Anda di halaman 1dari 37

ABORTUS

KELOMPOK 1
1. Alda Patty 12114201200007
2. Aldi Nurlatu 12114201200008
3. Eva Octovin Malawau 12114201200065
4. Padma Widya C. Lawery 12114201200163
PENGERTIAN
Abortus adalah pengakhiran kehamilan
baik secara spontan maupun disengaja,
sebelum usia kehamilan 20 minggu atau
berat bayi kurang dari 500 g (ketika janin
belum dapat hidup diluar kandungan)
berdasarkan hari pertama haid terakhir.
EPIDEMOLOGI
Di negara Eropa pada tahun 2010-2014 diperkirakan terjadi 36 aborsi setiap tahun per 1.000 wanita berusia 15-44 tahun di negara
berkembang dan 27 aborsi di negara maju. Tingkat aborsi menurun secara signifikan di negara maju sejak 1990-1994 terutama di Eropa
Timur, hal ini karena penggunaan kontrasepsi modern meningkat tajam, sedangkan di negara berkembang tidak ada perubahan signifikan
yang terjadi (Singh et al, 2018).
Belum ada data epidemologi terbaru di indonesia namun berdasarkan survei demografi dan kesehatan Indonesia usia ibu. Wanita dengan
paritas 3 atau lebih. Di Indonesia, sebesar 11% mortalitas ibu terjadi akibat abortus.

Aborsi justru meningkat di negara yang paling ketat memiliki aturan larangan aborsi (seperti pelarangan secara
langsung atau tidak diizinkan karena menyelamatkan nyawa wanita) yaitu sekitar 37 per 1.000 wanita, sedangkan
negara yang kurang ketat aturannya (diizinkan aborsi tanpa alasan) sekitar 34 per 1.000 wanita. Rata-rata wanita
berusia 20-24 tahun yang melakukan aborsi dengan disominasi berusia dua puluhan. Sedangkan tingkat aborsi di
kalangan remaja wanita dengan rata-rata berusia 15-19.
PENYEBAB/
FAKTOR RESIKO
 Usia ibu yang lanjut
 Riwayat kehamilan sebelumnya yang kurang
baik
 Riwayat infertilitas
 Adanya kelainan atau penyakit yang
menyertai kehamilan
 Infeksi
 Paparan dengan berbagai macam zat kimia
MANIFESTASI
KLINIS
 Nyeri perut bagian bawah
 Keram pada Rahim
 Nyeri pada punggung
 Perdarahan dari kemaluan
 Pembukaan leher Rahim
 Pengeluaran jannin dari dalam rahim
Usia lanjut, riwayat kehamilan, riwayat interfertilitas, adanya kelainan atau penyakit yang
menyertai kehamilan, infeksi, terpapar zat kimia

P ABORTUS (Mati janin <22 mg/ <500 gr)

A
T Rangsangan pada
Lepasnya buah
Terganggunya
kehamilan dari
O uterus
implantasinya
psikologis ibu

FI
Kontrasi uteri Terputusnya pembuluh Kecemasan
SI darah

O Prostagladin Ansietas
Perdarahan
L Dilatasi serviks

O Hipovolemia
Nyeri
G
IS
KOMPLIKASI
 Perdarahan
 Perforasi
 Infeksi
 Infeksi
PENATALAKSANAAN
a. Abortus Imminens
1) Tirah baring
Istirahat baring (bedrest), bertujuan untuk menambah aliran darah ke uterus dan mengurangi perangsangan mekanis. Ibu (pasien)
dianjurkan untuk istirahat baring. Apabila ibu dapat istirahat dirumah, maka tidak perlu dirawat. 2) Periksa tanda-tanda vital (suhu, nadi
dan pernafasan).
3) Kolaborasi dalam pemberian sedativa (untuk mengurangi rasa sakit dan rasa cemas), tokolisis dan progesterone, preparat hematik
(seperti sulfat ferosus atau tablet besi).
4) Hindarkan intercose.
5) Diet tinggi protein dan tambahan vitamin C.
6) Bersihkan vulva minimal 2 kali sehari untuk mencegah infeksi terutama saat masih mengeluarkan cairan coklat.

