Anda di halaman 1dari 33

Seminar Kasus Asuhan

Keperawatan dengan
Ikterus Obstruktif
Keperawatan Medikal Bedah 1
Disusun Oleh :

YOGA PRATAMA ARSAN (211014401009)


WIZA ZAHARA JEFNITA (211014401021)
WIETRTIES SABABALAT (211014401010)
FALAH SHIFA (211014401013)
DEVI SAMIARTI (211014401022)
Konsep Penyakit
Defenisi

Ikterus obstruktif merupakan ikterus yang disebabkan oleh obstruksi


bilier (obstruksi empedu), yaitu tersumbatnya saluran empedu yang
membawa cairan empedu dari hati dan kandung empedu menuju
usus halus, berbagai penyebab seperti koledocholithiasis, striktur
saluran empedu, kolangiokarsinoma, karsinoma pankreas,
pankreatitis, parasit dan kolangitis sklerosis primer (Fekaj et al.,
2017).
Etiologi
Penyebab ikterus obstruktif secara garis besar terbagi menjadi 2 bagian, yaitu
ikterus obstruksi intrahepatik dan ikterus obstruktif ekstrahepatik.

Ikterus obstruktif Ikterus obstruktif


intrahepatik intrahepatik

Penyebab tersering ikterus obstruktif intrahepatik a. Kolelitiasis


adalah hepatitis, penyakit hati karena alkohol, serta b. Tumor ganas saluran empedu
sirosis hepatis. Peradangan intrahepatik mengganggu c. Atresia bilier
ekskresi bilirubin terkonjugasi dan menyebabkan d. Tumor kaput pankreas
ikterus.
Patofisiologi

Terjadi obstruksi dari pasase


Bilirubin tidak dapat diekskresikan
bilirubin direk
ke dalam usus halus

Akibatnya kadar bilirubin direk


meningkat dalam aliran darah dan Terjadi aliran balik ke dalam
penderita menjadi ikterik pembuluh darah

Karena kadar bilirubin direk dalam darah Karena bilirubin yang diekskresikan ke
meningkat, maka sekresi bilirubin dari ginjal feses berkurang, maka pewarnaan feses
akan meningkat sehingga urine akan menjadi menjadi berkurang dan feses akan menjadi
gelap dengan bilirubin urin positif berwarna pucat seperti dempul
Manifestasi Klinis

1. Warna kuning pada sklera mata, sublingual,


dan jaringan lainnya

2. Warna urin gelap seperti teh

3. Warna feses seperti dempul


Pemeriksaan Penunjang
Perlu diperhatikan jumlah leukosit, bila jumlahnya
Darah meningkat, maka berarti terdapat infeksi. Perhatikan juga
apakah terdapat peningkatan prothrombin time (PT)

Penting untuk mengetahui apakah warna urin merah


Urin kecoklatan seperti teh secara makroskopis, serta terdapat
kandungan bilirubin dalam urin atau tidak.

Feses Untuk mengetahui apakah feses berwarna dempul atau


tidak
Pemeriksaan Penunjang
Merupakan tes untuk mengetahui gambaran kemampuan
Tes Faal hati untuk mensintesa protein (albumin, globulin, faktor
Hati koagulasi), dan memetabolisme zat yang terdapat dalam
darah
Pemeriksaan USG sangat berperan dalam mendiagnosa
USG penyakit yang menyebabkan ikertus obstruktif, dan merupakan
langkah awal sebelum melangkah ke pemeriksaan yang lebih
lanjut apabila diperlukan.

