Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN ABORTUS


INKOMPLIT

Disusun oleh:

Kholifatul Khoiriyah Iffah


NIM. PO7224318015

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN KALIMANTAN


TIMUR
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan laporan pengkajian ini tepat pada
waktunya. Shalawat serta salam kiranya akan selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan pengikutnya hingga akhir zaman.

Dalam pembuatan laporan komprehensif yang berjudul “Asuhan Kebidanan


Pada Ibu Hamil dengan Abortus Inkomplit” terdapat berbagai pengetahuan yang
disusun dari berbagai sumber. Ini dimaksudkan agar pengetahuan yang diperoleh
tidak terpaku pada satu sumber saja.

Adapun dalam pembuatan makalah ini tidak terlepas dari bantuan pihak lain.
Untuk itu, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang terlibat.
Saya menyadari makalah ini tentunya masih banyak kekurangan, oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak.

Tenggarong, Juli 2021

Kholifatul Khoiriyah Iffah


Nim.P07224318015
DAFTAR ISI

Halaman Judul i

Kata Pengantar .............................................................................................................................ii

Daftar Isi .....................................................................................................................................iii

Bab I Pendahuluan .......................................................................................................................1

A. Latar Belakang .....................................................................................................................

B. Tujuan Penulisan ..................................................................................................................

1. Tujuan umum ...........................................................................................................

2. Tujuan khusus ...........................................................................................................

Bab II Tinjauan Pustaka ...............................................................................................................

Bab III Tinjauan Kasus ..................................................................................................................

Bab IV Penutup..............................................................................................................................

1. Kesimpulan ...............................................................................................................

2. Saran .....................................................................................................................

Daftar Pustaka ..............................................................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan ibu di Indonesia masih jauh dari yang diharapkan karena masih
besarnya angka kematian ibu. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu
indikator kesehatan ibu, dewasa ini masih tinggi di Indonesia bila dibandingkan
dengan AKI di Negara ASEAN lainnya (Depkes, 2011) dalam Ika fauziah (2012).
Yang menjadi sebab utama kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan (27%),
pre-eklampsia atau eklampsia (23%) kemudian infeksi (11%), abortus (5%),
komplikasi puerperium (5%), trauma obstetrik (5%), emboli obtetrik (5%), partus
lama (5%) dan lain-lain (11%) (Profil Kesehatan Indonesia, 2010).
Perdarahan merupakan penyebab kematian ibu terbanyak. Perdarahan dapat
terjadi pada setiap usia kehamilan, dan pada kehamilan muda sering dikaitkan dengan
kejadian abortus (Sarwono, 2010).
Diwilayah Asia Tenggara, World Health Organization (WHO) memperkirakan 4,2
juta abortus dilakukan setiap tahunnya diantaranya 750.000 sampai 1,5 juta terjadi di
Indonesia. Risiko kematian akibat abortus tidak aman di wilayah Asia Tenggara di
perkirakan antara satu sampai 250, Negara maju hanya satu dari 3700. Angka tersebut
memberikan gambaran bahwa masalah abortus di Indonesia masih cukup tinggi
( Lusa, 2012).
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan
kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram, sebelum janin mampu
hidup diluar kandungan (Nugroho, 2010).
Macam abortus ada 4 yaitu abortus spontan, abortus infeksiosa, Missed Abortion,
dan abortus habitualis. Abortus spontan sendiri meliputi abortus imminens, abortus
insipiens, abortus inkomplit, dan abortus komplit
Abortus inkompletus ialah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan
sebelum 20 minggu dengan sisa tertinggal dalam uterus. Terjadi ketika plasenta tidak
dikeluarkan bersama janin pada saat terjadi aborsi (Varney, 2010).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mampu melaksanakan asuhan pada ibu hamil dengan abortus
inkompletus secara komprehensif.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan konsep dasar ibu hamil dengan abortus inkompletus
b. Menjelaskan konsep dasar manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil
dengan abortus inkompletus
c. Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan abortus
inkompletus dengan pendekatan Varney yang terdiri dari :
1) Pengkajian
2) Identifikasi diagnosa/masalah
3) Identifikasi masalah potensial
4) Identifikasi kebutuhan segera
5) Mengembangkan rencana/intervemsi
6) Implementasi
7) Evaluasi
Mendokumentasikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan abortus
inkompletus dalam bentuk catatan SOAP.
B. Manajemen Dasar Asuhan Kebidanan pada Ibu dengan Abortus Incomplete

I. PENGKAJIAN
DATA SUBYEKTIF
1. Identitas
Nama :
Umur : usia ibu hamil < 20 th dan > 40 th meningkatkan resiko abortus
(Cunningham,2013)
Agama :
Suku/bangsa :
Pendidikan :
Pekerjaan : ibu hamil yang bekerja di lahan pertanian dan sering terpapar
pestisida berisiko lebih tinggi mengalami abortus.
(Cunningham,2013)
Alamat :
No Register :

2. Alasan kunjungan / Keluhan Utama


a. Alasan kunjungan
Berisi alasan klien masuk ke RS. Apakah karena rujukan atau keinginan
sendiri
b. Keluhan utama
Untuk mengetahui masalahyang dihadapi berkaitan dengan abortus
inkomplet, misalnya pasien merasa adanya perdarahan pervaginam yang
banyak, adanya sisa jaringan yang keluar bersamaan pendarahan
pervaginam.

3. Riwayat Kesehatan Klien


a. Riwayat Kesehatan Sekarang
b. Riwayat Kesehatan yang Lalu
1) Penyakit Kardiovaskuler : Hipertensi esensial pada kehamilan
dapat menyebabkan abortus (Wiknjosastro,2014)
2) Penyakit Darah : Anemia berat
Anemia pada kehamilan dapat menyebabkan hipoksia janin dan
kurangnya asupan nutrisi sehingga terjadi abortus
3) Penyakit Paru-paru :Pneumonia, Asma
Ibu hamil yang terkena pneumonia dapat mengalami abortus
(Wiknjosatro,2014)
Asma dapat menyebabkan hipoksia janin sehingga akan terjadi abortus
(Wiknjosastro,2014)
4) Penyakit Hati : Hepatitis
Pada nifas dapat menyebabkan gangguan bekuan darah dan atonia uteri
5) Penyakit Endokrin : Diabetes Melitus, Hipotiroidism
Abortus spontan dan malformasi congenital meningkat pada wanita
dengan diabetes dependen insulin. Resiko ini berkaitan dengan derajat
control metabolic pada trimester I (Cunningham,2013)
Hipotiroidism dapat meningkatkan resiko abortus
6) Penyakit Infeksi :Infeksi TORCH,malaria, tifoid
Infeksi TORCH pada kehamilan dapat menyebabkan abortus
(Wiknjosastro,2014)
Insiden abortus karena meningkat pada wanita yang terkena malaria
(Cunningham,2013)
Tifoid dapat menyebabkan abortus pada hampir 80 % kasus
(Cunningham,2013)
Penyakit Ginjal dan Saluran Kencing :
7) Penyakit/Kelainan sistem Reproduksi : Retroversio uteri,mioma
uteri,serviks inkompeten dapat menyebabkan abortus
(Cunningham,2013)
Adanya riwayat abortus.
Riwayat Alergi
Riwayat Pembedahan

4. Riwayat Kesehatan Keluarga


Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit
keluarga terhadap gagguan kesehatan pasien dan janinnya, yaitu apabila ada
penyakit keluarga yang menyertainya (Ambarwati, 2013)
5. Riwayat Menstruasi
Mempunyai gambaran tentang keadaan dasar dari organ reproduksinya.
(Sulistyawati,2019). Adanya perdarahan yang banyak setelah amenore
merupakan tanda abortus

6. Riwayat Obstetri:
N Kehamilan Persalinan Anak Nifas
Sua Ank U Pny Jns Pnlg Tmp Peny JK BB/PB H M Abnrmlts Laktasi Peny
o
mi K t
1
Riwayat abortus dikehamilan sebelumnya, bisa menjadikan abortus
berulang (sarwono, 2016)

7. Riwayat Kehamilan Sekarang

8. Riwayat Kontrasepsi

9. Pola Fungsional Kesehatan


Pola Keterangan
Nutrisi Kapan terakhir makan dan minum pasien. Untuk mengetahui
nutrisi yang ada di dalam tubuh ibu apakah sudah mencukupi
untuk tenaga dalam melahirkan/perlu tambahan nutrisi per IV
jika diperlukan (Sarwono, 2016)
Eliminasi Kapan terakhir BAB dan BAK. Kandung kemih yang penuh
dapat menyebabkan atonia uteri (Sarwono, 2016)
Istirahat Kapan terakhir istirahat. Jika istirahat kurang dapat
menimbulkan kelelahan dan stres sehingga dapat mengganggu
kondisi kesehatan ibu. (Sarwono, 2016)
Aktivitas Apakah aktivitas terakhir yang dilakukan klien. Untuk
mengetahui apakah penyebab abortus inkomplit yang terjadi
saat ini berhubungan dengan aktivitas tersebut. (Sarwono,
2016)
Personal Bagaimana pola kebersihan ibu. Untuk mengetahui apakah
Hygiene ada hubungan pola kebersihan ibu dengan terjadinya abortus
inkomplit. (Sarwono, 2016)
Seksualitas Kapan terakhir melakukan hubungan seksual. Hubungan
seksual yang dilakukan dapat memicu kontraksi persalinan.
(Sarwono, 2016)

10. Riwayat Psikososiokultural Spiritual


Psikologis : Bagaimana psikis ibu setelah abortus
Sosial : Pernikahan keberapa, lama menikah, status pernikahan
sah/tidak. Respon klien dan keluarga bayi yang dilahirkan, diterima/tidak
Kalau orang hamil sudah lama kawin,nilai anak tentu besar sekali dan ini
harus diperhitungkan dalam pimpinan persalinan.
Kultural :Adat istiadat yang dapat merugikan kesehatan
Spiritual : Tradisi keagamaan yang dapat merugikan kesehatan

DATA OBYEKTIF
A. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Kesadaran menurun
Tanda Vital :
Tekanan Darah :Hipotensi
Suhu badan :normal-hipertermi
Nadi :Tachikardi
Pernafasan :Tachipnea
Antropometri :
Tinggi Badan :Tinggi badan merupakan salah satu ukuran
pertumbuhan seseorang. Tinggi badan dapat diukur dengan
stasiometer atau tongkat pengukur (Tambunan dkk,2011).
BB sebelum hamil :
BB sekarang :Massa tubuh di ukur dengan pengukuran massa
atau timbangan. Indeks massa tubuh digunakan untuk
menghitung hubungan antara tinggi dan berat badan, serta
menilai tingkat kegemukan. (Tambunan dkk,2011).
LILA : Untuk menentukan status gizi ibu

B. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Kepala : Tampak bersih, tidak tampak ketombe,rambut tampak kuat,
distribusi rambut tampak merata dan tekstur rambut lembut
(Prawiroharjo, 2014).
Wajah : Tidak tampak kloasma gravidarum, tidak tampak odem, dan
tampak pucat (Tambunan dkk,2011)
Mata : Kelopak mata tidak tampak odem, konjungtiva pucat, dan
sklera warna putih
Hidung : Tampak bersih, tidak ada pengeluaran, tidak tampak polip, tidak
tampak peradangan (Tambunan dkk,2011)
Mulut : Tampak simetris, bibir tampak lembab, tidak tampak caries
dentis, tidak tampak stomatitis, geraham tampak lengkap, lidah
tampak bersih, tremor dan merah muda, tidak tampak
pembesaran tonsil.(Tambunan dkk,2011).
Telinga : Tampak bersih, tidak ada pengeluaran/sekret. (Tambunan
dkk,2011).
Leher : Tidak tampak hyperpigmentasi pada leher, tidak tampak
pembesaran tonsil, tidak tampak peradangan faring (Tambunan
dkk,2011).
Dada : Tampak simetris, tidak ada retraksi dinding dada
(Tambunan,2011)
Payudara : Tampak simetris kiri dan kanan, tampak bersih,tidak tampak
pengeluaran colostrum, areolla tampak hyperpigmentasi, puting
susu menonjol,tidak tampak retraksi
Abdomen : Uterus tampak besar
Genetalia : Tampak perdarahan pervaginam disertai dengan keluarnya
jaringan hasil konsepsi.
Anus : Tidak tampak hemoroid
Ekstremitas: Tampak simetris,tidak tampak oedem, dan tidak tampak
varices,cavilari refile kembali dalam waktu < 2 detik
(Ambarwati dkk, 2011)
Palpasi
Kepala : Tidak teraba oedema / massa (Tambunan dkk,2011).
Mata : Tidak teraba oedema
Hidung : Tidak teraba polip
Leher : Tidak teraba pembesaran vena jugularis, kelenjar tiroid dan
kelejar getah bening (Tambunan dkk,2011).
Payudara : Tidak teraba benjolan / massa, konsistensi teraba padat berisi
(Ambarwati dkk, 2011)
Abdomen : Uterus teraba lembek, nyeri tekan dan rasa mulas atau
kram perut di daerah sympisis
Genetalia : Tidak teraba pembesaran kelenjar bartholini
Ekstremitas: Tidak teraba oedema (Ambarwati dkk, 2011)
Auskultasi
Abdomen : 5-35 x/menit
Dada : nafas vesikuler, BJ I terdengar jelas teratur
Perkusi
Ekstremitas : Untuk mengecek refleks patella (+), Bisep (+),
Trisep (+)
Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan Vaginal Touche : kanalis servikalis terbuka,teraba jaringan sisa
konsepsi dan pendarahan bertambah banyak setelah dilakukan VT.
C. Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan Laboratorium : hasil pemeriksaan Test pack kehamilan
masih menyatakan positif walaupun kehamilan tidak dapat dipertahannkan
- Pemeriksaan USG : untuk memeriksa apakah janin sudah meninggal
- Pemeriksaan darah lengkap ( HB, HT, leukosit Dll)
- Pemeriksaan Diagnostik lainnya

II. INTERPRETASI DATA DASAR


Diagnosis : G…P…… Usia Kehamilan………. dengan abortus inkomplit,
Janin tunggal mati
Masalah : Gangguan kenyamanan dan kecemasan

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSIS/ MASALAH POTENSIAL


Syok Haemoragic
Perforasi uterus
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA
Kebutuhan tindakan segera : berkolaborasi dengan dokter spesialis kandungan
tentang pemberian cairan IV NaCL atau RL, pemberian antibiotik, pemberian
oksigen, pemberian tranfusi jika perdarahan banyak
V. INTERVENSI
Jelaskan hasil pemeriksaan pada klien
R/ penjelasan mengenai pemeriksaan fisik merupakan hak klien
Observasi Keadaan umum dan tanda-tanda vital serta perdarahan
R/ Dengan observasi untuk mengidentifikasi indikasi kemajuan kearah atau
penyimpangan dari hasil yang diharapkan serta mengetahui jumlah
perdarahan agar memudahkan dalam penanganan selanjutnya.
Jelaskan pada ibu dan keluarganya tentang pentingnya dilakukan kuret.
R/ Dengan penjelasan kepada ibu dan keluarganya diharapkan dapat
menyetujui rencana tindakan kuret agar ibu dapat menyiapkan fisik dan
psikis.
Informed Consent
R/ Sebagai pernyataan persetujuan dari klien/keluarga untuk tindakan yang
akan dilakukan dan sebagai perlindungan hukum bagi dokter dan bidan
dalam melaksanakan tindakan.
Siapkan rujukan untuk melakukan kuret
R/ Tindakan segera yang dilakukan untuk mengeluarkan sisa jaringan dan
mengurangi perdarahan.
Kolaborasikan dokter tentang pemberian obat-obatan
R/ obat-obatan digunakan untuk memenuhi kebutuhan klien dalam masa
penyembuhan.

VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien sesuai dengan rencana asuhan yang
telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau
sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya.

VII. EVALUASI
Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan asuhan
kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan dalam bentuk bentuk
BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam kasus Ny. A telah dilakukan asuhan kebidanan menggunakan 7 langkah


Varney, mulai dari pengumpulan data sampai evaluasi dan dalam catatan
perkembangan selanjutnya menggunakan SOAP. Adapun pembahasan antara teori
dan kenyataan yang penulis temukan selama melaksanakan studi kasus meliputi:

A. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap

Penulis melakukan pengkajian terhadap Ny. A di RSUD Aji Muhammad


Parikesit pada tanggal 17 Juli 2021 .
Pemeriksaan yang dilakukan pada Ny. A adalah pemeriksaan fisik (inspeksi,
palpasi, dan auskultasi). Pada langkah ini didapatkan Ny.A keadaan umum baik,
kesadaran composmentis, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 83x/menit, respirasi
20x/menit, suhu tubuh di aksila 36,5 °C, berat badan saat ini 55 kg, Tinggi badan
155 cm dan Lila 29 cm.

B. Interpretasi Data Dasar

Interpretasi data dasar meliputi diagnosis kebidanan, masalah dan


kebutuhan. Dari pengkajian data dapat ditegakkan diagnosis kebidanan pada Ny.
A yaitu G3P2002 dengan Abortus Incomplit.
Penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan praktik dalam
interpretasi data dasar karena dalam mendiagnosa, penulis menyesuaikan dengan
kenyataan yang ada yaitu berdasarkan data subyektif dan obyektif.

C. Mengidentifikasikan Diagnosis atau Masalah Potensial/Diagnosis Potensial


dan mengantisipasi Penanganannya

Pada kasus ini penulis menemukan diagnosa atau masalah potensial dalam
asuhan kebidanan pada Ny. A usia 30 Tahun di RSUD Aji Muhammad Parikesit
tahun 2021. Pada langkah ini diidentifikasikan diagnosa/masalah potensial
berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa
Pada langkah ini penulis tidak menjumpai adanya kesenjangan antara teori
dan praktik.

D. Menerapkan Tindakan terhadap Kebutuhan Segera

Pada langkah ini bidan tidak melakukan tindakan segera dimana untuk
menentukan tindakan segera yang perlu diambil berdasarkan diagnosa dan
masalah yang ada
Tidak ada data yang menunjang pada kasus ini, maka penulis tidak
menemukan kesenjangan teori medis dan praktik dalam langkah ini.

E. Menyusun Rencana Asuhan yang Menyeluruh

Dalam kasus ini penulis telah memberikan rencana asuhan kebidanan pada
Ny. A usia 30 Tahun di RSUD Aji Muhammad Parikesit tahun 2021.
1. Beritahukan hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada ibu
2. Lakukan konseling mengenai Mioma Uteri
3. Lakukan KIE mengenai Nutrisi
4. Jadwalkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh


langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen kebidanan
terhadap diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasikan atau diantisipasi
(Soepardan, 2011).
Penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan praktik pada langkah
ini.

F. Pelaksanaan Langsung Asuhan dengan Efisien dan Aman

Dalam kasus ini penulis telah melaksanakan asuhan sesuai dengan yang telah
direncanakan dalam memberikan asuhan kebidanan pada Ny. A usia 30 Tahun
G3P2002 dengan Mioma Uteri di RSUD Aji Muhammad Parikesit tahun 2021.
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan yang dilakukan kepada ibu
2. Melakukan konseling mengenai Abortus Incomplit
3. Melakukan konseling pelaksanaan tindakan kuretase
4. Melakukan KIE mengenai Nutrisi
Pada langkah ini dilaksanakan asuhan yang menyeluruh dilakukan dengan
efisien dan aman. Pelaksanaan ini dilakukan seluruhnya oleh bidan atau anggota
tim kesehatan lainnya
Tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik dalam langkah ini.

G. Evaluasi

Penulis telah mengevaluasi asuhan kebidanan kehamilan terhadap Ny. A usia


30 Tahun di RSUD Aji Muhammad Parikesit tahun 2021 dengan diagnosa
G3P2002 dengan Abortus Incomplit.
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektivan dari asuhan yang sudah
diberikan meliputi evaluasi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-
benar telah terpenuhi sebagaimana diidentifikasi di dalam diagnosis dan masalah
Secara keseluruhan, dari langkah pengumpulan data sampai evaluasi asuhan
kebidanan menurut manajemen Varney, semua asuhan yang diberikan
berlangsung dengan baik sehingga memperoleh hasil yang baik.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Abortus inkomplit (keguguran bersisa) artinya pengeluaran sebagian dari hasil


konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa yang tertinggal dalam
uterus.

Dalam menerapkan asuhan kebidanan dengan abortus inkomplit diperlukan


pendekatan terhadap klien agar diperoleh hasil pengkajian yang akurat.

Penanganan asuhan kebidanan yang diberikan pada pasien dengan kasus abortus
inkomplit sangat perlu diperhatikan adanya komplikasi sepsis dan perforasi uterus.

B. Saran

a. Ibu hamil sebaiknya melakukan ANC secara teratur segera setelah terlambat haid pada
tenaga kesehatan serta menyarankan ibu untuk tidak hamil lagi dengan pertimbangan
usia.

b. Setiap ibu hamil dan keluarga khususnya bidan harus mengetahui tanda-tanda bahaya
dalam kehamilan.

c. Bidan harus memberikan asuhan sesuai dengan kewenangannya untuk itu manajemen
kebidanan perlu dikembangkan karena merupakan alat yang mendasar bagi bidan untuk
memecahkan masalah klien dalam berbagai kasus.
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, E,R, Diah, W. 2013. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika

Cunningham, 2013, Obstetri Williams, Edisi 21. Jakarta:EGC

Manuaba I.B.G, 1998, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana, EGC.
Jakarta.

Sulistyawati, Ari. 2019. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil. Yogyakarta: C.V ANDI.

Sarwono. 2010. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Edisi ke12. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka

Prawirohardjo, S. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Wiknjosastro Hanifa, dkk, 2014, Ilmu Kebidanan, Edisi III. Cetakan IX. YBP SP. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai