PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
suatu kondisi sejahtera baik fisik, mental, dan sosial, bukan hanya terbebas
keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial sehingga memungkinkan setiap
orang dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini berarti
seseorang dikatakan sehat apabila seluruh aspek dalam dirinya dalam keadaan
tidak terganggu baik tubuh, psisik, maupun sosial. Apabila fisiknya sehat,
maka mental (jiwa) dan sosialpun sehat, demikian pula sebaliknya, jika
mentalnya (jiwa) terganggu atau sakit, maka fisik dan sosialnya pun akan
tahun 2009).
1
menyebabkan penderitanya menjadi tidak produktif dan bahkan tergantung
400.000 orang atau sebanyak 1,7 per 1.000 penduduk. Skizofrenia adalah
disorganisasi pikiran, bicara dan perilaku yang tidak teratur yaitu berupa
perilaku kekerasan.
kekerasan bisa melukai atau menciderai diri sendiri atau orang lain, bahkan
kekerasan muncul sebagai suatu kondisi yang dapat terjadi karena perasaan
baik oleh tenaga profesional dan juga kerjasama dari lingkungan sekitar
2
generalis pada klien perilaku kekerasan dilakukan dalam bebrapa macam
jenis tindakan yaitu: mengontrol perilaku kekerasan dengan cara fisik yaitu
tarik nafas dalam dan pukul kasur bantal, mengontrol peilaku kekerasan
berupa gangguan proses pikir (Body & Nihart, 1996). Respon kognitif
(Stuard & Laraira, 2005). Setelah terjadi penilaian kognitif terhadap situasi,
berupa marah, gembira, sedih, menerima, antisipasi atau respon emosi lainnya
respon kognitif yang nantinya akan berpengaruh terhadap respon afektif yang
Untuk itu agar intervensi klien dengan perilaku kekerasan lebih optimal
maka perlu adanya suatu terapi yang juga mengarah pada emosi, kognitif dan
3
perilaku. Terapi musik merupakan salah satu bentuk dati teknik relaksasi
rasa tenang dengan cara mengendalikan emosi. Salah satu bentuk terapi
perilaku adalah dengan teknik relaksasi otot progresif dimana teknik ini akan
otot progresif dan terapi musik pada pasien dengan perilaku kekerasan.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
dengan perilaku kekerasan yang sesuai dengan Evidence Based saat ini.
2. Tujuan Khusus
ini.
4
d. Mengetahui gambaran akhir dari analisa terapi relaksasi otot
progresif dan terapi musik.
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi mahasiswa
Informasi dari karya ilmiah akhir ini diharapkan dapat berguna bagi
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Perilaku Kekerasan
terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. Hal ini dilakukan
diri sendiri maupun orang lain. Sering juga disebut gaduh gelisah atau
dapat dibagi dua menjadi perilaku kekerasan secara verbal dan fisik
(Ketner et al.,1995).
(Maryatun, 2016)
a. Fisik
6
b. Verbal
c. Perilaku
d. Emosi
e. Intelektual
f. Spiritual
g. Sosial
sindiran.
h. Perhatian
7
3. Rentang Respon
Gambar 1.
Rentang Respons Perilaku Kekerasan
Sumber: Maryatun (2016)
Keterangan:
hilangnya kontrol.
Tabel 1
8
Space masuk pada yang orang lain
teritorial menyenangkan
pribadinya Mempertahankan
hak tempat/
teritorial
Gerakan Minimal Memperilhatkan Mengancam,
Lemah gerak yang sesuai ekspansi gerakan
Resah
Kontak Sedikit/tidak ada Sesekali (sesuai Melotot
mata dengan kebutuhan
interaksi)
Sumber: Maryatun (2016)
4. Faktor Predisposisi
a. Teori Biologik
sebagai berikut:
respons agresif.
9
Peningkatan hormone androgen dan norepinefrin serta
b. Teori Psikologik
10
2) Teori pembelajaran, perilaku kekerasan merupakan perilaku
c. Teori sosiokultural
5. Faktor Presipitasi
menurunnya percaya diri, rasa takut sakit, hilang control, dan lain-
lain.
hal yaitu sifat stressor, asal stressor, lamanya stessor yang dialami, dan
11
banyaknya stessor yang dihadapi oleh seseorang. Faktor yang bersumber
dewasa.
perkembangan keluarga.
6. Mekanisme Koping
12
koping yang konstruktif dalam mengekspresikan kemarahannya.
formasi.
orang tua merupakan hal yang tidak baik dan dikutuk oleh Tuhan,
melupakannya.
13
d. Reaksi formasi : Mencegah keinginan yang berbahaya bila
pada keselamatan dirinya dan orang lain (resiko tinggi mencederai diri,
14
ini tentunya menyebabkan pasien sering keluar masuk RS atau
7. Pohon Masalah
Perilaku
kekerasan PPS: Halusinasi
inefektif Kronis
efektif
Gambar 2
B. Terapi Musik
15
mengembalikan kesehatan mental, fisik, emosional dan spritual. Dalam
jenis musik tertentu seperti pop, disco, rock and roll, dan musik berirama
keras (anapestic beat) lainnya, karena jenis musik dengan anapestic beat
yang berlawanan dengan irama jantung. Musik lembut dan teratur seperti
o Menyembuhkan
o Merehabilitasi
o Mendidik
16
Terapi musik adalah suatu kegiatan dalam belajar yang
memberi nilai tambah pada musik sebagai dimensi baru secara bersama
2. Manfaat Musik
sebagai berikut:
Efek Mozart, adalah salah satu istilah untuk efek yang bisa dihasilkan
Refresing, pada saat pikiran seseorang lagi kacau atau jenuh, dengan
17
Perkembangan Kepribadian. Kepribadian seseorang diketahui
Berikut ini beberapa dasar terapi musik yang dapat anda gunakan
untuk melakukannya:
18
suara musik mengalir keseluruh tubuh responden, bukan hanya
bergaung di kepala.
satu jam tiap hari, namun jika tak memiliki cukup waktu 10 menitpun
beristirahat (Pandoe,2006).
Pada otak manusia, salah satu sumber yang paling besar untuk
musik adalah proses yang kompleks bagi otak, hal tersebut memicu
tersebar luas pada area frontal, temporal, parietal dan subkortikal yang
memori dan fungsi penggerak, seperti bagian limbik dan paralimbik yang
19
perasaan ketenangan dan kesadaran yang gelombangnya mulai 8 hingga
jika seseorang melamun atau merasa dirinya berada dalam suasana hati
2014).
hormonal. Pada kondisi relaks terjadi penurunan tekanan darah, nadi, dan
musik pada tubuh adalah pada kemampuan saraf dalam menangkap efek
tubuh. Efek terapi musik pada sistem limbik dan saraf otonom adalah
20
menciptakan suasana rileks, aman, dan menyenangkan sehingga
otot progresif dilakukan mulai dari kepala sampai kaki secara bertahap
relaksasi otot-otot tertentu (Kustanti & Widodo, 2008 dalam Setyoadi &
Kushariyadi, 2011).
21
2. Tujuan dan Manfaat Relaksasi Otot Progresif
gelombang alfa ke otak dan sebagainya (Herodes, 2010; Alim, 2009; dan
(Smeltzer & Bare, 2002 dalam Mashudi, 2011). Jalur umpan balik yang
tertutup antara otot dan pikiran merupakan respon dari stress yang
dan membuat jalur umpan balik (Brown, 1997; Synder & Lindquist,
2002; Mashudi, 2011). Relaksasi PMR dalam hal ini bekerja dengan
jantung akut (Fritz, 2005). Selain itu pada orang yang mengalami
22
keterbatasan gerak seperti tidak bisa menggerakkan badan dan sedang
menciderai tubuh
50 detik
23
5. Pelaksanaan Relaksasi Otot Progresif
a. Persiapan
1) Persiapan Lingkungan
2) Persiapan Klien
selama 10 detik.
24
b) Ulangi gerakan pada tangan kiri sebanyak dua kali agar klien
yang terjadi pada bahu, punggung atas dan leher. Ulangi satu kali
lagi.
seperti otot dahi, mata, rahang dan mulut. Otot dahi digerakkan
dengan cara mengerutkan dahi dan alis sampai otot terasa bahkan
25
6) Gerakan 7 : berfungsi untuk mengendurkan otototot rahang.
dari otot leher bagian belakang kemudian otot leher bagian depan.
kali lagi.
lagi.
