Hepatis
Kelompok 9
Sirosis hepatis/ hati penyakit hati kronis yang ditandai oleh adanya
peradangan difus pada hati, diikuti dengan proliferasi jaringan ikat, degenerasi
dan regenerasi sel hati disertai nodul dan merupakan stadium akhir dari
penyakit hati kronis dan terjadinya pengerasan dari hati.
Etiologi/ Patogenesis
Penyebab sirosis hepatis antara lain :
1. Malnutrisi
2. Alkoholisme
3. Virus hepatitis
4. Kegagalan jantung yang menyebabkan bendungan vena hepatika
5. Penyakit Wilson (penumpukan tembaga yang berlebihan bawaan)
6. Hemokromatosis (kelebihan zat besi)
7. Zat toksik
Manifestasi Klinis
Menurut Smeltzer & Bare (2001) manifestasi klinis dari sirosis hepatisantara lain:
1. Pembesaran Hati
Pada awal perjalanan sirosis hati, hati cenderung membesar dan sel-selnya dipenuhi oleh lemak.
Hati tersebut menjadi keras dan memiliki tepi tajam yang dapat diketahui melalui palpasi.
2. Obstruksi Portal dan Asites
Manifestasi lanjut sebagian disebabkan oleh kegagalan fungsi hati yang kronis dan sebagian lagi
oleh obstruksi sirkulasi portal.
3. Varises Gastrointestinal
Obstruksi aliran darah lewat hati yang terjadi akibat perubahan fibrotik juga mengakibatkan
pembentukan pembuluh darah kolateral dalam sistem gastrointestinal dan pemintasan
(shunting) darah dari pembuluh portal ke dalam pembuluh darah dengan tekanan yang lebih
rendah.
4.Edema
Konsentrasi albumin plasma menurun sehingga menjadi predisposisi untuk terjadinya
edema. Produksi aldosteron yang berlebihan akan menyebabkan retensi natrium serta
air dan ekskresi kalium.
5.Defisiensi Vitamin dan Anemia
Karena pembentukan, penggunaan dan penyimpanan vitamin tertentu yang tidak
memadai (terutama vitamin A, C dan K), maka tanda-tanda defisiensi vitamin tersebut
sering dijumpai, khususnya sebagai fenomena hemoragik yang berkaitan dengan
defisiensi vitamin K.
6.Kemunduran Mental
Manifestasi klinis lainnya adalah kemunduran fungsi mental dengan ensefalopati dan
koma hepatik yang membakat. Karena itu, pemeriksaan neurologi perlu dilakukan pada
sirosis hepatis dan mencakup perilaku umum pasien, kemampuan kognitif, orientasi
terhadap waktu serta tempat, dan pola bicara.
Patofisiologi
Sirosis terjadi dengan frekuensi paling tinggi pada peminum
minuman keras. Meskipun defisiensi gizi dengan penurunan asupan
protein turut menimbulkan kerusakan hati pada sirosis, namun
asupan alkohol yang berlebihan merupakan faktor penyebab yang
utama pada perlemakan hati dan konsekuensi yang ditimbulkannya.
Namun demikian, sirosis juga pernah terjadi pada individu yang tidak
memiliki kebiasaan minum minuman keras dan pada individu yang
dietnya normal tetapi dengan konsumsi alkohol yang tinggi
(Smeltzer & Bare, 2001).
Pemeriksaan Penunjang Sirosis
Hepatis
A. Pemeriksaan Diagnostik
2.Kolesistografai/Kolangiografi :
Memperlihatkan penyakit duktus
empedu yang mungkin sebagai factor
predisposisi.
1. Keadaan Umum : sakit sedang, kesadaran 11. Hidung : tidak ada polip, lurus, bersih
kompos mentis 12. Mulut : kering, simetris, tidak
2. TTV : 110/80 mmHg sumbing, bersih
3. HR : 92x/menit 13. Telinga : tidak ada serumen, simetris
4. RR : 20 x/menit 14. Dada :-
5. Suhu : 37c 15. abdomen : adanya distensi, hepar dan
6. VAS : 3/10 di daerah epigastrium klien sulit dievaluasi dan
7.Kepala : normal ada nyeri tekan
8. Wajah : pucat 16. Muskuloskeletal
9. Leher : tidak ada pembesaran a. Ekstremitas atas : tidak ada edema
kelenjar tiroid b.Ekstremitas bawah: terdapat edema
10.Mata : konjungtiva anemis, sclera dikaki
tidak ikterik,bentuk mata
bulat,
5. Pemeriksaan Laboratorium
0
Diagnosa Keperawatan
2
1. Nyeri Akut
1. Penyebab :
- Agen cidera fisiologis
2. Gejala dan tanda
- Contoh nyeri
- Mayor :
a. Melaporkan nyeri terkontrol dari 2 ditingkatkan ke 4
S : mengeluh nyeri
b. Kemampuan mengenal penyebab nyeri dari 2 ke 4
O : gelisah dan sulit tidur
c. Kemampuan menggunakan teknik non farmakologis
dari 2 ditingkatkan ke 4
3.Luaran
-Tingkat nyeri
- Pola tidur
a. Keluhan nyeri dari 4 ditingkatkan ke 2
a. Keluhan sulit tidur dari 2 ditingkatkan ke 4
b. Gelisah dari 4 ditingkatkan ke 2
b. Keluhan istirahat tidak cukup dari 2 ditingkatkan ke 4
c .Kesulitan tidur dari 4 ditingkatkan ke 2
d. Mual dari 4 ditingkatkan ke 2
e. Muntah dari 4 ditingkstksn ke 2
b. Defisit nutrisi
1. Penyebab
- ketidak mampuan mencerna makanan
3.Luaran
- Status nutrisi
a.serum albumin dari 2 ditingkatkan ke 4
b.meningkatkan nutrisi dari 3 ditingkatkan ke 4
c.nafsu makan dari 2 ditingkatkan ke 4
- Nafsu makan
a.keinginan makan dari 3 ditingkatkan ke 4
b.asupan makanan dari 3 ditingkatkan ke 4
c.asupan nutrisi dari 3 ditingkatkan ke 4
c. Resiko Hipovelemia
1. Faktor resiko
- Kehilangan cairan secara aktif
- Kekurangan intake cairan
3. Luaran
- Keseimbangan cairan
a. asupan cairan dari 2 ditgingkatkan ke 4
b. dehidrasi dari 3 ke 4
- Status cairan
a. kadar hb dari 2 ditingkatkan ke 4
b. intake cairan dari 2 ditingkatkan ke 4
0 Intervensi
3 Keperawatan
Diagnosa 1 : Nyeri akut
- Manajemen Nutrisi
a. Identifikasi status nutrisi
b. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
c. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
d. Berikan suplemen makanan
e. Kolaborasi pemberuan medikasi sebelum makan
- Manajemen Energi
a. Monitor kelelahan fisik dan emosional
b. Monitor pola dan jam tidur
Diagnosa 3 : Resiko Hipovelemia
- Manajemen cairan
a. Monitor status dehidrasi
b. Monitor hasil pemeriksaan lanoratorium
c. Merikan asupan cairan
- Manajemen diare
a. Identifikasi penyebab diare
b. Monitor warna, volume, frekuensi, dan konstintasi tinja
- Manajemen Muntah
a. Periksa volume muntah
b. Monitor keseimbangan cairan dan elektrolit
c. Anjurkan penggunaan teknik non farmakologis untuk mengelola muntah
Thank
You