Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PASIEN DENGAN KEBUTUHAN OKSIGENASI

OLEH :
KHAIRUNNISA
NPM. 1914901110086

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN 2020
LAPORAN PENDAHULUAN
KEBUTUHAN OKSIGENASI

A. Definisi dan Pathway Kebutuhan Oksigenasi

Definisi: Oksigen merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling vital. Oksigen
dibutuhkan oleh tubuh untuk menjaga kelangsungan metabolism sel sehingga dapat
mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai sel, jaringan, atau organ (Saputra,
2013).

Ada tiga langkah dalam proses oksigenasi, yakni : ventilasi, perfusi dan difusi (Potter
& Perry, (2006) dalam Kuniawati (2011)

Etiologi:
Sesak napas kardiak, obstruksi jalan napas, emboli paru, kelainan vaskuler, gangguan
transport oksigen, kelainan pleura dan mediastinum, gangguan psikolgis (Setyohadi, 2015)

Fungsi Penapasan terganggu

Ventilasi pernapasan Obstruksi jalan Perubanahan volume


napas/pengeluaran mucus sekuncup, preload, afterload,
yang banyak serta kontraktilitas
Hipoventilasi/Hiperventilasi

Ketidakefektifan Terganggunya difusi /


Takipneu/bradipnea bersihan jalan napas pertukaran O2 dan CO2 di
alveolus

Ketidak efektifan pola


napas Hambatan pertukaran gas

B. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan Yang Mungkin Muncul


Diagnosa 1 NOC: NIC:
Ketidakefektifan pola napas 1) Menunjukkan pola 1) Kaji kebutuhan nsersi jalan
(kode 00032, halaman 228) pernafasan efektif, napas
Definisi: inspirasi dan/atau ditunjukkan dengan: 2) Pantau adanya pucat dan
ekspirasi yang tidak memberi kepatenan jalan napas, sianosis
ventilasi adekuat tidak ada penyimpangan 3) Atur posisi pasien untuk
Batasan karakteristik: tanda vital dari rentang mengoptimalkan
1) Pola napas abnormal normal. pernapasan
2) Perubahan ekskursi dada 2) Menunjukkan status 4) Observasi dan
3) Bradipnea pernapasan ventilasi dokumentasikanekspansi
4) Pernapasan cuping hidung tidak terganggu. dada bilateral pada pasien
5) Penurunan kapasitas vital 3) Ekspansi dada simetris yang terpasang ventilator
6) Penurunan tekanan inspirasi 4) Tidak adanya gangguan: 5) Perhatikan pergerakan
7) Penggunaan otot bantu penggunaan otor dada, kesimetrisan,
pernapasan aksesorius, Suara napas penggunaan oto-otot bantu,
8) Fase ekspirasi memanjang tambahan, Pendek napas retraksi otot
Faktor berhubungan: ( Buku saku Diagnosis supraklavikular, interkosta
1) Ansietas Keperawatan 2013) 6) Ajarkan tehnik batuk efektif
2) Keletihan 7) Berikan terapi nebulizer
3) Hiperventilasi sesuai program
4) Obesitas

1
Diagnosa 2 NOC: NIC:
Hambatan pertukaran gas 1) Kondisi suhu, nadi, 1) Kaji suara paru,
(kode 00030, halaman 207) pernapasan, dan tekanan frekuensi napas,
Definisi: kelebihan atau darah dalam rentang kedalaman
deficit oksigenasi dan/atau normal 2) Kaji adanya sputum
eliminasi karbondioksida 2) Gangguan pertukaran gas 3) Pantau saturasi O2
pada membrane alveolar- akan berkurang, dengan oksimeter nadi
kapiler. dibuktikan dengan 4) Pantau kadar elektrolit
Batasan karakteristik: keseimbangan elektrolit 5) Observasi terhadap
1) Gas darah arteri dan asam basa sianosis
abnormal 3) Memiliki ekspansi paru 6) Ajarkan pasien tehnik
2) Warna kulit abnormal yang simetris bernapas dan relaksasi
3) Dyspnea 4) Tidak menggunakan otot 7) Ajarkan tentang batuk
4) Pola pernapasan bantu pernapasan efektif
abnormal
5) Hipoksia
6) Napas cuping hidung
7) Somnolen
Faktor berhubungan
1) Perubahan membrane
alveolar-kapiler
2) Ketidakseimbangan
ventilasi-perfusi

Diagnosa 3 NOC: NIC:


Ketidakefektifan bersihan 1) Kepatenan jalan napas 1) Kaji faktor yang
jalan napas (kode 00031, 2) Ventilasi tidak berhubungan seperti
halaman 384) terganggu nyeri, batuk tidak efektif,
Definisi: ketidakmampuan 3) Mengeluarkan secret mucus kental, dan
membersihkan sekresi atau secara efektif keletihan
obstruksi dari saluran napas 4) Mempunyai irama dan 2) Kaji adanya napas
untuk mempertahankan frekuensi pernafasan tambahan
bersihan jalan napas dalam rentang normal 3) Pantau status oksigenasi
Batasan karakteristik: 5) Mempunyai fungsi paru pasien (tingkat spO2 , dan
1) Tidak ada batuk dalam batas normal status hemodinamik)
2) Suara napas tambahan 6) Memiliki suara napas 4) Ajarkan kepada pasien
3) Perubahan pola napas yang jernih tentang batuk dan tehnik
4) Perubahan frekuensi napas dalam untuk
napas mempermudah
5) Sianosis pengeluaran secret
6) Kesulitan verbalisasi 5) Kolaborasi terapi aerosol,
7) Penurunan bunyi napas nebulizer ultrasonic, dan
8) Dyspnea perawatan paru lainnya
9) Sputum jumlah berlebih 6) Atyr posisi pasien yang
10) Batuk yang tidak efektif memungkinkan untuk
Faktor berhubungan: perkembangan maksimal
1) Mucus berlebihan rongga dada. ( posisi 45
2) Terpajan asap derajat)
3) Benda asing dalam jalan
napas

2
Daftar Pustaka
Hidayat, A.A.A dan Uliya, M. (2015). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta:
Salemba Medika.
Maryunani, A. (2015). Kebutuhan Dasar Manusia. Bogor: In Media.
Potter, A dan Perry, A.G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep
Dasar, dan Praktik. Edisi 4, Jakarta: EGC.
Saputra, L (2013).Catatan Ringkas Kebutuhan Dasar Manusia. Tanggerang: Binarupa
Aksara.
Setyohadi, B. (2015). Kegawat daruratan Penyakit Dalam (Emergency in Intenal
Medicine). Jakarta: Interna Publishing.

3
Banjarmasin, 15 April 2020

Preseptor Akademik Ners Muda

(Dewi Nurhanifah, Ns., M. Kep) (Khairunnisa)

Anda mungkin juga menyukai