b. Abortus Insipiens
1) Apabila bidan menghadapi kasus abortus insipiens segera berkonsultasi dengan dokter ahli kandungan sehingga pasien mendapat
penanganan yang tepat dan cepat.
2) Pada kehamilan lebih dari 12 minggu, bahwa perforasi pada kerokan lebih besar, maka sebaiknya proses abortus dipercepat dengan
pemberian infus oksitosin.
3) Biasanya penatalaksanaan yang dilakukan pada kehamilan kurang dari 12 minggu yang disertai perdarahan adalah pengeluaran janin
atau pengosongan uterus memakai kuret vakum atau cunam abortus, disusul dengan kerokan memakai kuret tajam.
4) Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal dilakukan pengeluaran plasenta secara manual.
c. Abortus Inkomplit
Dalam menghadapi kasus abortus incomplete, bidan dapat berkonsultasi dengan dokter sehingga tidak merugikan pasien.
Penatalaksanaan yang biasanya dilakukan pada kasus abortus inkomplete ini adalah :
1) Bila disertai syok karena perdarahan diberikan infuse cairan fisiologi NaCl atau Ringer Laktat dan tranfusi darah
selekas mungkin.
2) Setelah syok diatasi dilakukan kerokan dengan kuret tajam dan diberikan suntikan untuk mempertahankan kontraksi
otot uterus.
3) Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal dilakukan pengeluaran plasenta secara manual.
4) Diberikan antibiotika untuk mencegah infeksi.