26
selama beberapa saat dengan merasakan ketegangan yang terjadi
kencang. Selagi telapak kaki diluruskan, antara paha dan betis juga
1994 dalam Ramdhani & Putra, 2006; Corwin, 2009). Saraf simpatis
27
saat seseorang mengalami ketegangan dan kecemasan (Bluerufi, 2009
negatif yang terjadi akibat stress kronis (Potter & Perry, 2009).
pernafasan atau bersifat otot, dilakukan dengan tempo atau irama dan
dan badan akan rileks. Pelatihan otot akan menyebabkan otot makin
28
BAB III
TELUSURAN EVIDANCE BASE NURSING
A. Analisa PICO
29
Pertemuan 1 : terapi musik, kelompok intervensi dibandingkan
Responden penelitian ini identifikasi kejadian dan Pada jurnal penelitian ini dengan kelompok kontrol dengan
berjumlah 64 orang dengan respon terhadap kejadian: menunjukkan kemampuan hasil uji korelasi pearson < 0,5.
masalah keperawatan perasaan yang muncul, mengontrol perilaku kekerasan
perilaku kekerasan. mengukur perasaan dengan pada kelompok intervensi sebesar Sehingga pada penelitian tersebut
menggunakan termometer 74,15% sedangkan pada diharapkan dapat digunakan sebagai
perasaan, mengidentifikasi kelompok kontrol sebesar evidence based, namun perlu
pikiran dan perilaku negatif. 10,32%. dilakukan penelitian lebih lanjut
Latihan melawan keyakinan dengan cohort.
irasional terhadap kejadian
yang pertama.
Pertemuan ke2: terapi musik,
diskusi dan latihan melawan
keyakinan irasional terhadap
kejadian kedua.
Pertemuan ke3 : terapi musik,
diskusi dan latihan melawan
pikiran negatif yang pertama.
Pertemuan ke4: terapi musik,
diskusi dan latihan melawan
pikiran negatif yang kedua.
Pertemuan ke5: terapi musik,
diskusi dan mengubah
perilaku megatif yang
pertama.
Pertemuan ke6: terapi musik,
diskusi dan mengubah
perilaku negatif yang kedua.
Namun tidak djelaskan secara
spesifik durasi waktu terapi
musik yang dilakukan.
30
2. Pengaruh Musik Penelitian tersebut Dalam jurnal penelitian ini Dalam pendahuluan disebutkan Musik memiliki efek yang baik
Klasik dalam dilakukan pada klien untuk tidak dilakukan studi pervalensi gangguan jiwa berat dalam mengurangi keanehan,
Mengurangi mengurangi kekambuhan pendahuluan dan tidak pada penduduk di Indonesia depresi, rasa sakit, mengekspresikan
Tingkat penderita skizofrenia terdapat informed consent. adalah 1,7 per mil. Gangguan jiwa rasa mereka, meningatkan
Kekambuhan dirumah. Karena terbanyak di DI Yogyakarta, kreativitas, memotivasi pasien,
Penderita berdasarkan data riskesdas Tidak ada penjelasan tentang Aceh, Sulawesi Selatan, Bali dan meningkatkan sosialisasi terhadap
Skizofrenia di 2013 sebanyak 14,3% proses, durasi waktu Jawa Tengah. Proporsi rumah masyarakat, meningkatkan memori,
Rumah rumah tangga pernah pelaksanaan Terapi Musik tangga yang pernah memasungkan mengurangi perilaku agresif,
memasungkan anggota Klasik dalam jurnal. anggota yang mengalami memberikan rasa tenang, sebagai
Widya, Dara rumah tangga yang gangguan jiwa 14,3%. pedidikan moral dan mengendalikan
Marissa dan Soraya menderita gangguan jiwa emosi.
Rahmanisa berat. Teknik pengambilan sampel dan
desain penelitian tidak dijelaskan Jurnal ini menyebutkan terdapat
Dalam penelitian kriteria dalam jurnal. pengaruh musik klasik dalam
inklusi tidak disebutkan mengurangi tingkat kekambuhan
secara pasti hanya Pada jurnal tidak didapatkan hasil penderita skizofrenia di Rumah,
dijelaskan pada pasien analisa statistik dari penelitian. namun tidak menjelaskan data atau
skizofrenia yang hasil analisa statistik yang didapat.
mengalami gejala perilaku
agresif
3. Terapi Musik Penelitian dilakukan pada Dalam penelitian telah Dalam pendahuluan tercantum Terapi musik klasik dapat digunakan
Klasik Terhadap klien yang mengalami dilakukan studi pendahuluan data dari WHO (2010) dalam penanganan perilaku agresif
Perubahan Gejala gejala perilaku agresif dan informed consent. menunjukkan pasien gangguan kekerasan pada klien skizofrenia, hal
Perilaku Agresif berdasarkan hasil rekam jiwa di Indonesia sebanyak 246 ini sejalan dengan Djohan (2005)
Pasien skizofrenia medik RSJ Provinsi Bali Pada jurnal ini pasien terlebih dari 1000 anggota rumah tangga yang menjelaskan secara psikologis
jumlah pasien perilaku dahulu dilakukan pengukuran Gangguan jiwa berti di Bali 3% pengaruh penyembuhan musik pada
Candra, I Wayan, I agresif/kekerasan tahun gejala perilaku agresif (pre dari 4 juta penduduk. Kasus tubuh adalah pada kemampuan saraf
31
Gusti Ayu Ekawati 2010, 2011, dan 2012 test) kemudian diberikan gangguan jiwa di RSJ Provinsi pada tubuh dalam menangkap efek
dan I Ketut Gama sebanyak 2053 orang perlakuan dengan terapi Bali terjadi peningkatan. akustik. Dilanjutkan dengan respon
(52,93%), 2256 orang musik klasik. tubuh terhadap gelombang musik
(56,1%) dan 2562 orang Teknik pengambilan sampel yaitu dengan meneruskan gelombang
(63,66%) hal ini Sebelum pelaksanaan menggunakan non probabiliyt terbeut keseluruh sistem kerja tubuh.
menunjukkan terdapat intervensi terlebih dahulu sampling jenis consecutive Efek terapi musik pada sistem limbik
peningkatan. Pada jurnal dilakukan pre test sampling. dan saraf otonom adalah
dijelaskan bahwa dampak menggunakan lembar menciptakan suasan rileks, aman,
yang dapat ditimbulkan observasi yang telah Desain penelitian Pre dan menyenangkan sehingga
oleh pasin yang mengalami dibakukan (berupa penlilaian eksperimental dengan rancangan merangsang pelepasan GABA,
perilaku agresif/ kekerasan aspek fisik, kognitif, penelitian One group pre-test-post enkefallin, atau beta endorphin yang
adalah bisa membahayakan emosional, perilaku dan dapat mengeliminasi neurotransmiter
diri snediri, orang lain, sosial). Terapi musik klasik Hasil penelitian menujukkan rasa tertekan, stress dan cemas,
maupun merusak dilaksanakan di ruang dengan tingkat perilaku agresif sebelum sehingga menciptakan ketenangan
lingkungan sehingga menggunakan panduan terapi perlakuan perilaku agresif ringan dan memperbaiki suasana hati.
diperlukan penanganan. musik sebanyak tujuh kali, sebanyak 0 setelah dilakukan
tiap kali pelaksanaan perlakuan menjadi 12 orang, Hasil analisis dengan menggunakan
Responden dalam dilakukan selama 30 menit. perilaku agresif sedang sebelum uji Wilcoxon sign rank test. Hasil
penelitian ini sebanyak 15 Setelah diberi perlakuaan perlakuan 11 orang turun menjadi penelitian menunjukkan ada
orang yang memenuhi sebanyak 7 kali, dilakukan 3 orang setelah perlakuan, dan pengaruh yang sangat signifikan
kriteria inklusi namun post test dengan observasi perilaku agresif berat 4 orang p=0,00<p=0,010. Sebelum diberikan
tidak disebutkan secara gejala perilaku agresif yang berkurang menjadi 0 orang setelah terapi musik klasik sebanyak 73,3%
pasti kriteria inklusi yang dialami pasien. diberikan perlakuan. gejala perilaku agresif dalam
dimaksud hanya kategori sedang. Setelah dilakukan
menyebutkan bahwa terapi perilaku agresif/ kekerasan
populasi dalam penelitian pasien skizofrenia berada dalam
adalah semua pasien kategori ringan yaitu sebesar 80%.
skizofrenia yang
mengalami gejala perilaku Hasil ini dapat digunakan sebagai
agresif diruang kunti suatu alternatif dalam menurunkan
perilaku kekerasan.agresif pada
pasien skizofrenia di berbagai
32
tatanan pelayanan kesehatan jiwa.
