Anda di halaman 1dari 3

Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi pada hiperemesis gravidarum antara lain adalah dehidrasi, gangguan elektrolit, dan
malnutrisi.
Sementara pada hiperemesis gravidarum yang menetap/berulang komplikasi yang dapat terjadi di antaranya:
• Gagal ginjal akut
• Ruptur diafragma
• Ruptur esofagus
• Sindrom Boerhaave
• Hipoprotrombinemia yang disebabkan defisiensi vitamin K
• Anemia yang disebabkan defisiensi folat dan besi
• Perdarahan robekan Mallory-Weiss, pneumotoraks, pneumomediastinum, pneumoperikardium
• Ensefalopati Wernicke yang disebabkan defisiensi thiamin
• Depresi
Komplikasi di atas merupakan komplikasi hiperemesis gravidarum yang dapat terjadi pada ibu, sedangkan
komplikasi yang dapat terjadi pada janin adalah berat badan lahir yang rendah.
Prognosis
• Mual dan muntah pada kehamilan merupakan kondisi yang self-limited dan akan hilang dengan
sendirinya pada akhir trimester pertama walaupun ada juga yang berlanjut sampai pertengahan
trimester kedua. Mual dan muntah pada kehamilan dengan derajat yang ringan sampai sedang tidak
menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang berarti, tetapi sering kali quality of life (QOL) dari
perempuan yang mengalaminya akan terganggu. Perempuan hamil yang mengalami mual dan
muntah mayoritas mengaku merasa terganggu dalam melakukan aktivitas sehari-hari seperti bekerja
dan istirahat.
• Mortalitas pada hiperemesis gravidarum juga sudah sangat jarang ditemukan dengan tata laksana
rehidrasi intravena yang segera dilakukan. Namun, morbiditas pada hiperemesis gravidarum masih
lebih sering terjadi. Morbiditas tersebut berupa komplikasi maternal dari hiperemesis gravidarum
yang telah dijelaskan sebelumnya. Kondisi hiperemesis gravidarum tidak akan sampai abortus dan
jarang sekali kondisi ini harus diakhiri dengan terminasi kehamilan
Edukasi
• Edukasi pasien untuk menghindari pemicu mual dan muntah seperti bebauan yang tajam, panas,
kondisi lembab, ruangan pengap, keribuatan, lampu yang berkelap-kelip, cahaya silau, atau
menyupir. Selain itu, pasien juga perlu diedukasi untuk memodifikasi diet.
• Modifikasi diet yang perlu dianjurkan pada pasien adalah untuk makan dalam jumlah sedikit
dengan frekuensi sering (small frequent meals). Pasien perlu menghindari makanan yang pedas dan
berlemak serta makanan yang berbau tajam dan dapat merangsang mual. Hindari makanan kering
dan tawar. Makanan lain yang dianjurkan berupa makanan atau minuman yang mengandung jahe
dan peppermint, kaldu, serta biskuit.
• Hindari merokok, konsumsi alcohol dan minuman mengandung kafein.

Anda mungkin juga menyukai