PTC Untuk melihat duktus biliaris serta untuk menentukan letak


penyebab sumbatan

ERCP Tindakan langsung dan invasif untuk mempelajari traktus


biliaris dan system duktus pankreatikus
Penatalaksanaan
Tatalaksana ikterus sangat tergantung pada penyakit dasar
penyebabnya

Kolelitiasis Tumor ganas saluran Atresia bilier


Pada pasien dengan kolelitiasis
empedu
dapat dilakukan tindakan
Tatalaksana terbaik adalah Jenis pembedahan atresia bilier
operatif kolesistektomi, yaitu
dengan pembedahan. ekstrahepatik adalah
dengan mengangkat batu dan
Pembedahan dilakukan dengan portoenterostomi teknik Kasai
kandung empedu.
cara Whipple, yaitu dan bedah transplantasi hepar.
Kolesistektomi dapat berupa
pankreatiko-duodenektomi.
kolesistektomi elektif
konvensional (laparatomi) atau
dengan menggunakan
laparaskopi.
Asuhan
Keperawatan
Identitas

Pasien Penanggung Jawab


Initial : Ny. D
Umur : 38 tahun Nama : Tn. A
Jenis kelamin : Perempuan Pekerjaan : Buruh harian lepas
Agama : Islam Hubungan dengan pasien : Suami
Status perkawinan : Menikah
Pekerjaan: IRT
Tanggal masuk : 7 Januari 2023
Alamat : Jl. Bahder Johan Kel. Puhun Tembok Puhun
Tembok Kec. Mandiangin K. Selayan, Kota
Bukittinggi, Sumatera Barat
Diagnosa medis : Post LCBDE ec. Ikterus Obstruktif
Riwayat Kesehatan

Keluhan Utama Nyeri ulu hati sejak 12 hari yang lalu, nyeri
meningkat sejak 1 hari SMRS

Pasien mengeluhkan nyeri di epigastrium sejak 12 hari yang lalu, nyeri


dirasakan hilang timbul, nyeri terasa seperti sensasi terbakar. Pasien mengeluh
Riwayat Penyakit terasa penuh setelah makan, cepat kenyang, terasa kembung, mual (+), distensi
abdomen (+). Pasien mengatakan adanya penurunan nafsu makan sejak 12 hari
Sekarang yang lalu. Pasien mengeluh letih, lesu, pusing (-), demam (-), sesak nafas (-).
BAK normal, tidak berdarah, urin berwarna teh BAB Normal, ada riwayat
penyakit hiperkolosterolmia. Pada saat pengkajian, pasien post op hari 1,
keaadaan umum lemah, pasien mengeluh nyeri pada bekas operasi, nyeri terasa
Saturn
seperti tertusuk-tusuk, skala is a 3gas
nyeri dangiant and
nyeri has timbul, pasien mengeluh
hilang
severaldibantu
lemas dan semua aktivitas rings keluarga dan perawat.
Riwayat Kesehatan

Pasien mengatakan memiliki riwayat nyeri pada abdomen


Riwayat Kesehatan sejak 1 th yang lalu dan biasanya pasien minum obat
Dahulu paracetamol jika nyeri kambuh.

Riwayat Kesehatan Tidak ada keluarga yang mengalami penyakit yang sama
atau penyakit kronis lainnya
Keluarga
Pola Kesehatan Fugsional
Persepsi dan Pasien biasanya minum obat jika terkena penyakit yang ringan, dan
pergi ke pelayanan kesehatan seperti puskesmas atau rumah sakit
pemeliharaan jika penyakit pasien sudah mengganggu aktivitas sehari-hari
kesehatan

Nutrisi dan Nafsu makan pasien menurun. Pasien makan 3 kali sehari dan porsi
metabolik makan tidak habis. Mulut pasien bersih.

Eliminasi BAK 6-7x/hari. Bau khas. Jumlah urin : 800cc/hari. Urin pasien
seperti teh. BAB 1x/hari, konsistensi lunak

Pasien sehari-hari tidak bekerja dan hanya di rumah saja, tidak ada
Aktivitas dan masalah dengan aktivitas pasien sebelum sakit. Saat sakit pasien sulit
latihan beraktivitas karena merasa nyeri, Pasien sering merasa lelah.
Pola Kesehatan Fugsional

Istirahat dan Pasien tidur di malam hari selama 6-8 jam. Tidak ada masalah
dengan pola tidur pasien
tidur

Hubungan dengan Keluarga pasien mengatakan pasien mampu berinteraksi dan mengenal
lingkungan dengan baik, pasien ramah dengan keluarga dan lingkungan
orang lain sekitarnya

Reproduksi dan Pasien sudah menikah dan memiliki 3 orang anak. Tidak ada
Seksual masalah dengan organ reproduksi pasien

Pasien menyadari perannya sebagai istri dan ibu dari 3 anak. Pasien
Persepsi diri dan menyadari dirinya sakit dan mengganggu aktivitas sehari-hari sehingga
memerlukan pertolongan. Pasien mengatakan dirinya ingin segera sembuh
konsep diri dan dapat beraktivitas seperti biasa
Pola Kesehatan Fugsional

Mekanisme Keluarga pasien mengatakan bila ada masalah, pasien selalu


membicarakan dengan istri dan anak-anaknya. Pasien tampak cemas
koping karena penyakit yang dideritanya.

Pasien beragama islam dan mengatakan selalu sholat 5 waktu dan


Nilai Keyakinan berdoa atas kesembuhan penyakitnya.
Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum: Sedang Kepala :


Tingkat kesadaran : Normocepal, Rambut hitam,
Composmentis tidak mudah dicabut, Wajah
Tanda tanda vital: Simetris, Deformitas Tidak
Suhu tubuh: 36,6 C ada, Oedem Tidak ada
Tekanan darah : 119/63 mmHg
Respirasi : 20x/menit Mata :
Nadi : 60x/menit Nyeri (-), Penglihatan normal
Pengukuran antropometri: Udem palpebra (-),
TB : 150 cm BB : 71 kg IMT : Konjungtiva tidak anemis,
31,5 (Obesitas) Sklera ikterik, pupil isokor,
diameter 2mm/2mm
Reflek cahaya : +/+
Pemeriksaan Fisik

Hidung : Telinga :
Deformitas : Tidak ada Nyeri tekan : tidak ada
Penyumbatan : Tidak ada Cairan : Tidak ada
Epistaksis : Tidak ada Bunyi mendenging : Tidak ada
Sekret : Tidak ada Pendengaran : Normal , tidak
Penciuman : Normal, tidak ada ada gangguan
gangguan
Nyeri : Tidak ada Leher : Tidak ada
pembesaran kelenjar getah
Mulut : bening, tidak ada pembesaran
Tidak sianosis, gigi lengkap, tiroid, JVP 5-2cm, kaku kuduk
tidak ada gangguan tidak ada, tumor tidak ada,
trakea berada di tengah
Pemeriksaan Fisik

Paru-paru Jantung
I : Simetris, kedalaman nafas I : Iktus kordis tidak terlihat
normal, keceepatan pernafasan P : Iktus kordis teraba 1 jari
normal, jenis pernafasan medial midclavikularis sinistra
thorako abdominal, tanda-tanda (RIC V)
distres pernafasan (-), tidak ada P : Batas jantung kiri 1 jari
lesi, tidak ada edema, medial dilinea midclavikularis
pembengkakan (-) sinistra, batas jantung kanan
P : Fremitus sama kanan kiri linea parastenaris dextra, atas
P : Sonor di kedua lapang paru RIC 2
A : Suara nafas vesikuler, A : Irama jantung reguler,
Rhonki (-), Wheezing (-) Gallop tidak ada, Murmur
tidak ada, M1 > M2, A2 > P2
Pemeriksaan Fisik

Abdomen Genital : Tidak dilakukan


I : Simeteris, siktarik tidak ada, pemeriksaan
pelebaran vena tidak ada,
pembesaran tidak ada Kulit : sawo matang,
P : Ada nyeri tekan di regio efloresensi (-), pigmentasi (-),
hipokondestum kanan dan sikatrik (-), CRT <2dtk, striat
epigastrium, nyeri lepas tidak alba ada di abdomen
ada, hepatomegali tidak ada,
splenomegali tidak ada, Esktermitas : Akral hangat,
ballotement negatif. pitting edema tidak ada,
P : Timpani kekuatas otot 555/555, reflek
A : Bising usus normal, fisiologis (+), patologis (-),
24x/menit
Data Penunjang
Pemeriksaan Hasil Satuan

Hb 11.6 g/dl
Eritrosit 3.97 106/uL
Hematokrit 35.4 %
MCV 89.2 fL
MCH 29.2 Pg
MCHC 32.8 Mg/dl
RDW - SD 45.9 fL
RDW - CV 13.9 %
Leukosit 14.66 103/uL

Trombosit 343 103/uL


Data Tambahan

Terapi
Skort Resiko Jatuh
10 (Resiko Rendah) IUVD RL 500ml/8jam
Ceftriaxone 2x1gr
Omeprazole 2x4 g
Diit Ketorolac 3x3 mg
UDCA 3x1
Diit MC
6x50 cc
Analisa Data

Data Subjektif : Data Objektif :


Pasien mengatakan Pasien tampak
Masalah :
nyeri pada bekas op meringis Nyeri Akut
P : Prosedur incasif Pasien tampak lemah
Q : Terasa seperti TD : 110/70 mmHg
tertusuk-tusuk S : 36.8 C
R : Abdomen RR : 20x/menit
S:3 N : 90x/menit
T : Hilang timbul
Analisa Data

Data Subjektif : Data Objektif :


Pasien mengeluh • Aktivitas dibantu Masalah :
lemah dan tidak keluarga dan Intoleransi Aktivitas
dapat melakukan perawat
aktivitas • Pasien tampak
lemah
• Pasien tirah baring
• TD : 110/70 mmHg
• S : 36.8 C
• RR : 20x/menit
• N : 90x/menit
Analisa Data

Data Subjektif : Data Objektif :


Pasien mengeluh • Terdapat luka bekas
Masalah :
nyeri bekas op operasi pada abdomen Resiko Infeksi
• Pasien tampak lemah
• Pasien tampak
menghindari luka
• Panjang luka 10cm
• Leukosit : 7.5 103uL
• TD : 110/70 mmHg
• S : 36.8 C
• RR : 20x/menit
• N : 90x/menit
Perencanaan
Nyeri Akut b.d agen pencidera fisik d.d kondisi pembedahan

Luaran Intervensi
Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri Terapeutik
Setelah dilakukan tindakan Observasi • Berikan teknik nonfarmakologis
keperawatan diharapkan nyeri • Identifikasi lokasi, untuk mengurangi rasa nyeri
berkurang dengan kriteria hasil: karakteristik, durasi, • Kontrol lingkungan yang
 Keluhan nyeri menurun frekuensi, kualitas, memperberat rasa nyeri
 Meringis, sikap protektif dan intensitas nyeri • Fasilitasi istirahat dan tidur
gelisah menurun • Identifikasi skala nyeri Edukasi
 Diaforesis menurun • Identifikasi respon nyeri • Jelaskan penyebab, periode, dan
 Frekuensi nadi, pola nafas nonverbal pemicu nyeri
dan tekanan darah membaik Kolaborasi • Jelaskan strategi meredakan
Kolaborasi pemberian nyeri
analgetik
Perencanaan
Intoleransi Aktivitas b.d tirah baring

Intervensi
Luaran
Manajemen Energi Terapeutik
Toleransi Aktivitas • Sediakan lingkungan nyaman
Observasi
Setelah dilakukan asuhan dan rendah stimulus
• Monitor kelelahan fisik
keperawatan diharapkan toleransi • Lakukan latihan rentang gerak
dan emosional
aktivitas meningkat dengan pasif/ aktif
• Monitor pola tidur
kriteria hasil : • Berikan aktivitas distraksi yang
• Monitor lokasi dan
• Frekuensi nadi meningkat menenangkan
ketidaknyamanan
• Kemudahan melakukan Edukasi
melakukan aktivitas
aktivitas sehari-hari • Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
meningkat • Anjurkan melakukan aktivitas
Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan secara bertahap
asupan makanan
Perencanaan
Resiko Infeksi b.d efek prosedur invasif

Intervensi
Luaran
Pencegahan Infeksi Terapeutik
Tingkat Infeksi • Batasi jumlah pengunjung
Observasi
Setelah diakukan tindakan • Berikan perawatan kulit pada
• Monitor gejala infeksi
keperawatan diharapkan Tingkat daerah edema
lokal dan sistemik
infeksi menurun. • Cuci tangan sebelum dan
Kriteria Hasil : sesudah kontak dengan pasien
Edukasi
• Kebersihan tangan dan lingkungan pasien
• Jelaskan tanda dan gejala
meningkat • Pertahankan teknik aseptik pada
infeksi
• Kebersihan badan meningkat pasien beresiko tinggi
• Ajarkan cara memeriksa
• Nyeri menurun
luka
• Anjurkan meningkatkan
asupan cairan
Implementasi dan Evaluasi
Tgl : 24/1/2023 S:
Pasien mengatakan nyeri bekas operasi
• Monitor TTV Pasien mengatakan masih lemah
• P : Bekas operasi
Monitor keadaan umum pasien
Q : Nyeri terasa seperti tertusuk-tusuk
• Mengkaji keluhan pasien R : Perut
• Memberikan terapi obat S:3
• Mengajarkan teknik nafas dalam T : Hilang timbul
 
untuk mengurangi nyeri O:
• Memonitor keadaan umum pasien Keadaam umum sedang
• Menyediakan lingkungan yang Pasien tampak lemah
nyaman dan rendah stimulus Pasien tampak meringis
TD : 110/70 mmHg
• Membantu aktivitas sehari-hari N : 90x.menit
pasien S : 36,7 C
• Mempertahankan teknik aseptik RR :17x/menit
• Aktivitas masih dibantu perawat dan keluarga
Membatasi pengunjung
 
• Mencuci tangan sebelum dan A : Masalah belum teratasi
setelah kontak dengan pasien  
P : Intervensi dilanjutkan
Implementasi dan Evaluasi
S:
Tgl : 25/1/2023 Pasien mengatakan masih nyeri pada bekas operasi
Pasien mengatakan masih leamas
• Mengkaji keluhan pasien P : Bekas operasi
• Mengkaji keluhan nyeri pasien Q : Nyeri terasa seperti tertusuk-tusuk
• Mengajarkan teknik nafas dalam untuk R : Perut
mengurangi nyeri S:3
T : Hilang timbul
• Memonitor keadaan umum pasien  
• Memberikan terapi sesuai order dokter O:
• Menyediakan lingkungan yang nyaman dan Keadaam umum sedang
Pasien masih lemah
rendah stimulus
Pasien tampak meringis sesekali
• Memberikan aktivitas distraksi yang TD : 115/70 mmHg
menyenangkan N : 94x.menit
• Mempertahankan teknik aseptik S : 36,4 C
RR : 18x/menit
• Membatasi pengunjung Aktivitas masih dibantu perawat dan keluarga
• Mencuci tangan sebelum dan setelah kontak Pasien mengeerti dengan teknik nafas dalam yang diajarkan
dengan pasien Keluarga mengerti dengan penjelasan cara memeriksa luka
• Mengajarkan pasien dan keluarga cara  
A : Masalah belum teratasi
memeriksa luka P : Intervensi dilanjutkan
Implementasi dan Evaluasi
Tgl : 26/1/2023 S:
Pasien mengatakan masih nyeri pada bekas operasi
• Mengidentifikasi nyeri pasien Pasien mengatakan mulai membaik
• Menganjurkan teknik nafas dalam saat nyeri P : Bekas operasi
Q : Nyeri terasa seperti tertusuk-tusuk
timbul R : Perut
• Memberikan terapi sesuai order dokter S:2
• Memonitor keadaan umum pasien T : Hilang timbul
• Menyediakan lingkungan yang nyaman dan  
O:
rendah stimulus Keadaam umum membaik
• Memfasilitasi duduk di sisi tempat tidur TD : 115/70 mmHg
• Membantu aktivitas sehari-hari pasien N : 94x.menit
• S : 36,4 C
Memonitor tanda dan gejala infeksi
RR : 18x/menit
• Mempertahankan teknik aseptik Aktivitas masih dibantu perawat dan keluarga
• Membatasi pengunjung Keluarga mengerti dengan penjelasan tanda dan gejala infeksi
• Mencuci tangan sebelum dan setelah kontak  
A : Masalah teratasi sebagian
dengan pasien  
• Menjelaskan tanda dan gejala infeksi P : Intervensi dilanjutkan
Terima Kasih 

Anda mungkin juga menyukai