Disebabkan oleh karditis rheumatic akut dan fibrosis, dan beberapa faktor predisposisi lainnya, menurut LAB/UPF ilmu kesehatan
anak, 1994;83 seperti:
1. Faktor Genetic
Banyak penyakit jantung rhematic yang terjadi pada satu keluarga maupun pada anak-anak kembar, meskipun pengetahuan
tentang faktor genetik pada penyakit jantung reumatik ini tidak lengkap, namun pada umumnya disetujui pada faktor keturunan
penyakit jantung rheumatic, sedangkan cara penurunannya belum dapat dipastikan.
2. Jenis kelamin
Dahulu sering dinyatakan bahwa lebih sering didapatkan pada anak wanita dibandingkan anak laki-laki, tetapi data yang lebih
besar menunjukan tidak ada perbedaan jenis kelamin. Kelamin katup sebagai gejala sisa penyakit jantung rheumatic menunjukan
perbedaan jenis kelamin. Pada orang dewasa gejala sisa berupa stenosis mitral sering didapatkan pada wanita. Sedangkan
insufisiensi aorta lebih sering ditemukan pada laki-laki.
3. Golongan etnik dan gas
Di negara-negara barat umumnya stenosis mitral terjadi bertahun-tahun setelah penyakit rheumatic akut, tetapi di india
menunjukkan bahwa stenosis mitra organik yang berat seringkali terjadi dalam waktu yang singkat, hanya 6 bulan- 3 tahun.
4. Umur
Umur agaknya merupakan faktor predisposisi terpentingnya pada timbulnya penyakit jantung rheumatic, penyakit ini paling sering
mengenai anak berumur 5-18 tahun dengan puncak sekitar umue 8 tahun, tidak bisa ditemukan pada anak antara umur 3-5 tahun
dan sangat jarang sebelum anak berumur 3 tahun atau setelah umur 20 tahun.
KLASIFIKASI
• Perjalanan klinis penyakit demam rheumatic/ penyakit jantung rheumatic dapat dibagi dalam 4 stadium menurut Ngastiyah, 1995: 99 adalah :
1. Stadium I
• Berupa infeksi saluran nafas atas oleh kuman Beta Streptococcus Hemolyticus Grup A. Keluhan: demam, batuk, rasa sakit waktu menelan, muntah, diare, peradangan pada tonsil yang
disertai eksudat.
2. Stadium II
• Stadium ini disebut priode laten, ialah masa antara infeksi Beta Streptococcus dengan permulaan gejala demam rheumatik, biasanya periode ini berlangsung 1-3 minggu, kecuali korea yang
dapat timbul 6 minggu bahkan berbulan-bulan kemudian.
3. Stadium III
• Yang di maksud dengan stadium III ini ialah fase akut demam rheumatic, saat ini timbulnya berbagai manifestasi klinis demam rheumatic/penyakit jantung rheumatic. Manifestasi klinis
tersebut dapat digolongkan dalam gejala peradangan umum dan manifesrasi spesifik demem rheumatic/penyakit jantung rheumatic. Gejela peradangan umum : demam yang tinggi, lesu,
anoreksia, lekas tersinggung, beerat badan menurun, kelihatan pucat, epistacsis, athralgia, rasa sakit di sekitar sendi, sakit perut.
4. Stadium IV
• Disebut juga stadium inaktif. Pada stadium ini penderita demam rheumatic tanpa kelainan jantung atau penderita penyakit jantung rheumatic tanpa gejala sisa katup tidak menunjukan gejala
apa-apa. Pada penderita penyakit jantung rheumatic dengan gejala sisa kelainan katup jantung, gejala yang timbul sesuai dengan jenis serta berat kelainan. Pada fase ini baik penderita
demam rheumatic maupun penyakit jantung sewaktu-waktu dapat mengalami reaktifasi penyakitnya.
TANDA DAN GEJALA RHEUMATIC HEART DISEASE
LANJUTAN...
Demam tinggi
Nyeri sendi, rasa nyeri seperti bergerak dari satu titik sendi ke titik lain
Siku, lutut, dan pergelangan tangan/kaki membengkak dan terasa hangat saat dipegang
Nyeri dada
Kecapekan
Patofisiologi
KOMPLIKASI RHEUMATIC HEART DISEASE
• Penyakit jantung rematik, kerusakan permanen pada jantung yang disebabkan oleh demam rematik. Biasanya terjadi 10 hingga
20 tahun setelah penyakit aslinya. Masalah paling umum terjadi pada katup antara dua ruang jantung kiri (katup mitral), tetapi
katup lainnya juga dapat terpengaruh. Penyakit jantung rematik ini bisa menyebabkan: Stenosis katup, penyempitan katup ini
mengurangi aliran darah. Regurgitasi katup, Kebocoran pada katup ini bisa menyebabkan darah mengalir ke arah yang salah.
Kerusakan otot jantung. Komplikasi akibat peradangan demam rematik bisa melemahkan otot jantung, sehingga memengaruhi
kemampuannya untuk memompa.
• Fibrilasi atrium, serambi (atrium) jantung berdenyut dengan tidak beraturan dan cepat.
• Gagal jantung, ketidakmampuan jantung untuk memompa cukup darah ke seluruh anggota tubuh.
• Aritmia, irama jantung yang abnormal.
ASUHAN KEPERAWATAN
• Analisis Kasus
• An. B berusia 10 tahun berjenis kelamin laki-laki dibawah ke rumah oleh ibunya pada hari Senin 26 september 2022 dengan
keluhan utama demam tinggi, pusing serta nyeri seperti bergerak dari satu titik sendi ke titik sendi yang lain setelah dikaji klien
mengatakan pusing seperti hendak pingsan disertai sesak nafas, klien tampak gelisa wajah tampak meringgis serta
pembengkakan pada kaki, pergelangan dan perut dan tanda-tanda vital:
• RR: 20x/m
• N: 120x/m
• S: 38,9 C
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN RHEUMATIC HEART DISEASE
• Nama : Ny. Y
• Umur : 50 tahun
• Pekerjaan : PNS
• Alamat : Bentas
3. Status kesehatan
a. Keluhan utama : demam tinggi, pusing serta nyeri sendi, dan sesak napas
b. Alasan masuk rumah sakit : orangtua klien mengatakan sejak beberapa hari belakangan anaknya demam tinggi sehingga
membuatnya pusing disertai nyeri sendi dan terdapat sesak napas
c. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi : Ny. Y sebagai orang tua mengambil tindakan pengobatan segera kedokter agar bisa
mengatasinya dengan baik.
a. Penyakit yang pernah dialami : Ny. Y mengatakan anaknya tidak mempunyai penyakit bawaan sejak lahir
b. Pernah dirawat : Ny. Y mengatakan anaknya tidak pernah di rawat di Rumah Sakit
• - sebelum sakit: ibu klien mengatakan anaknya sebelum sakit suhu badannya normal
• - saat sakit : ibu klien mengatakan saat sakit suhu badannya naik 38,9 C
1. Pola eliminasi
• BAB
• - sebelum sakit: ibu klien mengatakan sebelum sakit BAB anaknya normal
• - saat sakit : ibu klien mengatakan saat sakit anaknya BAB 4x sehariBAK
• - sebelum sakit : ibu klien mengatakan sebelum sakit warna urine anaknya normal
• - saat sakit : ibu klien mengatakan saat sakit sedikit atau jarang BAK
POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN AKTIVITAS
Kemampuan 0 1 2 3 4
perawatan diri
Mandi
Toileting
Berpakaian
Berpindah
Latihan
• - sebelum sakit : di bantu orang lain atau keluarga karena anaknya mengalami penyakit Rheumatic Heart Disease
• - saat sakit : di bantu oleh keluarga
• Ibu klien mengatan sakit yang dialami anaknya karena kurang menerapkan pola hidup yang sehat.
• - sebelum sakit : sebelum sakit ibu klien mengatakan pola tidur klien normal
• - saat sakit : saat sakit ibunya mengatakan anaknya terbangun karena sesak nafas yang diderita sehingga sulit untuk tidur
• Saat sakit pernah klien dengan keluarga dan pasien tetap terjalin dengan baik
• Keluarga An. B merupakan pemeluk agama Kristen dimana dalam kondisi saat ini mereka sangat menaruh harapan
besarnya kepada Tuhan agar anaknya mendapat kesembuhan
13. Analisa Data
1. Ds:
klien mengatakan demam tinggi,
klien mengatakan pusing Terpapar lingkungan panas
HIPERTERMIA
Do: Proses penyakit
Klien tampak gelisah
Wajah tampak meringis Respon trauma
TTV:
Aktivitas berlebihan
TD: 100/7Ommhg
RR: 20x/m
Penggunaan inkubator
N: 120x/m
S: 38,9C Hipertermia
Data Etiologi Masalah
1.
Ds:
Agen pencedera fisiologis
klien mengatakan nyeri bergerak dari satu titik sendi ke
titik sendi yang lain
,
l
Agen pencedera kimiawi NYERI AKUT
Do :
Klien mengatakan pingsan disertai sesak nafas
,
Agen pencedera
l fisik
,
Nyeril akut
Data Etiologi Masalah
1. Perubahan sirkulasi
Ds : ,l
,
Klien mengatakan pembengkakan pada kaki, Penurunan mobilitas
l
pergelangan dan juga perut ,l KERUSAKAN INTEGRITAS KULIT/JARINGAN
,
Faktor mekanis
l
Do: ,l
Klien mengatakan pusing seperti hendak pingsan ,
Proses penuaian
l
kerusakan integritas
, kulit/ jaringan
l
NO TANGGAL/ JAM DITEMUKAN DIAGNOSA KEPERAWATAN TTD
2 26 september 2022 Nyeri akut b.d Agen pencedera fisiologi
3 26 september 2022 Kerusakan integritas kulit/jaringan b.d Faktor mekanis
• 14. Rencana Tindakan Keperawatan
Observasi:
Mengubah posisi tiap 2jam sikap tira baring
Melakukan pemijatan pada area pemonjolan tulang, jika perlu
Membersihkan parinea, air hangat, terutama selama periode diare
Menggunakan produk bahan petrorium atau minyak pada kulit kering
Menggunakan produk ringan atau alami dan hipoalerigik pada kulit sensitif
Menghindari produk berbahan dasar akohol pada kulit kering
Edukasi:
Menganjurkan mengginakan pelembab
Menganjurkan minum air yang cukup
Menganjurkan meningkatkan buah dan sayur
Menganjurkan menghindari terpapar suhu extrim
Menganjurkan menggunakan tabir surya SPF minimal 30 saat berada diluar rumah
Menganjurkan mandi dan menggunakan sabun secukupnya
1 26 september 2022 D. 0130 S: ibu klien mengtakan anaknya sudah tidak terlalu rasa mengigil
O: suhu anak menurun menjadi 37c
A: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi
2 2. oktober 2022 D.0077 S: ibu kien mengatakan anaknya sudah merasa mendingan dan tidak terlalu nyeri
O: respon nyeri perlahan mulai membaik
A: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi
3 7 oktober 2022 D. 0129 S: ibu klien mengatakan kulit anaknya sudah muli membaik
O: ibu klien mengatakan anaknya sudah rutin minum air setiap harinya dengan cukup
A: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi.
BAB IV
PENUTUP
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. STANDAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN
INDONESIA.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. STANDAR LUARAN KEPERAWATAN
INDONESIA
Tim Pokja SIKI DPP PNI. STANDAR INTERVENSI KEPERAWATAN
INDONESIA.