Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN

PENYAKIT JANTUNG BAWAAN

Kelompok : 4

1. Alfin Ika Sholawati


2. Fenny Dellia L. M.
3. Ika Safira H.
4. Meyzeline Gerisita M.
Pengertian

• Penyakit jantung bawaan (PJB) atau congenital heart disease


adalah kelainan pada struktur dan fungsi jantung yang sudah
ada sejak lahir. Kondisi ini dapat mengganggu aliran darah
dari dan ke jantung, sehingga bisa berakibat fatal.
Klasifikasi Penyakit Jantung Bawaan
• a. Penyakit jantung bawaan dengan kelainan pada katup
Kondisi ini disebabkan oleh tidak berfungsinya katup akibat
kelemahan atau tertutupnya katup jantung sejak lahir.
Beberapa kelainan jantung bawaan jenis ini adalah:
- Tricuspid atresia, terjadi saat tidak terbentuknya katup antara
serambi kanan dan bilik kanan.
- Pulmonary atresia, terjadi saat terjadi gangguan pada katup
antara bilik kanan dan paru-paru, sehingga darah tidak bisa
mengalir ke paru-paru.
- Stenosis katup aorta, terjadi saat katup antara bilik kiri dan aorta
tidak terbentuk sempurna dan menyempit, sehingga jantung
sulit memompa darah
• b. Penyakit jantung bawaan dengan kelainan pada dinding
jantung
Kelainan pada dinding pembatas atrium dan ventrikel akan
menyebabkan gangguan pemompaan jantung dan
berkumpulnya darah pada bagian yang tidak seharusnya.
Contoh penyakit jantung bawaan jenis ini adalah:
- Defek septum pada ventrikel atau atrium, terjadi saat ada
lubang di dinding bilik atau atrium jantung.
- Tetralogy of Fallot, terjadi saat ada kombinasi empat penyakit
jantung bawaan saat lahir, seperti defek septum dan stenosis
(penyempitan) katup paru-paru.
• c. Penyakit jantung bawaan dengan kelainan pada pembuluh darah
Kelainan ini terjadi pada arteri dan vena dari dan ke jantung. Hal ini
menyebabkan terjadinya hambatan pada aliran darah dari dan menuju jantung.
Beberapa contoh penyakit jantung bawaan jenis ini antara lain:
- Patent ductus arteriosus (PDA), terjadi saat ada celah atau lubang di pembuluh
darah aorta yang membawa darah dari jantung ke seluruh tubuh.
- Transposisi arteri besar (TAB), terjadi saat posisi arteri pulmonal (pembuluh darah
dari jantung ke paru-paru) dan aorta terbalik.
- Truncus arteriosus, terjadi saat ada pemisahan tidak sempurna antara aorta dan
arteri paru-paru.
- Koarktasio aorta, terjadi saat aorta menyempit.

Selain tiga kategori di atas, penyakit jantung bawaan juga dapat dibagi menjadi dua
kategori, yaitu sianotik dan asianotik. Sianotik menyebabkan rendahnya kadar
oksigen dalam darah, yang ditandai dengan semburat biru di kulit serta kesulitan
bernapas. Sedangkan penderita asianotik umumnya tidak mengalami kondisi
tersebut.
Etiologi
• Penyakit jantung bawaan terjadi karena adanya gangguan pada proses
pembentukan dan perkembangan jantung sejak bayi di dalam
kandungan.
Jantung manusia terbagi menjadi 4 ruang, 2 atrium (serambi) dan 2
ventrikel (bilik), masing-masing di sisi kanan dan kiri. Atrium kanan
berfungsi menerima darah kotor dari seluruh tubuh. Darah yang masuk
ke atrium kanan akan dipompa ke ventrikel kanan, kemudian ke paru-
paru.
Setelah mengikat oksigen di paru-paru, darah kembali ke jantung lewat
atrium kiri. Selanjutnya, darah yang kaya oksigen tersebut masuk ke
ventrikel kiri, untuk kemudian dipompa ke seluruh tubuh melalui aorta.
Pada penderita penyakit jantung bawaan, siklus dan aliran darah ini
akan terganggu. Hal ini bisa disebabkan oleh gangguan pada katup,
ruang jantung, septum (dinding penyekat antar ruang jantung), atau
pembuluh darah dari dan ke jantung. Gangguan aliran darah ini akan
menimbulkan keluhan dan gejala pada penderitanya.
Faktor Risiko Penyakit Jantung Bawaan
• Penyebab terjadinya kelainan struktur jantung selama proses pembentukan
janin belum diketahui secara pasti. Namun, ada sejumlah kondisi ibu hamil
yang bisa meningkatkan risiko munculnya penyakit jantung bawaan pada bayi,
yaitu:
1. Memiliki riwayat keluarga yang menderita penyakit jantung bawaan atau
penyakit akibat kelainan genetik, seperti sindrom Down atau sindrom Edward.
2. Menderita diabetes tipe 1 atau 2 yang tidak terkontrol.
3. Mengonsumsi alkohol secara berlebihan dan merokok saat hamil.
4. Mengalami infeksi virus, seperti rubella pada trimester pertama kehamilan.
5. Mengonsumsi obat-obatan tertentu selama hamil, seperti obat anti kejang, obat
antijerawat golongan retinoid, dan obat golongan statin, tanpa petunjuk dokter.
6. Sering terpapar pelarut organik yang umumnya ditemukan dalam produk cat,
cat kuku, atau lem.
7. Menderita penyakit tertentu yang dapat diturunkan dari orang tua ke anaknya,
contohnya fenilketonuria.
Tanda dan Gejala
• Penyakit jantung bawaan bisa diketahui sejak bayi masih dalam kandungan
atau setelah dilahirkan. Salah satu gejala penyakit jantung bawaan pada
janin adalah bunyi detak jantung yang tidak beraturan (aritmia). Keadaan ini
bisa terdeteksi selama pemeriksaan rutin kehamilan dengan USG.
Meski sudah melakukan pemeriksaan rutin dengan USG, gejala penyakit
jantung bawaan bisa tidak tampak hingga bayi dilahirkan. Bayi baru lahir
dengan kelainan jantung umumnya mengalami sejumlah gejala berikut:
1. Tampak semburat kebiruan atau kehitaman pada bibir, kulit, atau jari-jari
(sianosis).
2. Tampak kelelahan dan kesulitan bernapas, terutama ketika disusui.
3. Memiliki berat badan rendah.
4. Pertumbuhan terhambat.
5. Terjadi pembengkakan pada tungkai, perut, atau area sekitar mata.
6. Mengalami infeksi paru-paru yang berulang.
7. Sering keringat dingin.
• Pada beberapa kasus, gejala penyakit jantung bawaan bisa saja
baru muncul beberapa tahun setelah bayi lahir, seperti saat
masa kanak-kanak atau remaja. Gejala kondisi ini dapat
berupa:
1. Detak jantung tidak beraturan (aritmia).
2. Pusing dan sering merasa kelelahan, terutama saat
berolahraga.
3. Kesulitan bernapas atau napas terengah-engah.
4. Terjadi pembengkakan (edema) di kaki, pergelangan kaki,
atau tangan.
5. Kulit tampak kebiruan (sianosis).
6. Mudah pingsan atau kehilangan kesadaran.
Pada beberapa kasus, penyakit jantung bawaan bisa tidak
menyebabkan nyeri dada atau gejala menyakitkan lainnya,
bahkan dapat terjadi tanpa gejala atau tanda-tanda tertentu.
KASUS
• Pasien datang dibawa oleh orang tuanya. Ibu
pasien mengatakan anaknya sudah sesak napas
sejak kurang lebih 3 hari. Kemudian muncul
kebiruan pada bibir dan ujung jari tangan dan
kaki. Didapatkan tensi 100/80mmHg , nadi
120x/menit , pernapasan 60x/menit, suhu
37,1°C. Pasien tampak gelisah dan mengalami
pola napas abnormal.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN PENYAKIT
JANTUNG BAWAAN
A. PENGKAJIAN No. Register :
Identitas Klien:
• Nama : An. B
• Umur : 10 Tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Suku/ Bangsa : Indonesia
• Agama : Islam
• Pendidikan : 4 SD
• Alamat :
• Tanggal MPR : 24 Agustus 2020
• Diagnosa Medis :
• Penanggung Jawab :
Identitas Penanggung Jawab:
• Nama : Ny. R
• Umur : 38 Tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Pendidikan : Sd
• Pekerjaan : Petani
• Agama : Islam
• Hub. Dengan klien : Ibu Kandung
• Alamat :
B. RIWAYAT KEPERAWATAN (NURSING HISTORY)
• Keluhan utama
• Ibu pasien mengatakan sesak nafas
• Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang dibawa oleh orang tuanya. Ibu pasien mengatakan anaknya sudah
sesak napas sejak kurang lebih 3 hari. Kemudian muncul kebiruan pada bibir dan
ujung jari tangan dan kaki. Didapatkan tensi 100/80mmHg , nadi 120x/menit ,
pernapasan 60x/menit, suhu 37,1°C. Pasien tampak gelisah dan mengalami pola
napas abnormal.

• Riwayat Penyakit Dahulu


Ibu pasien mengatakan bahwa sang anak belum pernah mengalami hal seperti ini,
dan selama ini belum pernah dirawat atau berobat di fasilitas kesehatan lainnya.
 
• Riwayat Penyakit Keluarga
• Ibu pasien mengatakan bahwa keluargannya mempunyai riwayat penyakit
jantung dari ayahnya
• Genogram :
I. PENGKAJIAN 11 POLA GORDON

POLA SAAT DI SAAT MRS


RUMAH /
SEBELUM MRS
1.Pola Pasien beraktifitas Pasien kurang
aktivitas seperti biasa bersemangat saat
dan latihan melakukan aktivitas
2.Pola Pasien istirahat Pasien sulit untuk
istirahat tidur seperti biasa istirahat tidur
tidur
 
II. PEMERIKSAAN FISIK (HEAD TO TOE)
• Keadaan umum : pasien tampak lemas dan pucat
• Tanda tanda vital
• Suhu : 37,1˚C
• Nadi : 96x/menit
• Pernapasan : 24x/menit
• Tekanan darah :100/80mmHg
•  
• Kepala : lonjong,kulit kepala bersih
• Rambut : hitam,tipis,lurus
• Mata : konjungtiva tampak pucat
• Leher : tidak ada pembesaran kelenjar gondok,tidak ada luka
• Dada : bentuk dada normal
• Inspeksi :
• Pemeriksaan rongga dada
• Sesak napas
• Pucat
• Kuku kebiruan
• Lemah
• Palpasi :
• Kuku, CTR (Capiller Time Refill) = normalnya kurang dari 2 detik
• Denyut nadi
• Perkusi :
• - Perkusi batas jantung untuk mengetahui ada tidaknya pembengkakan
• Auskultasi :
• - Bunyi jantung (mur-mur)------ S1S2 Reguler tunggal (normal)----- S1S2S3S4 murmur
III. PEMERIKSAAN PENUNJANG
• EKG :
– Puncak P ada 2
– Interval P-R lebih panjang
• Rontgen :
– Pembesaran atrium kanan
• Ekokardiography :
– Pembesaran atrium kanan
– Malfomasi tricuspid
– Penyumbatan aliran keluar ventrikel kanan
ANALISA DATA
DATA PENUNJANG ETIOLOGI PROBLEM
     
DS : ibu pasien mengatakan Ketidakseimbangan Gangguan pertukaran
anaknya sesak ventilasi-perfusi gas
 
DO :
- TD : 100/80 mmHg
- RR : 60x/menit
- N : 120x/menit
- S : 37,1˚C
- Takikardia
- Sianosis
- Pola napas abnormal
- Warna kulit abnormal
- Gelisah
DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan vertilasi-
perfusi d.d
• DS : ibu pasien mengatakan anaknya sesak
• DO :
• TD : 100/80 mmHg
• RR : 60x/menit
• N : 120x/menit
• S : 37,1˚C
• Takikardia
• Sianosis
• Pola napas abnormal
• Warna kulit abnormal
• Gelisah
INTERVENSI KEPERAWATAN
• Nama pasien : An. B
• Tanggal : 28 Agustus 2020
DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI
     Pemantauan Respirasi
Gangguan pertukaran gas b.d TUJUAN : (1.01014)
ketidakseimbangan vertilasi- Setelah dilakukan tindakan  
perfusi d.d keperwatan dalam waktu Observasi :
DS : ibu pasien mengatakan 1x24jam masalah gangguan 1. Monitoring frekuensi, irama,
anaknya sesak pertukaran gas teratasi kedalaman dan upaya napas
DO : KRITERIA HASIL: 2. Monitor pola napas
- TD : 100/80 mmHg 1. Pola nafas normal 3. Monitor adanya sumbatan
- RR : 60x/menit 2. Warna kulit normal jalan napas
4. Auskultasi bunyi napas
- N : 120x /menit 3. Gelisah teratasi 5. Monitor saturasi oksigen
- S : 37,1˚C  
- Takikardia Terapeutik :
- Sianosis 6. Dokumentasikan hasil
- Pola napas abnormal pemantauan
- Warna kulit abnormal  
- Gelisah Edukasi :
  7. Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
8. Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
• Nama pasien : An. B
• Tanggal : 28 Agustus 2020
DIAGNOSA PUKUL IMPLEMENTASI KEPERAWATAN TTD DAN
KEPERAWATAN NAMA
TERANG
PERAWAT
Gangguan pertukaran gas 10.00 1. Memonitoring frekuensi,
irama, Alfin
b.d ketidakseimbangan kedalaman dan upaya napas
ventilasi- perfusi ditandai 10.30 1. Memonitor pola napas Feny
dengan : 11.00 1. Memonitor adanya sumbatan jalan Ika
napas
DS : 11.15 1. Auskultasikan bunyi napas Meizelyne
Ibu pasien mengatakan 11.30 1. Memonitor saturasi oksigen Alfin
anaknya sesak 12.00 1. Mendokumentasikan hasil pemantauan Feny
12.30 1. Menjelaskan tujuan dan prosedur Ika
DO : pemantauan
13.00 1. Menginformasikan hasil pemantauan Meizelyne
- TD : 100/80 mmHg
- RR : 60x/menit
- N : 120x/menit
- S : 37,1˚C
- Takikardia
- Sianosis
- Pola napas abnormal
- Warna kulit abnormal
- Gelisah
CATATAN PERKEMBANGAN
• Nama pasien : An. B
• Tanggal : 28 Agustus 2020
DIAGNOSA KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN
Gangguan pertukaran gas b.d S : Ibu pasien mengatakan anaknya sesak
ketidakseimbangan ventilasi- O:
perfusi dibuktikan dengan :
 Tensi 100/80 mmHg
DO :  Frekuensi prnapasan 40x/menit
 Frekuensi nadi 96x/menit
Ibu pasien mengatakan anaknya  Suhu 37,1˚C
sesak  Takikardia
 Sianosi
DS :  Pola napas abnormal
 Warna kullit abnormal
- TD : 100/80 mmHg  Gelisah
A : Masalah gangguan pertukaran gas belum teratasi
- RR : 60x/menit
P:
- N : 120x/menit Observasi :
- S : 37,1˚C 1. Monitoring frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas
2. Monitor pola napas
- Takikardia 3. Monitor adanya sumbatan jalan napas
4. Auskultasi jalan napas
- Sianosi 5. Monitor saturasi oksigen
Terapeutik :
- Pola napas abnormal 6. Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi :
- Warna kullit abnormal
7. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- Gelisah 8. Informasikan hasil pemantauan
 
 

Anda mungkin juga menyukai