Anda di halaman 1dari 23

Sirosis

Hepatis
Kelompok 9

1. Silvia Azni (1911311026)


2. Aida Adila (1911313031)
3. Salma Nur Rama Dany (1911312038)
Apa itu Sirosis Hepatis ???
Sirosis suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir
fibrosis hepatic yang berlangsung progresif yang di tandai dengan distorsi dari
arsitektur hepar dan pembentukan nodulus regenerative.

Sirosis hepatis/ hati penyakit hati kronis yang ditandai oleh adanya
peradangan difus pada hati, diikuti dengan proliferasi jaringan ikat, degenerasi
dan regenerasi sel hati disertai nodul dan merupakan stadium akhir dari
penyakit hati kronis dan terjadinya pengerasan dari hati.
Etiologi/ Patogenesis
Penyebab sirosis hepatis antara lain :
1. Malnutrisi
2. Alkoholisme
3. Virus hepatitis
4. Kegagalan jantung yang menyebabkan bendungan vena hepatika
5. Penyakit Wilson (penumpukan tembaga yang berlebihan bawaan)
6. Hemokromatosis (kelebihan zat besi)
7. Zat toksik
Manifestasi Klinis
Menurut Smeltzer & Bare (2001) manifestasi klinis dari sirosis hepatisantara lain:
1. Pembesaran Hati
Pada awal perjalanan sirosis hati, hati cenderung membesar dan sel-selnya dipenuhi oleh lemak.
Hati tersebut menjadi keras dan memiliki tepi tajam yang dapat diketahui melalui palpasi.
2. Obstruksi Portal dan Asites
Manifestasi lanjut sebagian disebabkan oleh kegagalan fungsi hati yang kronis dan sebagian lagi
oleh obstruksi sirkulasi portal.
3. Varises Gastrointestinal
Obstruksi aliran darah lewat hati yang terjadi akibat perubahan fibrotik juga mengakibatkan
pembentukan pembuluh darah kolateral dalam sistem gastrointestinal dan pemintasan
(shunting) darah dari pembuluh portal ke dalam pembuluh darah dengan tekanan yang lebih
rendah.
4.Edema
Konsentrasi albumin plasma menurun sehingga menjadi predisposisi untuk terjadinya
edema. Produksi aldosteron yang berlebihan akan menyebabkan retensi natrium serta
air dan ekskresi kalium.
5.Defisiensi Vitamin dan Anemia
Karena pembentukan, penggunaan dan penyimpanan vitamin tertentu yang tidak
memadai (terutama vitamin A, C dan K), maka tanda-tanda defisiensi vitamin tersebut
sering dijumpai, khususnya sebagai fenomena hemoragik yang berkaitan dengan
defisiensi vitamin K.
6.Kemunduran Mental
Manifestasi klinis lainnya adalah kemunduran fungsi mental dengan ensefalopati dan
koma hepatik yang membakat. Karena itu, pemeriksaan neurologi perlu dilakukan pada
sirosis hepatis dan mencakup perilaku umum pasien, kemampuan kognitif, orientasi
terhadap waktu serta tempat, dan pola bicara.
Patofisiologi
Sirosis terjadi dengan frekuensi paling tinggi pada peminum
minuman keras. Meskipun defisiensi gizi dengan penurunan asupan
protein turut menimbulkan kerusakan hati pada sirosis, namun
asupan alkohol yang berlebihan merupakan faktor penyebab yang
utama pada perlemakan hati dan konsekuensi yang ditimbulkannya.
Namun demikian, sirosis juga pernah terjadi pada individu yang tidak
memiliki kebiasaan minum minuman keras dan pada individu yang
dietnya normal tetapi dengan konsumsi alkohol yang tinggi
(Smeltzer & Bare, 2001).
Pemeriksaan Penunjang Sirosis
Hepatis
A. Pemeriksaan Diagnostik

1.Skan/biopsy hati : Mendeteksi infiltrate


lemak, fibrosis, kerusakan jaringan hati

2.Kolesistografai/Kolangiografi :
Memperlihatkan penyakit duktus
empedu yang mungkin sebagai factor
predisposisi.

3.Esofagoskopi : Dapat melihat adanya


varises esophagus

4.Portografi Transhepatik perkutaneus :


Memperlihatkan sirkulasi system vena 
portal
B. Pemeriksaan Laboratorium
1. Kadar Hb yang rendah (anemia), jumlah sel darah putih
menurun (leukopenia), dan trombositopenia.
2. Kenaikan SGOT, SGPT dan gamma GT akibat kebocoran dari sel-sel yang
rusak. Namun, tidak meningkat pada sirosis inaktif.
3. Kadar albumin rendah. Terjadi bila kemampuan sel hati menurun.
4. Kadar kolinesterase (CHE) yang menurun kalau terjadi kerusakan sel hati.
5. masa protrombin yang memanjang menandakan penurunan fungsi hati.
6. pada sirosis fase lanjut, glukosa darah yang tinggi menandakan
ketidakmampuan sel hati membentuk glikogen.
7. Pemeriksaan marker serologi petanda virus untuk menentukan penyebab
sirosis hati seperti HBsAg, HBeAg, HBV-DNA, HCV-RNA, dan sebagainya.
8. Pemeriksaan alfa feto protein (AFP). Bila AFP terus meninggi atau >500-
1.000 berarti telah terjadi transformasi ke arah keganasan yaitu terjadinya
kanker hati primer (hepatoma).
ASUHAN KEPERAWATAN
01 Pengkajian
Tgl Pengkajian : 21 februari 2021 Pukul : 13.30 WIB
1. Identitas Klien 2. Identitas Penanggung Jawab
Nama  : TN. A Nama  : Ny. S
Umur : 57 tahun Umur  : 38 tahun
Agama  : Islam Pendidikan : SLTA
Pendidikan  : SLTA Agama  : Islam
Pekerjaan  : Wiraswasta Alamat  : Dukuh RT 3 RW V,
Alamat : Padang Tulakan, Sine, Ngawi
Dx. Medis  : Sirosis Hepatis Hub dg Klien : Anak
Tanggal Masuk  : 21 Februari 2021
No. Register  : 258164
3. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama : keluhan utama perut membesar. Perutnya dikatakan membesar
secara perlahan pada seluruh bagian perut sejak 3 bulan sebelum masuk rumah
sakit.
2. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien merasakan nyeri diulu hati dan mual dan
muntah
3. Riwayat Penyakit Dahulu : Klien mengatakan sebelumnya tidak mengalami sakit
sebelumnya
4. Riwayat Penyakit Keluarga : Klien tidak mengatakan riwayat penyakit keluarga.
5. Pola Fungsi Kesehatan
a. Pola Persepsi Kesehatan
Pasien takut dengan penyakit yang dideritanya, karna nyeri yang kira kira sudah
3 bulan lebih terasa.
b. Pola nutrisi dan metabolisme
Sebelum sakit : klien mengatakan makan rutin 3x sehari dan minum 7-8 gelas
per hari. Terkadang melakukan diet.
Selama sakit : klien mengatakan tidak nafsu makan, merasa mual, muntah,
dan mulut yang kering.
c. Pola eliminasi
Sebelum sakit : klien mengatakan BAB dan BAK lancar dengan BAB 2x sehari
dengan konsistensi lembek, bau khas, berwarna kuning
kecoklatan serta BAK 5x sehari kuning jernih, bau khas.
Selama sakit  : klien mengatakan BAB bewarna hitam seperti aspal dengan
konsistensi lembek dengan volume kira kira ½ gelas 2 kali sehari.
Bak dengan warna seperti teh 4-5 kali sehari dan kurang lebih ½ gelas
tisp kaliu kencing,
d. Pola istirahat tidur
Sebelum sakit  : klien mengatakan sebelum sakit istirahat tidur ±8-10
jam/hari,dengan posisi tidur miring dan terlentang, sering
mengalami susah tidur bila malam hari terbangun.
Selama sakit  : klien mengatakan istirahat tidur selama sakit ±5-6 jam/hari,
dengan posisi tidur miring dan terlentang dengan bagian kepala
agak ditinggikan, sering terbangun bila meraskan mual dan nyeri.
e. Pola aktivitas dan latihan
Sebelum sakit  : klien mengatakan biasanya dapat melakukan aktivitas sehari-hari
secara mandiri.
Selama sakit  : klien mengatakan dapat saat beraktivitas, sesak nafas yang
dirasakan semakin berat.
f.Pola hubungan dan peran
Sebelum sakit : klien mengatakan mempunyai hubungan yang baik
dengan keluarga, dan tetangga-tetangganya
Selama sakit  : klien mengatakan saat sakitpun klien masih mempunyai hubungan
yang baik dengan keluarga, dan tetangga-tetangganya.
g. Pola konsep diri
Body image  : klien mengatakan tidak malu akan penyakit yang
dideritanya
Harga diri  : klien mengatakan ingin diperhatikan
Ideal diri  : klien mengatakan ingin cepat sembuh
Peran  : klien mengatakan perannya adalah sebagai seorang ayah dan suami.
Identitas diri  : klien mengatakan, klien adalah seorang perempuan sebagai seorang
wiraswasta, sudah menikah, dan mempunyai 3 anak.
h. Pola sensori dan kognitif
Klien sadar/ composmentis, dapat berbicara normal,interaksi sesuai, pendengaran tidak
terganggu/ normal, penglihatan normal.
i. Pola reproduksi seksual
Klien mengatakan tidak mengalami masalah pada kelaminnya, klien menyatakan mengikuti KB,
dan mengatakan hubungan suami istri baik-baik saja.
j. Pola penanggulangan stress
Sebelum sakit  : klien mengatakan jika ada masalah kadang bercerita
dengan istri dan anak-anaknya.
Selama sakit  : klien masih takut terhadap penyakit yang dihadapinya dan masih takut untuk
menjalani pengobatan.
k. Pola nilai dan kepercayaan
Klien mengatakan beragama Islam, tidak ada larangan pada pasien untuk tetap beribadah
selama dirawat di RS.
4. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum : sakit sedang, kesadaran 11. Hidung  : tidak ada polip, lurus, bersih
kompos mentis 12. Mulut  : kering, simetris, tidak
2. TTV : 110/80 mmHg sumbing, bersih
3. HR : 92x/menit 13. Telinga  : tidak ada serumen, simetris
4. RR : 20 x/menit 14. Dada :-
5. Suhu : 37c 15. abdomen : adanya distensi, hepar dan
6. VAS : 3/10 di daerah epigastrium klien sulit dievaluasi dan
7.Kepala  : normal ada nyeri tekan
8. Wajah : pucat 16. Muskuloskeletal
9. Leher  : tidak ada pembesaran a. Ekstremitas atas  : tidak ada edema
kelenjar tiroid b.Ekstremitas bawah: terdapat edema
10.Mata  : konjungtiva anemis, sclera dikaki
tidak ikterik,bentuk mata
bulat,
5. Pemeriksaan Laboratorium
0
Diagnosa Keperawatan
2
1. Nyeri Akut

1. Penyebab :
- Agen cidera fisiologis
2. Gejala dan tanda
- Contoh nyeri
- Mayor :
a. Melaporkan nyeri terkontrol dari 2 ditingkatkan ke 4
S : mengeluh nyeri
b. Kemampuan mengenal penyebab nyeri dari 2 ke 4
O : gelisah dan sulit tidur
c. Kemampuan menggunakan teknik non farmakologis
dari 2 ditingkatkan ke 4
3.Luaran
-Tingkat nyeri
- Pola tidur
a. Keluhan nyeri dari 4 ditingkatkan ke 2
a. Keluhan sulit tidur dari 2 ditingkatkan ke 4
b. Gelisah dari 4 ditingkatkan ke 2
b. Keluhan istirahat tidak cukup dari 2 ditingkatkan ke 4
c .Kesulitan tidur dari 4 ditingkatkan ke 2
d. Mual dari 4 ditingkatkan ke 2
e. Muntah dari 4 ditingkstksn ke 2
b. Defisit nutrisi
1. Penyebab
- ketidak mampuan mencerna makanan

2. Gejala dan tanda


- Minor :
S : nyeri abdomen dan nafsu makan menurun
O : seum albumiun turun dan diare

3.Luaran
- Status nutrisi
a.serum albumin dari 2 ditingkatkan ke 4
b.meningkatkan nutrisi dari 3 ditingkatkan ke 4
c.nafsu makan dari 2 ditingkatkan ke 4

- Nafsu makan
a.keinginan makan dari 3 ditingkatkan ke 4
b.asupan makanan dari 3 ditingkatkan ke 4
c.asupan nutrisi dari 3 ditingkatkan ke 4
c. Resiko Hipovelemia

1. Faktor resiko
- Kehilangan cairan secara aktif
- Kekurangan intake cairan

2. Kondisi klinis terkait


- Muntah
- Diare

3. Luaran
- Keseimbangan cairan
a. asupan cairan dari 2 ditgingkatkan ke 4
b. dehidrasi dari 3 ke 4

- Status cairan
a. kadar hb dari 2 ditingkatkan ke 4
b. intake cairan dari 2 ditingkatkan ke 4
0 Intervensi
3 Keperawatan
Diagnosa 1 : Nyeri akut

- Edukasi Manajemen Nyeri


a. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
b. Jelaskan penyebab, periode, dan strategi meredakan nyeri
c. Anjurkan monitori nyeri secara mandiri
d. Anjurkan teknik non farmakologis meredakan nyeri
- Edukasi Tarik Nafas
a. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
b. Jelaskan tujuan dab manfat tarik nafas
c. Jelaskan prosedur tarik nafas
- Pemberian Obat
a. Identifikasi kemungkinan alergi, interaksi, dan kontra indikasi obat
b. Periksa tanda kaladuarsa obat
c. Monitor efek samping, toksitas, dan interaksi obat
d. Dokumentasi pemberian obat dan respon terhadap obat
Diagnosa 2 : Defisit nutrisi

- Manajemen Nutrisi
a. Identifikasi status nutrisi
b. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
c. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
d. Berikan suplemen makanan
e. Kolaborasi pemberuan medikasi sebelum makan

- Manajemen Energi
a. Monitor kelelahan fisik dan emosional
b. Monitor pola dan jam tidur
Diagnosa 3 : Resiko Hipovelemia

- Manajemen cairan
a. Monitor status dehidrasi
b. Monitor hasil pemeriksaan lanoratorium
c. Merikan asupan cairan

- Manajemen diare
a. Identifikasi penyebab diare
b. Monitor warna, volume, frekuensi, dan konstintasi tinja

- Manajemen Muntah
a. Periksa volume muntah
b. Monitor keseimbangan cairan dan elektrolit
c. Anjurkan penggunaan teknik non farmakologis untuk mengelola muntah
Thank
You

Anda mungkin juga menyukai