Anda di halaman 1dari 5

AROMA TERAPI LAVENDER TERHADAP KECEMASAN PASIEN

PRA OPERASI KATARAK


Elisa Anderson *, Juwyensi A. Taareluan**

*Faculty of Nursing, Universitas Klabat, Manado, Indonesia; **Bachelor of Nursing


Faculty, Universitas Klabat, Manado, Indonesia
aelisa@unklab.ac.id

Abstract

Surgery is a medical procedure that can trigger anxiety, lavender aromatherapy is one alternative
intervention that can be done to overcome this anxiety. The purpose of this study was to analyze the effect of
lavender aromatherapy on the anxiety of pre-cataract surgery patients. The research method used was quasi-
experimental pre and post-test with control group design. This study was conducted on 30 respondents
selected through consecutive sampling techniques and divided into two groups, namely 15 people in the
control group and 15 people in the treatment group. The results of this study showed that through the
Wilcoxon test found p=0.008, there was a significant effect of lavender aromatherapy on anxiety in the
treatment group. In the Mann Whitney test found p=0.006, there was a significant difference in the effect of
lavender aromatherapy on anxiety in the treatment and control groups. Thus, there is a significant effect of
the lavender aromatherapy on the anxiety of pre-cataract surgery patients. Nurses can provide aromas of
lavender therapy to reduce the anxiety of preoperative patients so that the surgical procedure can work well.

Keywords: Anxiety, lavender aromatherapy, preoperative

Abstrak

Operasi merupakan suatu prosedur medis yang bisa mencetuskan kecemasan, terapi aroma lavender
merupakan salah satu intervensi alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi kecemasan tersebut. Tujuan
penelitian ini untuk menganalisis pengaruh terapi aroma lavender terhadap kecemasan pasien pra operasi
katarak. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi-eksperimental dengan pre and post-test with control
group design. Penelitian ini dilakukan kepada 30 responden yang dipilih melalui teknik consecutive sampling
dan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu 15 orang pada kelompok kontrol dan 15 orang pada kelompok
perlakuan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melalui Wilcoxon test didapati p=0,008, terdapat
pengaruh yang signifikan terapi aroma lavender terhadap kecemasan pada kelompok perlakuan. Pada Mann
Whitney test didapati p=0,006, terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan terapi aroma lavender terhadap
kecemasan pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Dengan demikian, terdapat pengaruh yang
signifikan terapi aroma lavender terhadap kecemasan pasien pra operasi katarak. Perawat dapat memberikan
terapi aroma lavender untuk menurunkan kecemasan pasien pra operasi agar prosedur pembedahan dapat
berjalan dengan baik.

Kata kunci: Kecemasan, pra operasi, terapi aroma lavender

1
Latar belakang yang mudah menguap atau dikenal sebagai
Katarak merupakan kelainan pada minyak esensial dan bertujuan untuk
mata yang terjadi akibat adanya perubahan mempengaruhi suasana hati ataupun kesehatan
bagian lensa menjadi keruh. Katarak seseorang (Purwanto, 2013). Kandungan
merupakan penyakit degeneratif dan tidak senyawa kimia dari minyak esensial terapi
menular tetapi dapat terjadi pada kedua mata aroma lavender dapat mempengaruhi aktifitas
secara bersamaan jika tidak ditanggani secara kerja otak melalui sistem saraf yang
tepat (Novery, 2011). Tindakan pembedahan berhubungan dengan indera penciuman.
(operasi) adalah penanganan yang tepat pada Respon ini akan merangsang dan
katarak untuk memperbaiki visus atau meningkatkan aktivitas neurotransmitter untuk
ketajaman penglihatan. Namun demikian, pemulihan kondisi psikologis seperti emosi,
operasi memiliki dampak negatif, yaitu perasaan, pikiran, dan keinginan (Jaelani,
menjadi ancaman atau stresor bagi pasien 2009). Minyak lavender mempunyai banyak
katarak yang menjalani prosedur pembedahan potensi, seperti kandungan linalool dan
tersebut. Kurangnya informasi atau informasi linalool asetat dengan jumlah sekitar 30-60%
yang salah sering kali menjdi pemicu dari total berat minyak. Kandungan aktif
terjadinya kecemasan pada pasien pra operasi linalool ini berguna untuk menciptakan
katarak (Yanti, Kusumawaty, & Nugroho, kondisi relaksasi atau mengurangi kecemasan
2017). (Nuraini, 2014).
Kecemasan merupakan suatu perasaan
terkait ketegangan mental yang memberikan Metode
reaksi ketidakmampuan mengatasi suatu Metode dalam penelitian ini adalah
masalah (Kholil, 2010). Kemampuan quasi eksperimental pre and post-test with
seseorang dalam mengatasi masalah sangat control group design, yaitu melakukan
bervariasi sehingga saat pasien katarak identifikasi pada variabel dependen
mengalami cemas sebelum menjalani prosedur (kecemasan) sebelum dan sesudah perlakuan
pembedahan maka tingkat kecemasannya pun (terapi aroma lavender) di kelompok kontrol
berbeda-beda untuk setiap individunya. Hal serta perlakuan, kemudian menganalisis
ini dapat terlihat dari respon fisiologis dan pengaruh pemberian terapi aroma lavender
psikologis pasien pra operasi. Keliat, Wijoyo, terhadap kecemasan (Dharma, 2013;
dan Susanti (2011) mengungkapkan bahwa Notoatmodjo, 2010). Sampel dalam penelitian
kecemasan dianggap berbahaya saat individu ini berjumlah 30 responden yang merupakan
tidak dapat mengatasi kecemasannya secara pasien pra operasi katarak di Rumah Sakit
tepat sehingga menimbulkan ketidakmampuan Mata Sulawesi Utara dan dibagi menjadi dua
dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan kelompok, yaitu 15 orang untuk kelompok
dan dapat mengganggu kesehatannya. Namun control dan 15 orang untuk kelompok
demikian, terdapat beberapa cara untuk perlakuan. Teknik pemilihan sampel yang
mengatasi atau mengendalikan kecemasan, di digunakan adalah teknik consecutive
antaranya adalah terapi aroma lavender. sampling. Prosedur pemberian terapi aroma
Terapi aroma lavender merupakan lavender adalah memberikan tiga tetes minyak
salah satu terapi nonfarmakologi yang bersifat lavender ke dalam masker dan meminta
complementary and alternative medicine responden untuk menghirupnya selama 15
(CAM). Terapi aroma lavender adalah salah menit (Koensoemardiyah, 2009).
satu metode terapi keperawatan yang Instrument yang digunakan untuk
menggunakan bahan seperti cairan tanaman mengukur kecemasan adalah Hamilton Rating
Scale for Anxiety (HRS-A), yang terdiri dari
cemas ringan. Data tersebut menerangkan
14 gejala dan masing-masing gejala diberi
bahwa terjadi penurunan kecemasan pada
penilaian 0-4 dengan dengan penjelasan
kelompok perlakuan setelah diberikan terapi
nilai
aroma lavender. Hal ini juga dikuatkan dengan
0 tidak ada gejala atau keluhan, 1 gejala
nilai p=0,008 pada Wilcoxon test yang berarti
ringan, 2 gejala sedang, 3 gejala berat, dan 4
terdapat pengaruh yang bermakna terapi
gejala berat sekali. Intepretasi instrumen HRS-
aroma lavender terhadap kecemasan pasien
A berdasarkan penilaian total, yaitu skor <14
pra operasi katarak. Pada kelompok perlakuan,
tidak ada kecemasan, skor 14-20 mengalami
semua pasien pra operasi katarak mengalami
kecemasan ringan, skor 21-27 kecemasan
cemas dengan kategori sedang hingga berat.
sedang, skor 28-41 kecemasan berat, dan skor
Setelah diberikan terapi aroma lavender
42-56 kecemasan berat sekali (Hawari, 2008).
selama 15 menit maka kecemasan pesien
tersebut menurun pada kategori ringan ke
Hasil dan Pembahasan
sedang, tidak ada lagi yang mengalami
Analisis bivariat digunakan untuk
kecemasan berat. Dengan demikian, terapi
mencapai tujuan penelitian, yaitu menganalisis
aroma lavender dapat digunakan untuk
pengaruh terapi aroma lavender terhadap
mengendalikan kecemasan khususnya pada
kecemasan pasien pra operasi katarak.
pasien pra operasi katarak.
Analisis bivariat dalam penelitian ini
Penelitian ini sejalan dengan penelitian
mengidentifikasi data variabel dependen
yang dilakukan oleh Arwani, Sriningsih dan
(kecemasan) melalui kuesioner HRS-A, baik
Rodhi (2013) mendapatkan temuan hasil
sebelum dan sesudah pemberian terapi aroma
bahwa terdapat pengaruh pemberian
lavender pada kelompok kontrol dan
aromaterapi terhadap tingkat kecemasan
perlakuan, kemudian melihat pengaruhnya
pasien sebelum operasi dengan anastesi spinal
melalui perhitungan statistik Wilcoxon test dan
di RS Tugu Semarang (p=0,00). Penelitian
Mann Whitney test.
Dila, Putra, dan Arifin (2017) juga
mendapatkan kesimpulan bahwa terapi aroma
Tabel 1 Hasil analisis pengaruh terapi
lavender memiliki pengaruh yang signifikan
aroma lavender terhadap kecemasan pada
dalam penurunan kecemasan ibu pra operasi
kelompok perlakuan
sectio caesarea di rumah sakit bersalin (p=
0,000). Kedua temuan ini Kelompok
menguatkan Perlakuan
pengaruh terapi aroma lavender dapat digunakan untuk
Pre-pra
mengurangi kecemasan pasien test operasi.
Post-test
f
Terapi aroma lavender %
dihirup f
melalui%organ penciuman diterima oleh reseptor sistem saraf
Cemas ringan 6 40%
yang terdapat pada rambut-rambut halus di hidung. Pada saat molekul dari aroma
Cemas sedang 13 87% 9 60%
Tabel 1 menunjukkan
Cemas berat 2 bahwa hasil pre-
13% lavender itu menempel, suatu pesan kimia
test
Totalkelompok perlakuan 15 didapati
100% 15 13 (87%)
100% ditransmisikan melalui saraf olfactory ke
responden
Sig.(2- tailed)mengalami cemas 0,008
sedang dan 2 dalam sistem limbik. Hipotalamus yang
(13%) responden mengalami cemas berat. berperan sebagai regulator segera
Sedangkan hasil posttest kelompok perlakuan memunculkan pesan-pesan tersebut ke bagian
didapati 9 (60%) responden mengalami cemas otak serta bagian tubuh yang lain. Pesan
sedang dan 6 (40%) responden mengalami diterima kemudian diubah menjadi tindakan
untuk melepaskan senyawa yang Tabel 2 Hasil analisis pengaruh terapi aroma
menimbulkan reaksi rileks (Koensoemardiyah, lavender terhadap kecemasan pada
2009). kelompok kontrol dan perlakuan
emosi (Rochman, 2010). Perawat yang merespon kecemasan yang dialaminya dan
berkompeten dapat melihat atau menemukan berusaha untuk mengendalikannya. Selain itu,
tanda dan gejala tersebut melalui pengkajian secara prosedural perawat memberikan
yang dilakukan. Secara alami tubuh tindakan
keperawatan untuk mengatasi kecemasan yang
N Rerata
dialami oleh pasiennya. Z tindakan
Adapun Sig (2-tailed)
keperawatan tersebut adalah membina hubungan saling
percaya agar pasien
Kontrol 15 merasa
19 aman
-2,742 dan0,006nyaman saat berinteraksi;
Intervensi 15
Tabel 2 menunjukkan bahwa rerata nilai
1 2 mengucapkan salam terapeutik, berjabat
posttest pada kelompok kontrol adalah 19 yang tangan, menjelaskan tujuan interaksi,
berarti responden mengalami kecemasan ringan membuat kontrak topik, waktu dan tempat
dan rerata nilai posttest pada kelompok perlakuan setiap kali bertemu; membantu pasien
adalah 12 yang berarti responden tidak mengenal kecemasannya dengan
mengalami kecemasan. Data ini menyatakan mengidentifikasi dan menguraikan
bahwa kecemasan pada kelompok perlakuan perasaannya (Donsu, 2017). Kedua hal ini
lebih baik dibandingkan dengan kelompok yang sama-sama diterima oleh pasien pra
kontrol. Hal ini juga dikuatkan dengan nilai operasi katarak pada kelompok perlakuan dan
p=0,006 pada Mann Whitney test yang berarti kelompok kontrol sehingga pada pada posttest
terdapat perbedaan yang signifikan pengaruh kelompok kontrol memiliki rerata kecemasan
terapi aroma lavender terhadap kecemasan pasien ringan. Pada kelompok perlakuan, selain
pra operasi katarak pada kelompok perlakuan dan mendapatkan perawatan rutinitas dan
kelompok kontrol. Hal ini sejalan dengan memiliki sistem regulasi kecemasan tubuh,
penelitian yang dilakukan oleh Fatmawati (2016) kelompok perlakuan diberikan terapi aroma
dengan judul pengaruh relaksasi progresif dan lavender selama 15 menit. Kemudian, pada
aromaterapi lavender terhadap penurunan posttest kelompok perlakuan memiliki rerata
kecemasan pada pasien preoperasi dengan spinal tidak mengalami kecemasan. Dengan
anastesi, temuan hasil menyatakan bahwa demikian, aroma lavender dapat dijadikan
terdapat perbedaan kecemasan yang signifikan terapi untuk menurunkan atau mengatasi
antara kelompok eksperimen dengan kelompok kecemasan khususnya pada pasien pra operasi.
kontrol dengan p=0,019.
Pada saat pasien katarak dinyatakan Simpulan dan Rekomendasi
dokter untuk dilakukan prosedur pembedahan Berdasarkan temuan hasil yang telah
terhadap dirinya, maka pasien menganggap dianalisis melalui perhitungan statistic
prosedur itu adalah bahaya yang mengancaam pengolahan data dengan menggunakan uji
dirinya atau suatu prosedur yang dapat statistik Wilcoxon test dan Mann Whitney test,
mengancam integritas dirinya sehingga maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
muncullah perasaan cemas dari prosedur pengaruh yang bermakna terapi aroma
pembedahan yang direncanakan. Kecemasan lavender terhadap kecemasan pasien pra
pasien ini dapat terlihat dari tanda dan gejala operasi katarak dengan nilai p=0,008, terdapat
pada aspek fisik, kognitif, perilaku, maupun perbedaan yang bermakna terapi aroma
lavender terhadap kecemasan pasien pra
operasi katarak pada kelompok perlakuan dan mandiri pada saat menghadapi pasien pra
kelompok kontrol dengan p=0,006. operasi yang mengalami kecemasan.
Temuan hasil penelitian ini, yaitu
terapi aroma lavender dapat direkomendasikan Daftar Pustaka
kepada petugas kesehatan khususnya perawat
untuk dijadikan intervensi keperawatan Arwani, Sriningsih., & Rodhi. (2013).
Pengaruh pemberian aromaterapi
Hawari, D. (2008). Manajemen Stres, Cemas,
terhadap tingkat kecemasan pasien
dan Depresi. Jakarta: Fakultas
sebelum operasi dengan anestesi spinal
kedokteran Universitas Indonesia.
di RS Tuguh Semarang. Jurnal
keperawatan jiwa, 1, 129-134.
Jaelani. (2009). Aromaterapi. Jakarta: Pustaka
populer obor.
Ary, H. (2010). Sosiologi Pendidikan. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Kaliat, B. A., Wijoyo, A.,& Susanti, H.
(2011). Manajemen Kasus Gangguan
Dharma, K. K. (2013). Metodologi penelitian
Jiwa. Jakarta: EGC.
keperawatan. Jakarta: Trans Info
Media.
Kholil, L. R. (2010). Kesehatan Mental.
Purwokerto: Fajar Media Press.
Dila, R. D., Putra, F., & Arifin, F. R. (2017).
Pengaruh aromaterapi lavender
Koensoemardiyah. (2009). Aromaterapi
terhadap penurunan kecemasan ibu pre
Untuk Kesehatan, kebugaran,
operasi sectio caesarea di rumah sakit
bersalin. Caring Nursing Journal, 1, dan kecantikan. Yogyakarta: Lily.
51-56.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian
Donsu, J. D. (2017). Psikologi Keperawatan Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Aspek-aspek Psikologi dan Konsep
Dasar Psikologi Teori Perilaku Novery, A. (2011). Faktor-Faktor Yang
Manusia. Yogyakarta: Pustaka baru Berhubungan dengan Kejadian
press. Katarak Pada Pasien Di Poli Matarsud
Pariaman. KTI.
Fatmawati, P. D. (2016). Pengaruh relaksasi Akademi.Skripsi.Publised
progresif dan aromaterapi lavender
terhadap penurunan kecemasan pada Nuraini, D. (2014). Aneka Manfaat Bunga
pasien preoperasi dengan spinal Untuk Kesehatan. Yogyakarta: Gaya
anastesi.Skripsi. Publised Media.

Purwanto, B. (2013). Herbal dan


Keperawatan Komplementer
(teori, praktik, hukum
dalamasuhan
keperawatan). Yogyakarta: Nuhu
Medika.

Rochman, K. (2010). Kesehatan Mental.


Purwokerto: Fajar Media Press.

Yanti, S., Kusumawaty, J., & Nugroho, A.


(2017). Tingkat kecemasan pasien pre
operasi katarak diruang bedah RSUD
Kabupaten Ciamis. Motorik,12.33-38.

Anda mungkin juga menyukai