Anda di halaman 1dari 25

KELOMPOK 10

RHEUMATIC HEART DIEASE


NAMA NPM

VANESIA GLORIA NUSSY 12114201200192

YOHANA YEYEN ALWER 12114201200215

FEBRIANTY TUMANSERY TIDAK AKTIF SAMA SEKALI

VENDA TUWATANASSY TIDAK AKTIF SAMA SEKALI


PEMBAHASAN
DEFINISI RHEUMATIC HEART DISEASE
Penyakit jantung rematic ( PJR) atau dalam bahasa medisnya Rheumatic

Rheumatic Heart Disease (RHD) adalah suatu proses peradangan yang


mengenai jaringan-jaringan penyokong tubuh, terutama persendian, jantung
dan pembuluh darah oleh organisme streptococcus hemolytic-b grup A.
( Pusdiknakes, 1993).
ETIOLOGI RHEUMATIC HEART DISEASE

Disebabkan oleh karditis rheumatic akut dan fibrosis, dan beberapa faktor predisposisi lainnya, menurut LAB/UPF ilmu kesehatan
anak, 1994;83 seperti:
1. Faktor Genetic
Banyak penyakit jantung rhematic yang terjadi pada satu keluarga maupun pada anak-anak kembar, meskipun pengetahuan
tentang faktor genetik pada penyakit jantung reumatik ini tidak lengkap, namun pada umumnya disetujui pada faktor keturunan
penyakit jantung rheumatic, sedangkan cara penurunannya belum dapat dipastikan.
2. Jenis kelamin
Dahulu sering dinyatakan bahwa lebih sering didapatkan pada anak wanita dibandingkan anak laki-laki, tetapi data yang lebih
besar menunjukan tidak ada perbedaan jenis kelamin. Kelamin katup sebagai gejala sisa penyakit jantung rheumatic menunjukan
perbedaan jenis kelamin. Pada orang dewasa gejala sisa berupa stenosis mitral sering didapatkan pada wanita. Sedangkan
insufisiensi aorta lebih sering ditemukan pada laki-laki.
3. Golongan etnik dan gas
Di negara-negara barat umumnya stenosis mitral terjadi bertahun-tahun setelah penyakit rheumatic akut, tetapi di india
menunjukkan bahwa stenosis mitra organik yang berat seringkali terjadi dalam waktu yang singkat, hanya 6 bulan- 3 tahun.
4. Umur
Umur agaknya merupakan faktor predisposisi terpentingnya pada timbulnya penyakit jantung rheumatic, penyakit ini paling sering
mengenai anak berumur 5-18 tahun dengan puncak sekitar umue 8 tahun, tidak bisa ditemukan pada anak antara umur 3-5 tahun
dan sangat jarang sebelum anak berumur 3 tahun atau setelah umur 20 tahun.
KLASIFIKASI

• Perjalanan klinis penyakit demam rheumatic/ penyakit jantung rheumatic dapat dibagi dalam 4 stadium menurut Ngastiyah, 1995: 99 adalah :

1. Stadium I

• Berupa infeksi saluran nafas atas oleh kuman Beta Streptococcus Hemolyticus Grup A. Keluhan: demam, batuk, rasa sakit waktu menelan, muntah, diare, peradangan pada tonsil yang
disertai eksudat.

2. Stadium II

• Stadium ini disebut priode laten, ialah masa antara infeksi Beta Streptococcus dengan permulaan gejala demam rheumatik, biasanya periode ini berlangsung 1-3 minggu, kecuali korea yang
dapat timbul 6 minggu bahkan berbulan-bulan kemudian.

3. Stadium III

• Yang di maksud dengan stadium III ini ialah fase akut demam rheumatic, saat ini timbulnya berbagai manifestasi klinis demam rheumatic/penyakit jantung rheumatic. Manifestasi klinis
tersebut dapat digolongkan dalam gejala peradangan umum dan manifesrasi spesifik demem rheumatic/penyakit jantung rheumatic. Gejela peradangan umum : demam yang tinggi, lesu,
anoreksia, lekas tersinggung, beerat badan menurun, kelihatan pucat, epistacsis, athralgia, rasa sakit di sekitar sendi, sakit perut.

