Disusun oleh:
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan laporan pengkajian ini tepat pada
waktunya. Shalawat serta salam kiranya akan selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Adapun dalam pembuatan makalah ini tidak terlepas dari bantuan pihak lain.
Untuk itu, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang terlibat.
Saya menyadari makalah ini tentunya masih banyak kekurangan, oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak.
Halaman Judul i
Bab IV Penutup..............................................................................................................................
1. Kesimpulan ...............................................................................................................
2. Saran .....................................................................................................................
A. Latar Belakang
Kesehatan ibu di Indonesia masih jauh dari yang diharapkan karena masih
besarnya angka kematian ibu. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu
indikator kesehatan ibu, dewasa ini masih tinggi di Indonesia bila dibandingkan
dengan AKI di Negara ASEAN lainnya (Depkes, 2011) dalam Ika fauziah (2012).
Yang menjadi sebab utama kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan (27%),
pre-eklampsia atau eklampsia (23%) kemudian infeksi (11%), abortus (5%),
komplikasi puerperium (5%), trauma obstetrik (5%), emboli obtetrik (5%), partus
lama (5%) dan lain-lain (11%) (Profil Kesehatan Indonesia, 2010).
Perdarahan merupakan penyebab kematian ibu terbanyak. Perdarahan dapat
terjadi pada setiap usia kehamilan, dan pada kehamilan muda sering dikaitkan dengan
kejadian abortus (Sarwono, 2010).
Diwilayah Asia Tenggara, World Health Organization (WHO) memperkirakan 4,2
juta abortus dilakukan setiap tahunnya diantaranya 750.000 sampai 1,5 juta terjadi di
Indonesia. Risiko kematian akibat abortus tidak aman di wilayah Asia Tenggara di
perkirakan antara satu sampai 250, Negara maju hanya satu dari 3700. Angka tersebut
memberikan gambaran bahwa masalah abortus di Indonesia masih cukup tinggi
( Lusa, 2012).
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan
kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram, sebelum janin mampu
hidup diluar kandungan (Nugroho, 2010).
Macam abortus ada 4 yaitu abortus spontan, abortus infeksiosa, Missed Abortion,
dan abortus habitualis. Abortus spontan sendiri meliputi abortus imminens, abortus
insipiens, abortus inkomplit, dan abortus komplit
Abortus inkompletus ialah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan
sebelum 20 minggu dengan sisa tertinggal dalam uterus. Terjadi ketika plasenta tidak
dikeluarkan bersama janin pada saat terjadi aborsi (Varney, 2010).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mampu melaksanakan asuhan pada ibu hamil dengan abortus
inkompletus secara komprehensif.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan konsep dasar ibu hamil dengan abortus inkompletus
b. Menjelaskan konsep dasar manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil
dengan abortus inkompletus
c. Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan abortus
inkompletus dengan pendekatan Varney yang terdiri dari :
1) Pengkajian
2) Identifikasi diagnosa/masalah
3) Identifikasi masalah potensial
4) Identifikasi kebutuhan segera
5) Mengembangkan rencana/intervemsi
6) Implementasi
7) Evaluasi
Mendokumentasikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan abortus
inkompletus dalam bentuk catatan SOAP.
B. Manajemen Dasar Asuhan Kebidanan pada Ibu dengan Abortus Incomplete
I. PENGKAJIAN
DATA SUBYEKTIF
1. Identitas
Nama :
Umur : usia ibu hamil < 20 th dan > 40 th meningkatkan resiko abortus
(Cunningham,2013)
Agama :
Suku/bangsa :
Pendidikan :
Pekerjaan : ibu hamil yang bekerja di lahan pertanian dan sering terpapar
pestisida berisiko lebih tinggi mengalami abortus.
(Cunningham,2013)
Alamat :
No Register :
6. Riwayat Obstetri:
N Kehamilan Persalinan Anak Nifas
Sua Ank U Pny Jns Pnlg Tmp Peny JK BB/PB H M Abnrmlts Laktasi Peny
o
mi K t
1
Riwayat abortus dikehamilan sebelumnya, bisa menjadikan abortus
berulang (sarwono, 2016)
8. Riwayat Kontrasepsi
DATA OBYEKTIF
A. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Kesadaran menurun
Tanda Vital :
Tekanan Darah :Hipotensi
Suhu badan :normal-hipertermi
Nadi :Tachikardi
Pernafasan :Tachipnea
Antropometri :
Tinggi Badan :Tinggi badan merupakan salah satu ukuran
pertumbuhan seseorang. Tinggi badan dapat diukur dengan
stasiometer atau tongkat pengukur (Tambunan dkk,2011).
BB sebelum hamil :
BB sekarang :Massa tubuh di ukur dengan pengukuran massa
atau timbangan. Indeks massa tubuh digunakan untuk
menghitung hubungan antara tinggi dan berat badan, serta
menilai tingkat kegemukan. (Tambunan dkk,2011).
LILA : Untuk menentukan status gizi ibu
B. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Kepala : Tampak bersih, tidak tampak ketombe,rambut tampak kuat,
distribusi rambut tampak merata dan tekstur rambut lembut
(Prawiroharjo, 2014).
Wajah : Tidak tampak kloasma gravidarum, tidak tampak odem, dan
tampak pucat (Tambunan dkk,2011)
Mata : Kelopak mata tidak tampak odem, konjungtiva pucat, dan
sklera warna putih
Hidung : Tampak bersih, tidak ada pengeluaran, tidak tampak polip, tidak
tampak peradangan (Tambunan dkk,2011)
Mulut : Tampak simetris, bibir tampak lembab, tidak tampak caries
dentis, tidak tampak stomatitis, geraham tampak lengkap, lidah
tampak bersih, tremor dan merah muda, tidak tampak
pembesaran tonsil.(Tambunan dkk,2011).
Telinga : Tampak bersih, tidak ada pengeluaran/sekret. (Tambunan
dkk,2011).
Leher : Tidak tampak hyperpigmentasi pada leher, tidak tampak
pembesaran tonsil, tidak tampak peradangan faring (Tambunan
dkk,2011).
Dada : Tampak simetris, tidak ada retraksi dinding dada
(Tambunan,2011)
Payudara : Tampak simetris kiri dan kanan, tampak bersih,tidak tampak
pengeluaran colostrum, areolla tampak hyperpigmentasi, puting
susu menonjol,tidak tampak retraksi
Abdomen : Uterus tampak besar
Genetalia : Tampak perdarahan pervaginam disertai dengan keluarnya
jaringan hasil konsepsi.
Anus : Tidak tampak hemoroid
Ekstremitas: Tampak simetris,tidak tampak oedem, dan tidak tampak
varices,cavilari refile kembali dalam waktu < 2 detik
(Ambarwati dkk, 2011)
Palpasi
Kepala : Tidak teraba oedema / massa (Tambunan dkk,2011).
Mata : Tidak teraba oedema
Hidung : Tidak teraba polip
Leher : Tidak teraba pembesaran vena jugularis, kelenjar tiroid dan
kelejar getah bening (Tambunan dkk,2011).
Payudara : Tidak teraba benjolan / massa, konsistensi teraba padat berisi
(Ambarwati dkk, 2011)
Abdomen : Uterus teraba lembek, nyeri tekan dan rasa mulas atau
kram perut di daerah sympisis
Genetalia : Tidak teraba pembesaran kelenjar bartholini
Ekstremitas: Tidak teraba oedema (Ambarwati dkk, 2011)
Auskultasi
Abdomen : 5-35 x/menit
Dada : nafas vesikuler, BJ I terdengar jelas teratur
Perkusi
Ekstremitas : Untuk mengecek refleks patella (+), Bisep (+),
Trisep (+)
Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan Vaginal Touche : kanalis servikalis terbuka,teraba jaringan sisa
konsepsi dan pendarahan bertambah banyak setelah dilakukan VT.
C. Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan Laboratorium : hasil pemeriksaan Test pack kehamilan
masih menyatakan positif walaupun kehamilan tidak dapat dipertahannkan
- Pemeriksaan USG : untuk memeriksa apakah janin sudah meninggal
- Pemeriksaan darah lengkap ( HB, HT, leukosit Dll)
- Pemeriksaan Diagnostik lainnya
VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien sesuai dengan rencana asuhan yang
telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau
sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya.
VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan asuhan
kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan dalam bentuk bentuk
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada kasus ini penulis menemukan diagnosa atau masalah potensial dalam
asuhan kebidanan pada Ny. A usia 30 Tahun di RSUD Aji Muhammad Parikesit
tahun 2021. Pada langkah ini diidentifikasikan diagnosa/masalah potensial
berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa
Pada langkah ini penulis tidak menjumpai adanya kesenjangan antara teori
dan praktik.
Pada langkah ini bidan tidak melakukan tindakan segera dimana untuk
menentukan tindakan segera yang perlu diambil berdasarkan diagnosa dan
masalah yang ada
Tidak ada data yang menunjang pada kasus ini, maka penulis tidak
menemukan kesenjangan teori medis dan praktik dalam langkah ini.
Dalam kasus ini penulis telah memberikan rencana asuhan kebidanan pada
Ny. A usia 30 Tahun di RSUD Aji Muhammad Parikesit tahun 2021.
1. Beritahukan hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada ibu
2. Lakukan konseling mengenai Mioma Uteri
3. Lakukan KIE mengenai Nutrisi
4. Jadwalkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang
Dalam kasus ini penulis telah melaksanakan asuhan sesuai dengan yang telah
direncanakan dalam memberikan asuhan kebidanan pada Ny. A usia 30 Tahun
G3P2002 dengan Mioma Uteri di RSUD Aji Muhammad Parikesit tahun 2021.
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada ibu
2. Melakukan konseling mengenai Abortus Incomplit
3. Melakukan konseling pelaksanaan tindakan kuretase
4. Melakukan KIE mengenai Nutrisi
Pada langkah ini dilaksanakan asuhan yang menyeluruh dilakukan dengan
efisien dan aman. Pelaksanaan ini dilakukan seluruhnya oleh bidan atau anggota
tim kesehatan lainnya
Tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik dalam langkah ini.
G. Evaluasi
A. Kesimpulan
Penanganan asuhan kebidanan yang diberikan pada pasien dengan kasus abortus
inkomplit sangat perlu diperhatikan adanya komplikasi sepsis dan perforasi uterus.
B. Saran
a. Ibu hamil sebaiknya melakukan ANC secara teratur segera setelah terlambat haid pada
tenaga kesehatan serta menyarankan ibu untuk tidak hamil lagi dengan pertimbangan
usia.
b. Setiap ibu hamil dan keluarga khususnya bidan harus mengetahui tanda-tanda bahaya
dalam kehamilan.
c. Bidan harus memberikan asuhan sesuai dengan kewenangannya untuk itu manajemen
kebidanan perlu dikembangkan karena merupakan alat yang mendasar bagi bidan untuk
memecahkan masalah klien dalam berbagai kasus.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, E,R, Diah, W. 2013. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika
Manuaba I.B.G, 1998, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana, EGC.
Jakarta.
Sulistyawati, Ari. 2019. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil. Yogyakarta: C.V ANDI.
Sarwono. 2010. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Edisi ke12. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka
Wiknjosastro Hanifa, dkk, 2014, Ilmu Kebidanan, Edisi III. Cetakan IX. YBP SP. Jakarta