d. Abortus Komplit
1) Untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang abortus komplit, bidan dapat berkonsultasi dengan dokter sehingga
tidak merugikan pasien.
2) Tidak memerlukan terapi khusus tetapi untuk membantu involusi uterus dapat diberikan methergin tablet.
3) Bila pasien anemia dapat diberikan sulfat ferosus (zat besi) atau transfuse darah.
4) Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi vitamin dan mineral.
e. Missed Abortion
Memerlukan tindakan media khusus sehingga bidan perlu berkonsultasi dengan dokter untuk penangananya.
1) Yang harus diperhatikan dalam hal ini adalah bahaya adanya hipofibrinogenemia, sehingga sulit untuk mengatasi perdarahan
yang terjadi bila belum dikoreksi hipofibrigenemianya (untuk itu kadar fibrinogen darah perlu diperiksa sebelum dilakukan
tindakan).
2) Pada prinsipnya penanganannya adalah : pengosongan kavum uteri setelah keadaan memungkinkan.
3) Bila kadar fibrinogen normal, segera dilakukan pengeluaran jaringan konsepsi dengan cunam ovum lalu dengan kuret tajam.
4) Bila kadar fibrinogen rendah dapat diberikan fibrinogen kering atau segar sesaat sebelum atau ketika mengeluarkan
konsepsi.
5) Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, dilakukan pembukaan serviks uteri dengan laminaria selama kurang lebih 12 jam
ke dalam kavum uteri.
6) Pada kehamilan lebih dari 2 minggu maka pengeluran janin dilakukan dengan pemberian infuse intravena oksitosin dosis
tinggi.
7) Bila fundus uteri tingginya sampai 2 jari dibawah pusat, maka pengeluaran janin dapat dikerjakan dengan menyuntikkan
larutan garam 20% dalam kavum uteri melalui dinding perut.
f. Abortus Infeksius
Abortus infeksius yang menyebabkan sepsis dapat menimbulkan bahaya kehamilan ibu maka penderita harus segera
dirujuk ke rumah sakit. Tugas bidan adalah mengirimkan penderita ke rumah sakit yang dapat memberikan pertolongan
khusus. Prinsip penatalaksanaannya adalah :
1) Pemberian terapi antibiotika (penisilin, metrodazole, ampicillin, streptomycin, dan lain-lain) untuk menanggunglangi
infeksi.
2) Bila perdarahan banyak dilakukan pemberian transfusi darah.
3) Dalam 24 jam sampai 48 jam setelah perlindungan antibiotika atau lebih cepat lagi bila terjadi perdarahan, sisa
konsepsi harus dikeluarkan dari uterus.
4) Pemasangan CVP (Central Venosus Pressure) untuk pengontrolan cairan.
5) Pemberian kortikosteroid dan heparin bila ada Disseminated Intravascular Coagulation.
g. Abortus Habitualis
1) Memperbaiki keadaan umum.
2) Perbaikan gizi dan istirahat yang cukup.
3) Terapi hormon progesterone dan vitamin.
4) Kolaborasi untuk mengetahui faktor penyebab (Maryunani, 2009).
ASUHAN KEPERAWATAN
“ ABORTUS “
SKENARIO KASUS :
Ny. R berusia 31 tahun berjenis kelamin perempuan, dibawa suaminya Tn. N ke RS pada tanggal 10
oktober 2022, pukul 10.00 WIT dengan keluhan keluar darah 3 hari yang lalu darah yang keluar
dalam bentuk gumpulan berwarna hitam. Klien mengatakan sekarang dia sedang 2 minggu. Klien
mengatakan merasa nyeri pada perut bagian bawah dengan skala nyeri 6 (sedang), nyeri yang
dirasakan seperti tertusuk-tusuk dan hilang timbul. Pada saat dikaji di temukan TTV (TD : 110/70
mmHg, HR : 82 x/m, RR : 20 x/m, T : 37,3 °C. Dilakukan pemeriksaan fisik dengan hasil BB : 43 kg,
TB : 148 cm, kadaan umum compos mentis dengan nilai GCS : 15, dilakukan pemeriksaan
laboratorium dengan hasil (Hb : 7,8 g/dl, leukosit 10,9 10 3/µl, trombosit 260.000/ mm3, hemaktoktrit
21,6%, eritrosit 2,69 juta/mm3. Klien mengatakan anak pertama sampai ke tiga melahirkan secara
normal dibantu oleh bidan klinik, pada kehamilan ini klien tidak pernah melakukan pemeriksaan atau
control ke klinik. Pola makan klien selama dirawat 3 kali sehari, pasien tidak memiliki riwayat alergi
terhadap makanan, jenis diet MB, porsi makan klien habis 1 porsi , kebiasaan tidur malam 5 jam/hari.
Persepsi klien terhadap penyakitnya yaitu klien mengatakan tidak tahu apa saja yang harus dilakukan.
Klien tampak bingung saat di tanya tentang penyakitnya. Klien ingin cepat sembuh, klien merasa
cemas dengan kondisi tubuhnya yang masih lemah, hubungan klien dengan keluarga baik, klien
mendapat dukungan dari keluarga, penyesuaian terhadap lingkungan baik.
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
Identitas Klien
Nama : Ny. R
Tgl Lahir / Usia : 01/05/1991 / 31 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Suku/ Bangsa : Ambon / WNI
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Wainitu
No. HP/ Telp :-
Dx. Medis/ GPA : Abortus
Cara Pembayaran : Asuransi (BPJS)
Identitas Penanggungjawab
Nama : Tn. N
Tgl Lahir / Usia : 19/08/1987/ 35 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Suku/ Bangsa : Ambon / WNI
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Wainitu
No. HP/ Telp :-
Hubungan dengan Klien : Suami
2. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Kesehatan Sekarang


Keluhan Utama : Klien mengeluh keluarnya darah 3 hari yang lalu darah dalam bentuk gumpulan
berwarna hitam, klien mengatakan nyeri pada perut bagian bawah dan nyeri yang dirasakan seperti
tertusuk-tusuk dan hilang timbul.