4. Stadium IV

• Disebut juga stadium inaktif. Pada stadium ini penderita demam rheumatic tanpa kelainan jantung atau penderita penyakit jantung rheumatic tanpa gejala sisa katup tidak menunjukan gejala
apa-apa. Pada penderita penyakit jantung rheumatic dengan gejala sisa kelainan katup jantung, gejala yang timbul sesuai dengan jenis serta berat kelainan. Pada fase ini baik penderita
demam rheumatic maupun penyakit jantung sewaktu-waktu dapat mengalami reaktifasi penyakitnya.
TANDA DAN GEJALA RHEUMATIC HEART DISEASE
LANJUTAN...
 Demam tinggi

 Nyeri sendi, rasa nyeri seperti bergerak dari satu titik sendi ke titik lain

 Siku, lutut, dan pergelangan tangan/kaki membengkak dan terasa hangat saat dipegang

 Terdapat benjolan kecil di bawah kulit yang tak terasa sakit

 Nyeri dada

 Jantung mendesir (murmur)

 Gelisah, perilaku tidak biasa

 Kecapekan
Patofisiologi
KOMPLIKASI RHEUMATIC HEART DISEASE

• Penyakit jantung rematik, kerusakan permanen pada jantung yang disebabkan oleh demam rematik. Biasanya terjadi 10 hingga
20 tahun setelah penyakit aslinya. Masalah paling umum terjadi pada katup antara dua ruang jantung kiri (katup mitral), tetapi
katup lainnya juga dapat terpengaruh. Penyakit jantung rematik ini bisa menyebabkan: Stenosis katup, penyempitan katup ini
mengurangi aliran darah. Regurgitasi katup, Kebocoran pada katup ini bisa menyebabkan darah mengalir ke arah yang salah.
Kerusakan otot jantung. Komplikasi akibat peradangan demam rematik bisa melemahkan otot jantung, sehingga memengaruhi
kemampuannya untuk memompa.
• Fibrilasi atrium, serambi (atrium) jantung berdenyut dengan tidak beraturan dan cepat.
• Gagal jantung, ketidakmampuan jantung untuk memompa cukup darah ke seluruh anggota tubuh. 
• Aritmia, irama jantung yang abnormal.
ASUHAN KEPERAWATAN

• Analisis Kasus
• An. B berusia 10 tahun berjenis kelamin laki-laki dibawah ke rumah oleh ibunya pada hari Senin 26 september 2022 dengan
keluhan utama demam tinggi, pusing serta nyeri seperti bergerak dari satu titik sendi ke titik sendi yang lain setelah dikaji klien
mengatakan pusing seperti hendak pingsan disertai sesak nafas, klien tampak gelisa wajah tampak meringgis serta
pembengkakan pada kaki, pergelangan dan perut dan tanda-tanda vital:

• TD: 100/70 Mmhg

• RR: 20x/m

• N: 120x/m

• S: 38,9 C
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN RHEUMATIC HEART DISEASE

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. B DENGAN


RHEUMATIC HEART DISEASE
 
A. PENGKAJIAN
1. Identitas pasien
Nama : An. B
Umur : 10 tahun
Agama : Kristen
Jenis kelamin : Laki-laki
Status : Belum Menikah
Pendidikan : Sekolah Dasar
Pekerjaan :-
Suku bangsa : Maluku
Alamat : Bentas
Tanggal masuk : 26 september 2022
Tanggal pengkajian : 26 september 2022
No register : 085xxx
Diagnosa medis : Rheumatic Heart Disease
LANJUTAN.......

1. Identitas penanggung jawab

• Nama : Ny. Y

• Umur : 50 tahun

• Hub. Dengan pasien : ibu

• Pekerjaan : PNS

• Alamat : Bentas
3. Status kesehatan

a. Keluhan utama : demam tinggi, pusing serta nyeri sendi, dan sesak napas

b. Alasan masuk rumah sakit : orangtua klien mengatakan sejak beberapa hari belakangan anaknya demam tinggi sehingga
membuatnya pusing disertai nyeri sendi dan terdapat sesak napas

c. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi : Ny. Y sebagai orang tua mengambil tindakan pengobatan segera kedokter agar bisa
mengatasinya dengan baik.

1. Status kesehatan masa lalu

a. Penyakit yang pernah dialami : Ny. Y mengatakan anaknya tidak mempunyai penyakit bawaan sejak lahir

b. Pernah dirawat : Ny. Y mengatakan anaknya tidak pernah di rawat di Rumah Sakit

c. Alergi : Ny. Y mengatakan anaknya tidak mempunyai alergi

2. Riwayat penyakit keluarga

• Ny. Y mengatakan bahwa keluarga tidak mempunyai riwayat penyakit-penyakit keluarga


1. Diagnosa medis & Therapy

2. Pola persepsi diri

• Klien tampak beradaptasi dengan lingkungan baru (rumah sakit)

1. Pola eliminasi metabolic

• - sebelum sakit: ibu klien mengatakan anaknya sebelum sakit suhu badannya normal

• - saat sakit : ibu klien mengatakan saat sakit suhu badannya naik 38,9 C

1. Pola eliminasi

• BAB

• - sebelum sakit: ibu klien mengatakan sebelum sakit BAB anaknya normal

• - saat sakit : ibu klien mengatakan saat sakit anaknya BAB 4x sehariBAK

• - sebelum sakit : ibu klien mengatakan sebelum sakit warna urine anaknya normal

• - saat sakit : ibu klien mengatakan saat sakit sedikit atau jarang BAK
 
POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN AKTIVITAS

0: MANDIRI, 1: ALAT BANTU


2: DIBANTU ORANG LAIN
3: DIBANTU ORANGLAIN DAN ALAT
4: TERGANTUNG TOTAL

Kemampuan 0 1 2 3 4
perawatan diri

Makan dan minum           

Mandi           

Toileting           

Berpakaian           

Berpindah           
Latihan
• - sebelum sakit : di bantu orang lain atau keluarga karena anaknya mengalami penyakit Rheumatic Heart Disease
• - saat sakit : di bantu oleh keluarga

9. Pola kongnitif dan persepsi

• Ibu klien mengatan sakit yang dialami anaknya karena kurang menerapkan pola hidup yang sehat.

10. Pola tidur dan istirahat

• - sebelum sakit : sebelum sakit ibu klien mengatakan pola tidur klien normal

• - saat sakit : saat sakit ibunya mengatakan anaknya terbangun karena sesak nafas yang diderita sehingga sulit untuk tidur

11. Pola peran-hubungan

• Saat sakit pernah klien dengan keluarga dan pasien tetap terjalin dengan baik

12.. Pola nilai kepercayaan

• Keluarga An. B merupakan pemeluk agama Kristen dimana dalam kondisi saat ini mereka sangat menaruh harapan
besarnya kepada Tuhan agar anaknya mendapat kesembuhan
13. Analisa Data

Data Etiologi Masalah

1. Ds:  
 klien mengatakan demam tinggi,    
 
 klien mengatakan pusing Terpapar lingkungan panas    
     HIPERTERMIA
Do: Proses penyakit    
 Klien tampak gelisah    
 
 Wajah tampak meringis Respon trauma    
   
 TTV:  
Aktivitas berlebihan  
TD: 100/7Ommhg  
RR: 20x/m  
Penggunaan inkubator
N: 120x/m  
S: 38,9C Hipertermia
 
 
 
Data Etiologi Masalah

1.      
Ds:  
Agen pencedera fisiologis  
 klien mengatakan nyeri bergerak dari satu titik sendi ke  
titik sendi yang lain  
   ,  
l
Agen pencedera kimiawi NYERI AKUT
Do :  
 Klien mengatakan pingsan disertai sesak nafas

  , 
Agen pencedera
l fisik

 , 
Nyeril akut
Data Etiologi Masalah

1.   Perubahan sirkulasi    
Ds : ,l  
,  
 Klien mengatakan pembengkakan pada kaki, Penurunan mobilitas    
l
pergelangan dan juga perut ,l KERUSAKAN INTEGRITAS KULIT/JARINGAN
  ,
Faktor mekanis  
l
Do: ,l
 Klien mengatakan pusing seperti hendak pingsan ,
Proses penuaian  
l

kerusakan integritas
, kulit/ jaringan
l
NO TANGGAL/ JAM DITEMUKAN DIAGNOSA KEPERAWATAN TTD

1 26 september 2022 Hipertermia b.d Penggunaan inkubator  


   
 

   
2 26 september 2022 Nyeri akut b.d Agen pencedera fisiologi
   
 

   
3 26 september 2022 Kerusakan integritas kulit/jaringan b.d Faktor mekanis
   
   
 
• 14. Rencana Tindakan Keperawatan

Hari/ tanggal No Tujuan kriteria hasil Intervensi


26September 2022 1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam 1. Edukasi termoregulasi
diharapkan: termoregulasi membaik dengan kriteria hasil: Observasi:
1. Menggigil  identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi.
2. Suhu tubuh yang baik terapeutik
3. Suhu kulit  sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
 jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
 berikan kesempatan untuk bertanya
edukasi
 ajarkan kompres
 hangat jika demam
 ajarkan penggunaan pakaian yang dapat meyerap keringat
 anjurkan tetap memandikan pasien, jika memungkinkan
 anjurkan pemberian antipiretik, sesuai indikasi
 anjurkan lingkuan yang nyaman
 anjurkan membayak minum
 anjurkan pakain yang longgar
 anjurkan minum analgesik jika merasa pusing, sesuai indikasi
 anjurkan melakukan pemeriksaan jika demam >3 hari
 
Hari / tanggal No Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
26 September 2022 2 Setelah dilakukan 3x24 jam diharapkan tingkat nyeri 1. manajemen nyeri
menurun dengan kriteria hasil: Observasi:
 identifikasi lokasi karakterristik durasi, frekuensi,kualitas
1. keluhan nyeri menurun
 identifikasi skala nyeri
 respon nyeri non
2. meringis menurun
 verbal
 identifikasi faktor yang memperberat dan memperringan
3. tekanan darah membaik
 identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
 monitor efek samping penggunaan analgesic
Teraputik:
 berikan teknik non farmakologi untuk mengurangi rasa nyeri
 fasilitas istirahat dan tidur
Kolaborasi:
 kolaborasi pemberian obat
1. pemberian analgesic
Observasi:
 identifikasi karakterristik nyeri
 identifikasi alergi obat
 monitor TTV sebelum dan sesudah analgesic
Terapeutik:
 teteapkan target untuk memngoptimalkan respon pasian
 kemudian dokumentasi respon terhadaap efek analgesic
Edukasi:
 jelaskan efek sampin
Kolaborasi:
 kolaborasi pemberian dosis dan jenis analgesic
Hari/Tanggal No Dx Tindakan Keperawatan TTD
26 September 2022 D 0129 1. Perawatan intergitas kulit  

Observasi:
 Mengubah posisi tiap 2jam sikap tira baring
 Melakukan pemijatan pada area pemonjolan tulang, jika perlu
 Membersihkan parinea, air hangat, terutama selama periode diare
 Menggunakan produk bahan petrorium atau minyak pada kulit kering
 Menggunakan produk ringan atau alami dan hipoalerigik pada kulit sensitif
 Menghindari produk berbahan dasar akohol pada kulit kering
Edukasi:
 Menganjurkan mengginakan pelembab
 Menganjurkan minum air yang cukup
 Menganjurkan meningkatkan buah dan sayur
 Menganjurkan menghindari terpapar suhu extrim
 Menganjurkan menggunakan tabir surya SPF minimal 30 saat berada diluar rumah
 Menganjurkan mandi dan menggunakan sabun secukupnya
 
 
1 26 september 2022 D. 0130 S: ibu klien mengtakan anaknya sudah tidak terlalu rasa mengigil
      O: suhu anak menurun menjadi 37c
      A: masalah teratasi sebagian
  P: lanjutkan intervensi
   
2 2. oktober 2022 D.0077 S: ibu kien mengatakan anaknya sudah merasa mendingan dan tidak terlalu nyeri
      O: respon nyeri perlahan mulai membaik
    A: masalah teratasi sebagian
  P: lanjutkan intervensi
     
     
3 7 oktober 2022 D. 0129 S: ibu klien mengatakan kulit anaknya sudah muli membaik
O: ibu klien mengatakan anaknya sudah rutin minum air setiap harinya dengan cukup
A: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi.
BAB IV
PENUTUP
 
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. STANDAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN
INDONESIA.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. STANDAR LUARAN KEPERAWATAN
INDONESIA
Tim Pokja SIKI DPP PNI. STANDAR INTERVENSI KEPERAWATAN
INDONESIA.

Anda mungkin juga menyukai