4. Effectiveness of Penelitian dilakukan pada Dalam penelitian telah Dalam pendahuluan dijelaskan Terapi musik klasik tidak hanya
Music therapy on siswa SMA tunatera yang dilakukan studi pendahuluan anak-anak penyandang cacat tidak respon alternatif diinginkan untuk
Aggressive mengalami gejala perilaku dan informed consent. seing mampu menyesuaikan diri mengubah perilaku tetapi salah satu
Behavior of agresif, penelitian dengan sosial dan emosional alat yang dapat secara langsung
Visually Impaired menjelaskan anak tuna Pada jurnal ini pasien terlebih mereka lebih sulit dalam interaksi mempengaruhi emosi, dan perasaan.
Adolesncents netra lebih menyendiri dan dahulu dilakukan pengukuran masa depan. Tidak dijelaskan
terisolasi dapat gejala perilaku agresif (pre data konkrit yang menjunjukkan Hasil analisis dengan menggunakan
Hashemian, menunjukan perilaku yang test) dengan menggunakan angka anak yang mengalami analsis kovarians p=0,01yang
Peyman, Morouz belum matang sehingga buss dan perry agresi, rutter perilaku agresi khusunya menunjukkan bahwa penelitian
Mashoogh and kurang mampu menekan perilaku kuesioner. disekolah yang diambil peneliti tersebut efektiv mengurangi perilaku
Lida Jarahi kemarahan dan agresi untuk dilakukan penelitian. agresi dan perilaku agresif pada anak
mereka sendiri. Terapi musik dilaksanakan tunanetra.
yang terdiri dari 12 sesi terapi Teknik pengambilan sampel
Responden dalam yang berlangsung 90 menit menggunakan random sampling Hasil ini dapat digunakan sebagai
penelitian ini sebanyak 59 selama satu minggu setelah yang terdiri dari kelompok suatu intervensi nonfarmakologis
orang tidak disebutkan semua sesi dilakukan, maka intervensi, namun jumlah dari untuk mengurangi keadaan
kriteria inklusi yang dilanjutkan dengan postest kelompok intervensi tidak emosional, dianjurkan untuk
dimaksud hanya dan diuji kembali tingkat dijelaskan lanjutkan pada individu yang tidak
menyebutkan bahwa agresi. Tidak dijelaskan mengalami keterbatasan.
populasi dalam penelitian kondisi situasi pelaksanaan Desain penelitian tidak disebutkan
adalah siswa yang sukarela ataupun prosdeur pelaksanaan secara pasti. Namun dilakukan
dan setuju untuk terapi. pretest dan postest.
berpartisipasi.
Hasil penelitian menujukkan
menunjukkan bahwa musik dapat
secara signifikan mengurangi
tingkat agresi dengan p=0,01
33
5. Evaluating the Penelitian dilakukan pada Dalam penelitian terlebih Dalam pendahuluan menjelaskan Hasil penelitian menunjukan Jurnal
Effectiveness of klien dengan preilaku dahulu dilakukan informed data di RSJ yang mengalami penelitian ini menunjukkan terjadi
Progressive Muscle agresif pada pasien cacat consent perilaku agresif 12,5% dari total penururnan perilaku agresif sebesar
Relaxation in mental. Hal ini di dasari populasi pasien. 14,7%, menurut peneliti terapi otot
Reducing the bahwa banyak pasien cacat Sebelum diberikan intervensi progresif menghasilkan suatu
Aggressive mental yang berada di dilakukan penilaian perilaku Teknik pengambilan sampel pada rileksasi sehingga menjadi stimulus
Behaviors of rumah sakit jiwa karena agresif menggunakan jurnal ini menggunakan agar klien tidak melakukan perilaku
Mentally masalah perilaku agresif. Checklist Perilaku Agresif Consecutive Sampling responden agresif.
Handicapped (CAB) yang telah di validasi penelitian berjumlah 12 orang.
Patients Kriteria inklusi dalam dan reliabilitas. Dijelaskan bahwa penelitian
jurnal penelitian ini Desain penelitian menggunakan selanjutnya menggunakan desain
Fung To, Maggie disebutkan dengan jelas Intervensi dilakukan One Group Pretest-Postest. eksperimental dengan sampel yang
Yuen and Sally yaitu : sebanyak 4 kali per minggu lebih besar.
Chan 1. Tingkat IQ antara 40 selama 4 minggu. Setiap sesi Jurnal penelitian ini menunjukkan
sampai 70 latihan berlangsung sekitar 30 terjadi penururnan perilaku agresif
2. Menampilkan perilaku menit. Namun tidak sebesar 14,7%, 10 perilaku
agresif dalam 3 bulan dijelaskan gerakan otot menunjukkan terjadinya
terakhir di rumah atau progresif yang dilakukan. penurunan, 3 perilaku
di bangsal Lama waktu saat gerakan dan menunjukkan peningkatan
3. Tidak ada fisik atau relaksasi juga tidak dijelaskan perilaku, dan 4 perilaku memiliki
sensori merusak mental pada jurnal ini. pengunganan 100%.
4. Tidak ada tanda
psikotik akut
Kriteria Eksklusi :
1. Ketulian
2. IQ dibawah 40
3. Pasien dengan otot
terganggu
34
6. Pengaruh Teknik Penelitian dilakukan pada Dalam penelitian tidak Dalam pendahuluan data yang Hasil penelitian menunjukan pada
Relaksasi Terhadapklien dengan skizofrenia menjelaskan studi mendukung penelitian. Hanya kelompok perlakuan yang
Perubahan Status peneliti menjelaskan pendahuluan. menjelaskan bahwa kasus mendapatkan teknik relaksasi ada
Mental Klienbahwaklien dengan penyakit mental cenderung perubahan yang cukup signifikan
Skizofrenia Disikofrenia menunjukkan Sebelum diberikan intervensi meningkat dimasyarakat adalah terhadap perubahan status mental
Rumah Sakit Jiwa perilaku bervariasi antara masing-masing kelompok skizofrenia. sehingga relaksasi otot progrescif
Daerah Surakarta lain : kelainan pikiran, diberikan pre test dan setelah efektif untuk mengurangi ketegangan
kelainan emosi, menarik intervensi diberikan post test. Teknik pengambilan sampel pada otot, kecemasan dan kelelahan yang
Kustanti, Erviana diri, cemas, dan sulit diatur Tidak dijelaksan kuesioner jurnal ini menggunakan dialami klien dengan menggunakan
dan Arif Widodo sehingga mempengaruhi yang peneliti gunakan dalam Consecutive Sampling responden analisa data Mann-whitney statistic
status mental klien. Namun jurnal ini. penelitian berjumlah 16 orang test P-0,001 (p<0,05) sehingga akan
tidak disebutkan hasil studi yang terdiri atas 8 orang mempengaruhi status mental klien.
pendahuluan yang Intervensi dilakukan kelompok intervesi. Hasil ini sesuai pendapat dari Pratiwi
memperkuat tujuan dari sebanyak 5 langkah (telapak (2006), usaha untuk mencegah
penelitian. tangan, dahi, otot muka, Desain penelitian Eksperiment penyakit adalah dengan mengelola
punggung, tarikan kaki) dengan renacangan penelitian stresor yang datang, pengelolaan
Kriteria inklusi dalam setiap otot atau kelompok Quasi Experimental Pretest- tersebut berhubungan dengan
jurnal penelitian ini otot dikontraksikan selama 5- Postest with Control Group. bagaimana individu memelihara
disebutkan dengan jelas 7 detik dan relaksasi 12-20 kesehatannya. Pemeliharaan
yaitu : detik. Tidak disebutkan Jurnal penelitian ini menunjukkan kesehatan merupakan fungsi otak
1. Klien yang dirawat berapa kali gerakan dilakukan perbedaan antara pre test dan post utama, bagian tengah otak ketika ada
inap di RSJD Surakarta setiap harinya. test, nilai mean sebelum perlakuan stressor akan menstimulasi proses
2. Klien dengan diagnosis pada kelompok kontrol dan biokimia otak dan respon relaksasi
skizofrenia kategori perlakuan yaitu 9,94 dan 7,04. adalah usaha tubuh untuk
keperawatan Sedangkan post test pada mengembalikan dalam keadaan
maintenance kelompok kontrol dan perlakuan seimbang. Teknik relaksasi akan
3. Klien tidak menderita yaitu 4,81 dan 2,19. Dari 8 mengembalikan proses mental, fisik
ketulian responden yang dierikan teknik dan emosi.
4. Klien bersedia relaksasi progresif terdapat 4
mengikuti jalannya responden yang mengalami Sehingga pada penelitian tersebut
penelitian dari awal penurunan nilai status mental diharapkan dapat disosialisasikan
sampai akhir Yang cukup banyakdari kategori sebagai alternatif pemberian terapi,
35
5. Klien dapat bekerja berat menjadi sedang. Sedangkan terapi untuk tetap dilatih pada klien,
sama (Koopreatif) 4 responden lainnya yang bagi perawat dapat memberikan
6. Klien berjenis kelamin mendapatkan perlakuan motivasi kepada klien agar lebih
perempuan dan berusia mengalami penurunan namun aktif dalam mengikuti terapi
produktif masih dalam kategori sedang sehingga dapat merubah status
7. Klien yang hanya sedikit mengalami mental dan mempersiapkan diri
mendapatkan terapi perlakuan. kembali ke masyarakat. Bagi
obat yang sama dengan penelitian selanjutnya hendaknya
kelompok kontrol menggunakan responden random
8. Klien yang tidak dalam dengan menggunakan evaluasi secara
program ECT selama time series sesuai waktu yang
satu minggu dijadwalkan.
Kriteri eksklusi juga
disebutkan secara jelas:
1. Klien yang tidak
mengikuti terapi
sampai batas waktu
yang ditentukan (pasien
meninggal, melarikan
diri atau dijemput
keluagra)
2. Klien dengan diagnosa
skizofrenia hebefrenik
7. A Study of Using Penelitian dilakukan pada Dalam penelitian ini terlah Dalam pendahuluan ddijelaskan Hasil penelitian menunjukan pada
Muscle Relaxation klien dengan skizofrenia melakukan studi pendahuluan data RSJ Sakaeo Rajanagarindra bahwa rata-rata perilaku agresif pada
and Music on yang mengalami perilaku dan informed consent. menyebutkan bahwa 14,39 % saat pretest dan postest memiliki
Aggresive agresif, peneliti penderita agresif tingakat yang berbeda secara
Behaviours of menjelaskan data RSJ Sebelum diberikan intervensi signifikan dengan hasil t-test 0,05.
36
Schizophrenic Sakaeo Rajanagarindra masing-masing kelompok Teknik pengambilan sampel pada Keterampilan relaksasi dapat
Patients, Sakaeo menyebutkan bahwa 14,39 diberikan pre test dan setelah jurnal ini tidak disebutkan secara mengurnagi insensif yang
Rajanakarindra % penderita agresif intervensi diberikan post test. spesifik responden penelitian menyebabkan perilau kekerasan
Psychiatric merusak properti dan Menggunakan kuesioner berjumlah 20 orang dengan menggunakan musik
Hospital merugikan orang lain hal kekerasan. membantu pasien tenang dan lebih
ini menunjukkan bahawa Desain penelitian One group berkonsentrasi sehingga semakin
Phawo, Phongphan pasien dengan agresif Program relaksasi otot Pretest-Postest santai karena mempengaruhi otak
dapat merugikan diri sendir dengan penggunaan musik yang bertanggung jawab untuk
dan olang lain. Sehingga dibagi menjadi 6 tahap Jurnal penelitian ini menunjukkan pengalaman emosional, termasuk
peneliti pada jurnal kegiatan selama 2 minggu bahwa rata-rata perilaku agresif limbik, beraksi secara fisik dan
tersebut menggunakan 1. Menciptakan pada saat pretest dan postest mental.
relaksasi otot dengan hubungan terapeutik memiliki tingakat yang berbeda
musik untuk mengrangi 2. Relaksasi otot secara signifikan baik secara Sehingga pada penelitian tersebut
perilaku agresif penderita 3. Mendengarkan musik verbal, kekerasan fisik terhadap menyarankan agar penelitian dapat
skizofrenia. 4. Percussing orang lain, kekerasan fisik dilakukan sehingga dapat membantu
berdasarkan ritme terhadap hal-hal yang merusak pasien dengan perilaku agresif,
Kriteria inklusi dalam 5. Bernyanyi dan agresi fisik terhadap dirinya sebelum implikasi diperlukan orang
jurnal penelitian ini 6. Pertunjukkan gerakan sendiri. yang memiliki latihan keterampilan
disebutkan dengan jelas musik relaksasi otot dan terapi musik
yaitu : Evaluasi (post test) dilakukan
1. Pasien yang telah setelah 1 minggu. Tidak
didiagnosis mendertia disebutkan jumlah gerakan
skizofrenia dan yang dilakukan, lama waktu
memiliki perilaku pada saat gerakan dan
agresif relaksasi.
2. Penderita skizofrenia
rawat inap di
psychiatric ward, RSJ
sakaeo rahanagarindra
3. Tanpa halusinasi
4. Mau berkomunikasi
dengan orang lain
37
5. Tidak ada gangguan
mental organik atau
komplikasi serius
8. Pengaruh Teknik Penelitian dilakukan pada Dalam penelitian telah Dalam pendahuluan tercantum Menurut peneliti relaksasi progresif
Relaksasi Progresif klien dengan diagnosa dilakukan studi pendahuluan data dari WHO menunjukkan efektif untuk mengurangi ketegangan
Terhadap Tingkat skizofrenia paranoid. dan informed consent. jumlah orang yang mengalami otot, kecemasan dan kelelahan yang
Kecemasan Pada Berdasarkan observasi gangguan jiwa sekitar 450 juta dialami klien sehingga akan
Klien Skizofrenia penulis di RSJD Surakarta Sebelum diberikan intervensi orang. Skizofrenia diindonesia mempengaruhi status mental klien.
Paranoid Di RSJD banyak klien mengalami klien diberikan alat ukur ditemukan 7 per 1000 orang
Surakarta skizofrenia paranoid kecemasan HRS-A dilakukan dewasa. Rawat inap di RSJD Hasil penelitian menunjukan terapi
dimana skizofrenia ini intervensi dan diukur kembali surakarta meningkat dari 395 otot progresif mampu menurunkan
Anindita, Bima sangat sensititf, emosional menjadi 407 klien. tingkat kecemasan dengan hasil uji
dan mudah sekali cemas. Pada jurnal ini dijelaskan cara Paired t-test dengan p-value 0,029 <
pelaksanaan terapi otot Teknik pengambilan sampel pada 0,05. Namun terapi ini juga
Kriteria inklusi dalam progresif dengan jurnal ini menggunakan Purposive meningkatkan kecemasan menjadi
jurnal penelitian ini tidak menegangkan otot selama 5-7 Sampling responden penelitian berat pada 3 pasien dikarenakan
disebutkan secara pasti dekit dan kemudian rileks berjumlah 18 orang. setelah relaksasi progresif peneliti
nampun perlakuan selama 20-30 detik, dengan tidak melakukan kontrol.
diberikan kepada pasien cara mulai mengambil nafas Desain penelitian Ekspreiment
dengan diagnosa dalam sebanyak 3 kali, dengan rancangan Pre-Post Test Sehingga pada penelitian tersebut
keperawatan skizofrenia dengan 5 gerakan (kepalan design. menyarankan untuk menerapkan
paranoid telapak tangan, dahi, otot terapi, memfasilitasi pelatihan dan
muka, pungkung, tarikan Pada jurnal penelitian ini keterampilan perawat, penelitian
Responden penelitian ini kaki) menunjukkan penurunan selanjutnya diharapkan dapat
berjumlah 18 orang dengan kecemasan dari sedang menjadi menambah faktor-faktor lain yang
masalah keperawatan ringan. mempengaruhi tingkat kecemasan
seperti pengobatan, lingkungan dan
dukungan keluarga.
38
B. Kelebihan dan Kekurangan Jurnal
39
musik klasik didalam jurnal
5. Tidak ada penjelasan mengenai standar operasional
prosedur terapi musik klasik
3. 1. Abstrak pada jurnal jelas sehingga pembaca dapat mengetahui 1. Tidak dijelaskan hal-hal yang mempengaruhi
hasil penelitian secara umum keberhasilan terapi
2. Pada pendahuluan dijelaskan data masalah gangguan jiwa di
dunia dan Indonesia
3. Dipaparkan secara jelas latar belakang dari permasalahan tempat
yang dijadikan penelitian (RSJ Provinsi Bali) serta alasan
pengambilan terapi
4. Dijelaskan tujuan penelitian
5. Disebutkan kriteria inklusi
6. Jumlah responden dijelaskan
7. Terdapat penjelasan tentang proses intervensi
8. Terdapat standar operasional prosedur Terapi musik
9. Adanya pembahasan tentang Terapi musik
10. Teknik pengambilan sampel dijelaskan
11. Terdapat simpulan sehingga memudahkan pembaca dapat lebih
mudah memahami
12. Hasil dan pembahasan variabel bivariat, variabel univariat,
interpretasi dan diskusi hasil secara lengkap dan jelas.
13. Terdapat saran
4. 1. Diaparkan secara jelas tujuan dari penelitian 1. Abstrak pada jurnal ini jelas namun kurang lengkap
2. Dijelaskan responden dalam penelitian karena tidak memuat latar belakang
3. Disebutkan kriteria inklusi 2. Pada pendahuluan tidak dijelasakan data masalah
4. Dilakukan studi pendahuluan dan informed consent perilaku agresif baik secara internasional, nasional,
5. Dijelaskan tahapan penelitian maupun tempat penelitian
6. Pada penelitian ini terdapat kelompok kontrol 3. Tidak dijelaskan standar operasional prosedur
7. Adanya penjelasan mengenai terapi musik pelaksanaan terapi
8. Terdapat kesimpulan dan saran 4. Desain penelitian tidak disebutkan secara pasti
5. Jumlah kelompok intervensi dan kontrol tidak
disebutkan
40
5. 1. Peneliti menjelaskan tujuan dari penelitian dengan jelas 1. Abstrak pada jurnal ini teralu singkat sehingga
2. Pada jurnal ini kriteria inklusi dijelaskan pembaca kurang mendapatkan informasi
3. Pada jurnal krietia eksklusi dijelaskan 2. Tidak dijelaskan standar operasional prosedur terapi
4. Dijelasakan alasan pengambilan terapi relaksasi otot progresif
5. Teknik pengambilan sampel disebutkan dalam penelitian 3. Analisa data secara statistik tidak dijelaskan
6. Jumlah responden dijelaskan
7. Dalam penelitian dilakukan informed consent
8. Sebelum intervensi dilakuan penilaian perilaku agresif untuk
mendapatkan sampel
9. Proses penelitian dijelaskan
10. Adanya pembahasan tentang Terapi relaksasi otot progresif
11. Terdapat simpulan dan saran
6. 1. Abstrak pada jurnal ini jelas sehingga pembaca dapat 1. Didalam pendahuluan tidak dijelasakan studi
mengetahui hasil penelitian secara umum pendahuluan yang dilakukan
2. Peneliti menjelaskan tujuan dari penelitian dengan jelas
3. Dijelaskan alasan pengambilan terapi
4. Pada jurnal ini kriteria inklusi dijelaskan
5. Pada jurnal kiretia eksklusi dijelaskan
6. Terdapat kelompok kontrol
7. Teknik pengambilan sampel disebutkan
8. Jumlah responden dijelaskan
9. Dalam penelitian dilakukan informed consent
10. Proses jalanya penelitian dijelaskan
11. Dijelaskan standar operasional prosedur terapi relaksasi otot
progresif
12. Analisa data jelas
13. Adanya pembahasan tentang Terapi relaksasi otot progresif
14. Terdapat simpulan dan saran
7. 1. Abstrak pada jurnal jelas sehingga pembaca daoat mengetahui 1. Standar operasional prosedur terapi tidak dijelaskan
hasil penelitian secara umum 2. Kurangnya penjelasan mengenai relaksasi otot
2. Dipaparkan secara jelas latar belakang dari permasalahan tempat progresif
yang dijadikan penelitian serta alasan pengambilan terapi.
41
3. Peneliti menjelaskan tujuan dari penelitian
4. Kirteria inklusi disebutkan dengan jelas
5. Teknik pengambilan sampel disebutkan dengan jelas
6. Jumlah responden dijelaskan
7. Dilakukan studi pendahuluan dan informed consent
8. Dijelaskan proses penelitian
9. Analisa data secara statistik jelas
10. Terdapat simpulan dan saran
8. 1. Dipaparkan secara jelas latar belakang dari permasalahan tempat 1. Abstrak cukup jelas namun terlalu banyak
yang dijadikan penelitian serta alasan pengambilan terapi. 2. Kurangnya penjelasan mengenai relaksasi otot
2. Peneliti menjelaskan tujuan dari penelitian progresif
3. Kirteria inklusi disebutkan dengan jelas
4. Teknik pengambilan sampel disebutkan dengan jelas
5. Jumlah responden dijelaskan
6. Dilakukan studi pendahuluan dan informed consent
7. Dijelaskan proses penelitian
8. Dijelaskan standar operasional prosedur terapi
9. Analisa data secara statistik jelas
10. Terdapat simpulan dan saran
42
C. Perbandingan Literatur Review
43
dengan masalah bahwa populasi dalam
keperawatan perilaku penelitian adalah semua
kekerasan. pasien skizofrenia yang
mengalami gejala perilaku
agresif diruang kunti
INTERVENTION Dalam penelitian telah Dalam jurnal penelitian ini Dalam penelitian telah Dalam penelitian telah
dilakukan studi tidak dilakukan studi dilakukan studi pendahuluan dilakukan studi pendahuluan
pendahuluan dan informed pendahuluan dan tidak dan informed consent. dan informed consent.
consent. terdapat informed consent.
Pada jurnal ini pasien terlebih Pada jurnal ini pasien terlebih
Sebelum diberikan Tidak ada penjelasan dahulu dilakukan pengukuran dahulu dilakukan pengukuran
intervensi klien diberikan tentang proses, durasi gejala perilaku agresif (pre gejala perilaku agresif (pre
kuesioner A yang berisi waktu pelaksanaan Terapi test) kemudian diberikan test) dengan menggunakan
data terkait dengan Musik Klasik dalam jurnal. perlakuan dengan terapi musik buss dan perry agresi, rutter
karakteristik responden klasik. perilaku kuesioner.
dan pemberian kuesioner
B baik sebelum dan Sebelum pelaksanaan Terapi musik dilaksanakan
setelah dilakukan intervensi terlebih dahulu yang terdiri dari 12 sesi terapi
intervensi yang berisi dilakukan pre test yang berlangsung 90 menit
pengukuran perubahan menggunakan lembar selama satu minggu setelah
gejala perilaku kekerasan observasi yang telah semua sesi dilakukan, maka
meliputi kogintif, emosi, dibakukan (berupa penlilaian dilanjutkan dengan postest
perilaku, fisiologis dan aspek fisik, kognitif, dan diuji kembali tingkat
sosial. Dimana pada emosional, perilaku dan agresi. Tidak dijelaskan
instumen yang digunakan sosial). Terapi musik klasik kondisi situasi pelaksanaan
terlebih dahulu dilakukan dilaksanakan di ruang dengan ataupun prosdeur pelaksanaan
uji valitidas. menggunakan panduan terapi terapi.
musik sebanyak tujuh kali,
Pada jurnal ini dijelaskan tiap kali pelaksanaan
cara pelaksanaan terapi dilakukan selama 30 menit.
musik dan RECBT Setelah diberi perlakuaan
44
sebanyak 6 kali sebanyak 7 kali, dilakukan
pertemuan. sebagai berikut post test dengan observasi
Pertemuan 1 : terapi gejala perilaku agresif yang
musik, identifikasi dialami pasien.
kejadian dan respon
terhadap kejadian:
perasaan yang muncul,
mengukur perasaan
dengan menggunakan
termometer perasaan,
mengidentifikasi pikiran
dan perilaku negatif.
Latihan melawan
keyakinan irasional
terhadap kejadian yang
pertama.
Pertemuan ke2: terapi
musik, diskusi dan latihan
melawan keyakinan
irasional terhadap kejadian
kedua.
Pertemuan ke3 : terapi
musik, diskusi dan latihan
melawan pikiran negatif
yang pertama.
Pertemuan ke4: terapi
musik, diskusi dan latihan
melawan pikiran negatif
yang kedua.
Pertemuan ke5: terapi
musik, diskusi dan
mengubah perilaku
45
megatif yang pertama.
Pertemuan ke6: terapi
musik, diskusi dan
mengubah perilaku negatif
yang kedua. Namun tidak
djelaskan secara spesifik
durasi waktu terapi musik
yang dilakukan.
COMPARATOR Dalam pendahuluan Dalam pendahuluan Dalam pendahuluan tercantum Dalam pendahuluan
tercantum data dari WHO disebutkan pervalensi data dari WHO (2010) dijelaskan anak-anak
(2015) menunjukkan gangguan jiwa berat pada menunjukkan pasien penyandang cacat tidak seing
jumlah orang yang penduduk di Indonesia gangguan jiwa di Indonesia mampu menyesuaikan diri
mengalami skizofrenia di adalah 1,7 per mil. sebanyak 246 dari 1000 dengan sosial dan emosional
seluruh dunia adalah 7 Gangguan jiwa terbanyak anggota rumah tangga mereka lebih sulit dalam
dari 1000 penduduk di di DI Yogyakarta, Aceh, Gangguan jiwa berti di Bali interaksi masa depan. Tidak
dunia yaitu sebesar 21 juta Sulawesi Selatan, Bali dan 3% dari 4 juta penduduk. dijelaskan data konkrit yang
orang. Studi pendahuluan Jawa Tengah. Proporsi Kasus gangguan jiwa di RSJ menjunjukkan angka anak
yang peneliti lakukan di rumah tangga yang pernah Provinsi Bali terjadi yang mengalami perilaku
RSJ Prof Dr Soerojo memasungkan anggota peningkatan. agresi khusunya disekolah
Magelang menunjukkan yang mengalami gangguan yang diambil peneliti untuk
klien skizofrenia sebanyak jiwa 14,3%. Teknik pengambilan sampel dilakukan penelitian.
80,34% dengan diagnosa menggunakan non probabiliyt
keperawatan perilaku Teknik pengambilan sampling jenis consecutive Teknik pengambilan sampel
kekerasan sebanyak sampel dan desain sampling. menggunakan random
46,34%. penelitian tidak dijelaskan sampling yang terdiri dari
dalam jurnal. Desain penelitian Pre kelompok intervensi namun
Teknik pengambilan eksperimental dengan tidak dijelaskan jumlah
sampel pada jurnal ini Pada jurnal tidak rancangan penelitian One pastinya
menggunakan Purposive didapatkan hasil analisa group pre-test-pst-test design.
Sampling responden statistik dari penelitian. Desain penelitian tidak
penelitian berjumlah 60 Hasil penelitian menujukkan disebutkan secara pasti.
46
orang yang terdiri atas 30 tingkat perilaku agresif Namun dilakukan pretest dan
orang kelompok intervesi. sebelum perlakuan perilaku postest.
agresif ringan sebanyak 0
Desain penelitian Quasi setelah dilakukan perlakuan Hasil penelitian menujukkan
Eksperimental dengan menjadi 12 orang, perilaku menunjukkan bahwa musik
rancangan Pre-Post Test agresif sedang sebelum dapat secara signifikan
with Control Group. perlakuan 11 orang turun mengurangi tingkat agresi
menjadi 3 orang setelah dengan p=0,01
Pada jurnal penelitian ini perlakuan, dan perilaku
menunjukkan kemampuan agresif berat 4 orang
mengontrol perilaku berkurang menjadi 0 orang
kekerasan pada kelompok setelah diberikan perlakuan.
intervensi sebesar 74,15%
sedangkan pada kelompok
kontrol sebesar 10,32%.
OUTCOME Menurut peneliti pada Musik memiliki efek yang Terapi musik klasik dapat Terapi musik klasik tidak
penelitian ini terapi musik baik dalam mengurangi digunakan dalam penanganan hanya respon alternatif
memberikan kenyamanan keanehan, depresi, rasa perilaku agresif.kekerasan diinginkan untuk mengubah
pada klien ketika sakit, mengekspresikan rasa pada klien skizofrenia, hal ini perilaku tetapi salah satu alat
dilakukan RECBT. Terapi mereka, meningatkan sejalan dengan Djohan (2005) yang dapat secara langsung
musik pada akhirnya akan kreativitas, memotivasi yang menjelaskan secara mempengaruhi emosi,
berdampak pada kondisi pasien, meningkatkan psikologis pengaruh perasaan, dan citra juga dapat
relaksasi pada klien sosialisasi terhadap penyembuhan musik pada secara tidak langsung
sedangkan RECBT masyarakat, meningkatkan tubuh adalah pada mempengaruhi pengakuan
bedampak pada kognitif, memori, mengurangi kemampuan saraf pada tubuh individu.
emosi dan perilaku klien. perilaku agresif, dalam menangkap efek
Hal ini sejalan dengan memberikan rasa tenang, akustik. Dilanjutkan dengan Hasil analisis dengan
Veck yang menyatakan sebagai pedidikan moral respon tubuh terhadap menggunakan analsis
bahwa kesulitan dan mengendalikan emosi. gelombang musik yaitu kovarians p=0,01yang
emosional dan perilaku dengan meneruskan menunjukkan bahwa
dalam hidupnya Jurnal ini menyebutkan gelombang terbeut keseluruh penelitian tersebut efektiv
47
disebebkan cara mereka terdapat pengaruh musik sistem kerja tubuh. Efek terapi mengurangi perilaku agresi
menginterpretasikan klasik dalam mengurangi musik pada sistem limbik dan dan perilaku agresif pada
berbagai peristiwa yang tingkat kekambuhan saraf otonom adalah anak tunanetra.
dialami. Sehingga penderita skizofrenia di menciptakan suasan rileks,
kombinasi terapi ini Rumah, namun tidak aman, dan menyenangkan Hasil ini dapat digunakan
berdampak pada relaksasi, menjelaskan data atau hasil sehingga merangsang sebagai suatu intervensi
mengubah keyakinan analisa statistik yang pelepasan GABA, enkefallin, nonfarmakologis untuk
irasional, pikiran negatif didapat. atau beta endorphin yang mengurangi keadaan
dan perilaku negatif pada dapat mengeliminasi emosional, dianjurkan untuk
klien perilaku kekerasan. neurotransmiter rasa tertekan, lanjutkan pada individu yang
stress dan cemas, sehingga tidak mengalami
Hasil penelitian menciptakan ketenangan dan keterbatasan.
menunjukan terapi musik memperbaiki suasana hati.
dan RECBT efektif
meningkatkan kemampuan Hasil analisis dengan
mengontrol perilaku menggunakan uji Wilcoxon
kekerasan pada kelompok sign rank test. Hasil penelitian
intervensi dibandingkan menunjukkan ada pengaruh
dengan kelompok kontrol. yang sangat signifikan
p=0,00<p=0,010. Sebelum
Sehingga pada penelitian diberikan terapi musik klasik
tersebut diharapkan dapat sebanyak 73,3% gejala
digunakan sebagai perilaku agresif dalam
evidence based, namun kategori sedang. Setelah
perlu dilakukan penelitian dilakukan terapi perilaku
lebih lanjut dengan cohort. agresif/ kekerasan pasien
skizofrenia berada dalam
kategori ringan yaitu sebesar
80%.
48
menurunkan perilaku
kekerasan.agresif pada pasien
skizofrenia di berbagai tatanan
pelayanan kesehatan jiwa.
49
Kriteria Eksklusi : keperawatan skizofrenia dan memiliki
1. Ketulian maintenance perilaku agresif
2. IQ quotient bawah 40 3. Klien tidak menderita 2. Penderita skizofrenia rawat
3. Pasien dengan ketulian inap di psychiatric ward,
kelompok otot 4. Klien bersedia RSJ sakaeo rahanagarindra
terganggu mengikuti jalannya 3. Tanpa halusinasi
penelitian dari awal 4. Mau berkomunikasi
Responden penelitian ini sampai akhir dengan orang lain
berjumlah 12 orang. 5. Klien dapat bekerja 5. Tidak ada gangguan mental
sama (Koopreatif) organik atau komplikasi
6. Klien berjenis kelamin serius
perempuan dan berusia
produktif Responden penelitian ini
7. Klien yang berjumlah 20 orang.
mendapatkan terapi
obat yang sama dengan
kelompok kontrol
8. Klien yang tidak dalam
program ECT selama
satu minggu
Kriteri eksklusi juga
disebutkan secara jelas:
6. Klien yang tidak
mengikuti terapi
sampai batas waktu
yang ditentukan
(pasien meninggal,
melarikan diri atau
dijemput keluagra)
7. Klien dengan diagnosa
skizofrenia hebefrenik
50
Responden penelitian ini
berjumlah 16 orang.
INTERVENTION Dalam penelitian terlebih Dalam penelitian tidak Dalam penelitian ini terlah Dalam penelitian telah
dahulu dilakukan informed menjelaskan studi melakukan studi pendahuluan dilakukan studi pendahuluan
consent pendahuluan. dan informed consent. dan informed consent.
Sebelum diberikan Sebelum diberikan Sebelum diberikan intervensi Sebelum diberikan intervensi
intervensi dilakukan intervensi masing-masing masing-masing kelompok klien diberikan alat ukur
penilaian perilaku agresif kelompok diberikan pre diberikan pre test dan setelah kecemasan HRS-A dilakukan
menggunakan Checklist test dan setelah intervensi intervensi diberikan post test. intervensi dan diukur kembali
Perilaku Agresif (CAB) diberikan post test. Tidak Menggunakan kuesioner
yang telah di validasi dan dijelaksan kuesioner yang kekerasan. Pada jurnal ini dijelaskan
reliabilitas. peneliti gunakan dalam cara pelaksanaan terapi otot
jurnal ini. Program relaksasi otot dengan progresif dengan
Intervensi dilakukan penggunaan musik dibagi menegangkan otot selama 5-7
sebanyak 4 kali per minggu Intervensi dilakukan menjadi 6 tahap kegiatan dekit dan kemudian rileks
selama 4 minggu. sebanyak 5 langkah selama 2 minggu selama 20-30 detik, dengan
Sesilatihan dilakukan 3 kali (telapak tangan, dahi, otot 1. Menciptakan hubungan cara mulai mengambil nafas
per hari, setiap sesi latihan muka, punggung, tarikan terapeutik dalam sebanyak 3 kali,
berlangsung sekitar 30 kaki) setiap otot atau 2. Relaksasi otot dengan 5 gerakan (kepalan
menit. Namun tidak kelompok otot 3. Mendengarkan musik telapak tangan, dahi, otot
dijelaskan gerakan otot dikontraksikan selama 5-7 4. Percussing berdasarkan muka, pungkung, tarikan
progresif yang dilakukan. detik dan relaksasi 12-20 ritme kaki)
Lama waktu saat gerakan detik. Tidak disebutkan 5. Bernyanyi
dan relaksasi juga tidak berapa kali gerakan 6. Pertunjukkan gerakan
dijelaskan pada jurnal ini. dilakukan setiap harinya. musik
51
yang dilakukan, lama waktu
pada saat gerakan dan
relaksasi.
COMPARATOR Dalam pendahuluan Dalam pendahuluan data Dalam pendahuluan Dalam pendahuluan
menjelaskan data di RSJ yang mendukung ddijelaskan data RSJ Sakaeo tercantum data dari WHO
yang mengalami perilaku penelitian. Hanya Rajanagarindra menyebutkan menunjukkan jumlah orang
agresif 12,5% dari total menjelaskan bahwa kasus bahwa 14,39 % penderita yang mengalami gangguan
populasi pasien. penyakit mental cenderung agresif jiwa sekitar 450 juta orang.
meningkat dimasyarakat Skizofrenia diindonesia
Teknik pengambilan adalah skizofrenia. Teknik pengambilan sampel ditemukan 7 per 1000 orang
sampel pada jurnal ini pada jurnal ini tidak dewasa. Rawat inap di RSJD
menggunakan Consecutive Teknik pengambilan disebutkan secara spesifik surakarta meningkat dari 395
Sampling responden sampel pada jurnal ini responden penelitian menjadi 407 klien.
penelitian berjumlah 12 menggunakan Consecutive berjumlah 20 orang kelompok
orang. Sampling responden intervesi. Teknik pengambilan sampel
penelitian berjumlah 16 pada jurnal ini menggunakan
Desain penelitian orang yang terdiri atas 8 Desain penelitian One group Purposive Sampling
menggunakan One Group orang kelompok intervesi. Pretest-Postest responden penelitian
Pretest-Postest. berjumlah 18 orang.
Desain penelitian Jurnal penelitian ini
Jurnal penelitian ini Eksperiment dengan menunjukkan bahwa rata-rata Desain penelitian
menunjukkan terjadi renacangan penelitian perilaku agresif pada saat Ekspreiment dengan
penururnan perilaku agresif Quasi Experimental pretest dan postest memiliki rancangan Pre-Post Test
sebesar 14,7%, 10 perilaku Pretest-Postest with tingakat yang berbeda secara design.
menunjukkan terjadinya Control Group. signifikan baik secara verbal,
penurunan, 3 perilaku kekerasan fisik terhadap orang Pada jurnal penelitian ini
menunjukkan peningkatan Jurnal penelitian ini lain, kekerasan fisik terhadap menunjukkan penurunan
perilaku, dan 4 perilaku menunjukkan perbedaan hal-hal yang merusak dan kecemasan dari sedang
memiliki pengunganan antara pre test dan post agresi fisik terhadap dirinya menjadi ringan.
100%. test, nilai mean sebelum sendiri.
perlakuan pada kelompok
52
kontrol dan perlakuan
yaitu 9,94 dan 7,04.
Sedangkan post test pada
kelompok kontrol dan
perlakuan yaitu 4,81 dan
2,19. Dari 8 responden
yang dierikan teknik
relaksasi progresif terdapat
4 responden yang
mengalami penurunan
nilai status mental
Yang cukup banyakdari
kategori berat menjadi
sedang. Sedangkan 4
responden lainnya yang
mendapatkan perlakuan
mengalami penurunan
namun masih dalam
kategori sedang hanya
sedikit mengalami
perlakuan.
OUTCOME Hasil penelitian Hasil penelitian Hasil penelitian menunjukan Menurut peneliti relaksasi
menunjukan Jurnal menunjukan pada pada bahwa rata-rata perilaku progresif efektif untuk
penelitian ini menunjukkan kelompok perlakuan yang agresif pada saat pretest dan mengurangi ketegangan otot,
terjadi penururnan perilaku mendapatkan teknik postest memiliki tingakat yang kecemasan dan kelelahan
agresif sebesar 14,7%, relaksasi ada perubahan berbeda secara signifikan. yang dialami klien sehingga
menurut peneliti terapi otot yang cukup signifikan Keterampilan relaksasi dapat akan mempengaruhi status
perogresif menghasilkan terhadap perubahan status mengurnagi insensif yang mental klien.
suatu rileksasi sehingga mental sehingga relaksasi menyebabkan perilau
mnejadi stimulus agar klien otot progrescif efektif kekerasan dengan Hasil penelitian menunjukan
tidak melakukan perilaku untuk mengurangi menggunakan musik terapi otot progresif mampu
53
agresif. ketegangan otot, membantu pasien tenang dan menurunkan tingkat
kecemasan dan kelelahan lebih berkonsentrasi sehingga kecemasan namun justru
Dijelaskan bahwa yang dialami klien dengan semakin santai karena meningkatkan kecemasan
penelitian selanjutnya menggunakan analisa data mempengaruhi otak yang menjadi berat pada 3 pasien
menggunakan desain Mann-whitney statistic test bertanggung jawab untuk dikarenakan setelah relaksasi
eksperinemtal dengan P-0,001 (p<0,05) sehingga pengalaman emosional, progresif peneliti tidak
sampel yang lebih besar. akan mempengaruhi status termasuk limbik, beraksi melakukan kontrol.
mental klien. Hasil ini secara fisik dan mental.
sesuai pendapat dari Sehingga pada penelitian
Pratiwi (2006), usaha Sehingga pada penelitian tersebut menyarankan untuk
untuk mencegah penyakit tersebut menyarankan agar menerapkan terapi,
adalah dengan mengelola penelitian dapat dilakukan memfasilitasi pelatihan dan
stresor yang datang, sehingga dapat membantu keterampilan perawat,
pengelolaan tersebut pasien dengan perilaku agresif, penelitian selanjutnya
berhubungan dengan sebelum implikasi diperlukan diharapkan dapat menambah
bagaimana individu orang yang memiliki latihan faktor-faktor lain yang
memelihara kesehatannya. keterampilan relaksasi otot dan mempengaruhi tingkat
Pemeliharaan kesehatan terapi musik kecemasan seperti
merupakan fungsi otak pengobatan, lingkungan dan
utama, bagian tengah otak dukungan keluarga.
ketika ada stressor akan
menstimulasi proses
biokimia otak dan respon
relaksasi adalah usaha
tubuh untuk
mengembalikan dalam
keadaan seimbang. Teknik
relaksasi akan
mengembalikan proses
mental, fisik
dan emosi.
54
Sehingga pada penelitian
tersebut diharapkan dapat
disosialisasikan sebagai
alternatif pemberian terapi,
terapi untuk tetap dilatih
pada klien, bagi perawat
dapat memberikan
motivasi kepada klien agar
lebih aktif dalam
mengikuti terapi sehingga
dapat merubah status
mental dan
mempersiapkan diri
kembali ke masyarakat.
Bagi penelitian selanjutnya
hendaknya menggunakan
responden random dengan
menggunakan evaluasi
secara time series sesuai
waktu yang dijadwalkan.
55
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pembahasan Hasil Telaah Evidance Base Berdasarkan Teori dan hasil
Penelitian
Perilaku kekerasan dilakukan karena ketidakmampuan dalam
& Citrome, 2011). Jika tidak segera ditangani dampak dari perilaku kekerasan
kekerasan dilakukan dalam beberapa macam jenis tindakan, selain itu agar
berdasarkan literatur review yaitu terapi musik dan relaksasi otot progresif.
Menurut penulis terapi ini dipilih karena pasien perilaku kekerasan tidak
dengan gerakan motorik yang tidak terkontrol (Yosep, 2007). Musik dapat
terjadi penurunan tekanan darah, nadi dan ketegangan otot yang merupakan
tanda gejala fisiologis pada klien. Pada otak manusia, salah satu sumber yang
Mendengarkan musik adalah proses yang kompleks bagi otak, hal tersebut
56
memicu kognitif dan komponen emosional dengan substrat neural yang
yang tersebar luas pada area frontal, temporal, parietal dan subkortikal yang
memori dan fungsi penggerak, seperti bagian limbik dan paralimbik yang
73,3% gejala perilaku agresif dalam kategori sedang. Setelah dilakukan terapi
Efek terapi musik pada sistem limbik dan saraf otonom adalah
pelepasan zat kimia Gamma Amino Butyic Acid (GABA), enkefallin, atau
57
Jurnal penelitian ini terdapat abstrak yang jelas tidak melebihi 350
kata sehingga dapat mewakili seluruh isi penelitian. Pada penelitian ini,
kali, dilakukan post test dengan observasi gejala perilaku agresif yang dialami
jurnal diatas telah lengkap dan jelas dalam memaparkan hasil penelitian
jelas dan lengkap latar belakang dari permasalahan dan tempat yang dijadikan
perilaku kekrasan yaitu terapi relaksasi otot progresif. Relaksasi otot progresif
merupakan salah satu cara teknik relaksasi yang mengkombinasi latihan nafas
dalam dan serangkaian seri kontraksi dan relaksasi otot sehingga tubuh
menjadi relaks (Kustanti, 2008). Melalui gerakan otot progresif juga pasien
58
perilaku kekerasan mampu mengontrol emosinya dengan mekanisme
Hal ini juga didukung oleh literature review yang dipilih penulis
agresif.
sebanyak 4 kali dalam satu minggu selama 4 minggu. Setiap sesi berlangsung
pada jurnal ini. Jurnal diatas telah lengkap dan jelas dalam memaparkan hasil
pretest dan postest dengan menggunakan checklist yang telah di valiadasi dan
kontrol, abstrak dalam jurnal tidak melebihi 350 kata sehingga pembaca dapat
Berdasarkan evidence base nursing dari telaah jurnal dan teori, maka
penulis menerapkan dua terapi pada pasien perilaku kekerasan yakni terapi
musik dan relaksasi otot progresif. Menurut Djohan, (2005) secara psikologi
59
dalam menangkap efek akustik. Dilanjutkan dengan respons tubuh terhadap
sistem kerja tubuh. Efek terapi musik pada sistem limbik dan saraf otonom
tempo atau irama dan intensitas yang lebih lambat dan alam. Keteraturan
sikap mental dan badan akan rileks. Pelatihan otot akan menyebabkan otot
makin lentur dan menerima situasi yang merangsang luapan emosi tanpa
terapi musik sama baiknya dengan terapi relaksasi otot progresif. Terapi
kogintif yang dialami pasien. Relaksasi otot progresif sendiri juga merupakan
60
pengembangan dari konsep tindakan keperawatan mengontrol marah secara
fisik, dimana gerakan relakasi otot progresif mampu menyalurkan energi atau
luapan emosi pada pasien. Relaksasi otot progresif sendiri dapat diterapkan
B. Implikasi Keperawatan
dan tarikan kaki) dimana setiap gerakan menegangkan otot selama 5-7 detik
1. Terapi Musik
dilakukan
61
Bantu klien memilih posisi yang nyaman
Bereskan alat-alat
Cuci tangan
Memposisikan pasien
mata tertutup dan menggunakan bantal pada bawah kepala dan lutut atau
peralatan yang melekat pada tubuh seperti dasi dan ikat pinggang
62
Tangan
Ulangi gerakan pada tangan kiri sebanyak dua kali agar klien dapat
membedakan kondisi otot yang tegang dan relaks. Lakukan prosedur yang
Gerakan 3 : berfungsi untuk melatih otot biseps (otot besar pada pangkal
otot dahi, mata, rahang dan mulut. Otot dahi digerakkan dengan cara
mengerutkan dahi dan alis sampai otot terasa bahkan kulitnya keriput.
63
Mata dipejamkan semaksimal mungkin sehingga ketegangan dapat
kali lagi.
Punggung
leher. Kepala direbahkan pada sandaran, gerakan dimulai dari otot leher
leher bagian belakang dan punggung atas. Ulangi satu kali lagi.
64
Gerakan 12 : berfungsi untuk melemaskan otot dada. Lakukan nafas dalam
saat dengan merasakan ketegangan yang terjadi pada bagian dada dan
dengan kuat, tahan sampai kencang dan keras selama 10 detik, lalu
Kaki
betis). Luruskan telapak kaki sehingga otot paha terasa kencang. Selagi
telapak kaki diluruskan, antara paha dan betis juga diluruskan. Tahan
Cuci tangan
65
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
terapi musik sama baiknya dengan terapi relaksasi otot progresif. Terapi
organ korti dan korteks kemudian disalurkan ke batang otak ke sistem limbik
relakasi otot progresif mampu menyalurkan energi atau luapan emosi pada
66
endorphin (yang mempengaruhi suasana hati) sehingga menuruntkan
B. Saran
timbul dari perilaku kekerasan. Selain itu, dapat dijadikan bahan dalam
3. Bagi Pasien
67
DAFTAR PUSTAKA
Body, M.A & Nihart, M.A. 1998. Psychiatric Nursing: Contempory Practice.
Philadelphia: Lippincot.
Chanda, M.L & Levitin, D.J. 2013. The neurochemistry of music. Trends in
Cognitive Sciences 17(4):179-193.
Candra, Ekawati & Gama. 2013. Terapi Musik Klasik Terhadap Perubahan
Gejala Perilaku Agresif Pasien Skizofrenia. Jurnal Gema Keperawatan
2(3):8-13
Davis et all. 1995. Panduan Relaksasi dan Resuksi Stress Edisi II. Alih bahasa:
Budi Ana dan Achir Yani. Jakarta: EGC.
Fung To, Maggie Yuen & sally Chan. 2000. Evaluating the Effectiveness of
Progressive Muscle Relaxation in Reducing the aggressive Behaviour of
Mentally handicapperd Patients. Archives of Psychiatric Nursing
XIV(1):39-46
Keliat dan Akemat. 2010. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta:
EGC.
Kustanti, Erviana dan Arif Widodo. 2008. Pengaruh Teknik Relakasi Terhadap
Perubahan Status Mental Klie Skizofrenia Di Rumah Sakit Jiwa Daerah
Surakarta. Berita Ilmu Keperawatan 1(3):131-136
68
Maramis, W.F. 1998. Catatan Ilmu Kedoteran Jiwa. Jakarta: EGC.
Purnama, dara Marissa dan Soraya Rahmanis. 2016. Pengaruh musik klasik dalam
mengurangi tingkat kekambuhan penderita skizofrenia di Rumah. Majority
5(4):50-54
Setiawan, Heri, Budia Anna Keliat dan Ice Yulia Wardani. 2015. Tanda gejala
dan Kemampuan mengontrol perilaku kekerasan dengan terapi musik dan
REBT. Jurnal Ners 10(2):233-241
Sarkamo, Teppo. 2008. Music Listening Enhances Cognititve Recovey and Mood
After Middle Cerevral Artery Stoke Volume 131, 8660876
Stuart & Laria. 2005. Buku Saku Keperawatan Jiwa (terjemah). Jakarta : EGC.
Stuart & Laria. 2013. Principles and Practice of Psychiatric Nursing. Louis:
Mosby.
Stuart & Sudeen. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Alih Bahasa: Achir Yani
S. Hamid. Ed ke-3. Jakarta: EGC.
Yusuf, Fitriyasari dan Nihayati. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa.
Jakarta: Salemba Medika.
69