Alasan Masuk RS : Klien dibawa suaminya Tn. N ke RS pada tanggal 10 oktober 2022, pukul 10.00
WIT dengan keluhan keluar darah 3 hari yang lalu darah yang keluar dalam bentuk gumpulan
berwarna hitam. Klien mengatakan sedang mengandung selama 2 minggu. Klien mengatakan merasa
nyeri pada perut bagian bawah, nyeri yang dirasakan seperti tertusuk-tusuk dan hilang timbul.
b. Riayat Kesehatan Dahulu
Riw. Operasi : Klien tidak memiliki riwayat operasi sebelumnya
Riw. Perawatan : Klien mengatakan tidak pernah menjalani perawatan sebelumnya.
Riw. Penyakit : Klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit.
Riw. Alergi: Klien tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat, makanan, mau pun alergen lainnya.
Riw. Penggunaan Obat : Klien biasa mengkonsumsi obat warung dan jamu bila klien merasa tidak enak
badan.

c. Riwayat Kesehatan Keluarga


Penyakit Keturunan : Keluarga klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keluarga.
Penyakit Menular : Klien tidak memiliki riwayat penyakit menular seperti TBC, hepatitis, HIV, penyakit
menular seksual baik pada keluarga mau pun suaminya.
Genogram 3 :
Generasi

Keterangan :
: Laki-laki : Garis Keturunan
: Perempuan : Garis Tinggal Serumah

: Klien : Meninggal
3. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Menstruasi
HPHT
Usia : 15 Tahun
Menarche : 15/07/2022
Siklus : Teratur/ 28 Hari
Banyak Darah : Banyak
Lama Haid : 5 Hari
Keluhan Haid : Nyeri haid (-)
b. Riwayat Perkawinan
Klien menikah sebanyak 1 kali, saat usia 20 tahun. Sedangkan suaminya menikah sebanyak 1 kali, saat usia 24 tahun
(lama pernikahan 11).
c. Riwayat Infertil (Tidak Ada)
Lama infertil : -
Pengobatan : -
d. Riwayat Penggunaan Kontrasepsi
Pemakaian : Klien menggunakan KB
Jenis KB : KB IUD
Waktu & Durasi : Klien menggunakan KB IUD sejak kelahiran anak
pertamanya sampai anak ketiganya. Setelah kelahiran anak ketiga, klien tidak lagi menggunakan KB.
Keluhan Rencana KB : Tidak ada

Setelah mendapatkan edukasi, klien setuju melakukan KB permanen dengan sterilisasi karena klien dan pasangannya
memang sudah tidak berencana untuk memiliki anak lagi.
Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas Sebelumnya

Keluhan &
penyulit saat
Anak Tgl lahir /     Usia Jenis Penolong Tempat  
kehamilan,
ke- umur JK BB kehamilan persalinan persalinan bersalin Kondisi
persalinan,
nifas
1 17 Thn L 2,7 Aterm Normal Bidan Rumah Tidak ada Hidup

2 12 Thn L 3 Aterm Normal Bidan Rumah Tidak ada Hidup

3 10 Thn P 3,4 Aterm Normal Bidan Rumah Tidak ada Hidup

4 2 - - - - - - - Meninggal
mnggu
Pemeriksaan Fisik

KU : Sedang, lemas  
Kesadaran : Compos mentis GCS : 15 (E :4 M :6 V :5)
TTV : TD : 110/70 mmHg  
    HR : 82 x/menit (Reguler)
RR : 20 x/menit (Reguler)
    T : 37,3 0C    
Antopometri : TB : 148 cm Kategori IMT (Depkes RI) :
    - < 17,0 : Kurus tk berat
    - 17,0-18,4 : Kurus tk ringan
    - 18,5-25,0 : Normal
    - 25,1-27,0 : Gemuk tk ringan
- > 27,0 : Gemuk tk berat IMT : 19,63
BB Sekarang : 43 kg (Normal)
Nyeri
Nyeri :

