tidak biasa G9 1 2 3 4 5 6 7
Disorientasi G10 1 2 3 4 5 6 7
Perhatian yang buruk G11 1 2 3 4 5 6 7
Kurangnya daya nilai dan
G12 1 2 3 4 5 6 7
tilikan
Gangguan dorongan
G13 1 2 3 4 5 6 7
kehendak
Pengendalian impuls yang
G14 1 2 3 4 5 6 7
buruk
Preokupasi G15 1 2 3 4 5 6 7
penghindaran social secara
G16 1 2 3 4 5 6 7
aktif
Petunjuk:
1. Tidak ada gejala
2. Minimal: menunjukan keadaan patologis yang lemah, dicurigai atau bisa merupakan
ujung ekstrim dari batas normal.
3. Ringan: sedikit mengganggu fungsi sehari-hari.
4. Sedang: mempunyai gejala yang karakteristik, adanya masalah yang serius namun
kadang-kadang hanya mengganggu kehidupan sehari-hari pada tingkat yang sederhana.
5. Agak berat: menandakan gejala yang jelas-jelas telah mengganggu sebagian fungsi
seseorang.
6. Berat: gejala timbul sangat sering dan telah menyebabkan kehancuran terhadap
kehidupan seseorang dan memerlukan bantuan orang lain.
7. Sangat berat: merujuk pada psikopatologi yang serius, dimana gejala telah mengganggu
hampir seluruh fungsi kehidupan dan biasanya memerlukan pengawasan dan bantuan
beberapa keadaan.
DAFTAR PUSTAKA
Balitbang Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang
Kemenkes RI
Keliat, B.A dan Akemat. (2011). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta : EGC
Khalimah, S (2009). Perbaikan Gejala Agitasi Akut dengan Terapi Medikamentosa pada Pasien
Skizofrenia dalam Tujuh Hari Pertama Perawatan. Jakarta: FKUI
Montoya et al (2011). Validation of the Excited Component of the Positive and Negative
Syndrome Scale (PANSSEC) in a naturalistic sample of 278 patients with acute psychosis
and agitation in a psychiatric emergency room. Health and Quality of Life Outcomes, 9:18
Setiawan, Sunu Narendra. (2015). Hubungan Perilaku Agresif Pasien dengan Stress perawat di
psychiatric intensive care unit (PICU) RSJD Surakarta. Surakarta : Stikes Kusuma Husada.
Tidak dipublikasikan
Yosep Iyus. 2013. Keperawatan Jiwa (Edisi Revisi). Bandung: Refika Aditama
Yusuf, Ah. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika