Anda di halaman 1dari 12

138

Penggunaan Aromaterapi Lemon Untuk Mengurangi Nyeri Pada Pasien


Post Operasi: Sebuah Studi Kasus

Zahri Darni1, Ririen Tyas Nur Khaliza2


1,2
Program Studi D-III Keperawatan Akper Fatmawati
Jalan Margasatwa (Gg.H.Beden) No.25 Pondok Labu Cilandak Jakarta Selatan
zahridarni@ymail.com

Abstrak

Post operasi adalah fase ketiga pembedahan yang dimulai dengan memindahkan pasien dari kamar bedah ke
unit pasca operasi dan berakhir dengan pulangnya pasien. Masalah yang dialami setelah pasien operasi
diantaranya adalah nyeri. Tindakan nyeri dapat diatasi dengan tindakan farmakologi dan non farmakologi.
Tindakan non farmakologi untuk mengatasi nyeri salah satunya dengan teknik distraksi pernapasan yaitu
dengan pemberian aromaterapi lemon. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran pelaksanaan
pemberian aromaterapi lemon untuk mengurangi nyeri pada pasien post operasi. Metode yang digunakan
adalah deskriptif dengan pendekatan studi kasus dengan metode pengumpulan data secara wawancara,
observasi, pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi. Instrumen pengumpulan data menggunakan format
pengkajian keperawatan medikal bedah dan alat aromatetapi lemon. Data yang diperoleh dianalisis secara
deskriptif untuk mengambarkan perubahan skala nyeri, ekspresi wajah, intensitas nyeri, tekanan darah, dan
frekuensi nadi Hasil penelitian menunjukan adanya penurunan nyeri pada kedua kasus. Kasus I terjadi
penurunan skala nyeri dari 6 menjadi 3, intensitas nyeri menjadi ringan, ekspresi wajah terlihat rileks, tekanan
darah 122/80 mmHg, dan frekuensi nadi 86x/menit. Kasus II terjadi penurunan skala nyeri dari 5 menjadi 2,
intensitas nyeri menjadi ringan, ekspresi wajah terlihat rileks, tekanan darah 130/80 mmHg, dan frekuensi
nadi 88x/menit. Kesimpulan penelitian ini adalah pemberian aroma terapi lemon dapat mengurangi nyeri pada
pasien post operasi sehingga penelitian ini merekomendasikan agar pemberian aromaterapi lemon dapat
diterapkan pada pasien post operasi.

Kata kunci: aromaterapi lemon, nyeri, post operasi

Abstract
Post surgery is the third phase of surgery which begins with moving the patient from the operating room to
the postoperative unit and ends with the patients discharge. Problems experienced after surgery patients
include pain. Pain action can be overcome with pharmacological and non pharmacological actions. One of
the non-pharmacological actions to deal with pain is the respiratory distraction technique, namely lemon
aromatherapy. The purpose of this study was to obtain an overview of the implementation of lemon
aromatherapy to reduce pain in postoperative patients. The method used is descriptive with a case study
approach with data collection methods by interview, observation, physical examination and documentation
study, The data collection instrument used a medical surgical nursing assessment format and lemon
aromatherapy instrument. The data obtained were analyzed descriptively to describe changes in pain scale,
facial expressions, pain intensity, blood pressure, and pulse frequency. The results showed a decrease in pain
in both cases. Case I decreased pain scale from 6 to 3, pain intensity became mild, facial expression relaxed,
blood pressure 122/80 mmHg, and pulse rate 86 x/minute. Case II, there was a decrease in the pain scale from
5 to 2, the pain intensity become mild, the facial expression looked relaxed, the blood pressure was 130/80
mmHg, and the pulse rate was 88x/minute. The conclusion of this study is that lemon aromatherapy can
reduce pain in postoperative patients

Keywords: lemon aromatherapy, pain, post surgery

Buletin Kesehatan Vol.4 No.2 Agustus-Desember 2020 ISSN: 2614-8080 EISSN: 2746-5810
139

Pendahuluan
Nyeri adalah pengalaman sensorik dan kategori cukup yaitu imajinasi terbimbing
emosional yang tidak menyenangkan (33,3 %) dan manajemen nyeri yang
karena adanya kerusakan jaringan baik masuk dalam kategori kurang yaitu
aktual maupun potensial (Malik, 2020). manajemen nyeri dengan cara stimulasi
Nyeri dapat memenuhi pikiran seseorang, kutaneus (16,7%), akupresur (4,2%), dan
mengarahkan semua aktivitas, dan hypnosis (16,7%). Nyeri akut pasca
mengubah kehidupan seseorang (Kozier, operasi sering terjadi hampir dari 20 %
2010). pasien mengalamai nyeri hebat dalam 24
Pembedahan diartikan sebagai “diagnosis jam pertama setelah operasi (Small &
dan pengobatan medis atas cedera, cacat, Laycock, 2020).
dan penyakit melalui operasi manual dan
instrumental”. Istilah surgery berasal dari Tindakan untuk mengurangi nyeri
istilah Yunani kheirurgos yang artinya menurut Atoilah dan Kusnadi (2013)
“mengerjakan dengan tangan” (Baradero, mencakup tindakan farmakologi dan non
2008). Hasil penelitian yang dilakukan farmakologi. Distraksi merupakan strategi
oleh Sari (2016) yang meneliti tentang pengalihan nyeri yang memfokuskan
intensitas nyeri dan perilaku nyeri pasien perhatian pasien ke stimulus yang lain
post operasi di RSUP Haji Adam Malik daripada terhadap rasa nyeri dan emosi
Medan yaitu nyeri pasien post operasi negatif. Distraksi yang bisa dilakukan
berada pada nyeri sedang (62,5%) dan diantaranya distraksi visual, distraksi
perilaku nyeri pada kategori nyeri sedang pendengaran, distraksi intelektual, dan
(56,2%). distraksi pernapasan yaitu melakukan
inhalasi melalui hidung dengan
Penelitan yang dilakukan oleh Munthe menggunakan aromaterapi (Zakiyah,
(2015) yang meneliti tentang manajemen 2015). Aromaterapi didefinisikan dalam
nyeri pada pasien fraktur didapatkan hasil dua kata yaitu aroma yang berarti wangi-
manajemen nyeri yang masuk dalam wangian (fragrance) dan therapy yang
kategori baik dapat dilakukan dengan cara berarti perlakuan pengobatan.
pemberian analgetik (100%), relaksaksi Aromaterapi yang dapat digunakan
(54,2%), distraksi (54,2%), dalam

Buletin Kesehatan Vol.4 No.2 Agustus-Desember 2020 ISSN: 2614-8080 EISSN: 2746-5810
140

diantaranya adalah aromaterapi lemon Efek pemberian aromaterapi jeruk masam


(Hidayat, 2019). terhadap intensitas nyeri pasca bedah
Hasil penelitian Rahmawati (2015) yang sesar dapat menurunkan intensitas nyeri
meneliti tentang efektifitas aromaterapi pasca SC di RSUI YAKSSI Gemolong.
lemon dengan lavender pada pasien sectio Aromaterapi jeruk masam tersebut
caesaria menyimpulkan bahwa diberikan 8–12 jam pasca SC, aromaterapi
aromaterapi lemon lebih efektif mengatasi terapi tersebut diberikan sebelum
nyeri post sectio dibandingkan dengan pemberian analgetic. Hasil penelitian
aromaterapi lavender. Penelitian yang didapatkan intensitas nyeri sebelum dan
sama juga diungkapkan oleh Cholifah, sesudah intervensi 6,00 ± 1,044 vs 4,91 ±
Raden & Ismarwati (2016) yang 1,379, P=0,00. Penurunan nyeri 1,09.
menyimpulkan hasil penelitiannya bahwa Terdapat perbedaan yang signifikan
aroma terapi lemon dapat menurunkan antara nyeri sebelum dan sesudah
nyeri kala I fase aktif. diberikan aromaterapi jeruk masam
(Sulastri, Wahyuningsih, dan Hapsari,
Jeruk lemon merupakan buah yang baik 2018).
dikonsumsi saat akan memulai
detoksifikasi (Ramayulis, 2014). Lemon Hasil penelitian yang dilakukan oleh
mempunyai komposisi utama gula dan Putri, Widyastuti dan Mujiono (2019)
asam sitrat. Kandungan jeruk lemon setelah pemberian aromaterapi lemon
antara lain flavonoid (flavanones), didapatkan hasil intensitas nyeri sedang
limonene, asam folat, tannin, vitamin (C, sejumlah 9 responden (45%) dan
A, B1, dan P), dan mineral (kalium, intensitas nyeri ringan sejumlah 11
magnesium) (Dalimartha & Adrian, responden (55%) dan menyimpulkan
2013). Jenis aromaterapi lemon berguna pemberian aromaterapi lemon dapat
untuk pembersih dan tonik, dapat menurunkan intensitas nyeri pada pasien
menurunkan panas, meningkatkan post laparatomi di RSUD Pandanarang
kekebalan tubuh, anti oksidan, antiseptik, Boyolali.
mencegah hipertensi, serta mengontrol
emosi yang berlebihan (Putri & Amalia, Metode penelitian adalah deskriptif
2019). dengan pendekatan penelitian studi kasus
untuk mendapatkan gambaran dalam

Buletin Kesehatan Vol.4 No.2 Agustus-Desember 2020 ISSN: 2614-8080 EISSN: 2746-5810
141

pelaksanaan pemberian aromaterapi wajah, intensitas nyeri, pengukuran


lemon pada pasien post operasi untuk tekanan darah dan frekuensi denyut nadi.
mengurangi nyeri. Penelitian Lokasi penelitian adalah di Lantai III
mengunakan sample dengan dua Gedung Profesor Soelarto (GPS) RSUP
responden. Kriteria inklusi penelitian Fatmawati. Waktu penelitian pada bulan
adalah kesadaran pasien compos mentis, Maret 2020. Data yang diperoleh
pasien yang baru saja mengalami operasi, dianalisis secara deskriptif untuk
pasien yang merasakan nyeri. mengambarkan perubahan skala nyeri,
ekspresi wajah, intensitas nyeri, tekanan
Metode pengumpulan data dengan darah, frekuensi nadi setelah
wawancara, observasi, pemeriksaan fisik mendapatkan pemberian aromaterapi
dan studi dokumentasi. Instrumen lemon.
penelitian dengan menggunakan format
pengkajian Keperawatan Medikal Bedah Hasil Penelitian
(KMB) dan alat aromaterapi lemon. Kasus I
Prosedur pengumpulan data pada Kasus I berinisial Tn. A berusia 41 tahun,
penelitian ini diantaranya jenis kelamin laki-laki, beragama Islam,
mengidentifikasi pasien sesuai kriteria status perkawinan kawin, pendidikan
inklusi, memberikan informed consent, terakhir tamat akademi/universitas, suku
melakukan kontrak tempat dan waktu, Betawi, dan saat ini pasien bekerja
menyiapkan alat, mencuci tangan, sebagai pegawai swasta. Pasien tinggal
memasang sarung tangan, memberikan bersama istri dan kedua anaknya yang
posisi yang nyaman pada pasien, beralamatkan di Komp. Pertamina No.
kemudian meneteskan 3 tetes minyak 172 RT 003/RW 03, Curug, Cimanggis,
esensial lemon pada tissue/kassa, Depok.
menganjurkan pasien menghirup
aromaterapi selama 10 menit, merapihkan Pasien masuk rumah sakit pada tanggal 2
alat, membuka sarung tangan, mencuci Maret 2020 pukul 10.00 WIB melalui poli
tangan dan melakukan evaluasi setelah 30 penyakit dalam. Keluhan utama saat ini
menit dilakukannya aromaterapi yang pasien mengatakan nyeri pada luka
meliputi pengukuran skala nyeri, ekspresi operasinya (post operasi hernia skrotalis)
dengan skala nyeri 6. Timbulnya keluhan

Buletin Kesehatan Vol.4 No.2 Agustus-Desember 2020 ISSN: 2614-8080 EISSN: 2746-5810
142

bertahap, lamanya ± 5 menit, upaya tidak terdapat edema pada tungkai atas
mengatasi pasien mengatakan bila maupun tungkai bawah. Kecepatan
merasakan nyeri pasien melakukan napas denyut apikal 105 kali per menit, irama
dalam. Pasien mengatakan orang yang teratur, tidak terdapat kelainan pada bunyi
terdekat dengan pasien adalah istri, anak, jantung, dan tidak ada sakit pada dada.
dan keluarganya. Interaksi dalam Keadaan kulit terdapat luka insisi operasi
keluarga, pola komunikasi dalam pada lipat paha kanan dengan panjang ± 5
keluarga pasien terbuka, yang berperan cm, tidak ada rembesan luka, luka tertutup
dalam mengambil keputusan yaitu pasien perban, tidak ada tanda-tanda infeksi yang
sebagai kepala keluarga. Pasien timbul.
mengatakan sering mengikuti kegiatan
kemasyarakatan yang ada di Kasus II
lingkungannya. Pasien berusia 62 tahun, jenis kelamin
perempuan, beragama Islam, status
Mekanisme koping terhadap stress pasien perkawinan kawin, pendidikan terakhir
berbicara dengan orang lain saat tidak tamat SD, suku Sunda, seorang Ibu
merasakan nyeri. Harapan setelah rumah tangga. Pasien tinggal bersama
menjalani perawatan pasien berharap anak dan cucunya yang beralamatkan di
ingin cepat sembuh dan tidak ada Kp. Curug, RT 008/RW 02, Babakan,
perubahan yang dirasakan setelah jatuh Setu, Kab. Tangerang Selatan, Banten.
sakit. Pemeriksaan fisik: berat badan
pasien sebelum sakit 80 kg, berat badan Pasien post operasi retensio urine ec batu
saat ini 80 kg, tinggi badan 170 cm, buli, masuk rumah sakit pada tanggal 4
keadaan umum sakit sedang dan tidak ada Maret 2020 pukul 22.05 WIB melalui
pembesaran kelenjar getah bening, IGD. Keluhan utama: pasien mengatakan
frekuensi nadi 105 kali per menit dengan nyeri pada luka operasi perut bagian
irama teratur, denyut nadi kuat, tekanan bawah dengan skala nyeri 5. Timbulnya
darah 129/81 mmHg, tidak ada distensi keluhan bertahap, lamanya ± 5 menit,
vena jugularis baik kanan maupun kiri, upaya mengatasinya dengan melakukan
temperatur kulit hangat 36,8°C, warna napas dalam dan berbicara dengan orang
kulit tidak pucat, sianosis, maupun lain untuk mengalihkan perhatian rasa
kemerahan, pengisian kapiler <3 detik dan nyerinya. Pasien mengatakan orang yang

Buletin Kesehatan Vol.4 No.2 Agustus-Desember 2020 ISSN: 2614-8080 EISSN: 2746-5810
143

terdekat dengan pasien adalah anak dan bawah ginjal kiri dengan diameter 0,4 cm
cucunya. Masalah yang mempengaruhi (HU: +/- 620), vesikolithiasis (HU: 469–
pasien saat ini adalah nyeri yang 487) dengan ukuran 1,9 x 2,7 x 2,3 cm,
dirasakan pasien setelah operasi. dan tidak tampak hydronefrosis maupun
hydroureter bilateral.
Pemeriksaan fisik: berat badan pasien
sebelum sakit 60 kg, berat badan saat ini Tabel 4.1
Pengkajian Awal
60 kg, dengan tinggi badan 155 cm.
No. Aspek yang Kasus I Kasus II
Keadaan umum sakit sedang dan tidak ada dinilai
1. Skala nyeri 6 5
pembesaran kelenjar getah bening. 2. Ekspresi Meringis Meringis
Frekuensi nadi 98 kali per menit dengan wajah
3. Intensitas Sedang Sedang
irama teratur, denyut nadi kuat, tekanan nyeri
darah 140/85 mmHg, tidak ada distensi 4. Tekanan 129/81 140/85
darah mmHg mmHg
vena jugularis baik kanan maupun kiri, 5. Nadi 104 98
x/menit x/menit
temperatur kulit hangat 36,6°C, terdapat
luka insisi operasi pada abdomen bawah Diagnosa keperawatan
dengan panjang ± 12 cm, tidak ada Pada penelitian ini peneliti hanya fokus
rembesan luka, luka tertutup perban, tidak untuk membahas satu diagnosa
ada tanda-tanda infeksi yang timbul, tidak keperawatan yang terkait yaitu nyeri akut
ada kelainan pada kulit. berhubungan dengan insisi bedah.

Pemeriksaan laboratorium: hemoglobin: Evaluasi keperawatan


12.8 g/dL (N: 11.7–15.5), hematokrit: Tabel 4.2
35% (N: 33–45), lekosit: 11.1 ribu/ul (N: Evaluasi Perubahan Skala Nyeri
Sebelum dan Sesudah Pemberian
5.0–10.0), ureum darah: 19 mg/dl (N: 20– Aromaterapi Lemon
40), kreatinin darah: 0.5 mg/dl (N: 0.6– Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3
Kasus
Pre Post Pre Post Pre Post
1.5). Pemeriksaan rontgen: suspek efusi I 6 5 5 4 4 3
pleura kiri, kardiomegali, pemeriksaan CT II 5 4 4 3 3 2

Scan Urography: multiple nephrolithiasis


Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa
kanan terbesar di mid ginjal kanan
setelah dilakukan pemberian aromaterapi
diameter 0,8 cm (HU: +/- 703),
lemon pada hari pertama sampai hari
nephrolithiasis kiri di kaliks minor pole

Buletin Kesehatan Vol.4 No.2 Agustus-Desember 2020 ISSN: 2614-8080 EISSN: 2746-5810
144

ketiga, kedua kasus mengalami perubahan mengalami penurunan intensitas nyeri


pada skala nyeri. dari sedang menjadi ringan.
Tabel 4.3
Evaluasi Perubahan Ekspresi Wajah
Tabel 4.5
Sebelum dan Sesudah Pemberian
Evaluasi Tekanan Darah
Aromaterapi Lemon
Sebelum dan Sesudah Pemberian
Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3
Kas Aromaterapi Lemon
us Pre Pos Pre Pos Pre Pos Kas Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3
t t t us Pre Post Pre Post Pre Post
I Meri Rile Rile Rile Rile Rile I 132/ 130/ 129/ 128/ 125/ 122/
ngis ks ks ks ks ks 90 85 85 86 84 80
II Meri Rile Rile Rile Rile Rile mm mm mm mm mm mm
ngis ks ks ks ks ks Hg Hg Hg Hg Hg Hg
II 149/ 146/ 140/ 137/ 134/ 130/
83 81 84 82 82 80
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa mm mm mm mm mm mm
Hg Hg Hg Hg Hg Hg
setelah dilakukan perencanaan
keperawatan dengan pemberian Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa
aromaterapi lemon pada hari pertama setelah dilakukan pemberian aromaterapi
sampai hari ketiga kedua kasus lemon, kasus I pada hari pertama sampai
mengalami perubahan pada ekspresi hari ketiga mengalami penurunan
wajah meringis menjadi rileks. terhadap tekanan darah.

Tabel 4.4 Tabel 4.6


Evaluasi Intensitas Nyeri Evaluasi Denyut Nadi (x/menit)
Sebelum dan Sesudah Pemberian Sebelum dan Sesudah Pemberian
Aromaterapi Lemon Aromaterapi Lemon
Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3 Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3
Kas Kasus
us Pre Post Pre Post Pre Post Pre Post Pre Post Pre Post
I Seda Seda Seda Seda Seda Ring I 105 98 99 96 90 86
ng ng ng ng ng an
II Seda Seda Seda Ring Ring Ring II 94 92 95 90 91 88
ng ng ng an an an

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa

setelah dilakukan perencanaan setelah dilakukan pemberian aromaterapi

keperawatan dengan pemberian lemon, pada hari pertama sampai hari

aromaterapi lemon pada hari pertama ketiga kedua kasus mengalami penurunan

sampai hari ketiga kedua kasus denyut nadi dan dalam batas normal.

Buletin Kesehatan Vol.4 No.2 Agustus-Desember 2020 ISSN: 2614-8080 EISSN: 2746-5810
145

Pembahasan seseorang salah satunya adalah usia,


Dari hasil penelitian pemberian karena respon nyeri juga lebih jelas pada
aromaterapi lemon pada pasien post usia dewasa dibandingkan dengan anak-
operasi diperoleh hasil adanya perubahan anak dan lansia. Anak-anak mempunyai
pada nyeri antara sebelum dan sesudah kesulitan dalam memahami nyeri
pemberian aromaterapi lemon. sedangkan lansia cenderung tidak
Pembahasan ini disusun berdasarkan melaporkan nyeri yang dirasakan karena
lembar instrumen yang sudah disesuaikan lansia yakin bahwa nyeri merupakan
dengan perencanaan. sesuatu yang harus diterima.

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa Perbedaan skala nyeri pada kedua kasus
skala nyeri kasus II lebih rendah juga dipengaruhi oleh toleransi nyeri yang
dibandingkan kasus I, hal ini disebabkan dirasakannya. Menurut Mubarak,
karena adanya perbedaan antara usia Indrawati, dan Susanto (2015),
kasus I yang berusia 41 tahun dengan usia pengalaman nyeri seseorang juga
kasus II yang berusia 62 tahun. Skala dipengaruhi oleh toleransi terhadap nyeri.
nyeri adalah gambaran tentang seberapa Tingkat toleransi yang tinggi berarti
berat nyeri dirasakan oleh individu, bahwa individu mampu menahan nyeri
pengukuran intensitas nyeri sangat berat sebelum pasien mencari
kasustif dan individual, serta pertolongan. Hal ini yang dilakukan pada
kemungkinan nyeri dalam intensitas yang kasus II ketika merasakan nyeri pasien
sama dirasakan sangat berbeda oleh dua melakukan Teknik napas dalam dan
orang yang berbeda (Mubarak, Indrawati berbicara dengan orang lain untuk
& Susanto, 2015). Faktor-faktor yang mengalihkan rasa nyeri.
mempengaruhi nyeri salah satunya adalah
usia, usia mempengaruhi persepsi dan Bagian luar kulit lemon mengandung
ekspresi seseorang terhadap nyeri minyak esensial (6%) dengan komposisi
(Zakiyah, 2015). limonene (90%), citral (5%), dan
sejumlah kecil citronellal, alpha-
Hal ini berkaitan dengan penelitian Putri terpineol, linalyl, dan geranyl acetate.
(2019) yang menjelaskan bahwa beberapa Linalyl atau linalool merupakan
faktor yang mempengaruhi nyeri kandungan aktif utama yang berperan

Buletin Kesehatan Vol.4 No.2 Agustus-Desember 2020 ISSN: 2614-8080 EISSN: 2746-5810
146

pada efek sedatif atau anti cemas Mubarak, Indrawati, dan Susanto (2015),
(Daliartha & Adrian, 2013). Ketika aroma seseorang yang mengalami nyeri
minyak esensial ini dihirup seseorang mempunyai gerakan tubuh yang khas dan
kemudian diteruskan menuju pusat ekspresi wajah yang memperlihatkan
gustatory dan sistem limbik. Minyak nyeri meliputi: menggeretakan gigi,
esensial ini yang mempengaruhi sistem memegang tubuh yang terasa nyeri, postur
limbik untuk mengeluarkan hormon tubuh membungkuk, ekspresi wajah
endorphin yang berpengaruh terhadap seperti menyeringai/meringis, menangis
psikologis seseorang sehingga atau mengaduh, dan gelisah. Zat linolool
menyebabkan terjadinya penurunan skala yang terkandung dalam aromaterapi
nyeri pada kedua kasus dari sedang lemon ini membuat seseorang yang
menjadi ringan. menghirupnya merasakan tenang, hal ini
yang menyebabkan kedua kasus
Berdasarkan penelitian Nurjanah (2019) merasakan tenang dan ekspresi wajah
menjelaskan bahwa mekanisme kerja terlihat berubah menjadi rileks setelah
aromaterapi dalam tubuh manusia menghirup aromaterapi lemon.
berlangsung melalui dua sistem fisiologis,
yaitu sirkulasi tubuh dan sistem Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa
penciuman. Wewangian dapat intensitas nyeri post operasi sesudah
mempengaruhi kondisi psikis, daya ingat, diberikan aromaterapi lemon didapatkan
dan emosi seseorang. Aromaterapi lemon hasil lebih rendah atau penurunan
merupakan jenis aromaterapi yang dibandingkan sebelum diberikan
digunakan untuk mengatasi nyeri dan aromaterapi lemon. Hal ini disebabkan
cemas. Zat yang terkandung dalam lemon oleh aromaterapi lemon beraroma dapat
salah satunya adalah linalool yang meningkatkan efek nyaman bagi
berguna untuk menstabilkan sistem saraf seseorang yang menghirupnya. Hal ini
sehingga dapat menimbulkan efek tenang berkaitan dengan penelitian Suwanti,
bagi siapapun yang menghirupnya. Wahyuningsih, dan Liliana (2018) yang
menjelaskan bahwa aroma yang diolah
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa dan diubah oleh tubuh dapat menjadi
kedua kasus mengalami nyeri dengan suatu aksi dengan pelepasan substansi
ekspresi wajah meringis. Menurut neurokimia berupa zat endorphin dan

Buletin Kesehatan Vol.4 No.2 Agustus-Desember 2020 ISSN: 2614-8080 EISSN: 2746-5810
147

serotonin. Sehingga berpengaruh mempunyai riwayat tekanan darah tinggi


langsung pada organ penciuman dan atau hipertensi sekitar satu tahun yang lalu
dipersepsikan oleh otak untuk dan saat menjalani perawatan sudah
memberikan reaksi yang membuat mendapatkan pengobatan amlodipine 1 x
perubahan fisiologis pada tubuh, pikiran, 5 mg dan bioprexum 1 x 2,5 mg untuk
jiwa, dan menghasilkan efek menurunkan tekanan darah.
menenangkan pada tubuh.
Respon fisiologis yaitu adanya
Menurut Zakiyah (2015), proses nyeri peningkatan frekuensi denyut nadi saat
terdiri dari 4 (empat) tahap. Tahap seseorang merasakan nyeri terjadi pada
pertama, proses transduksi merupakan kedua kasus. Berdasarkan tabel 4.6 dapat
proses dimana suatu stimuli diubah dilihat perbedaan yang ditemukan pada
menjadi suatu aktivitas listrik. Tahap kasus I dan kasus II yaitu adanya
kedua, proses transmisi dimana stimuli peningkatan frekuensi denyut nadi diatas
dipindahkan dari saraf perifer ke medula batas normal (60-100x/menit) terjadi pada
spinalis menuju otak. Tahap ketiga, kasus II saat sebelum diberikannya
proses modulasi dimana interaksi hormon aromaterapi lemon. Namun setelah
endogen yang dihasilkan tubuh dapat diberikannya aromaterapi lemon kedua
mempengaruhi nyeri yang dirasakan. kasus merasakan rileks sehingga
Tahap keempat merupakan tahap terakhir menyebabkan terjadinya penurunan
yaitu persepsi yang menghasilkan suatu frekuensi denyut nadi dalam batas normal
perasaan kasustif yang dikenal sebagai karena efek sedatif yang dihasilkan dari
nyeri. minyak esensial tersebut.
Efek pemberian aromaterapi lemon yang
Tekanan darah adalah tekanan yang dilakukan selama 3 hari sangat
dihasilkan oleh darah terhadap pembuluh berpengaruh dalam mengurangi nyeri. Zat
darah (Ronny, Setiawan, & Fatimah, yang dikandung oleh minyak esensial
2009). Berdasarkan tabel 4.5 terdapat lemon ini dapat menyebabkan terjadinya
perbedaan tekanan darah diantara kedua penurunan tekanan darah, penurunan
kasus, kasus II cenderung lebih tinggi denyut nadi, penurunan skala nyeri,
dibandingkan kasus I. Hal ini terjadi perubahan intensitas nyeri, dan ekspresi
karena kasus II berusia 62 tahun, wajah pada kedua kasus. Keberhasilan

Buletin Kesehatan Vol.4 No.2 Agustus-Desember 2020 ISSN: 2614-8080 EISSN: 2746-5810
148

pemberian aromaterapi lemon pada kedua Daftar Pustaka


kasus ini dibantu dan dimotivasi oleh Atoilah, E. M. & Kusnadi, Engkus.
(2013). Askep pada klien dengan
keluarga yang sangat berpengaruh
gangguan kebutuhan dasar manusia.
terhadap nyeri yang dirasakan seseorang Jakarta: In Media.
sehingga nyeri tersebut bisa terkontrol
Baradero, M., dkk. (2008). Prinsip &
atau teratasi. praktik keperawatan perioperatif. Jakarta:
EGC.

Simpulan Cholifah, S., Raden, A., & Ismarwati.


(2016). Pengaruh aromaterapi inhalasi
Aromaterapi lemon yang dilakukan pada
lemon terhadap penurunan nyeri
kedua kasus yang mengalami nyeri post persalinan kala I fase aktif. Junal
Kebidanan Dan Keperawatan
operasi di RSUP Fatmawati Jakarta dapat
Aisyiyah, 12(1), 46–53. http://e-
disimpulkan sebagai berikut: sebelum resources.perpusnas.go.id:2069/login.asp
x?direct=true&db=edsdoj&AN=edsdoj.4
pemberian aromaterapi lemon pada kasus
b814e62ea8f4d3f9ff7485c6ced01c1&site
I didapatkan skala nyeri pasien 6, ekspresi =eds-live
wajah meringis, intensitas nyeri sedang,
Dalimartha, S. & Adrian, F. (2013).
tekanan darah 132/90 mmHg, dan Fakta ilmiah buah sayur. Jakarta: Penebar
Plus+
frekuensi denyut nadi 105 x/menit. Pada
kasus II didapatkan skala nyeri pasien 5, Hidayat, A. A. (2019). Khazanah terapi
komplementer-alternaltif. Bandung:
ekspresi wajah meringis, intensitas nyeri
Nuansa Cendekia.
sedang, tekanan darah 149/83 mmHg, dan
Jaelani. (2017). Aroma terapi. Jakarta:
frekuensi denyut nadi 94 x/menit.
Pustaka Populer.

Kozier, B., dkk. (2010). Buku ajar


Setelah dilakukan pemberian aromaterapi
fundamental keperawatan: konsep,
lemon selama 3 hari pada kedua kasus proses, & praktik. Ed.7. Vol.1. Jakarta:
EGC.
didapatkan hasil penurunan nyeri post
operasi. Pada kasus I didapatkan skala Malik, N.A. (2020). Revised definition of
pain by “International Association for the
nyeri pasien berkurang menjadi 2,
Study of Pain”: Concepts, challenges and
ekspresi wajah menjadi rileks, intensitas compromises. Anaesthesia, Pain &
Intensive Care, 24(5), 481-483. https: e-
nyeri ringan, tekanan darah 122/80
resources.perpusnas.go.id:2108/10.35975
mmHg, dan frekuensi denyut nadi 86. /apic.v24i5.1352

Mubarak, W. I., dkk (2015). Buku ajar


ilmu keperawatan dasar. Jakarta:
Salemba Medika.

Buletin Kesehatan Vol.4 No.2 Agustus-Desember 2020 ISSN: 2614-8080 EISSN: 2746-5810
149

Nurjanah, R (2019). Pemberian Small, C., & Laycock, H. (2020). Acute


aromaterapi lemon terhadap penurunan
postoperative pain management. The
skala nyeri pada asuhan keperawatan
British Journal of Surgery, 107(2), e70–
post operasi laparatomi.
e80. https://e-
http://repository.itspku.ac.id/155/
resources.perpusnas.go.id:2108/10.1002/
bjs.11477
Putri, D. M. P., & Amalia, R. N. (2019).
Terapi komplementer konsep dan aplikasi
Sulastri, Wahyuningsih, M. S. H., &
dalam keperawatan. Yogyakarta: Pustaka
Hapsari, E.D. (2018). Efek pemberian
Baru.
aromaterapi jeruk masam terhadap
intensitas nyeri pasca bedah sesar.
Putri, V. D., Widyastuti Y., & Mujiono,
Diakses
N, S., (2019). Efektifitas aromaterapi
http://repository.urecol.org/index.php/pro
lemon terhadap penurunan skala nyeri
ceeding/article/view/128.
pada pasien post laparatomi hari ke 1.
http://repository.itspku.ac.id/id/eprint/12
Suwanti, S., Wahyuningsih M., Liliana
7.
A., Pengaruh aroma terapi lemon
terhadap penuurnan nyeri emnstruasi
Rahmawati, I. (2015). Efektivitas
pada mahasiswi di Universitas Resopati
aromaterapi lavender dan aromaterapi
Yogyakarta. Jurnal Keperawatan Respati
lemon terhadap intensitas nyeri post
Yogyakarta, 5 (1)
sectio caesaria (Sc) Di Rumah Sakit Budi
http://nursingjurnal.respati.ac.id/index.ph
Rahayu Kota Magelang. http://e-
p/JKRY/article/view/131/91, 345-349
resources.perpusnas.go.id:2069/login.asp
x?direct=true&db=edsair&AN=edsair.od
Zakiyah, Ana. (2015). Nyeri: konsep dan
......3622..766b1c2fe1a766bb07291f3d41
penatalaksanaan dalam praktik
1bd7a0&site=eds-live
keperawatan berbasis bukti. Jakarta:
Salemba Medika.
Ramayulis, R. (2014). Detox is easy.
Jakarta: Penebar Swadaya Grup

Buletin Kesehatan Vol.4 No.2 Agustus-Desember 2020 ISSN: 2614-8080 EISSN: 2746-5810

Anda mungkin juga menyukai