Tipe : Akut
P : Nyeri meningkat saat perut ditekan
Q : Nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk
R : Lokasi nyeri pada bagian perut bawah
S : Skala berada pada tingkat 6 derajat nyeri sedang
T : Nyeri dirasakan hilang-timbul
5. Pemeriksaan Per Sistem
a. Sistem Respirasi
Pola Nafas : Normal
Tipe Pernapasan : Mulut tanpa disertai penggunaan cuping hidung
Retraksi : Tidak Ada
Suara : Vesikuler kanan kiri, tidak ada ronchi maupun wheezing
Batuk : Tidak Ada
Perkusi : Sonor/ Normal

b. Sistem Kardiovaskuler
Sirkulasi : CRT > 2 detik, tidak ada peningkatan JVP, clubbing finger (-), palpitasi (-), nyeri dada (-)
Edema : Tidak ada
Bunyi Jantung : S1 S2 murni reguler tanpa disertai suara jantung tambahan seperti murmur mau pun gallop

c. Sistem Gastrointestinal
Mulut : Mukosa tampak kering
Abdomen : Tidak ada distensi, BU normal (+) dan (10 x/menit)
Anus & Rektum : Tidak ada benjolan hemoroid
d. Sistem Integumen
Rambut : Keadaan rambut bersih, kulit kepala bersih, warna hitam dan tidak rontok
Kuku : Pendek, bersih
Turgor : Elastis
Mukosa : Kering
Luka : Tidak ada perlukaan

e. Sistem Reproduksi
Payudara : Bentuk simetris, tidak ada massa, tidak ada bengkak, masih lembek, tidak ada nyeri, putting
menonjol,areola cokelat kehitaman, kolostrum belumada
Abdomen : Luka bekas operasi (-), abdomen cembung, supel, nyeri tekan (+) di bagian abdomen kuadran bawah.
Genetalia : Keluarnya darah 3 hari yang lalu darah dalam bentuk gumpalan berwarna hitam, darah terdapat di
permukaan pembalut.

f. Sistem Urinari : Tidak terpasang kateter

g. Sistem Muskoloskeletal : Klien dapat bergerak bebas, tidak ada edema.

h. Sistem Neurologis dan Sensori : Kesadaran compos mentis (GCS : 15), tidak ada nyeri kepala, kejang, paralisis (-),
parese (-), parestesi (-), maupun malaise (-), pupil isokor.
•Pengkajian Kebutuhan Dasar
1. Nutrisi : Dirumah biasanya klien makan 3 kali/hari, dengan komposisi nasi, lauk (biasanya tempe,
tahu, telur, ayam, ikan), sayur.
Di RS, klien makan dari jatah RS 3 x/hari dengan komposisi nasi, lauk dan sayur. Klien
mengatakan mengalami penurunan nafsu makan. Saat pengkajian ditemukan klien tampak
malas makan, jatah makanan dari RS hanya di habiskan setengah porsi.
2. Cairan : Di rumah, klien mengatakan biasa minum air putih, teh total ± 1500 ml.
Di RS, klien hanya minum air putih ±1000-1500 ml/oral ditambah cairan parenteral yaitu
melalui intravenous fluid drops (IVFD) Ringer Laktat 500 ml/8 jam.
3. Eliminasi BAK    
  : Di rumah, klien mengatakan BAK 3-4 x/hari, warna kuning jernih, tidak ada keluhan.
    Di rumah, klien mengatakan BAB 2 atau 1 hari 1 kali, konsistensi lunak, warna kuning
BAB  : kecoklatan, keluhan tidak ada, terakhir BAB sebelum masuk RS.
4. Kebersihan Umum : Di rumah, klien biasanya mandi 2 kali sehari, ganti baju dan pakaian dalam 2 kali sehari, gosok
gigi 3 kali sehari, keramas 3 hari sekali, potong kuku 1 minggu sekali.
Di RS, klien mengatakan mengalami keterbatasan dalam melakukan perawatan diri, terutama
untuk menjaga kebersihan diri, klien memerlukan bantuan keluarganya.
5. Aktivitas : Di rumah, klien seharinya-harinya beraktivitas sebagai ibu rumah tangga.
Di RS, klien melakukan aktivitasnya seperti makan, minum, mandi dengan bantuan keluarga.
6. Istirahat : Di rumah, biasanya klien tidur malam jam 22.00-04.00, tidur siang jarang.
Di RS, saat dikaji klien mengatakan sulit untuk tidur, saat tidur terasa kurang nyenyak.
7. Seksual : Klien mengatakan tidak berhubungan seksual saat
mengalami perdarahan dan suaminya mengerti hal tersebut.
8. Dukungan : Klien mendapatkan dukungan penuh dari suami, anak-
anak, dan keluarganya.
Data Psikososial
•Psikologis
Klien merasa cemas dengan kondisi tubuhnya yang lemah
•Sosial
Klien memiliki hubungan yang baik dengan suami, anak-anak, keluarga, maupun lingkungannya. Tampak keluarga yang menunggui
klien saat jam kunjungan.
•Ekonomi
Klien mengatakan untuk pembiayaan pengobatannya ini ditanggung oleh BPJS.
•Keyakinan, Budaya, Dan Spritual
Klien tidak memiliki keyakinan tertentu yang bertentangan dengan kesehatan. Dalam menghadapi sakit yang dialaminya dia dan
keluarga selalu berdoa kepada tuhan untuk agar dia cepat sembuh.
•Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Nama Pemeriksaan Hasil Unit Nilai Normal
  10/10/2020    
Hematologi      
Hb 7,8 g/dl 12-16
Ht 21,6 % 35 – 47
Eritrosit 2,69 juta/mm3 3,6 – 5,8
Lekosit 10,9 /mm3 3.800 –10.600
Trombosit 260.000 /mm3 150.000 –
Kimia Klinik     440.000
AST (SGOT)   U/L  
ALT (SGPT)   U/L s/d 31
Ureum   mg/dL s/d 31
Kreatinin   mg/dL 15-50
Kolesterol Total   mg/dL 0.3-1.3
Trigliserida   mg/dL < 200
GDS   mg/dL < 135
      < 140
KLASIFIKASI DATA

Data Subjektif Data Objektif


 Klien mengatakan keluar darah dan gumpalan dari  Klien terlihat pucat dan lemah
vagina
 P : Nyeri meningkat saat perut ditekan
 Klien mengatakan merasa lemas  Q : Nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk
 R : Lokasi nyeri pada bagian perut bawah
 Klien mengeluh nyeri di perut bagian bawah
 S : Skala berada pada tingkat 6 derajat nyeri sedang
 Klien mengatakan cemas dengan perdarahan yang  T : Nyeri dirasakan hilang-timbul
dialaminya  Klien tampak cemas dan khawatir akan perdarah yang
dialami
 Klien mengatakan tidak pernah terjadi perdarahan
pada kehamilan sebelumnya
A. ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
1 DS : Lepasnya buah Hipovolemia
 Klien mengatakan keluar kehamilan dari
darah dan gumpalan dari imolantasinya
vagina ↓
 Klien mengatakan merasa Terputusnya
lemas pembuluh darah

DO : Perdarahan
 Klien terlihat pucat dan ↓
lemah Hipovolemia

2 DS : Rangsangan Nyeri
 Klien mengeluh nyeri di pada uterus
perut bagian bawah ↓
Kontrasi uteri
DO :

 P : Nyeri meningkat saat Prostagladin
perut ditekan ↓
 Q : Nyeri terasa seperti Dilatasi serviks
ditusuk-tusuk ↓
 R : Lokasi nyeri pada Nyeri
bagian perut bawah
 S : Skala berada pada
tingkat 6 derajat nyeri
sedang
 T : Nyeri dirasakan hilang-
timbul
3 DS : Terganggunya Ansietas
 Klien mengatakan cemas psikologis ibu
dengan perdarahan yang ↓
dialaminya Kecemasan
 Klien mengatakan tidak ↓
pernah terjadi perdarahan Ansietas
pada kehamilan sebelumnya
DO :
 Klien tampak cemas dan
khawatir akan perdarah
yang dialami
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Hipovolemia b.d kehilangan cairan aktif d.d Klien terlihat pucat dan lemah
2. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis d.d Klien mengeluh nyeri di perut bagian bawah dengan
skala nyeri 6 (sedang)
3. Ansietas b.d kurangnya terpapar informasi d.d Klien tampak cemas dan khawatir akan perdarah
yang dialami
NURSING CARE PLANNING

No Diagnosa
SLKI SIKI
Keperawatan
Diagno
Kode Kode Hasil Kode Intervensi
sis
1 D.0023 Hipov L.03020 Setelah dilakukan I.03116 Manajemen Hipovolemia :
olemi intervensi diharapkan
a d.d Keseimbangan Cairan : Observasi
kehila Meningkat  Periksa tanda dan gejala
ngan hipovolemia
cairan Dengan kriteria hasil
aktif Asupan cairan  Monitor intake dan output

meningkat cairan

 Kelembaban Terapeutik
membran mukosa  Hitung kebutuhan cairan
meningkat asupan
makanan  Berikan asupan cairan oral

 Asupan makanan Edukasi


meningkat  Anjurkan memperbanyak
 BB badan membaik asupan cairan oral
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian produk
darah
2 D.0077 Nyeri L.08066 Setelah dilakukan I.08238 Manajemen Nyeri
akut intervensi diharapkan
b.d Tingkat Nyeri : Menurun Observasi
agen  lokasi, karakteristik, durasi,
pence Dengan kriteria hasil
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
dera  Keluhan nyeri
fisiolo menurun  Identifikasi skala nyeri
gis  Identifikasi faktor yang
 Gelisah menurn
memperberat dan memperingan
 Napsu makan nyeri
membaik
Terapeutik
 Berikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
 Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
 Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
 Jelaskan strategi meredakan nyeri
 Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
 Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
  D.0080 Ansietas b.d L.09093 Setelah dilakukan intervensi I.09314 Reduksi Ansietas :

kurangnya terpapar diharapkan Tingkat Ansietas :


Observasi
Menurun
informasi
 Identifikasi saat tingkat anxietas berubah
Dengan kriteria hasil :

 Monitor tanda anxietas


 Verbalisasi khawatir akibat
kondisi yang diahadapi
Terapeutik
menurun
 Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan
 Perilaku gelisah menurun
kepercayaan

 Pucat menurun
 Temani pasien untuk mengurangi kecemasan

Edukasi

 Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin


dialami

 Informasikan secara factual mengenai diagnosis,


pengobatan, dan prognosis

 Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika


perlu
IMPLEMENTASI

No Diagnosa Hr/tgl Implementasi


 Memeriksa tanda dan gejala hipovolemia
1 Hipovolemia b.d 10 Oktober 2022
kehilangan cairan aktif  Memonitor intake dan output cairan
 Menghitung kebutuhan cairan
 Memberikan asupan cairan oral
 Mengnanjurkan memperbanyak asupan cairan oral
 Mengkolaborasi pemberian produk darah
 Melokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
2 Nyeri akut b.d agen 10 Oktober 2022
pencedera fisiologis  Mengidentifikasi skala nyeri
 Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
 Memberikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
 Mempertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
 Menjelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
 Menjelaskan strategi meredakan nyeri
 Menganjurkan memonitor nyri secara mandiri
 Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
3 Ansietas b.d kurangnya 10 Oktober 2022  Mengidentifikasi saat tingkat anxietas berubah
terpapar informasi
 Memonitor tanda anxietas

 Menciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan


kepercayaan

 Menemani pasien untuk mengurangi kecemasan

 Menjelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin


dialami

 Menginformasikan secara factual mengenai diagnosis,


pengobatan, dan prognosis

 Menganjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien,


jika perlu
EVALUASI

No Diagnosa Hr/tgl/jam Evaluasi


1 Hipovolemia b.d 13 Oktober 2022 S : Klien mengatak darah sudah tidak keluar lagi dari vagina, Klien
kehilangan cairan aktif mengatakan sudah tidak merasa lemas
O : Klien tampak tidak terlihat pucat dan lemah
A : Masalah teratasi
P : Intervensi di hentikan

2 Nyeri akut b.d agen 13 Oktober 2022 S : Klien mengatakan nyeri yang dirasakan sudah mulai berkurang
pencedera fisiologis O : Tampak klien tidak meringis lagi dengan skala nyeri 3 (ringan)
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan

3 Ansietas b.d kurangnya 13 Oktober 2022 S : Klien mengatakan sudah tidak merasa cemas
terpapar informasi O : Klien tampak sudah tidak cemas dan khawatir
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai