HEMATOLOGI DENGAN
DIAGNOSA THALASEMIA
By : Kel 12. Putri. Theza. Erine
Asuhan
Keperawatan
Definisi
Thalasemia merupakan penyakit anemia hemolitik herediter yang
diturunkan secara resesif. Ditandai oleh defisiensi produksi globin pada
hemoglobin. dimana terjadi kerusakan sel darah merah di dalam pembuluh
darah sehingga umur eritrosit menjadi pendek (kurang dari 100 hari)
(Yuwono, 2012).
Kasus
An. O ( Laki-laki, 10 tahun ) dirawat di RSUD Kebumen dengan keluhan
demam dan lemas. Dokter mendiagnosa talasemia mayor. Klien mengatakan
tidak nafsu makan sejak seminggu terakhir, tidak bisa melakukan aktivitas
sehari hari sehingga hanya tiduran di tempat tidur karena lemas. Klien
tampak pucat, konjungtiva anemis, perut cembung dan teraba pembesaran
hepar dan lien, kulit klien tamapk kehitaman dan kering, N : 80 x/menit, S :
38˚c, RR: 20 x/menit. Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar
Hb : 6 gr%
Asuhan Keperawatan
Tanggal pengkajian : 11 November 2015
Nama Pengkaji : Putri, Erin, Theza
Ruang : Bangsal Dahlia
Waktu pengkajian : 11.00 WIB
A. Identitas
1. Identitas Klien
Nama : An.O
Umur : 10 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Siswa
Suku bangsa : Jawa
Alamat : Jl. Pemuda No.50 Kebumen
No.RM : 20605
Tanggal masuk RS : 11 November 2015 pukul 09.30 WIB
Dx. Medis : Thalasemia mayor
2. Identitas Penanggung jawab
Nama : Ny.N
Umur : 42 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Jl. Pemuda No.56 Kebumen
Hubungan dengan klien : Ibu
B. Riwayat kesehatan
4. Riwayat kesehatan keluarga : Ibu pasien mengatakan ibu tidak ada yang mengalami sakit
seperti klien. Dan keluarga tidak ada yang mengalami penyakit seperti TBC, DM, hipertensi
maupun penyakit serius lainnya.
5. Riwayat kehamilan : Anak laki laki dari ibu G1 P1 A0. Selama kehamilan klien, ibu klien
mengatakan tidak mempunyai masalah khusus, paling hanya mual-mual.
6. Riwayat Persalinan : Ibu klien mengatakan klien lahir secara normal dan spontan, tidak ada
kelainan bawaan dan tidak mempunyai gangguan selama proses persalinan. Klien lahir pada
usia kehamilan 39 minggu.
7. Riwayat imunisasi : Klien sudah mendapat imunisasi lengkap : BCG, Polio I, II, III, ; DPT I, II,
III ; dan campak.
8. Riwayat timbuh kembang : Ibu klien mengatakan klien mengalami keterlambatan dalm
proses tumbuh kembang.
9. Perkembangan motorik : klien kurang aktif dalam hal motorik karena klien cepat
lelah, banyak istirahat dan tidak selincah anak yang lain.
.
7. Pola peran / hubungan
- Sebelum sakit : klien mampu berkomunikasi dengan teman maupun keluarga dengan baik
dan lancar.
- Saat dikaji : klien mampu berkomunikasi dengan keluarga.
1. TTV 2. Antropometri
TD : 90/70 mmHg Lingkar Kepala : 60 cm
Nadi : 80x/menit Lingkar Lengan atas : 18 cm
Suhu : 38,5 ˚C BB : 26 Kg
RR : 20x/menit TB : 110 cm
3. Kepala : mesosepal
4. Mata : Konjungtiva anemis, skera ikterik, reflek terhadap cahaya pupil isokhor
5. Hidung : tidak ada polip, tidak ada cuping hidung
6. Mulut : bibir terlihat pucat, gigi putih rata
7. Telinga : normal, tidak ada sekret dan darah
8. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe
9. Dada :
- Paru
Inspeksi : Pergerakan dada simetris,retraksi didnding dada sama kanan dan kiri.
Palpasi : Vocal fomitus kanan kiri sama,
Perkusi : sonor
Auskultasi :vesikuler
- Jantung
Inspeksi : dada kiri terlihat menonjol
Palpasi : terdapat pembesaran jantung
Perkusi : pekak
Auskultasi : reguler
- Abdomen
Inspeksi : perut buncit
Auskultasi : Bising usus 24 xmenit
Palpasi : Adanya pembesaran lien dan hati
Perkusi : Timpani
Thalasemia digolongkan bedasarkan rantai asam amino yang terkena 2 jenis yang utama
adalah :
1. Alfa - Thalasemia (melibatkan rantai alfa) Alfa – Thalasemia paling sering ditemukan pada
orang kulit hitam (25% minimal membawa 1 gen).
2. Beta – Thalasemia (melibatkan rantai beta) Beta – Thalasemia pada orang di daerah
Mediterania dan Asia Tenggara.
Pada talasemia β minor, terdapat sebuah gen globin β yang normal dan sebuah gen abnormal.
Talasemia mayor adalah penyakit yang mengancam jiwa. Talasemia mayor β disebabkan oleh
mutasi titik (kadang-kadang delesi) pada kedua gen globin β, menyebabkan terjadinya anemia
simtomatik pada usia 6-12 bulan, seiring dengan turunnya kadar hemoglobin fetal.
Tingkat keparahan dari talasemia intermedia berada diantara talasemia minor dan talasemia
mayor. Semua thalasemia memiliki gejala yang mirip, tetapi beratnya bervariasi. Sebagian besar
penderita mengalami anemia yang ringan. Pada bentuk yang lebih berat, misalnya beta-
thalasemia mayor, bisa terjadi sakit kuning (jaundice), luka terbuka di kulit (ulkus, borok), batu
empedu dan pembesaran limpa.
Akibat anemia yang berat dan lama, sering terjadi gagal jantung. Tranfusi darah yang berulang
ulang dan proses hemolisis menyebabkan kadar besi dalam darah sangat tinggi, sehingga di
timbun dalam berbagai jarigan tubuh seperti hepar, limpa, kulit, jantung dan lain lain. Hal ini
menyebabkan gangguan fungsi alat tersebut (hemokromatosis).
Prosedur Penatalaksanaan :
- Transfusi darah rutin
- Splenektomi
- Transplantasi sel induk hemopoietik merupakan satu-satunya pilihan kuratif (hanya
direkomendasikan untuk anak yang memiliki donor saudara yang sesuai).
- Risiko kerusakan organ akibat kelebihan beban zat besi setelah transfusi rutin dapat
diminimalkan dengan pemberian jangka panjang obat kelasi, seperti desferioksamin, yang
berikatan dengan zat besi dan memungkinkan zat besi diekskresikan kedalam urine (Chris
Brooker, 2009).
Pemeriksaan Penunjang :
- riwayat keluarga dan klinis
- Hb, MCV, MCH, hitung eritrosit, apus darah;
- tes solubilitas untuk HbS;
- elektroforesis Hb: kadar HbS dan HbA
DAFTAR PUSTAKA
Thank You